Orang Kristen KTP

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


Orang kristen KTP

Intro: dalam hal duniawi / jasmani, kalau kita tidak bisa membedakan barang yang asli dan palsu, kita bisa rugi. Misalnya menerima uang palsu. Demikian juga dalam dunia rohani. Misalnya gereja yang mengambil seorang nabi palsu sebagai pendeta, atau menggunakan orang Kristen KTP sebagai majelis / guru sekolah minggu, atau orang kristen yang menikahi orang kristen KTP. Tetapi paling celaka adalah ‘orang Kristen’ yang tidak menyadari kepalsuan kekristenannya, atau dengan kata lain, orang Kristen KTP yang mengira dirinya adalah orang Kristen sejati. Karena itu dalam pelajaran ini saya mengajak saudara untuk membahas tentang persoalan ini.

I) Dasar Kitab Suci tentang adanya orang Kristen KTP.

Dalam Perjanjian Lama kita sudah melihat adanya ‘orang kristen’ KTP, seperti Korah, Datan dan Abiram (Bil 16), Akhan (Yos 7), raja Saul (1Sam 9-dst). Dalam Perjanjian Baru kita juga melihat orang kristen KTP seperti Yudas Iskariot, Ananias dan Safira (Kis 5), Simon tukang sihir (Kis 8:9-24), Diotrefes (3Yoh 9-10), dsb.

Dasar Kitab Suci yang lain tentang adanya orang kristen KTP:

·        Mat 13:24-30,36-43 - perumpamaan lalang di antara gandum.

·        Yoh 15:1-7 - ranting yang berbuah dan yang tidak berbuah.

·        Yoh 6:70-71 - banyak ‘murid’ yang berhenti ikut Yesus pada waktu dengar ajaran keras!

·        Mat 7:15-23 - nabi-nabi palsu yang pada akhir jaman ditolak oleh Yesus.

·        1Yoh 2:18-19 - banyak antikristus yang muncul dari kalangan kristen.

·        2Pet 2:1-3 - guru-guru palsu.

·        Ibr 6:4-6 - orang yang murtad.

·        Yudas 4,12 - orang-orang yang menyusup ke dalam gereja.

·        Yak 2:17-20 - orang yang mengaku beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan baik sebagai bukti pertobatan.

II) Perbedaan orang Kristen asli dengan orang Kristen KTP.

1)   Orang Kristen sejati harus mempunyai keyakinan keselamatan.

Dalam metode penginjilan E. E. (Evangelism Explosion / Ledakan Penginjilan) ada 2 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui apakah yang akan diinjili ini adalah orang yang sungguh-sungguh kristen atau tidak. Pertanyaan pertama adalah: kalau kamu mati malam ini, yakinkah kamu bahwa kamu akan masuk surga? Kalau jawabannya ‘tidak’, itu menunjukkan orang itu bukan kristen atau bukan kristen yang sejati.

Memang, kalau saudara tidak yakin akan selamat / masuk surga, saya yakin saudara memang belum selamat dan tidak akan masuk surga (kecuali saudara bertobat dengan sungguh-sungguh). Dengan kata lain, saudara adalah orang kristen KTP.

a)     Kekristenan memang mempunyai keyakinan keselamatan.

Apa dasar dari pandangan ini?

1.   Kristen adalah agama yang hanya mengandalkan iman kepada Yesus Kristus untuk keselamatan.

Dalam agama lain (termasuk Katolik) perbuatan baik menentukan keselamatan, atau setidaknya mempunyai andil dalam keselamatan. Ini menyebabkan dari sudut agama itu sendiri tidak mungkin ada keyakinan keselamatan, karena siapa yang bisa tahu banyaknya dosa atau perbuatan baik yang ia lakukan selama hidupnya? Tetapi dalam kekristenan, keselamatan didapatkan hanya karena iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan karena itu orang kristen bisa, dan bahkan harus, mempunyai keyakinan keselamatan.

2.   Adanya ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa orang kristen harus yakin akan keselamatannya, seperti:

·        1Yoh 5:13 - “Semuanya ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”.

·        Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.

Arti Ro 8:16 ini adalah bahwa Roh Kudus meyakinkan kita yang percaya bahwa kita adalah anak Allah, dan kalau kita yakin bahwa kita adalah anak Allah, maka kita pasti akan yakin akan keselamatan kita.

3.   Orang kristen sejati harus percaya bahwa Kristus mati disalib untuk menebus semua dosanya, baik dosa asal, dosa yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan datang, tanpa kecuali. Hal ini ditujukan oleh kata-kata ‘segala’ atau ‘semua’ dalam ayat-ayat di bawah ini:

·        Kol 2:13 - “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”.

·        1Yoh 1:7,9 - “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. ... Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.

·        Tit 2:14 - “yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik”.

·        Yeh 36:25 - “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu”.

Ada orang yang tidak bisa percaya bahwa Kristus sudah mati untuk menebus dosa-dosa kita yang akan datang, dengan alasan bahwa dosa-dosa itu belum terjadi. Orang seperti ini harus ingat bahwa Kristus mati disalib sekitar 2000 tahun yang lalu, dan pada waktu itu dosa-dosa kita yang lampaupun belum terjadi. Kalau Ia bisa mati untuk dosa-dosa itu, mengapa Ia tidak bisa mati untuk dosa-dosa kita yang akan datang?

Sekarang, bisakah orang yang percaya bahwa Yesus mati menebus semua dosanya masih ragu-ragu akan masuk surga? Dosa yang mana yang menyebabkan ia berpikir bahwa ia masih bisa masuk neraka? Bukankah ia percaya semua dosanya sudah ditebus? ‘Percaya bahwa Yesus mati untuk semua dosanya’ dan ‘takut kalau-kalau ia akan masuk ke neraka / tidak yakin ia akan masuk surga’ adalah 2 hal yang kontradiksi / bertentangan, yang tidak mungkin bisa ada dalam diri seseorang secara bersamaan. Jadi, kalau seseorang betul-betul percaya bahwa Yesus telah mati untuk semua dosanya (yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan datang, tanpa kecuali), maka ia pasti yakin akan masuk surga.

Dalam hidupnya ia memang masih berdosa dan akan berbuat dosa lagi terus sampai ia mati. Tetapi kalau ia percaya bahwa Kristus telah mati untuk semua dosanya, termasuk semua dosa-dosa yang akan datang, maka tidak ada alasan bagi dia untuk meragukan keselamatannya. Sebaliknya, kalau ia masih tidak yakin akan masuk surga atau masih takut kalau-kalau akan masuk neraka, maka itu menunjukkan bahwa ia tidak percaya bahwa Yesus telah mati untuk semua dosanya, dan ini menunjukkan bahwa ia hanyalah orang kristen KTP.

Illustrasi: saudara mempunyai hutang kepada si A. Si B merasa kasihan kepada saudara dan ia lalu membayar semua / seluruh hutang itu, dan ia lalu memberitakan hal itu kepada saudara. Kalau saudara betul-betul percaya kata-kata si B bahwa ia telah membayar seluruh hutang saudara kepada si A, mungkinkah saudara masih takut untuk bertemu si A, dengan alasan takut ditagih hutang? Kalau saudara masih takut, itu menunjukkan saudara tidak percaya bahwa si B telah membayar seluruh hutang saudara.

Memang kebanyakan orang kristen yang tidak yakin selamat itu, menganggap bahwa dirinya belum tentu selamat karena dirinya masih banyak dosa. Kalau saudara adalah orang seperti ini, maka pikirkan / renungkan hal-hal ini:

¨       Saudara percaya bahwa Yesus mati untuk semua dosa saudara yang banyak itu atau tidak?

¨       Saudara mengandalkan keselamatan karena perbuatan baik saudara atau mengandalkan jasa penebusan Kristus yang saudara terima dengan iman? Bdk. Kis 13:38-39  Ro 3:24,27-28  Gal 2:16,21  Ef 2:8-9.

¨       Semua orang kristen yang lain juga banyak dosa, bahkan mungkin lebih banyak dari saudara. Mengapa mereka bisa yakin selamat sedangkan saudara tidak? Jelas ada yang tidak beres dengan iman saudara!

¨       ‘Masih banyak dosa’ bukan alasan yang sah untuk meragukan keselamatan. Alasan yang sah untuk meragukan keselamatan adalah kalau dalam hidup saudara sama sekali tidak ada pengudusan / perubahan hidup ke arah positif (lihat point 4 di bawah).

b)   Keyakinan keselamatan ini bukanlah keyakinan yang dipaksakan, dimana orang itu berusaha meyakin-yakinkan dirinya sendiri bahwa ia pasti akan masuk surga. Keyakinan yang benar datang / diberikan oleh Roh Kudus. Ini terlihat dari Ro 8:16 yang sudah saya bahas di atas, yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu meyakinkan kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Karena keyakinan ini diberikan oleh Roh Kudus, maka keyakinan ini akan ada tanpa dipaksakan. Pada waktu ditanya: ‘Apakah kalau kamu mati kamu yakin akan masuk surga?’, maka dengan hati yang sungguh-sungguh yakin, ia bisa berkata ‘Ya!’.

Ada orang kristen yang kalau ditanya: ‘Kalau kamu mati, apakah kamu yakin kamu akan masuk surga?’, lalu menjawab: ‘Menurut Kitab Suci begitu’. Saya sangat curiga dengan jawaban seperti ini. Memang keyakinan dalam diri kita didasarkan pada Kitab Suci. Tetapi jawaban orang itu bisa / mungkin menunjukkan bahwa sebetulnya ia sendiri tidak yakin, tetapi ia berusaha yakin karena Kitab Suci mengatakan demikian.

c)   ‘Keyakinan keselamatan’ ini berbeda dengan ‘keyakinan bahwa Tuhan mengasihi saya’. Memang 2 hal ini bisa ada bersamaan, tetapi bisa juga tidak. Kalau saudara sekedar merasa bahwa Tuhan mengasihi saudara, tetapi saudara tidak yakin akan selamat / masuk surga, saudara tetap adalah orang kristen KTP.

d)   Sekalipun sebagai orang Reformed saya tidak percaya bahwa orang kristen yang sejati bisa kehilangan keselamatan, tetapi saya percaya bahwa orang kristen yang sejati bisa kehilangan keyakinan keselamatan (bdk. Mat 11:2-6 yang menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mengalami kegoncangan iman yang hebat sampai meragukan ke-Mesias-an Yesus). Kehilangan keyakinan keselamatan biasanya terjadi karena hidup dalam dosa, dan / atau tidak dijaganya persekutuan dengan Tuhan, dan ini mungkin sekali memang diberikan oleh Tuhan dengan tujuan untuk mempertobatkan orang tersebut. Karena itu, kalau dulu saudara betul-betul pernah yakin akan keselamatan saudara, tetapi sekarang ragu-ragu lagi, maka introspeksilah diri saudara. Bertobatlah dari dosa-dosa, dan kembalilah dekat dengan Tuhan.

Kalau saudara lulus dalam ‘testing’ pertama ini, dalam arti saudara betul-betul yakin akan keselamatan saudara, jangan terlalu cepat merasa senang. Lihat dulu apakah saudara juga lulus dalam testing-testing yang berikut.

2)   Orang Kristen yang sejati harus mempunyai pengertian yang benar tentang dasar-dasar kekristenan / Injil (Mat 13:23 - tanah subur itu ‘mendengar firman itu dan mengerti).

Catatan: Perhatikan bahwa saya katakan ‘dasar-dasar kekristenan’, bukan doktrin-doktrin yang tinggi-tinggi seperti Predestinasi, Tritunggal, dsb.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persoalan ini:

a)   Tanpa mendengar dan mengerti Injil, seseorang tidak mungkin bisa percaya kepada Yesus. Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:

·        Ro 10:13-14 - “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.

·        Ro 10:17 - “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Jadi, orang yang tidak pernah mendengar Injil, atau orang yang tidak mau mendengar Injil atau bersikap acuh tak acuh setiap kali mendengar Injil, tidak bisa percaya!

Demikian juga dengan orang gila dan idiot, dan bayi di bawah 2-3 tahun, apalagi bayi yang masih ada dalam kandungan, tidak bisa mengerti Firman Tuhan / Injil (ini saya katakan karena ada hamba Tuhan yang mengajarkan untuk menginjili bayi, yang bahkan masih dalam kandungan).

b)     Apa saja yang termasuk Injil / dasar-dasar kekristenan?

Kitab Suci menunjukkan bahwa ‘iman yang menyelamatkan’ (saving faith) adalah iman kepada Kristus, dan ini harus berhubungan dengan penebusan dosanya dan bukan sekedar percaya bahwa Yesus ada, bisa menyembuhkan penyakit, bisa melakukan mujijat, menolong dari problem, dsb.

Ini terlihat dari banyak ayat seperti:

·        Ro 3:25a - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. NIV: ‘through faith in his blood’ (= melalui iman dalam darahNya).

·        Ro 5:9 - “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah”.

·        Mat 1:21 - nama ‘Yesus’ diberikan karena Ia yang menyelamatkan umatNya dari dosa.

Jadi, pengertian minimal yang harus ada pada seorang kristen adalah bahwa Yesus adalah Allah, yang telah menjadi manusia, dan mati disalib untuk menebus dosa-dosanya, dan bahwa ia diselamatkan bukan karena perbuatan baiknya, tetapi semata-mata karena jasa penebusan Kristus, yang ia terima melalui iman.

c)   Orang yang lulus pada testing pertama, tetapi gagal pada testing yang kedua, tetap adalah orang Kristen KTP. Atau dengan kata lain, orang yang ‘yakin selamat’ tetapi tidak mempunyai pengertian yang benar tentang Injil, tetap adalah orang kristen KTP.

Dalam metode Penginjilan E. E. (Evangelism Explosion), kalau orang yakin akan keselamatannya, maka diberikan pertanyaan kedua yang berbunyi: “kalau kamu mati malam ini dan menghadap Tuhan, dan Tuhan bertanya: ‘Mengapa aku harus memasukkan kamu ke surga?’, apa jawabmu?”. Sebetulnya pertanyaan ini bisa disederhanakan menjadi: ‘Mengapa kamu yakin selamat?’. Melalui jawaban atas pertanyaan ini diharapkan kita bisa mengetahui benar tidaknya pengertian orang itu tentang dasar kekristenan.

Kalau seseorang yakin akan keselamatannya, tetapi pada waktu ditanya: ‘Mengapa kamu yakin selamat?’, ia menjawab: ‘Karena aku sudah dibaptis’, atau, ‘Karena aku sudah rajin ke gereja / sudah berusaha hidup baik’, maka itu menunjukkan bahwa ia mempercayai ‘keselamatan karena perbuatan baik’, dan menunjukkan bahwa ia tidak mengerti tentang Injil (karena Injil tidak pernah mengajarkan ajaran keselamatan karena perbuatan baik, yang memang merupakan ajaran sesat), dan ini menunjukkan bahwa ia tetap adalah seorang kristen KTP. Keyakinan keselamatannya adalah keyakinan yang palsu!

3)   Orang Kristen yang sejati pasti mempunyai kerinduan / cinta dan sikap hormat / tunduk pada Firman Tuhan (Maz 119:16,20,24,40,70,72,77,92, 113,119,127,143,159  Kis 2:41-42  Kis 16:14  1Pet 2:2-3).

Orang yang belum percaya adalah orang yang mati secara rohani (Yoh 10:10  Ef 2:1), sehingga tidak mungkin bisa mempunyai kerinduan pada hal-hal rohani seperti Firman Tuhan.

1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”.

Tetapi kalau ia sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, apalagi sudah percaya kepada Kristus, maka ia pasti akan rindu pada Firman Tuhan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kerinduan pada Firman Tuhan ini:

a)     ‘Rindu terhadap Firman Tuhan’ berbeda dengan sekedar ‘mau mendengar Firman Tuhan’

Kalau seseorang sekedar ‘mau mendengar Firman Tuhan’, maka ia tidak akan terlalu mengusahakan hal itu. Kasarnya ia akan mempunyai motto: ‘ada Firman Tuhan baik, tidak ada ya sudah’.

Tetapi kalau seseorang betul-betul rindu Firman Tuhan, maka ini akan diwujudkan dengan mencari Firman Tuhan, baik itu Katekisasi, Pemahaman Alkitab, membaca Alkitab dalam Saat Teduh, mengikuti Bible Camp, Seminar, membeli dan membaca buku-buku rohani, dsb. Keadaannya akan mirip dengan orang yang sedang jatuh cinta yang merindukan sang pacar. Ia rela meninggalkan apa saja asal bisa bertemu dengan sang pacar. Pernahkah saudara mempunyai kerinduan seperti ini terhadap Firman Tuhan?

b)     Ini berbeda dengan orang yang senang belajar, atau orang yang karena memang senang pada agama, lalu senang mendengar Firman Tuhan (dan senang juga mendengar pelajaran agama lain). Yang seperti ini biasanya tidak akan tahan lama, tetapi akan menjadi bosan.

c)      ‘Senang mendengar khotbah belum tentu sama dengan ‘rindu / senang pada Firman Tuhan.

Orang yang senang mendengar khotbah karena khotbahnya penuh lelucon, cerita, atau penghiburan, dsb, tidak berarti bahwa ia betul-betul rindu Firman Tuhan (bdk. 2Tim 4:3-4). Sebaliknya orang yang betul-betul rindu Firman Tuhan bisa saja sangat tidak senang mendengar khotbah yang tidak ada isinya, khotbah yang tanpa arah, dan apalagi khotbah yang sesat.

d)     Seorang kristen yang sejati bisa saja tidak menyenangi khotbah / Firman Tuhan yang tidak sesuai dengan tingkat kerohaniannya. Misalnya, seorang bayi kristen, yang sebetulnya rindu Firman Tuhan, bisa saja tidak menyenangi Firman Tuhan yang terlalu sukar / berat untuknya. Ini seperti bayi yang senang dengan susu, tetapi belum bisa makan daging. Ini bukan menunjukkan kristen KTP, tetapi bayi kristen. Ia memang sudah selamat, tetapi ia harus bertumbuh dan melatih diri untuk bisa mendengar Firman Tuhan yang lebih sukar (1Kor 3:1-2  Ibr 5:11-14). Sebaliknya, orang kristen yang dewasa dalam iman, bisa saja tidak menyenangi ‘susu’ / Firman Tuhan yang terlalu mudah / sederhana.

e)     Orang kristen yang IQnya / pendidikannya rendah juga bisa mengalami hal yang sama seperti bayi kristen di atas, pada waktu menerima pelajaran Firman Tuhan yang terlalu sukar, misalnya dengan menggunakan penguraian gramatika bahasa Yunani ataupun Inggris.

Sebaliknya orang yang IQnya tinggi / berpendidikan tinggi bisa tidak senang atau merasa bosan pada waktu mendengar Firman Tuhan yang disusun untuk orang yang berpendidikan rendah, misalnya dengan digunakannya banyak ilustrasi. Orang yang pandai ini sudah mengerti sekalipun tanpa ilustrasi, tetapi si pengkhotbah memberinya ilustrasi lagi, dan bukan hanya satu tetapi beberapa. Ini bisa membosankan bagi dia, padahal belum tentu ia tidak rindu Firman Tuhan!

f)        Orang kristen sejati yang dulu pernah rindu pada Firman Tuhan, bisa saja pada suatu saat rohaninya mundur, terjerat kembali oleh dosa, dsb, sehingga kehilangan kerinduannya akan Firman Tuhan. Ini tidak menunjukkan bahwa ia adalah orang kristen KTP. Orang kristen KTP tidak pernah rindu pada Firman Tuhan.

g)     Orang yang rindu Firman Tuhan pasti akan merasakan sukacita dalam hati pada waktu mendapat pengertian yang baru tentang Tuhan / Firman Tuhan, bahkan pada waktu pengertian baru itu menegur dia. Sukacita ini berbeda dengan rasa senang yang bersifat daging, yang muncul waktu mendengar lelucon dalam khotbah!

h)      Kerinduan terhadap Firman Tuhan ini juga harus disertai sikap hormat / tunduk pada Firman Tuhan.

4)   Orang Kristen yang sejati pasti mengalami pengudusan / perubahan hidup ke arah yang positif (Yak 2:17,26).

a)     Pemberian Roh Kudus kepada orang yang percaya kepada Kristus menyebabkan terjadinya pengudusan, karena Roh Kudus ini menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-23). Pengudusan langsung dimulai setelah percaya, dan merupakan proses yang tidak akan pernah selesai seumur hidup kita. Tidak ada pengudusan dimana orangnya mendadak menjadi suci / saleh luar biasa, misalnya yang dilakukan oleh kalangan Kharismatik dengan menengking semua roh jahat dalam diri orang itu. Pengudusan yang merupakan proses seumur hidup ini sesuai dengan gambaran ‘buah’, yang mula-mula kecil dan perlahan-lahan menjadi makin besar dan makin matang.

b)     Karena pengudusan merupakan buah dari Roh Kudus yang ada di dalam kita, maka pengudusan orang kristen muncul dari dalam, bukan dipaksakan dari luar. Misalnya dalam persoalan pergi ke gereja, ia akan melakukan hal itu bukan sekedar karena didesak orang lain, tetapi karena hatinya memang ingin ke gereja. Demikian juga dalam belajar Firman Tuhan, memberitakan Injil, dsb.

c)      Pekerjaan Roh Kudus yang menguduskan ini akan menyebabkan orang kristen itu mulai membenci dosa, dan kebencian terhadap dosa ini akan terus bertumbuh, dan menyebabkan ia tidak mungkin meremehkan dosa, atau bersikap santai / acuh tak acuh pada waktu ia tahu bahwa ia telah berbuat dosa. Pada saat yang sama dalam diri orang itu akan muncul dan bertumbuh suatu kecintaan pada kebenaran / kesucian. Kedua hal ini bisa terlihat dari:

·        Maz 101:3 - “Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku”.

·        Maz 119:104 - “Aku beroleh pengertian dari titah-titahMu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta”.

·        Maz 119:128 - “Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titahMu; segala jalan dusta aku benci”.

·        Maz 119:163 - “Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi TauratMu kucintai”.

·        Sikap Yesus, rasul-rasul, nabi-nabi, orang-orang saleh pada waktu mereka marah karena adanya dosa.

d)     Pekerjaan Roh Kudus yang menguduskannya ini menyebabkan orang itu akan mengalami konflik dalam dirinya, yaitu konflik antara kecenderungan daging / manusia lamanya untuk berbuat dosa, dan pekerjaan Roh Kudus yang mendorongnya pada kekudusan. Kadang-kadang seakan-akan ada kebencian dan kecintaan sekaligus pada suatu dosa tertentu. Ini sesuai dengan ayat-ayat di bawah ini:

·        Mat 26:41 - “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah”.

·        Gal 5:17 - “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki”.

·        Ro 7:15-23 - “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku”.

Karena itu, selama dalam diri saudara memang ada pengudusan / keinginan untuk mentaati Tuhan, maka jangan menganggap daya tarik kepada dosa dalam diri saudara itu sebagai bukti bahwa saudara adalah orang Kristen KTP.

e)     Tidak adanya / kurangnya pengudusan dalam satu / beberapa segi kehidupan, tidak / belum menunjukkan bahwa orangnya adalah orang kristen KTP. Kalau ia adalah orang kristen KTP, maka ia tidak mengalami pengudusan sama sekali, kecuali pengudusan yang dipaksakan dari luar, yang sebetulnya bukanlah pengudusan.

f)        Dalam menyoroti pengudusan, yang disoroti bukanlah apakah orangnya saleh atau tidak, tetapi apakah orangnya menjadi lebih baik atau tidak. Jadi, orang saleh yang memang saleh dari kecil, tetapi tidak mengalami kemajuan dalam kesalehannya, bukanlah orang kristen. Sebaliknya, sekalipun seorang kristen masih banyak mempunyai kekurangan / kelemahan, tetapi kalau ia mengalami kemajuan dalam pengudusannya, maka ia adalah orang kristen sejati.

g)     Orang kristen yang sejati bisa mengalami pengudusan, tetapi lalu terhenti. Karena itu ada ayat-ayat seperti 2Pet 1:5-8 dan 1Tes 4:1,10 yang menyuruh kita untuk berusaha melakukan pengudusan dengan lebih bersungguh-sungguh lagi. Ini tidak menunjukkan bahwa ia adalah orang kristen KTP.

h)      Orang yang mengalami pengudusan biasanya justru merasa bahwa dirinya begitu kotor / berdosa (bdk. Ro 7:18-19  1Tim 1:15b). Mengapa? Karena pengudusan menyebabkan ia dekat dengan Tuhan yang maha suci, dan itu otomatis akan menyebabkan ia merasa kotor. Disamping itu pengudusan mensyaratkan pertumbuhan pengertian Firman Tuhan, dan pertumbuhan pengertian Firman Tuhan ini juga membuat orangnya makin menyadari dosanya.

5)   Orang Kristen yang sejati pasti mempunyai keinginan untuk menyelamatkan orang lain (Yoh 1:41,45  Mat 9:9-10  Kis 8:1-4  1Kor 9:16b).

Keinginan menyelamatkan orang lain itu bisa diwujudkan dengan mengajaknya ke gereja, memberitakan Injil kepadanya, mendoakannya, dan memberi kesaksian yang baik kepadanya.

Charles Haddon Spurgeon: “I will not believe that you have tasted of the honey of the gospel if you can eat it all yourself” (= Aku tidak akan percaya bahwa engkau sudah mengecap madu Injil jika engkau bisa memakan sendiri semuanya) - ‘Morning and Evening’, February 19, evening.

Kalau saudara sebetulnya mempunyai beban untuk memberitakan Injil, tetapi takut melakukannya, maka itu mungkin masih menunjukkan bahwa saudara adalah orang kristen sejati. Tetapi kalau saudara sama sekali tidak mempunyai beban untuk memberitakan Injil / menyelamatkan orang lain, itu menunjukkan bahwa saudara sendiri belum pernah diselamatkan.

6)   Satu hal lagi yang bisa ditambahkan adalah orang kristen KTP seringkali merasa jengkel / tersinggung kalau ia diinjili, apalagi kalau ditanya: ‘Apakah kamu yakin akan masuk surga?’.

Orang kristen yang sejati, seharusnya senang / bersukacita kalau orang kristen lain mentaati Tuhan (2Yoh 4 3Yoh 3-4). Karena itu, pada saat ia melihat orang kristen memberitakan Injil, sekalipun penginjilan itu ditujukan kepadanya, ia harus senang / bersukacita. Ia seharusnya memuji orang yang memberitakan Injil itu dan mendorongnya untuk terus melakukannya kepada orang lain, bukan lalu jengkel dan memarahinya, karena hal ini bisa menyebabkan orang itu justru lalu berhenti memberitakan Injil.

III) Tanggapan kita.

1)   Untuk orang kristen yang sejati.

Kalau saudara adalah kristen yang sejati, dan saudara bertemu dengan orang kristen merasa bahwa dirinya adalah orang kristen KTP, dan saudara sendiri juga yakin adalah ia adalah orang kristen KTP, maka:

a)     Janganlah menghibur orang itu dengan menutup-nutupi ke-kristen-KTP-an orang itu atau meyakinkan bahwa sebetulnya ia adalah kristen sejati.

Ini bukan hanya merupakan suatu dusta, tetapi juga merupakan tindakan ‘membunuh’ orang itu! Ini sama seperti seorang dokter yang setelah mengetahui bahwa pasiennya terkena kanker, lalu berusaha menghiburnya dengan mengatakan bahwa keadaannya baik-baik saja.

Hal yang seharusnya saudara lakukan adalah meyakinkan bahwa ia adalah kristen KTP, belum diselamatkan, akan masuk neraka kalau tidak bertobat.

b)     Injililah ia dan desak ia untuk percaya kepada Yesus.

Saudara harus rajin / tekun memberitakan Injil kepadanya sambil banyak berdoa. Bandingkan dengan Pengkhotbah 11:4-6 - “Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik”.

Catatan: ayat ini sebetulnya tidak khusus berbicara tentang Pemberitaan Injil, tetapi bisa diterapkan pada Pemberitaan Injil.

c)   Sebelum orang itu bertobat, jangan memberi pelayanan kepada orang itu, apalagi suatu jabatan yang penting, karena ini bisa mengacaukan gereja.

2)   Untuk orang kristen KTP.

Kalau dari pelajaran di atas saudara menyimpulkan bahwa diri saudara sendiri adalah orang kristen KTP, maka:

a)     Ingatlah bahwa saya memberitakan semua ini bukan karena saya membenci saudara, ingin memaki-maki saudara dsb. Saya memberitakan semua ini justru karena saya mengasihi saudara, dan saya ingin saudara menjadi orang kristen yang sejati dan sungguh-sungguh diselamatkan!

b)     Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus. Keselamatan / hidup kekal bukan ada di dalam gereja, tetapi di dalam Kristus (Kis 4:12  1Yoh 5:11-12).

c)      Kalau saudara tidak bisa percaya pada saat ini, maka teruslah berusaha mendengar Injil, karena “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan firman Kristus” (Ro 10:17).

Illustrasi: suami istri yang ingin anak tetapi belum mempunyai anak. Apa yang harus dilakukan? Berdoa dan seringlah melakukan hubungan sex. Mengapa? Karena hubungan sex itu merupakan cara yang dipakai oleh Tuhan untuk memberi anak. Demikian juga karena Injil dipakai oleh Tuhan untuk mempertobatkan, maka orang kristen KTP harus sering mendengar Injil.

 

-AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali