Golgotha School of Ministry

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

Rabu, tgl 18 Mei 2011, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(HP: 7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

http://www.golgothaministry.org

Unconditional Election

(Pemilihan tanpa syarat)

Pelajaran 2:     tanggal 18 Mei 2011

B) Dasar-dasar lain dari Predestinasi.

 

1)    Pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu, maka ada yang diciptakan sebagai benda, sebagai tumbuh-tumbuhan, sebagai binatang, sebagai manusia dan sebagai malaikat. Ini semua dilakukan berdasarkan kehendak dan kemurahan hati Allah, bukan karena Ia melihat akan adanya sesuatu yang baik dalam ciptaanNya itu.

 

Calvin: “Let them answer why they are men rather than oxen or asses. Although it was in God’s power to make them dogs, he formed them to his own image” [= Biarlah mereka (orang-orang yang menolak Predestinasi) menjawab mengapa mereka adalah manusia dan bukannya sapi atau keledai. Sekalipun Allah berkuasa membuat mereka jadi anjing, Ia membentuk mereka sesuai gambarNya] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXII, no 1.

 

Kalau Allah yang berdaulat itu mempunyai hak untuk menciptakan sebagai benda, binatang, tumbuh-tumbuhan, manusia, ataupun malaikat, mengapa Ia tidak mempunyai hak untuk melakukan Predestinasi?

 

2)    Persoalan bayi yang mati.

Ada pandangan-pandangan yang bertentangan tentang seseorang yang mati pada waktu masih bayi. Tetapi ini tidak jadi soal di sini. Kalau bayi mati itu masuk surga berarti bayi itu ditentukan / dipredestinasikan untuk selamat, karena bayi itu masuk surga tanpa ia beriman kepada Kristus ataupun melakukan perbuatan baik apapun juga. Sedangkan kalau bayi mati itu masuk neraka, maka itu berarti bayi itu ditentukan untuk binasa, karena ia tidak diberi kesempatan apapun untuk bertobat / percaya kepada Yesus ataupun berbuat baik. Jadi, apakah kita percaya bahwa bayi mati itu masuk surga atau neraka, tetap menunjukkan bahwa ada predestinasi terhadap bayi-bayi itu. Juga terlihat bahwa predestinasi terhadap bayi-bayi ini tidak tergantung pada iman maupun perbuatannya, karena ia sudah mati tanpa bisa beriman ataupun berbuat apapun.

Catatan: Arminianisme percaya bahwa bayi mati akan masuk surga.

 

3)    Binasanya orang kafir yang mati tanpa Taurat / Injil / kesempatan untuk bertobat.

Ada orang-orang yang dibiarkan oleh Allah untuk mati tanpa kesempatan untuk bertobat:

 

a) Dalam Perjanjian Lama, di luar orang Yahudi hampir semuanya binasa tanpa kesempatan.

 

Ro 2:12a - “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat.

 

Orang-orang non Yahudi yang selamat hanyalah orang seperti Rahab, Rut, Naaman, dsb, yang masuk ke dalam agama Yahudi.

 

b) Dalam Perjanjian Baru, ada orang-orang yang mati tanpa pernah mendengar Injil, dan ini juga binasa tanpa ada kesempatan untuk percaya kepada Yesus.

 

Ro 10:13-14 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.

 

Text ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan kalau ia tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadaNya.

Jadi, kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil kepadanya, ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya kepadaNya, sehingga tidak bisa berseru kepadaNya, sehingga tidak bisa diselamatkan.

Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang tidak diinjili / tidak pernah mendengar tentang Yesus, pasti tidak selamat. Fakta Kitab Suci inilah yang mendasari pengutusan misionaris ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau Injil.

 

Loraine Boettner: “In fact the belief that the heathens without the Gospel are lost has been one of the strongest arguments in favour of foreign missions” (= Kenyataannya kepercayaan bahwa orang kafir tanpa Injil akan terhilang merupakan salah satu argumentasi terkuat yang mendukung misi asing) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 119.

 

Bandingkan juga dengan Yeh 33:8 yang berbunyi:

“Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! - dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu”.

 

Loraine Boettner: “When the watchman sees danger coming but does not give the people warning they perish in their iniquity, Ezek. 33:8, - true, the watchman will be held responsible, yet that does not change the fate of the people” (= Pada waktu penjaga melihat bahaya datang tetapi tidak memperingatkan orang-orang, mereka binasa dalam kesalahan mereka, Yeh 33:8, - memang benar bahwa penjaga itu dianggap bertanggung jawab, tetapi itu tidak mengubah nasib orang-orang itu) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 119.

 

Jelas bahwa orang-orang yang tidak diberi kesempatan untuk bertobat ini, adalah orang-orang yang memang ditetapkan untuk binasa.

 

Loraine Boettner:

·       “The problem of the heathens, who live and die without the Gospel, has always been a thorny one for the Arminians who insist that all men have sufficient grace if they will but make use of it” (= Problem orang kafir, yang hidup dan mati tanpa Injil, selalu menjadi duri bagi orang Arminian, yang berkeras bahwa semua manusia mempunyai kasih karunia yang cukup kalau saja mereka mau menggunakannya) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 118.

·       “Only in Calvinism, ... and its doctrine of grace through which some are sovereignly rescued and brought to salvation while others are passed by, do we find an adequate explanation of the phenomenon of the heathen world” (= Hanya dalam Calvinisme, ... dan doktrin kasih karunianya melalui mana beberapa orang secara berdaulat ditolong dan dibawa pada keselamatan sementara yang lain dilewati, bisa kita dapatkan penjelasan yang memadai tentang phenomena dunia kafir) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 121.

 

4)        Pemilihan terhadap Israel dalam Perjanjian Lama.

Ul 7:6 & Ul 32:8-9 menunjukkan pemilihan Tuhan atas Israel.

·       Ul 7:6 - “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayanganNya.

·       Ul 32:8-9 - “(8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (9) Tetapi bagian TUHAN ialah umatNya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagiNya.

 

Alasan pemilihan Israel:

¨    Ul 4:37 - Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatanNya yang besar”.

¨    Ul 10:14-15 - “(14) Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya; (15) tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilihNya dari segala bangsa, seperti sekarang ini”.

¨    Ul 7:7-8 - “(7) Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu - bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? - (8) tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpahNya yang telah diikrarkanNya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir”.

¨    Ul 9:4-6 - “(4) Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu. (5) Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub. (6) Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!”.

Israel diberi tanah Kanaan (ini jelas berhubungan dengan pemilihan terhadap mereka), bukan karena jasa mereka. Bahkan dikatakan secara explicit bahwa mereka adalah ‘bangsa yang tegar tengkuk’ (Ul 9:6b  bdk. Kel 32:9).

¨    Bandingkan juga dengan Yeh 16:1-14 di bawah ini, yang jelas menunjukkan ketidak-layakan Israel waktu dipilih / diambil oleh Tuhan.

Yeh 16:1-14 - “(1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai anak manusia, beritahukanlah kepada Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji (3) dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Yerusalem: Asalmu dan kelahiranmu ialah dari tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti. (4) Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengan garampun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin. (5) Tidak seorangpun merasa sayang kepadamu sehingga diperbuatnya hal-hal itu kepadamu dari rasa belas kasihan; malahan engkau dibuang ke ladang, oleh karena orang pandang enteng kepadamu pada hari lahirmu. (6) Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan kakimu sambil berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu dalam keadaan berlumuran darah itu: Engkau harus hidup (7) dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil. (8) Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kainKu kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya. (9) Aku membasuh engkau dengan air untuk membersihkan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak. (10) Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera. (11) Dan Aku menghiasi engkau dengan perhiasan-perhiasan dan mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada lehermu. (12) Dan Aku mengenakan anting-anting pada hidungmu dan anting-anting pada telingamu dan mahkota kemuliaan di atas kepalamu. (13) Dengan demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak, pakaianmu lenan halus dan sutera dan kain berwarna-warna; makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat cantik, sehingga layak menjadi ratu. (14) Dan namamu termasyhur di antara bangsa-bangsa karena kecantikanmu, sebab sangat sempurna adanya, oleh karena semarak perhiasanKu yang Kuberikan kepadamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.’”.

 

Dari semua alasan ini terlihat bahwa Israel dipilih sama sekali bukan karena mereka baik, tetapi karena itulah kehendak Allah. Kalau kita bisa mempercayai bahwa Israel dipilih semata-mata berdasarkan kehendak Allah yang berdaulat, lalu mengapa kita tidak bisa percaya bahwa kitapun dipilih semata-mata berdasarkan kehendak Allah yang berdaulat?

 

Catatan: Memang pemilihan Israel berbeda dengan Predestinasi, karena tidak semua Israel selamat. Tetapi B. B. Warfield menganggap bahwa Israel ini adalah simbol dari orang pilihan yang sejati.

 

B. B. Warfield: “... though Israel as a nation constituted the chosen people of God ..., yet we must not lose from sight the fact that the nation as such was rather the symbolical than the real people of God, and was His people at all, indeed, only so far as it was, ideally or actually, identified with the inner body of the really ‘chosen’” (= ... sekalipun Israel sebagai bangsa membentuk umat pilihan Allah ..., tetapi kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa bangsa itu lebih merupakan simbol dari pada umat Allah yang sungguh-sungguh, dan mereka hanya menjadi umatNya kalau mereka secara ideal dan sungguh-sungguh bergabung dengan tubuh dalam dari orang-orang pilihan yang sungguh-sungguh) - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 290.

 

5)        Adanya malaikat pilihan.

1Tim 5:21 - “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihanNya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak”.

 

Perhatikan juga Mat 25:41 yang menunjukkan bahwa Tuhan menyiapkan / menyediakan neraka untuk ‘reprobate angels’ (= malaikat-malaikat yang ditetapkan untuk binasa).

Mat 25:41 - “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.

 

Kalau predestinasi bisa terjadi dalam dunia malaikat, mengapa tidak bisa terjadi dalam dunia manusia?

 

Sebagai tambahan dalam persoalan ini, perlu diketahui bahwa ada perbedaan antara pemilihan pada malaikat dan pada manusia (R. L. Dabney, ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 231-232):

 

a) Pada manusia: semua manusia berdosa, lalu dari antara mereka dipilih orang-orang tertentu untuk diselamatkan melalui iman.

Pada malaikat: semua malaikat suci, dan dari antara mereka lalu dipilih malaikat-malaikat tertentu. Yang dipilih dijaga supaya tidak jatuh; yang tidak dipilih akan jatuh.

 

b)    Manusia dipilih melalui / di dalam Yesus Kristus.

Malaikat tidak dipilih dalam seorang Pengantara, karena mereka suci dan karena itu tidak memerlukan penebusan.

 

6)    Kitab Kehidupan.

Kitab Kehidupan mencatat nama dari orang-orang yang selamat, atau dengan kata lain, orang yang namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan itulah yang akan masuk surga.

 

Wah 21:27 - “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.

 

Sebaliknya, orang yang namanya tidak tercatat dalam kitab kehidupan itu akan masuk ke neraka.

 

Wah 20:15 - “Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

 

Sesuatu yang menarik dan harus diperhatikan tentang kitab kehidupan ini ialah bahwa Tuhan bukannya baru menuliskan nama seseorang di dalam kitab itu pada waktu orang itu bertobat / percaya kepada Yesus! Nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan.

 

Ini bisa terlihat dalam Wah 13:8 yang berbunyi: “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

 

Bandingkan juga dengan Wah 17:8 yang berbunyi: “Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila ....”.

 

Memang kalau kita melihat Wah 13:8 dan Wah 17:8 di atas, kita melihat bahwa kedua ayat itu berbicara tentang orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan. Tetapi bahwa orang-orang tertentu namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan, secara implicit / tidak langsung menunjukkan sebaliknya, yaitu bahwa orang yang namanya ada dalam kitab kehidupan, juga sudah tercatat sebelum dunia dijadikan.

 

Hal yang perlu kita ketahui tentang Wah 13:8 ini adalah bahwa dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ‘sejak dunia dijadikan’ mempunyai 2 kemungkinan:

 

a) Dihubungkan dengan ‘penulisan dalam kitab kehidupan’.

Ini sesuai dengan terjemahan Kitab Suci Indonesia, dan juga RSV, NASB, dan ASV.

 

Wah 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

 

Kalau dipilih arti ini, maka Wah 13:8 ini menjadi seperti Wah 17:8.

 

b) Dihubungkan dengan ‘penyembelihan Anak Domba’.

Ini sesuai dengan KJV yang menterjemahkan:

“... whose names are not written in the book of life of the Lamb slain from the foundation of the world (= ... yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan dari Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan).

NIV dan NKJV menterjemahkan seperti KJV.

 

William Barclay memilih pandangan yang pertama, dengan berkata: “We have in these two translations two equally precious truths. But, if we must choose, we must choose the first, because there is no doubt that is the way in which John uses the phrase when he repeats it in Revelation 17:8” (= Dalam kedua terjemahan ini kita mempunyai dua kebenaran yang sama berharga. Tetapi, jika kita harus memilih, kita harus memilih yang pertama, karena tidak ada keraguan bahwa demikianlah Yohanes menggunakan ungkapan itu ketika ia mengulanginya dalam Wahyu 17:8).

 

Catatan: perlu diingat bahwa andaikatapun yang benar dari dua kemungkinan ini adalah yang kemungkinan yang kedua, tetap ada Wah 17:8 yang jelas-jelas berbicara bahwa tertulisnya / tidak tertulisnya nama dalam kitab kehidupan itu sudah dilakukan sejak dunia dijadikan!

 

William Barclay, yang bukanlah seorang Calvinist, menafsirkan arti ungkapan itu dengan berkata:

The meaning would then be that God has chosen his own from before the beginning of time, and nothing in life or in death, nothing in time or eternity, nothing that the Devil or the Roman Empire can ever do can pluck them from his hand” (= Artinya adalah bahwa Allah telah memilih milikNya sejak sebelum permulaan waktu, dan tidak ada sesuatupun dalam kehidupan atau kematian, tidak ada sesuatupun dalam waktu atau kekekalan, tidak ada sesuatupun yang bisa dilakukan oleh Setan atau Kekaisaran Romawi yang bisa mengambil mereka dari tanganNya).

 

George Eldon Ladd, yang juga bukan seorang Calvinist, dalam tafsirannya tentang Wah 13:8 berkata:

“For the book of life, see 3:5. Here and in 21:27, it is called the Lamb’s book of life. It is the register of those who have been saved by faith in the crucified Lamb of God. That their names were written before the foundation of the world carries the assurance that even though they seem to be powerless before the attacks of the beast, they are really in the keeping providence of God and have been since the foundation of the world. ‘Before the foundation of the world’ grammatically can modify either ‘written’ (as in RSV) or ‘slain’ (as in AV), but the parallel thought in 17:8 decides in favour of the former construction” [= Untuk kitab kehidupan, lihat 3:5. Di sini dan dalam 21:27, itu disebut kitab kehidupan Anak Domba. Itu adalah catatan tentang mereka yang telah diselamatkan oleh iman dalam Anak Domba Allah yang tersalib. Bahwa nama mereka telah tertulis sebelum dunia dijadikan memberikan kepastian bahwa sekalipun mereka kelihatannya tidak berdaya di hadapan serangan binatang itu, sebetulnya mereka ada dalam pemeliharaan Providensia Allah dan telah ada sejak dunia dijadikan. ‘Sebelum dunia dijadikan’ secara tatabahasa bisa menjelaskan baik ‘tertulis’ (seperti dalam RSV) ataupun ‘disembelih’ (seperti dalam AV/KJV), tetapi pemikiran yang paralel dalam 17:8 mendukung konstruksi yang pertama] - ‘A Commentary on the Revelation of John’, hal 181.

 

William Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Wah 13:8 berkata:

“But even in these most dreadful days that shall precede Christ’s second coming there will be believers on earth, those whose names have been written from eternity in the Lamb’s book of life (cf. 17:8). Because of the fact that God has elected them from eternity to salvation in sanctification of the Spirit and belief of the truth (2Thes. 2:13), these individuals cannot perish. The government of antichrist may destroy their bodies, but it cannot destroy their souls” [= Tetapi bahkan pada hari-hari yang paling mengerikan yang akan mendahului kedatangan Kristus yang keduakalinya, tetap akan ada orang-orang percaya di bumi, mereka yang namanya telah tertulis dari kekekalan dalam kitab kehidupan Anak Domba (bdk. 17:8). Disebabkan oleh fakta bahwa Allah telah memilih mereka sejak kekekalan untuk diselamatkan dalam pengudusan Roh dan kepercayaan pada kebenaran (2Tes 2:13), individu-individu ini tidak bisa binasa. Pemerintahan antikristus bisa menghancurkan tubuh mereka, tetapi tidak bisa menghancurkan jiwa mereka] - ‘More than Conquerors’, hal 147.

 

Leon Morris (Tyndale), dalam tafsirannya tentang Wah 13:8 berkata:

“But the significant thing is that their names are not written in the book of life. John wants his little handful of persecuted Christians to see that the thing that matters is the sovereignty of God, not the power of evil. When a man’s name is written in the book of life he will not be forgotten. His place is secure” (= Tetapi hal yang penting adalah bahwa nama-nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Yohanes ingin sedikit orang-orang kristen yang dianiaya itu melihat bahwa hal yang berarti adalah kedaulatan Allah, bukan kuasa jahat. Kalau nama seseorang tertulis dalam kitab kehidupan, ia tidak akan dilupakan. Tempat / kedudukannya adalah aman / pasti).

 

Dan tentang Wah 17:8 Leon Morris berkata:

“The reminder that this goes back to the foundation of the world is a reminder of God’s eternal purpose (= Mengingatkan bahwa hal ini sudah ada pada penjadian dunia adalah mengingatkan tentang Rencana Allah yang kekal).

 

Bahwa nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sebelum dunia dijadikan, jelas menunjukkan bahwa selamat atau tidaknya seseorang sudah ditentukan sejak dunia belum dijadikan. Inilah Predestinasi!

 

7)    Kelahiran baru (Regeneration), yang merupakan pekerjaan Roh Kudus, dan yang dilakukan sesuai kehendak Roh Kudus, menunjukkan adanya Predestinasi.

Untuk mengerti ini kita perlu mengerti dahulu apakah regeneration / kelahiran baru itu.

 

a)    Apakah regeneration itu?

 

1. Regeneration tidak sama dengan iman / pertobatan!

Banyak orang bersaksi bahwa ia dilahirbarukan tanggal sekian tahun sekian, dsb. Yang ia maksudkan adalah pada saat itu ia bertobat / percaya kepada Kristus, tetapi ia mencampuradukkan hal itu dengan regeneration. Ini jelas merupakan pengertian yang salah, karena regeneration harus mendahului iman, dan tanpa regeneration seseorang tidak mungkin bisa beriman kepada Kristus.

 

2. Regeneration juga tidak sama dengan perubahan hidup / pengudusan.

Kalau seseorang sudah bisa meninggalkan dosa-dosanya dan mengubah hidupnya ke arah yang positif, maka sering dikatakan bahwa ia sudah mengalami regeneration / kelahiran baru. Ini lagi-lagi merupakan pandangan yang salah, karena perubahan hidup / pengudusan terjadi sesudah seseorang beriman, sehingga jelas bahwa regeneration harus mendahului pengudusan.

 

3. Regeneration adalah pekerjaan penciptaan yang dilakukan Allah dalam diri manusia yang mengubah manusia itu dari keadaan mati secara rohani menjadi hidup secara rohani. Karena itu ada yang menyebut regeneration sebagai spiritual resurrection (= kebangkitan rohani).

 

b) Regeneration dalam arti sempit dan luas (Louis Berkhof).

 

1. Regeneration dalam arti sempit’.

Ini menunjuk pada saat pertama penanaman hidup yang baru dalam roh / jiwa manusia, dan kalau mau dianalogikan dalam dunia jasmani, maka ini menunjuk pada pembuahan (saat sperma bertemu dengan sel telur).

 

Di dalam theologia, kalau dibicarakan tentang regeneration, biasanya arti sempit inilah yang dimaksudkan.

 

2. Regeneration dalam arti yang luas’.

Di sini, hidup yang baru yang tadinya ada di dalam, mulai muncul ke permukaan, sehingga bisa disadari oleh orangnya sendiri, bahkan mungkin terlihat oleh orang lain.

Ini bisa dianalogikan dengan kelahiran (saat bayi keluar dari kandungan).

 

Pembedaan ini sangat penting, karena dalam Kitab Suci, ayat-ayat yang berhubungan dengan regeneration, kadang-kadang menunjuk pada regeneration dalam arti pertama, dan kadang-kadang menunjuk pada regeneration dalam arti kedua, sehingga kalau kita tidak membedakan kedua arti itu, kita akan menjumpai hal-hal kontradiksi dalam Kitab Suci.

 

c)    Sifat-sifat / ciri-ciri regeneration:

 

1. Regeneration terjadi dalam sub-conscious life (= alam bawah sadar) dari manusia.

Dasar:

a. Analogi: bayi tidak menyadari saat ia dilahirkan, apalagi pada saat pembuahan yang menjadikan dia!

b. Yoh 3:8 - “Angin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh”.

 

2. Regeneration bersifat monergistic.

Istilah monergistic adalah suatu istilah theologia yang berasal dari 2 kata Yunani yaitu MONO (= satu) dan ERGA (= work / pekerjaan), dan ini menunjukkan bahwa ‘hanya satu pihak yang bekerja’.

Jadi berbeda dengan pengudusan dimana dua pihak, yaitu Allah dan kita, sama-sama bekerja untuk melakukan hal itu (Synergistic), maka dalam terjadinya regeneration, hanya satu pihak yang bekerja, yaitu Allah! Bagaimana dengan manusianya? Manusianya pasif secara total, dan sama sekali tidak ikut mengerjakan regeneration itu!

 

Dasar Kitab Suci:

a. Bahwa regeneration terjadi dalam alam bawah sadar, sudah menunjukkan secara jelas bahwa orang yang dilahirbarukan itu pasif total. Bagaimana ia bisa berbuat sesuatu tentang apa yang terjadi di alam bawah sadarnya?

 

b. Kata dilahirkan’ (bdk. Yoh 3:3,5) adalah suatu kata kerja pasif.

 

c. Analogi dengan kelahiran jasmani: Sama seperti kita tidak melakukan apapun pada saat kita dilahirkan secara jasmani, demikian juga kitapun tidak melakukan apapun pada saat kita dilahirkan kembali oleh Roh Kudus!

Memang dalam kelahiran jasmani, bayi yang dilahirkan itu juga pasif total, dalam arti ia sama sekali tidak membantu terjadinya kelahiran itu. Apalagi kalau kita berbicara tentang pembuahan / pertemuan sperma dan sel telur (regeneration dalam arti sempit), maka bayi itu lebih-lebih pasif total!

 

d. Yoh 1:13 yang berbunyi “Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan laki-laki, melainkan dari Allah”, menunjukkan bahwa dalam terjadinya regeneration, manusianya sama sekali tidak ikut campur.

Yoh 1:13 ini menjelaskan tentang ‘anak-anak Allah’ dalam Yoh 1:12. Kata-kata ‘bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan laki-laki’ menunjukkan bahwa dalam persoalan regeneration manusia sama sekali tidak punya peranan, sedangkan kata-kata ‘melainkan dari Allah’ menunjukkan bahwa regeneration merupakan pekerjaan Allah saja!

 

e. Yoh 3:6 yang berbunyi “Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh”, juga menunjukkan bahwa dalam terjadinya regeneration, manusianya sama sekali tidak ikut campur.

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa ‘daging’ / ‘manusia’ hanya bisa melahirkan ‘daging’ (= manusia yang dikuasai dosa). Hanya Roh (Roh Kudus) yang bisa melahirkan ‘roh’ (manusia yang dikuasai Roh Kudus).

 

f. Mengingat bahwa regeneration adalah spiritual resurrection (= kebangkitan rohani), maka adalah sesuatu yang tidak masuk akal untuk berkata: ‘saya ikut bekerja sama dengan Allah untuk membangkitkan diri saya sendiri yang mati’! Jadi jelas bahwa dalam pembangkitan rohani itu hanya Allah / Roh Kudus yang bekerja, sedangkan manusianya pasif total.

 

Keberatan terhadap pandangan ini:

Yoh 3:7b yang berbunyi: “Kamu harus dilahirkan kembali”, memerintahkan kita untuk dilahirbarukan!

 

Jawaban terhadap keberatan ini:

Yoh 3:7 bukanlah suatu perintah, tetapi menunjukkan bahwa kelahiran baru adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

William Hendriksen: “It does not refer to the realm of moral duty, but to that of the divine decree” (= Itu tidak menunjuk pada kewajiban moral, tetapi pada ketetapan ilahi).

 

Illustrasi: Orang yang mau jadi ABRI, tinggi badan harus 170 cm, usia harus 21 tahun ke atas, berat badan harus diatas 60 kg. Kata ‘harus’ di sini tidak berarti bahwa itu adalah perintah, tetapi menunjukkan bahwa itu adalah syarat!

 

Karena regeneration / kelahiran baru adalah pekerjaan Roh Kudus secara mutlak, maka tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan oleh manusia supaya hal itu bisa terjadi.

 

Bandingkan dengan buku tulisan Billy Graham, yang adalah seorang Arminian, yang berjudul ‘How to be born again’ (= Bagaimana caranya supaya dilahirkan kemba­li). Dari judulnya saja sudah jelas menunjukkan pengertiannya yang salah tentang kelahiran baru!

 

3. Regeneration dilakukan sesuai kehendak dan kedaulatan Roh Kudus.

Yoh 3:8 - Angin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh”.

Kata-kata ‘angin bertiup kemana ia mau’ menunjukkan bahwa Roh Kudus bekerja / melahirbarukan sesukaNya.

 

Ini menunjukkan bahwa Ia memilih orang-orang tertentu sesuai kehendakNya untuk dilahirbarukan, dan Ia tidak melahirbarukan yang lain. Ini jelas menunjuk pada Predestinasi!

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali