kebaktian online

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 10 Nopember 2024, pk 09.30

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

II Samuel 12:1-25(4)

 

pertobatan DauD

 

2Sam 12:1-25 - “(1) TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: ‘Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. (2) Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; (3) si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. (4) Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu.’ (5) Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: ‘Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. (6) Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan.’ (7) Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: ‘Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. (8) Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu. (9) Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mataNya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. (10) Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. (11) Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. (12) Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ (13) Lalu berkatalah Daud kepada Natan: ‘Aku sudah berdosa kepada TUHAN.’ Dan Natan berkata kepada Daud: ‘TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. (14) Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati.’ (15) Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. (16) Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. (17) Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. (18) Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: ‘Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!’ (19) Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: ‘Sudah matikah anak itu?’ Jawab mereka: ‘Sudah.’ (20) Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan. (21) Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: ‘Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!’ (22) Jawabnya: ‘Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. (23) Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.’ (24) Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini (25) dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.”.

 

5) Kata-kata Nabi Natan dalam ay 9-10 lebih menekankan dosa Daud lagi.

Ay 9-10: “(9) Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mataNya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. (10) Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.”.

 

a)      Ada beberapa hal yang perlu dibahas tentang ay 9 ini:

 

1.  Ada yang kurang dalam terjemahan LAI.

LAI: ‘menghina TUHAN’.

KJV: ‘despised the commandment of the LORD [= menghina / merendahkan hukum TUHAN].

RSV/NASB: ‘despised the word of the LORD [= menghina / merendahkan firman TUHAN].

NIV: ‘despise the word of the LORD [= menghina / merendahkan firman TUHAN].

 

Matthew Henry: “This is the spring and this is the malignity of sin, that it is making light of the divine law and the law-maker; as if the obligation of it were weak, the precepts of it trifling, and the threats not at all formidable. Though no man ever wrote more honourably of the law of God than David did, yet, in this instance, he is justly charged with a contempt of it.” [= Inilah asal muasal dan kejahatan dari dosa, yaitu bahwa dosa meremehkan hukum ilahi dan Pembuat hukum; seolah-olah kewajibannya lemah, perintahnya sepele, dan ancamannya sama sekali tidak menakutkan. Meskipun tidak ada orang yang pernah menulis lebih terhormat tentang hukum Allah daripada Daud, namun dalam hal ini, dia secara adil dituduh meremehkannya.].

 

Matthew Henry: “The murder of Uriah is twice mentioned: ‘Thou hast killed Uriah with the sword, though not with thy sword, yet, which is equally heinous, with thy pen, by ordering him to be set in the forefront of the battle.’ Those that contrive wickedness and command it are as truly guilty of it as those that execute it. It is repeated with an aggravation: Thou hast slain him with the sword of the children of Ammon, those uncircumcised enemies of God and Israel.” [= Pembunuhan Uria disebutkan dua kali: ‘Engkau telah membunuh Uria dengan pedang, meskipun bukan dengan pedangmu, namun, yang sama kejinya, dengan penamu, dengan memerintahkannya untuk ditempatkan di barisan depan pertempuran.’ Mereka yang merencanakan kejahatan dan memerintahkannya sama bersalahnya dengan mereka yang melaksanakannya. Hal ini diulangi dengan penekanan: Engkau telah membunuhnya dengan pedang orang-orang Amon, musuh-musuh Allah dan Israel yang tidak bersunat itu.].

 

2.  Ay 9b: “Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.”.

 

Terjemahan Kitab Suci Indonesia sangat lemah, menggunakan bentuk pasif. Bandingkan dengan terjemahan Kitab Suci Inggris di bawah ini.

KJV: thou hast killed Uriah the Hittite with the sword, and hast taken his wife [to be] thy wife, and hast slain him with the sword of the children of Ammon’ [= Engkau telah membunuh Uria, orang Het, dengan pedang, dan telah mengambil istrinya menjadi istrimu, serta telah membunuhnya dengan pedang bani Amon.].

NIV: You struck down Uriah the Hittite with the sword and took his wife to be your own. You killed him with the sword of the Ammonites [= Engkau telah membunuh Uria, orang Het, dengan pedang, dan telah mengambil istrinya menjadi istrimu. Engkau telah membunuhnya dengan pedang bani Amon.].

 

Ini menunjukkan bahwa pembunuhan yang direncanakan seperti itu, dengan menggunakan orang lain, di hadapan Tuhan merupakan pembunuhan aktif.

 

3.  Keil & Delitzsch: haarag‎, to murder, is stronger than ‎hikaah‎; and the fact that it was by the sword of the Ammonites, the enemies of the people of God, that the deed was done, added to the wickedness.” [= haarag‎, yang berarti membunuh, lebih kuat daripada ‎hikaah‎; dan kenyataan bahwa tindakan tersebut dilakukan dengan pedang orang Amon, musuh umat Tuhan, menambah kejahatannya.].

 

Apa bedanya ‘to murder’ dan ‘to kill’?

 

Jawaban ChatGPT:

Secara umum, dalam bahasa Inggris, ‘to murder’ dan ‘to kill’ sama-sama berarti ‘membunuh,’ tetapi ada perbedaan penting dalam nuansa maknanya:

a.  To Murder: Mengandung unsur niat jahat dan ilegalitas. Kata ini mengacu pada tindakan pembunuhan yang dilakukan dengan niat jahat dan sering kali ilegal, khususnya terhadap manusia. Misalnya, dalam konteks hukum, ‘murder’ adalah tindakan pembunuhan yang disengaja atau direncanakan sebelumnya (premeditated).

b.  To Kill: Lebih umum dan netral. ‘To kill’ berarti mengakhiri hidup seseorang atau sesuatu, tetapi tidak selalu mengandung unsur niat jahat atau ilegalitas. Tindakan ‘killing’ bisa saja terjadi tanpa adanya unsur niat jahat, misalnya membunuh dalam rangka membela diri atau kecelakaan.

Jadi, ‘murder’ lebih khusus untuk pembunuhan dengan niat buruk, sedangkan ‘kill’ lebih luas maknanya dan bisa meliputi berbagai alasan yang tidak selalu jahat atau disengaja.

 

b) Berbeda dengan dalam ay 9, maka dalam ay 10, kata-kata yang digunakan memang ‘menghina Aku (Tuhan)’.

 

Matthew Henry: “To marry her whom he had before defiled, and whose husband he had slain, was an affront upon the ordinance of marriage, making that not only to palliate, but in a manner to consecrate, such villanies. In all this he ‘despised the word of the Lord’ (so it is in the Hebrew), ... The reason given is, ‘Because thou hast despised me.’ Note, Those who despise the word and law of God despise God himself and shall be lightly esteemed.” [= Menikahi wanita yang sebelumnya telah dia nodai, dan yang suaminya telah dia bunuh, adalah suatu penghinaan terhadap ketetapan pernikahan, menjadikan pernikahan bukan hanya untuk menutupi, tetapi juga, dalam beberapa hal, untuk menguduskan kejahatan semacam itu. Dalam semua ini, dia ‘meremehkan firman Tuhan’ (demikian bunyinya dalam bahasa Ibrani)... Alasan yang diberikan adalah, ‘Karena engkau telah menghina / meremehkan Aku.’ Catatan, Mereka yang meremehkan firman dan hukum Tuhan meremehkan Tuhan sendiri dan akan dipandang rendah.].

 

Bdk. Kis 17:11 - Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya (lebih mulia) dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian..

 

Bdk. Amsal 13:13 - Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan..

 

Bdk. Amsal 1:22-31 - “(22) ‘Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? (23) Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu. (24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. (29) Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, (30) tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, (31) maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka..

 

V) Pertobatan Daud (ay 13a).

 

Ay 13a: “(13a) Lalu berkatalah Daud kepada Natan: ‘Aku sudah berdosa kepada TUHAN.’.

 

1) Banyak raja yang pada waktu ditegur dosanya menjadi marah.

 

a)      Raja Yerobeam (1Raja 13:1-6).

 

1Raja 13:1-6 - “(1) Sedang Yerobeam berdiri di atas mezbah itu sambil membakar korban, maka atas perintah TUHAN datanglah seorang abdi Allah dari Yehuda ke Betel. (2) Lalu atas perintah TUHAN berserulah orang itu terhadap mezbah itu, katanya: ‘Hai mezbah, hai mezbah! Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya; ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar korban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar di atasmu.’ (3) Pada waktu itu juga ia memberitahukan suatu tanda ajaib, katanya: ‘Inilah tanda ajaib, bahwa TUHAN telah berfirman: Bahwasanya mezbah itu akan pecah, sehingga tercurah abu yang di atasnya.’ (4) Demi raja Yerobeam mendengar perkataan abdi Allah yang diserukannya terhadap mezbah di Betel itu, ia mengulurkan tangannya dari atas mezbah dan berkata: ‘Tangkaplah dia!’ Tetapi tangan yang diulurkannya terhadap orang itu menjadi kejang, sehingga tidak dapat ditariknya kembali. (5) Mezbah itupun pecahlah, sehingga abu yang di atasnya tercurah, sesuai dengan tanda ajaib yang diberitahukan abdi Allah itu atas perintah TUHAN. (6) Lalu berbicaralah raja dan berkata kepada abdi Allah itu: ‘Mohonkanlah belas kasihan TUHAN, Allahmu, dan berdoalah untukku, supaya tanganku dapat kembali.’ Dan abdi Allah itu memohonkan belas kasihan TUHAN, maka tangan raja itu dapat kembali dan menjadi seperti semula..

 

b)      Raja Ahab (1Raja 18:17).

 

1Raja 17:1 - Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: ‘Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.’.

 

1Raja 18:17 - Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: ‘Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?’.

 

c)      Raja Asa (2Taw 16:7-10).

 

2Taw 16:7-10 - “(7) Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: ‘Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu. (8) Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepadaNya. (9) Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.’ (10) Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat..

 

d)      Raja Uzia (2Taw 26:16-21).

 

2Taw 26:16-21 - “(16) Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. (17) Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas; (18) mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: ‘Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini.’ (19) Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan. (20) Imam kepala Azarya dan semua imam lainnya memandang kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakit kusta pada dahinya. Cepat-cepat mereka mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa-gesa keluar, karena TUHAN telah menimpakan tulah kepadanya. (21) Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN. Dan Yotam, anaknya, mengepalai istana raja dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu..

 

Amsal 12:1 - Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu..

 

2) Pada waktu Daud ditegur dosanya, ia dengan rendah hati mengakui dosa-dosanya dan bertobat.

 

Ay 13a: Lalu berkatalah Daud kepada Natan: ‘Aku sudah berdosa kepada TUHAN.’.

 

Daud tidak berusaha membenarkan diri, menutup-nutupi dosa, mencari kambing hitam dan sebagainya. Ia langsung dengan rendah hati mengakui dosanya!

 

Pulpit Commentary: “Its brevity. Two words only: ‘I have sinned against Jehovah.’ ‘There is in the Bible no confession so unconditional, no expression of repentance so short, but also none so thoroughly true’ (Disselhoff). ‘Saul confessed his sin more largely, less effectually. God cares not for phrases, but for affection’ (Hall).” [= Singkatnya pengakuan dosa itu. Hanya dua kata (dalam bahasa Ibrani): ‘Aku telah berdosa terhadap Yehovah.’ ‘Tidak ada pengakuan di Alkitab yang begitu tanpa syarat, tidak ada ungkapan pertobatan yang begitu singkat, tetapi juga tidak ada yang begitu sepenuhnya benar’ (Disselhoff). ‘Saul mengakui dosanya dengan lebih panjang lebar, tetapi kurang efektif. Allah tidak peduli pada rangkaian kata, tetapi pada ketulusan hati’ (Hall).] - hal 309.

 

Matthew Henry: David’s penitent confession of his sin hereupon. He says not a word to excuse himself or extenuate his sin, but freely owns it: ‘I have sinned against the Lord,’ v. 13. It is probable that he said more to this purport; but this is enough to show that he was truly humbled by what Nathan said, and submitted to the conviction. He owns his guilt - ‘I have sinned,’ and aggravates it - It was against the Lord: on this string he harps in the psalm he penned on this occasion. Ps 51:1, ‘Against thee, thee only, have I sinned.’[= Pengakuan dosa Daud yang penuh penyesalan di sini. Ia tidak mengatakan sepatah kata pun untuk membela diri atau meremehkan dosanya, tetapi dengan jujur mengakuinya: ‘Aku telah berdosa terhadap Tuhan’ (2Sam 12:13). Adalah mungkin bahwa Daud mengatakan lebih banyak hal dengan maksud ini; tetapi ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa dia benar-benar direndahkan oleh apa yang dikatakan Nabi Natan, dan tunduk pada teguran itu. Ia mengakui kesalahannya - ‘Aku telah berdosa,’ dan memperbesar dosanya - ‘Itu dilakukan terhadap Tuhan.’ Daud terus menekankan hal ini dalam mazmur yang ditulisnya untuk kesempatan ini. Dalam Maz 51:6, ia berkata, ‘Terhadap Engkau, terhadap Engkau saja aku telah berdosa.’].

 

Catatan: Ps. 51:1 itu pasti salah cetak, seharusnya Ps. 51:4. Dan dalam terjemahan LAI itu ada pada ay 6.

 

Maz 51:6 - Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusanMu, bersih dalam penghukumanMu.”.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “These awful words pierced his heart, aroused his conscience, and brought him to his knees. The sincerity and depth of his penitential sorrow are evinced by the psalms he composed, (Ps 32; 51; 103.) [= Kata-kata yang mengerikan ini menembus hatinya, membangkitkan hati nuraninya, dan membuatnya berlutut. Ketulusan dan kedalaman penyesalan dan kesedihannya terbukti dari mazmur-mazmur yang dia ciptakan, (Mzm 32; 51; 103).].

 

Maz 32:1-11 - (1) [Dari Daud. Nyanyian pengajaran.] Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! (2) Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! (3) Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; (4) sebab siang malam tanganMu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela (5) Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: ‘Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,’ dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela (6) Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepadaMu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya. (7) Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela (8) Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mataKu tertuju kepadamu. (9) Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau. (10) Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingiNya dengan kasih setia. (11) Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!.

 

Maz 51:1-21 - “(1) [Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.] (3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setiaMu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar! (4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (5) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. (6) Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusanMu, bersih dalam penghukumanMu. (7) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. (8) Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. (9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! (10) Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! (11) Sembunyikanlah wajahMu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! (12) Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! (13) Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu yang kudus dari padaku! (14) Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari padaMu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! (15) Maka aku akan mengajarkan jalanMu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepadaMu. (16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilanMu! (17) Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepadaMu! (18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (20) Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hatiMu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem! (21) Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbahMu..

 

Maz 103:1-22 - “(1) [Dari Daud.] Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! (2) Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! (3) Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, (4) Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, (5) Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali. (6) TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas. (7) Ia telah memperkenalkan jalan-jalanNya kepada Musa, perbuatan-perbuatanNya kepada orang Israel. (8) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. (9) Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. (10) Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, (11) tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; (12) sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita. (13) Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. (14) Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. (15) Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; (16) apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. (17) Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilanNya bagi anak cucu, (18) bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjianNya dan yang ingat untuk melakukan titahNya. (19) TUHAN sudah menegakkan takhtaNya di sorga dan kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu. (20) Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikatNya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firmanNya dengan mendengarkan suara firmanNya. (21) Pujilah TUHAN, hai segala tentaraNya, hai pejabat-pejabatNya yang melakukan kehendakNya. (22) Pujilah TUHAN, hai segala buatanNya, di segala tempat kekuasaanNya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!.

 

Dari dosa Daud muncul kebaikan, yaitu timbulnya mazmur-mazmur ini!

 

Calvin: “Now in this (I say) we must recognize that although God for a time abandons his elect, indeed even to the extent of giving them the marks and sores of the reprobate, still he always has his eye upon them so as to draw them back. When he has humbled and abased them and made them feel their wretchedness, then he will show his mercy and overcome all their miseries.” [= Sekarang dalam hal ini (saya katakan), kita harus menyadari bahwa meskipun Allah untuk sementara waktu meninggalkan orang-orang pilihanNya, bahkan sampai memberikan mereka tanda-tanda dan luka-luka seperti orang-orang yang ditentukan untuk binasa, tetap saja Dia selalu memperhatikan mereka untuk menarik mereka kembali. Ketika Ia telah merendahkan dan mempermalukan mereka serta membuat mereka merasakan kesengsaraan mereka, maka Dia akan menunjukkan belas kasihanNya dan mengatasi semua penderitaan mereka.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 478.

 

Calvin: “In spite of all that, we can still clearly perceive that he was not so stupefied that some small spark did not remain in him, although it seemed all but buried. For when he did recognise his offence, it was with tremendous grief, as we have already pointed out from Psalm 51, which we will look at again. That reaction shows us that God still kept him retained for himself, although he seemed to be a wild beast, totally lost.” [= Meskipun demikian, kita masih dapat dengan jelas melihat bahwa Daud tidak sepenuhnya terpukul hingga kebas, karena ada percikan kecil yang masih tersisa dalam dirinya, meskipun tampaknya hampir terkubur. Sebab ketika ia menyadari kesalahannya, hal itu disertai dengan kesedihan yang mendalam, seperti yang telah kita tunjukkan dari Maz 51, yang akan kita lihat lagi. Reaksi itu menunjukkan bahwa Allah masih mempertahankannya bagi diriNya, meskipun Daud tampak seperti binatang liar yang tersesat secara total.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 554.

 

Calvin: “It will often also happen that, for a period, the elect can seem devoid of the Spirit, and you would think that the Spirit given to them has been totally quenched, for they no longer seem to know what religion is, or feel the fear of God. But in a single moment, God can make them feel their offences, clearly showing that they have been asleep, so to speak, and not dead at all.” [= Seringkali juga terjadi bahwa, untuk suatu periode, orang-orang pilihan bisa tampak seolah-olah kehilangan Roh, dan seakan-akan Roh yang diberikan kepada mereka telah sepenuhnya padam, karena mereka tampaknya tidak lagi tahu apa itu agama, atau merasakan takut akan Allah. Namun, dalam sekejap, Allah dapat membuat mereka menyadari kesalahan mereka, dengan jelas menunjukkan bahwa mereka hanya seolah-olah tertidur, dan sama sekali tidak mati.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 554.

 

Calvin: “if God cause our accuser, by his rebukes, to seem to cut us with a knifre or cauterise and burn us, let us recognise that it is useful for us; let us learn to profit from it and not to be hardened. For we will gain nothing by arguing against God. However long we deeply desire to prevaricate, and proudly stand against him, still he will have to overcome us in the end, just as the psalmist says” [= Jika Allah menyebabkan pendakwa kita, melalui teguranNya, tampak seolah-olah memotong kita dengan pisau atau membakar kita dengan kauterisasi, marilah kita menyadari bahwa hal itu bermanfaat bagi kita; marilah kita belajar untuk mengambil manfaat darinya dan tidak mengeraskan hati. Sebab, kita tidak akan memperoleh apa pun dengan berdebat melawan Allah. Seberapa lama pun kita sangat ingin mengelak, dan dengan sombong melawanNya, pada akhirnya Dia tetap akan mengalahkan kita, seperti yang dikatakan oleh pemazmur] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 556-557.

 

Calvin: “David, by this word ‘sinned’, did not at all confess carelessly, ... the heart is still speaking while the tongue does not utter a sound. ... our silence means much when we acquiesce in the Word of God by which we are vividly rebuked. ... Although no uttering a word with our lips, may we always have everything that David included in this Psalm.” [= Daud, dengan kata ‘berdosa’ ini, sama sekali tidak mengakui dengan sembarangan... hati masih berbicara meskipun lidah tidak mengucapkan sepatah kata pun. ... keheningan kita berarti banyak ketika kita menerima Firman Allah yang dengan jelas menegur kita. ... Meskipun tidak mengucapkan sepatah kata pun dengan bibir kita, semoga kita selalu memiliki segala sesuatu yang Daud sertakan dalam Mazmur ini.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 557.

 

Catatan: yang dimaksud adalah Maz 51.

 

Calvin: “Now this is the reason why David cried out that he had ‘sinned against God; indeed against God alone’ (Psa. 51:4). It was not that he had not offended men, but was to show that is was because he was king that he had not been accused and no one cried against him. ... even if he had all mankind on his side, applauding him and making him believe that it was nothing; even if they piled up excuses for him, that he must no longer torment himself; that though he had made one mistake, still no one should pursue such a matter against a king, and after all, his dignity certainly merited more privilege than any others - even if they said all that, he was far from wanting to authorise himself by this kind of thing.” [= Inilah alasan mengapa Daud berseru bahwa ia telah ‘berdosa terhadap Allah; memang hanya terhadap Allah’ (Maz 51:6). Bukan berarti ia tidak menyinggung manusia, tetapi hal itu untuk menunjukkan bahwa karena ia adalah raja, ia tidak dituduh, dan tidak ada yang berteriak melawan dia. ... Bahkan jika seluruh umat manusia ada di pihaknya, memuji dan membuatnya percaya bahwa itu bukan apa-apa; bahkan jika mereka mengumpulkan banyak alasan untuk membelanya, dengan mengatakan bahwa ia tidak perlu lagi menyiksa dirinya sendiri; bahwa meskipun ia telah melakukan satu kesalahan, tetap saja tidak ada yang harus mengejar masalah seperti itu terhadap seorang raja, dan bagaimanapun juga, martabatnya tentu saja pantas mendapatkan lebih banyak hak istimewa daripada yang lain - bahkan jika mereka mengatakan semua itu, Daud sama sekali tidak ingin membenarkan dirinya dengan cara semacam itu.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 558.

 

Calvin: “he moved on to the very womb of his mother (Psa. 51:5) - not however, like a hypocrite, for there are many who will attempt to lessen their offences in this way, and say: ‘Now look, we are all sinners’. ... David spoke differently from this. For after he saw that he had so grievously fallen, he remembered that from his birth and the womb of his mother, he had not ceased to commit sin upon sin, and that since then he had been guilty. ... In other words, this was the realisation that he was accursed, and that he would be cut off from all hope of salvation unless the Lord granted him mercy.” [= Daud merujuk hingga ke rahim ibunya (Maz 51:7) - namun, bukan seperti seorang munafik, karena banyak orang yang akan mencoba meremehkan pelanggaran mereka dengan cara ini, dan berkata: ‘Lihatlah, kita semua adalah orang berdosa.’ ... Daud berbicara dengan cara yang berbeda. Setelah ia melihat betapa parahnya ia jatuh, ia mengingat bahwa sejak kelahirannya dan dari rahim ibunya, ia tidak pernah berhenti melakukan dosa demi dosa, dan sejak saat itu ia sudah bersalah. ... Dengan kata lain, ini adalah kesadaran bahwa ia terkutuk, dan bahwa ia akan diputuskan dari segala harapan keselamatan kecuali Tuhan mengaruniakan belas kasihan kepadanya.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 560.

 

Calvin: “‘My iniquity is ever before me’ (Psa. 51:3) - my sin gives me no rest. Now by that, he clearly showed that in fact he had not fled the judgement of God, as the hypocrites do, by trampling down any anxiety, not wanting to ‘nurse melancholy’, as they say, but rather to give themselves a good time.” [= ‘Dosaku selalu ada di depanku’ (Maz 51:5) - dosaku tidak memberiku istirahat. Dengan mengatakan itu, Daud dengan jelas menunjukkan bahwa ia tidak lari dari penghakiman Allah, seperti yang dilakukan oleh orang-orang munafik, yang menekan rasa cemas mereka, tidak ingin ‘memelihara kesedihan,’ sebagaimana yang mereka katakan, tetapi lebih memilih untuk menikmati hidup.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 561.

 

Bukan taktik / strategi Natan yang menyebabkan Daud bertobat, tetapi pekerjaan Tuhan dalam diri Daud.

 

Calvin: “the Word will be useless, even if we have it hammered in our ears, until our Lord makes us hear it, that is, that he change the hardness of our hearts, and convert the stone into flesh, as the prophet Ezekiel describes it (Ezek. 11:19). ... although God sends his Word to us in order to exhort us to repentance, it will be nothing but wasted effort unless he speaks within by his Spirit.” [= Firman akan sia-sia, bahkan jika kita mendengarnya terus-menerus, sampai Tuhan membuat kita benar-benar mendengarnya, yaitu dengan mengubah kekerasan hati kita, dan menggantikan batu dengan daging, seperti yang digambarkan oleh nabi Yehezkiel (Yeh 11:19). ... Meskipun Allah mengirimkan FirmanNya kepada kita untuk mendorong kita bertobat, semua itu akan sia-sia kecuali Dia berbicara di dalam hati kita melalui RohNya.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 528.

 

Keil & Delitzsch: “These words went to David’s heart, and removed the ban of hardening which pressed upon it. He confessed to the prophet, ‘I have sinned against the Lord.’ ‘The words are very few, just as in the case of the publican in the Gospel of Luke (Luke 18:13). But that is a good sign of a thoroughly broken spirit.... There is no excuse, no cloaking, no palliation of the sin. There is no searching for a loophole, ... no pretext put forward, no human weakness pleaded. He acknowledges his guilt openly, candidly, and without prevarication’ (Berleb. Bible).” [= Kata-kata ini masuk ke dalam hati Daud dan menghilangkan kekerasan yang menekan hatinya. Dia mengakui kepada nabi, ‘Aku telah berdosa terhadap Tuhan.’ ‘Kata-katanya sangat singkat, seperti halnya pemungut cukai dalam Injil Lukas (Lukas 18:13). Namun, ini adalah tanda baik dari roh yang benar-benar hancur. ... Tidak ada alasan, tidak ada upaya menutupi, tidak ada peringanan terhadap dosa. Tidak ada usaha mencari celah, ... tidak ada alasan yang dikemukakan, tidak ada kelemahan manusia yang dijadikan dalih. Dia mengakui kesalahannya secara terbuka, jujur, dan tanpa berdalih’ (Alkitab Berleb).].

 

Bandingkan dengan pengakuan dosa dalam Gereja Roma Katolik dimana dosa dan bahkan proses kejatuhan ke dalam dosa harus diceritakan secara mendetail.

 

3) Daud bukan hanya mengakui dosanya, tetapi ia juga menghormati nabi Natan yang telah dipakai oleh Tuhan untuk mempertobatkannya.

 

Matthew Henry: David named one of his sons by Bath-sheba ‘Nathan,’ in honour of this prophet (1 Chron 3:5), and it was that son of whom Christ, the great prophet, lineally descended, Luke 3:31.[= Daud menamai salah satu putranya dari Batsyeba dengan nama ‘Natan’, untuk menghormati nabi ini (1Taw 3:5), dan dari putra itulah Kristus, nabi besar, secara garis keturunan langsung berasal (Luk 3:31).].

 

1Taw 3:5 - Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel,.

 

Luk 3:31 - anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud,.

 

Catatan: ini adalah silsilah Yesus dari jalur Maria. Dalam silsilah Yesus dalam Mat 1:1-17, dari jalur Yusuf, Yesus diturunkan dari Salomo.

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali