Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP:
7064-1331 / 6050-1331)
http://www.golgothaministry.org
BAG 07
Total
Depravity
(Kebejatan total)
I)
Arti Total Depravity.
A) Arti yang salah.
1)
Manusia kehilangan pikirannya, atau perasaannya, atau kehendaknya, atau
hati nuraninya.
Ini
salah dan jelas bertentangan dengan fakta. Baik dalam Kitab Suci maupun dalam
hidup sehari-hari, kita bisa melihat dengan jelas bahwa manusia berdosa tetap
mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, dan hati nuraninya, tetapi semuanya telah
dikotori oleh dosa.
2)
Manusia kehilangan kebebasannya dalam bertindak.
Ini
salah. Manusia tetap bebas karena ia sendiri yang menentukan tindakannya. Tidak
ada suatu apapun atau siapapun yang memaksanya untuk melakukan apapun. Pada saat
manusia itu melakukan apapun, ia tetap melakukannya dengan kehendaknya sendiri.
3)
Manusia sudah mencapai puncak kebejatan dalam arti ia sudah tidak mungkin
bisa lebih bejat lagi (sudah notok bejatnya).
Kebejatan
dalam arti sudah notok bejatnya disebut ‘Utter
Depravity’ (kata ‘utter’
artinya adalah ‘sama sekali’, ‘sepenuhnya’ atau ‘mutlak’), bukan ‘Total Depravity’, dan ini jelas salah, karena:
a)
Kitab Suci mengatakan bahwa manusia bisa menjadi
makin jahat, dan ini membuktikan bahwa manusia belum notok bejatnya /
belum mencapai ‘Utter Depravity’.
2Tim 2:16
- “Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah
kefasikan”.
2Tim 3:13
- “sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah
jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan”.
Mat
24:12 - “Dan karena makin bertambahnya
kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”.
2Tim 4:3-4
- “(3) Karena
akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi
menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan
mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi
dongeng”.
b)
Kita tetap melihat adanya kemungkinan bahwa
manusia yang paling bejatpun bisa lebih bejat lagi. Misalnya kalau kita
melihat orang seperti Hitler, maka kita bisa melihat bahwa ia tidak memperkosa
atau membunuh dan memakan ibunya sendiri.
Seseorang
mengatakan: “The ‘total’ in total depravity refers to the extent
of the damage rather than the degree” (=
Kata ‘total’ dalam total depravity
menunjuk pada luas kerusakan dan bukannya pada tingkat
kerusakan).
Dalam
kata-kata Loraine Boettner: “His corruption is extensive but not
necessarily intensive” (= Kebejatan /
kejahatannya luas tetapi tidak harus dalam)
- ‘The Reformed Doctrine of
Predestination’, hal 61.
Jadi,
manusia tidak selalu memilih tindakan yang terjahat yang ia bisa lakukan.
4)
Manusia semua sama bejatnya.
Ini
juga salah, karena sekalipun semua manusia itu ada dalam keadaan total depravity, tetapi tidak semua sama bejatnya. Ada yang lebih
bejat / lebih jahat dari yang lain.
5)
Semua manusia senang / selalu melakukan segala macam
dosa.
Ini
juga salah. Ada orang yang senang melakukan dosa ini, tetapi membenci dosa itu,
dsb.
6)
Manusia sama sekali tidak bisa
membedakan yang baik dan yang jahat.
Ini
juga salah, karena sekalipun pikiran / pengertian manusia juga dikotori /
dirusak oleh dosa sehingga manusia sering
tidak bisa membedakan yang baik dari yang jahat, tetapi pikiran / pengertian
manusia itu tidaklah sebegitu rusak sehingga ia sama
sekali / selalu tidak bisa membedakan yang baik dan yang jahat.
7)
Manusia sama sekali tidak
menghargai kebaikan.
Ini
juga salah, karena sekalipun manusia itu bejat sehingga ia sering
tidak menghargai kebaikan, tetapi ia tidaklah sebegitu rusak sehingga sama
sekali / selalu tidak menghargai
kebaikan.
8)
Manusia sama sekali tidak bisa melakukan kebaikan sosial dan moral.
Manusia
tetap bisa melakukan kebaikan sosial dan moral di hadapan manusia, tetapi
bagaimanapun ia tidak bisa melakukan sesuatupun yang
betul-betul baik di hadapan Allah.
Charles
Hodge:
“Sin
cleaves in all he does, and from the dominion of sin he cannot free himself”
(= Dosa melekat dalam semua yang ia lakukan, dan dari penguasaan dosa ia tidak
bisa membebaskan dirinya sendiri) - ‘Systematic
Theology’, vol II, hal 264.
Loraine
Boettner:
“He
may give a million dollars to build a hospital, but he cannot give even a cup of
cold water to a disciple in the name of Jesus”
[= Ia bisa memberi satu juta dollar untuk membangun sebuah rumah sakit, tetapi
ia tidak bisa memberi secangkir air sejuk kepada seorang murid dalam
nama Yesus (bdk. Mat 10:40-42)]
- ‘The Reformed Doctrine of
Predestination’, hal 68.
Mat 10:40-42
- “(40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa
menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41) Barangsiapa menyambut
seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut
seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. (42) Dan
barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil
ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’”.
B) Arti yang benar.
Seluruh
manusia sudah dikotori / dirusak / dipengaruhi secara negatif oleh dosa. Kata
‘seluruh manusia’ bukannya menunjuk
kepada semua manusia di dunia ini, tetapi menunjuk kepada ‘seluruh diri
manusia’, baik tubuh, pikiran / pengertian, perasaan,
hati / hati nurani, kemauan / kehendak. Jadi dalam diri seorang manusia
tidak ada satu bagianpun yang tidak dirusak oleh dosa (Yer 17:9
Tit 1:15 Mat 15:19).
Yer 17:9
berbunyi: “Betapa liciknya hati, lebih
licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat
mengetahuinya?”.
Dalam
terjemahan NIV bunyinya adalah:
“The
heart is deceitful above all things and beyond cure.
Who can understand it?”
(= Hati itu lebih licik / bersifat menipu dari pada segala sesuatu dan
sudah tidak bisa diobati / disembuhkan. Siapa yang bisa mengertinya?).
Ayat
ini jelas menunjukkan bahwa hati manusia sudah sangat rusak.
Titus 1:15
berbunyi: “Bagi orang suci semuanya
suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatupun
tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka
najis”.
Ayat
ini secara explicit menunjukkan bahwa bukan hanya akal dan suara hati manusia
itu najis, tetapi bahwa dalam diri manusia suatupun tidak ada yang suci. Jelas
bahwa seluruh manusia sudah dikotori oleh dosa.
1.
Pikiran / pengertian yang rusak.
Kalau
dikatakan bahwa pikiran manusia itu sudah rusak / dirusak oleh dosa, itu tidak
berarti bahwa manusia itu tidak bisa berpikir lagi. Dalam hal jasmani / duniawi,
pikirannya masih berjalan dengan baik, dan karena itu tidak perlu heran kalau
melihat ada orang dunia yang luar biasa pandainya. Tetapi dalam hal rohani,
pikirannya sangat bodoh dan terus mengarah kepada dosa (Maz 10:4b).
Maz 10:4b
- “Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: ‘Allah tidak
akan menuntut! Tidak ada Allah!’, itulah seluruh
pikirannya”. RSV / NASB ≈ Kitab Suci Indonesia.
NIV:
“in
all his thoughts there is no room for God”
(= dalam seluruh pikirannya tidak ada tempat bagi Allah).
KJV:
“God
is not in all his thoughts” (= Allah tidak
ada dalam seluruh pikirannya).
Contoh-contoh
pikiran yang bodoh dan mengarah kepada dosa:
a.
Anggapan bahwa surga / neraka itu tidak ada, atau sikap yang meremehkan
keberadaan surga / neraka.
b.
Anggapan bahwa Kitab Suci / Firman Tuhan itu tidak penting.
c.
Anggapan bahwa manusia bisa menyelamatkan dirinya sendiri tanpa
pengorbanan / penebusan Yesus Kristus.
d.
Anggapan bahwa dosa itu adalah hal yang remeh.
e.
Kepercayaan terhadap takhyul atau kepercayaan-kepercayaan lain yang
salah.
f.
Dsb.
2.
Perasaan yang rusak.
Ini
wujudnya bermacam-macam, seperti:
a.
Tidak adanya sukacita dan damai (Yes 48:22).
Yes
48:22 - “‘Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!’ firman
TUHAN”.
b.
Perasaaan ragu-ragu / tidak yakin terhadap kebenaran, baik tentang Allah,
Yesus, Kitab Suci, surga / neraka, dsb.
c.
Perasaan iri hati, benci, tidak kasih, sombong, dsb.
d.
Perasaan tidak enak, seperti sumpek dsb, justru pada waktu melakukan hal
yang benar (misalnya memarahi / mendisiplin anak yang salah).
e.
Perasaan enak justru setelah melakukan dosa. Misalnya merasa lega setelah
membalas kejahatan seseorang.
3.
Kehendak yang rusak (Ef 2:3 - ‘kehendak
daging dan pikiran kami yang jahat’).
Ef
2:3 - “Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika
kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak
daging dan pikiran kami yang jahat.
Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka
yang lain”.
Kata
‘kehendak’ diterjemahkan ‘desires’
(= keinginan-keinginan) dalam KJV/RSV/NIV/NASB. Sekalipun berbeda, tetapi jelas
juga mempunyai persamaan. Kedua hal ini, ‘keinginan’ dan ‘kehendak’
pasti sangat berhubungan.
Ini
ditunjukkan dengan selalu terarahnya kehendak manusia itu pada hal-hal yang
jahat.
4.
Hati nurani yang rusak (Tit 1:15).
Titus 1:15
- “Bagi orang suci semuanya suci;
tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci,
karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.
Ini
menyebabkan hati nurani itu tidak lagi bisa dijadikan standard yang sempurna
untuk menentukan baik atau jahat.
5.
Tubuh yang digunakan untuk hal-hal yang berdosa.
Karena
4 hal di atas semuanya rusak, maka secara otomatis tubuh juga akan digunakan
untuk hal-hal yang berdosa (Ro 6:12-13,19).
Ro 6:12-13,19
- “(12) Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi
di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti
keinginannya. (13) Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu
kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.
Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran. ... (19) Aku mengatakan hal ini secara manusia karena
kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah
menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan
kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu
sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba
kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan”.
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali