(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 9 Maret 2008, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(8:
7064-1331 / 6050-1331)
Luk 23:43
- “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
1) Ketika dicela /
dihujat, Yesus tidak menjawab; tetapi pada waktu Ia melihat ada penjahat yang
membutuhkan Firman Tuhan, bimbingan dan hiburan, Ia menjawabnya! Kalau kita
mungkin terbalik! Pada saat ada orang mencela, kita menjawabnya, tetapi pada
waktu ada orang membutuhkan Firman Tuhan, hiburan dan bimbingan, kita bungkam
seribu bahasa!
Juga perlu
saudara perhatikan bahwa kata-kata Yesus ini bukan sekedar hiburan kosong yang
tidak benar! Ini adalah kebenaran, yang pasti melegakan sekali bagi penjahat
itu.
Penerapan:
Berusahalah untuk
menghibur orang, tetapi jangan memberikan hiburan kosong yang tidak benar. Itu
sama dengan dusta!
2) Perhatikan bahwa
dalam penderitaan yang luar biasa hebatnya, dan dalam detik-detik terakhir
hidupNya, Yesus tetap melayani BapaNya dan sesama manusiaNya.
Berbeda dengan
penjahat yang pertama, yang bertekun dalam dosa sampai pada akhir hidupnya, maka
Yesus tekun dalam berbuat baik / melayani sampai pada akhir hidupNya!
Matthew
Henry: “Though
Christ himself was now in the greatest struggle and agony, yet he had a word of
comfort to speak to a poor penitent that committed himself to him” (=
Sekalipun Kristus sendiri sekarang sedang berada dalam pergumulan dan kesakitan
yang terbesar, tetapi Ia mempunyai suatu ucapan penghiburan bagi seorang petobat
yang menyerahkan dirinya sendiri kepadaNya).
3) Mari sekarang kita
mempelajari kata-kata Yesus ini.
Luk 23:43 - “Kata
Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
a) “Kata Yesus
kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya ...”.
Jamieson, Fausset & Brown: “‘Verily I say unto thee.’ ‘Since thou speakest as to the
King, with kingly authority speak I to thee.’” (= ‘Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu’. ‘Karena engkau berbicara seperti kepada sang Raja, dengan
otoritas seorang raja Aku berbicara kepadamu).
b) “hari ini
juga”.
1. Saksi-Saksi Yehuwa
menghubungkan kata-kata ‘hari ini’ dengan ‘Aku berkata
kepadamu’, bukan dengan kata-kata ‘engkau akan ada bersama-sama Aku
di dalam Firdaus’.
Berbeda dengan kita yang menganggap ‘Firdaus’ sebagai
‘surga’, maka Saksi-Saksi Yehuwa menganggap bahwa ‘Firdaus’ ini menunjuk
kepada ‘bumi yang akan disempurnakan nanti’, dan karena itu Firdaus itu
belum ada pada jaman sekarang ini. Ini menyebabkan mereka ‘terpaksa’
mengubah terjemahan dari Luk 23:43 (Catatan: sebetulnya ini
merupakan perubahan yang sia-sia, karena dalam 2Kor 12:4 Paulus telah
diangkat ke Firdaus!).
Mari kita perhatikan perubahan yang dilakukan oleh
orang-orang sesat ini!
Luk 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
TDB: “Dan ia
mengatakan kepadanya, ‘Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu hari
ini: Engkau akan bersamaku di Firdaus”.
Kalau menggunakan versi bahasa Inggris maka perubahannya
hanya terletak pada perubahan letak dari satu koma (’).
RSV: “And he said to him, ‘Truly, I say to you,
today you will be with me in Paradise.’” (= Dan Ia berkata
kepadanya: ‘Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, hari ini engkau akan
bersama Aku dalam Firdaus).
NWT: “And he said to him: ‘Truly I tell you today,
You will be with me in Paradise.’” (= Dan Ia berkata kepadanya:
‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu hari ini, Engkau akan bersama Aku
dalam Firdaus).
Catatan: TDB dan NWT
merupakan Kitab Suci Saksi Yehuwa. Yang NWT (= New World Translation) adalah
aslinya, dalam bahasa Inggris, sedangkan TDB (= Terjemahan Dunia Baru) adalah
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Ada
beberapa alasan yang secara kelewat jelas menunjukkan ketidakmungkinan
terjemahan NWT / TDB ini.
a. Ini adalah terjemahan
yang tidak masuk akal.
Tidak
pernah ada siapapun (baik dalam Alkitab maupun dalam kehidupan sehari-hari),
yang mengatakan: ‘Aku berkata kepadamu hari ini’. Sudah tentu
pada saat seseorang mengatakan sesuatu, ia mengatakannya hari ini / saat ini.
Kalau bukan ‘hari ini’, lalu kapan? Kemarin? Besok pagi? Karena hal
itu merupakan sesuatu yang sudah jelas, tidak ada orang berkata seperti itu.
b.
Selain kata-kataNya kepada penjahat yang bertobat dalam Luk 23:43
ini, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ sebanyak 140
x, dengan perincian sebagai berikut:
·
Dalam
Injil Matius, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ 57
x, yaitu dalam Mat 5:18,20,22,26,28,32,34,39,44 6:2,5,16,25,29 8:10,11
10:15,23,42 11:9,11,22,24 12:6,31,36 13:17
16:11,28 17:20
18:3,10,13,18,19,22 19:9,23,24,28 21:21,31,43 23:36,39
24:2,34,47 25:12,40,45
26:13,21,29,34,64.
·
Dalam
Injil Markus, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ 16
x, yaitu dalam Mark 3:28 5:41
8:12 9:1,13,41
10:15,29 11:23,24
12:43 13:30
14:9,18,25,30.
·
Dalam
Injil Lukas, Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ 38 x,
yaitu dalam Luk 3:8 4:24,25
7:9,14,26,28,47 9:27 10:12
11:8,9,51 12:4,5,8,22,27,37,44,59
13:24,35 14:24
15:7,10 16:9
17:34 18:8,14,17,29 19:26,40 21:3,32
22:16,34.
·
Dalam
Injil Yohanes Yesus mengucapkan kata-kata ‘Aku berkata kepadamu’ itu
29 x, yaitu dalam Yoh 1:50,51 3:3,5,7,11
4:35 5:19,24,25
6:26,32,47,53 8:24,34,51,58
10:1,7 12:24
13:16,20,21,38 14:12
16:20,23 21:18.
Yesus
tidak pernah mengatakan: ‘Aku berkata kepadamu hari ini’. Jadi
kalau Luk 23:43 diterjemahkan seperti itu, itu merupakan terjemahan yang
mengada-ada, dan secara sangat jelas menunjukkan kekurang-ajaran NWT / TDB dalam
melakukan penterjemahan!
2.
Bukan di masa yang akan datang yang jauh, tetapi ‘hari ini juga’.
Perhatikan juga
bahwa penjahat itu hanya minta supaya Kristus mengingat Dia. Kapan? Pada
saat Kristus datang kembali! Tetapi bagaimana jawaban Yesus? ‘Engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’! Kapan? ‘Hari ini’!
Jamieson, Fausset & Brown: “‘Thou art prepared for a long delay before I come in My
Kingdom, but not a day’s delay shall there be for thee; thou shall not be
parted from Me even for a moment, but together we shall go, and with Me, before
this day expire, shalt thou be in paradise.’” (= Engkau siap untuk suatu
penundaan yang lama sebelum Aku datang dalam KerajaanKu, tetapi tidak akan ada
penundaan satu haripun untuk engkau; engkau tidak akan berpisah dari Aku bahkan
untuk satu saat, tetapi kita akan pergi bersama-sama, dan bersama Aku, sebelum
hari ini berlalu, engkau akan ada di Firdaus).
Bdk. Ef 3:20-21
- “(20) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada
yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang
bekerja di dalam kita, (21) bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam
Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin”.
c) Firdaus adalah
surga, bukan tempat penantian.
William
Hendriksen: “what
is meant by Paradise? Paradise is heaven” (= apa yang dimaksudkan dengan
Firdaus? Firdaus adalah surga) - hal 1033.
Dasarnya: Kata ‘Firdaus’
berasal dari kata bahasa Yunani PARADEISOS, yang dalam bahasa Inggris
diterjemahkan paradise (= surga).
Kata Yunani itu
muncul hanya 3 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Luk 23:43 ini, dalam
2Kor 12:4 dan dalam Wah 2:7.
1. Dalam 2Kor 12:4,
kalau kita membandingkannya dengan 2Kor 12:2, maka jelas bisa kita dapatkan
bahwa Firdaus adalah surga, karena dalam 2Kor 12:2 Paulus mengatakan diangkat ke
sorga, sedangkan dalam 2Kor 12:4 Paulus mengatakan diangkat ke Firdaus.
2Kor 12:2,4
- “(2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -
entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah
yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari
sorga. ... (4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar
kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia”.
2. Dalam Wah 2:7
dikatakan bahwa dalam taman Firdaus itu terdapat pohon kehidupan. Sedangkan dari
Wah 22:2,14,19 terlihat bahwa pohon kehidupan itu ada di surga.
Kesimpulannya lagi-lagi adalah bahwa Firdaus adalah surga!
Wah 2:7 - “Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan
yang ada di Taman Firdaus Allah.’”.
Wah 22:2,14,19
- “(2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang
sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali,
tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan
bangsa-bangsa. ... (14) Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan
memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu
gerbang ke dalam kota itu. ... (19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu
dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil
bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis
di dalam kitab ini.’”.
3. Kalau dalam 2 ayat
itu Firdaus menunjuk pada surga, maka jelas bahwa dalam Luk 23:43 juga
harus diartikan sebagai surga! Dan kalau dalam Luk 23:43 ini kata
‘Firdaus’ tidak diartikan sebagai ‘surga’, maka akan terjadi kontradiksi
antara kata-kata Yesus di sini dengan kata-kata Yesus yang terakhir, yaitu ‘Ya
Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawa(roh)Ku’ (Luk
23:46).
Kalau Firdaus menunjuk pada surga, maka ini menunjukkan bahwa:
a. Pada saat Yesus
mati, Ia langsung pergi ke surga.
Bdk. Luk 23:46 - “Lalu
Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’
Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya”.
Catatan:
kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’.
Penyerahan rohNya
ke dalam tangan Bapa jelas menunjukkan bahwa begitu mati roh dari manusia Yesus
pergi ke surga!
Jadi jelaslah
bahwa Yesus tidak turun kemana-mana, baik ke neraka, kerajaan maut ataupun
tempat penantian!
Kalau demikian,
apa artinya kata-kata ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan
Iman Rasuli? Calvin mengatakan bahwa kalimat ini menunjuk pada penderitaan
rohani yang dialami oleh Yesus, pada saat Ia masih hidup / terpancang di atas
kayu salib, tepatnya pada saat Ia berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’.
Ingat bahwa di neraka orang terpisah dari Allah (bdk. 2Tes 1:9). Karena itu,
pada saat Yesus terpisah dari Allah, Ia dikatakan ‘turun ke neraka’.
Jadi Calvin
beranggapan bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan
Yesus secara jasmani yang terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘menderita di
bawah pemerintahan Pontius Pilatus, mati dan dikuburkan’. Setelah itu 12
Pengakuan Iman Rasuli itu menunjukkan penderitaan Yesus secara rohani yang tidak
terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘turun ke neraka’.
Keberatan:
kalau memang Yesus langsung ke surga pada saat mati, mengapa setelah Ia bangkit
Ia mengatakan bahwa Ia belum pergi kepada Bapa?
Yoh 20:17 - “Kata
Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada
Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka,
bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan
Allahmu.’”.
Jawab:
Kata-kata ‘janganlah engkau memegang Aku’ dalam Yoh 20:17 tidak
mungkin berarti bahwa Ia tidak mau disentuh oleh Maria Magdalena, karena Ia
membiarkan murid-murid dan perempuan-perempuan yang lain menyentuhNya setelah Ia
kebangkitanNya (Mat 28:9b Luk
24:39-40 Yoh 20:27). Jadi,
kata-kata itu maksudnya adalah ‘jangan menahan / nggandoli Aku’.
Dengan demikian
kata-kata ‘belum pergi kepada Bapa’ tidak menunjuk ke belakang
(antara kematian dan kebangkitan), tetapi menunjuk ke depan, pada kenaikanNya ke
surga (perhatikan Yoh 20:17b yang jelas berbicara tentang kenaikanNya ke
surga).
Jadi Yesus, yang
tahu bahwa Maria Magdalena itu bermaksud menahan Dia selama-lamanya di dunia
ini, lalu berkata ‘Jangan menahan / nggandoli Aku, karena Aku harus naik ke
surga / pergi kepada Bapa!’.
Dengan demikian,
Yoh 20:17 ini tidak menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitan,
Yesus tidak pergi ke surga!
b. Pada saat mati,
penjahat yang bertobat itu (dan juga semua orang yang betul-betul percaya kepada
Yesus) langsung masuk ke surga (hanya roh / jiwanya, sedangkan tubuhnya menunggu
kedatangan Kristus yang keduakalinya).
Ini menunjukkan
bahwa:
·
Pada saat
mati, jiwa tetap ada sekalipun terpisah dari tubuh.
Barnes’
Notes: “from
the narrative we may learn: 1. That the soul will exist separately from the
body; for, while the thief and the Saviour would be in Paradise, their bodies
would be on the cross or in the grave” (= dari cerita ini kita bisa
belajar: 1. Bahwa jiwa akan ada secara terpisah dari tubuh; karena, sementara si
pencuri dan sang Juruselamat akan ada di Firdaus, tubuh-tubuh mereka akan ada di
salib atau di kuburan).
Calvin:
“souls, when they have departed from their
bodies, continue to live; otherwise the promise of Christ, which he confirms
even by an oath, would be a mockery” (= jiwa-jiwa, pada waktu
mereka telah terpisah dari tubuh-tubuh mereka, tetap hidup; kalau tidak maka
janji Kristus, yang Ia teguhkan dengan suatu sumpah, akan merupakan suatu
olok-olok).
·
Doktrin
yang mengajarkan bahwa antara kita mati sampai Kristus datang kembali jiwa / roh
kita tidur (di kuburan), adalah doktrin yang salah! Penjahat ini tidak berada di
kuburan sampai Kristus datang kedua-kalinya, tetapi langsung masuk surga pada
hari itu juga. Juga perhatikan bahwa baik Lazarus maupun orang kaya dalam
Luk 16:19-31 sama-sama sadar dan tidak tidur setelah mereka mati! Juga mereka
(rohnya) tidak ada di kuburan tetapi sudah ada di surga / neraka!
·
Doktrin
yang mengajarkan adanya tempat penantian, juga adalah ajaran yang salah.
Kalau memang
Firdaus berarti tempat penantian, dan penjahat itu masuk tempat penantian lebih
dulu, itu berarti bahwa Kristus juga pergi ke tempat penantian (karena Ia
berkata: ‘... hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku
di dalam Firdaus’). Apa gerangan yang Ia lakukan di tempat penantian? Dan
bagaimana hal ini bisa diharmoniskan dengan kata-kataNya dalam Luk 23:46 - “Ya
Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawa(roh)Ku”?
Adalah menggelikan untuk mengatakan bahwa ‘tangan Bapa’ menunjuk pada
tempat penantian!
·
Doktrin /
dogma tentang api penyucian juga salah!
*
Doktrin
tentang api penyucian sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci!
*
Doktrin
api penyucian menghina penebusan Kristus yang sudah membereskan semua dosa-dosa
kita!
*
Kalau
memang api penyucian itu ada, maka pasti penjahat ini harus lama sekali berada
di situ!
Lenski:
“Jesus also did not say: ‘Today thou shalt be in purgatory!’ Yet if
a sinner ever deserved a long term in purgatory, this malefactor was such a one.
His immediate transfer into heaven is proof that is fatal to the idea of a
purgatory or of an intermediate place” (= Yesus juga tidak berkata:
‘Hari ini engkau akan ada di api penyucian!’ Tetapi jika pernah ada seorang
berdosa yang layak untuk ada di api penyucian untuk masa yang lama, maka sang
penjahat ini adalah orang seperti itu. Perpindahannya secara langsung ke surga
merupakan bukti yang fatal bagi gagasan tentang api penyucian atau tentang
tempat penantian) - hal 1147.
d) Jadi, kata-kata
Kristus ini menunjukkan / menjamin bahwa penjahat itu masuk surga pada hari itu
juga.
A.
W. Pink mengatakan bahwa dalam pertobatan dan keselamatan dari penjahat ini kita
bisa melihat secara paling jelas bahwa keselamatan betul-betul merupakan
anugerah / kasih karunia dari Allah, karena penjahat ini boleh dikatakan tidak
mempunyai perbuatan baik apapun.
Matthew
Henry: “He
lets all penitent believers know that when they die they shall go to be with him
there” (= Ia menghendaki semua orang-orang percaya yang bertobat untuk
mengetahui bahwa pada saat mereka mati mereka akan pergi bersama dengan Dia di
sana).
e) Penjahat itu selamat
/ masuk surga sekalipun ia bertobat pada saat terakhir hidupnya.
William
Barclay: “this
story tells us above all that it is never too late to turn to Christ. There are
other things of which we must say, ‘The time for that is past. I am grown too
old now.’ But we can never say that of turning to Jesus Christ. So long as a
man’s heart beats, the invitation of Christ still stands. ... It is literally
true that while there is life there is hope” (= cerita ini di atas
segala-galanya memberitahu kita bahwa tidak pernah terlambat untuk berbalik
kepada Kristus. Ada hal-hal lain tentang mana kita harus berkata: ‘Waktu untuk
hal itu sudah lewat. Aku telah terlalu tua sekarang’. Tetapi kita tidak pernah
bisa mengatakan itu tentang tindakan berbalik kepada Yesus Kristus. Selama
jantung seseorang masih berdenyut, undangan dari Kristus masih berlaku. ...
Merupakan sesuatu yang benar secara hurufiah bahwa selama di sana masih ada
hidup di sana masih ada harapan) - hal 287.
Memang, selama
saudara masih hidup, saudara bisa bertobat / datang kepada Yesus, dan saudara
akan diselamatkan. Tetapi, jangan secara sengaja menunda pertobatan saudara
sampai pada detik terakhir hidup saudara! Ingat bahwa:
1.
Saudara tidak tahu apa yang akan terjadi besok.
Amsal 27:1 -
“Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang
akan terjadi hari itu”.
Bagaimana kalau
saudara mati secara mendadak dan tidak sempat bertobat? Saudara akan masuk ke
neraka sekali dan selama-lamanya, dan pada saat itu, segala penyesalan /
pertobatan tidak ada gunanya.
2.
Allah tidak membiarkan dirinya dipermainkan.
Gal 6:7 - “Jangan
sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur
orang, itu juga yang akan dituainya”.
Kalau saudara
sengaja menunda pertobatan saudara dengan maksud supaya saudara bisa menikmati
dosa dalam dunia, dan tetap masuk surga, maka ingatlah dan renungkan baik-baik
Gal 6:7 ini!
Matthew
Henry: “This
malefactor, when just ready to fall into the hands of Satan, was snatched as a
brand out of the burning, and made a monument of divine mercy and grace, and
Satan was left to roar as a lion disappointed of his prey. This gives no
encouragement to any to put off their repentance to their death-bed, or to hope
that then they shall find mercy; for, though it is certain that true repentance
is never too late, it is as certain that late repentance is seldom true”
(= Penjahat ini, persis ketika hampir jatuh ke tangan Iblis, direnggut seperti
puntung dari api, dan membuat suatu monumen tentang belas kasihan dan kasih
karunia ilahi, dan Iblis ditinggalkan meraung seperti seekor singa yang kecewa
tentang mangsanya. Ini tidak memberikan dorongan bagi siapapun untuk menunda
pertobatan mereka sampai pada ranjang kematian mereka, atau untuk berharap bahwa
pada saat itu mereka akan menemukan belas kasihan; karena, sekalipun merupakan
sesuatu yang pasti bahwa pertobatan yang sejati tidak pernah terlambat, juga
sama pastinya bahwa pertobatan yang lambat jarang merupakan pertobatan yang
sejati).
J.
C. Ryle: “I know that people are fond of talking about deathbed evidences. They
will rest on words spoken in the hour of fear and pain and weakness, as if they
might take comfort in them about the friends they lose. But I am afraid in
ninety-nine cases out of a hundred such evidences are not to be depended on. I
suspect that, with rare exceptions, men die just as they have lived” (= Saya tahu bahwa banyak orang senang membicarakan bukti-bukti ranjang
kematian. Mereka bersandar pada kata-kata yang diucapkan pada saat ketakutan dan
sakit dan kelemahan, seakan-akan mereka bisa mendapatkan hiburan dalam kata-kata
itu tentang sahabat mereka yang hilang / mati. Tetapi saya takut / kuatir bahwa
99 kasus dari 100 bukti-bukti seperti itu tidak bisa diandalkan. Saya menduga
bahwa dengan perkecualian yang sangat jarang, orang mati sama seperti mereka
telah hidup) - ‘Holiness’,
hal 40.
Karena itu, kalau
saat ini saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat saudara, datanglah dan percayalah kepada Dia sekarang juga! Sama
seperti Yesus mau menerima penjahat yang bertobat itu, Ia pasti juga mau
menerima saudara, bagaimanapun jahatnya dan berdosanya hidup saudara selama ini!
f)
Penjahat yang satu selamat / masuk surga, tetapi penjahat yang lain
tidak.
Barnes’ Notes: “Such a
result of preaching the gospel would not have been unlike what has often
occurred since, where, while the gospel has been proclaimed, one has been
‘taken and another left;’ one has been melted to repentance, another has
been more hardened in guilt” (= Hasil pemberitaan Injil seperti itu akan
seperti yang telah terjadi sejak saat itu, dimana sementara injil telah
diberitakan, ‘yang seorang akan dibawa, dan yang lain akan ditinggalkan’;
yang satu dilelehkan pada pertobatan, yang lain lebih dikeraskan dalam
kesalahan).
Bdk. Mat 24:40-41 - “(40) Pada waktu itu kalau
ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan; (41) kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu
kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan”.
Matthew
Henry: “Christ
was crucified between two thieves, and in them were represented the different
effects which the cross of Christ would have upon the children of men, to whom
it would be brought near in the preaching of the gospel. They were all
malefactors, all guilty before God. Now the cross of Christ is to some a savour
of life unto life, to others of death unto death. To them that perish it is
foolishness, but to them that are saved it is the wisdom of God and the power of
God” (= Kristus disalibkan di antara dua pencuri, dan dalam diri mereka
digambarkan hasil-hasil yang berbeda yang didapatkan oleh salib Kristus terhadap
anak-anak manusia, kepada siapa salib itu akan dibawa mendekat dalam pemberitaan
Injil. Mereka semua adalah penjahat, semua bersalah di hadapan Allah. Bagi
sebagian orang, salib Kristus adalah bau kehidupan yang menghidupkan, bagi yang
lain, itu adalah bau kematian yang mematikan. Bagi mereka yang binasa itu adalah
kebodohan, tetapi bagi mereka yang diselamatkan itu adalah hikmat Allah dan
kekuatan Allah).
2Kor 2:16a - “Bagi yang terakhir kami adalah bau
kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang
menghidupkan”.
1Kor 1:18 - “Sebab pemberitaan tentang salib
memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”.
Arthur Pink:
“Again; was
He not crucified with the two thieves, so that in those three crosses and the
ones who hung upon them we might have a vivid and concrete representation of the
drama of Salvation and man’s response thereto - the Saviour’s redemption;
the sinner repenting and believing; and the sinner reviling and rejecting?” (= Selanjutnya; bukankah Ia tersalib bersama dua pencuri, supaya dalam
tiga salib dan orang-orang yang tergantung padanya kita mendapatkan suatu
gambaran yang hidup dan konkrit tentang drama dari Keselamatan dan tanggapan
manusia terhadapnya - penebusan sang Juruselamat; orang berdosa yang bertobat
dan percaya; dan orang berdosa yang memaki-maki dan menolak?)
- ‘The Seven
Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 25.
-bersambung-
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ