kebaktian online

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

 (Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 28 Juli 2024, pk 09.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

II Samuel 11:1-27

 

daud dan batsyeba(2)

 

2Sam 11:1-27 - “(1) Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. (2) Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. (3) Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: ‘Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.’ (4) Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. (5) Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: ‘Aku mengandung.’ (6) Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: ‘Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.’ Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. (7) Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. (8) Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: ‘Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.’ Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. (9) Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. (10) Diberitahukan kepada Daud, demikian: ‘Uria tidak pergi ke rumahnya.’ Lalu berkatalah Daud kepada Uria: ‘Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?’ (11) Tetapi Uria berkata kepada Daud: ‘Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!’ (12) Kata Daud kepada Uria: ‘Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi.’ Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. (13) Keesokan harinya Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. (14) Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. (15) Ditulisnya dalam surat itu, demikian: ‘Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.’ (16) Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. (17) Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati. (18) Kemudian Yoab menyuruh orang memberitahukan kepada Daud jalannya pertempuran itu. (19) Ia memerintahkan kepada suruhan itu, demikian: ‘Jika engkau sudah selesai mengabarkan jalannya pertempuran itu kepada raja, (20) dan jikalau raja menjadi geram dan berkata kepadamu: Mengapa kamu demikian dekat ke kota itu untuk berperang? Tidakkah kamu tahu, bahwa orang akan memanah dari atas tembok? (21) Siapakah yang menewaskan Abimelekh bin Yerubeset? Bukankah seorang perempuan menimpakan batu kilangan kepadanya dari atas tembok, sehingga ia mati di Tebes? Mengapa kamu demikian dekat ke tembok itu? - maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati.’ (22) Lalu pergilah suruhan itu dan sesampainya ia memberitahukan kepada Daud segala yang diperintahkan Yoab kepadanya. (23) Suruhan itu berkata kepada Daud: ‘Orang-orang itu lebih kuat dari pada kami dan keluar menyerang kami di padang. Tetapi kami mendesak mereka kembali sampai ke lobang pintu gerbang. (24) Pada waktu itu pemanah-pemanah menembak kepada hamba-hambamu dari atas tembok, sehingga beberapa dari hamba raja mati; juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati.’ (25) Kemudian berkatalah Daud kepada suruhan itu: ‘Beginilah kaukatakan kepada Yoab: Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Sebab itu perhebatlah seranganmu terhadap kota itu dan runtuhkanlah itu. Demikianlah kau harus kuatkan hatinya!’ (26) Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu. (27) Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.”.

 

IV) Apa yang seharusnya Daud lakukan.

 

1) Tidak melanjutkan imaginasi liarnya, bahkan berhenti memandang Batsyeba.

 

The Bible Exposition Commentary: “Imagination (v. 2b). A man can’t be blamed if a beautiful woman comes into his line of vision, but if the man deliberately lingers for a second look in order to feed his lust, he’s asking for trouble. ‘You heard that it was said, You shall not commit adultery,’ said Jesus. ‘But as for myself, I am saying to you, Everyone who is looking at a woman in order to indulge his sexual passion for her, has already committed adultery with her in his heart’ (Matt 5:27-28, Wuest’s Expanded Translation). When David paused and took that longer second look, his imagination went to work and started to conceive sin.” [= Imajinasi / khayalan (v. 2b). Seorang laki-laki tidak bisa disalahkan jika seorang wanita cantik masuk ke dalam jalur pandangannya, tetapi jika laki-laki tersebut dengan sengaja berlama-lama untuk melihat keduakalinya untuk memberi makan nafsunya, dia sedang mencari masalah. ‘Kamu telah mendengar bahwa dikatakan, Jangan berzinah,’ kata Yesus. ‘Tetapi untuk diriku sendiri, aku mengatakan kepadamu, Setiap orang yang memandang seorang wanita untuk memuaskan nafsu sexualnya kepadanya, sudah berzinah dengan dia dalam hatinya’ (Mat 5:27-28, Terjemahan Wuest yang Diperluas). Ketika Daud berhenti dan melihat lebih lama, imajinasinya mulai bekerja dan mulai membentuk dosa.].

 

Mat 5:27-28 - “(27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. (28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya..

 

Matthew Henry: “(3.) a wandering eye: He saw a woman washing herself, probably from some ceremonial pollution, according to the law. The sin came in at the eye, as Eve’s did. Perhaps he sought to see her, at least he did not practise according to his own prayer, ‘Turn away my eyes from beholding vanity,’ ... Either he had not, like Job, made a covenant with his eyes, or, at this time, he had forgotten it.” [= (3.) mata yang mengembara: Dia melihat seorang wanita membersihkan dirinya, mungkin karena beberapa pencemaran ceremonial, sesuai dengan hukum. Dosa masuk melalui mata, seperti yang terjadi pada Hawa. Mungkin dia mencari untuk melihatnya, setidaknya dia tidak mempraktekkan sesuai dengan doanya sendiri, ‘Jauhkanlah mataku dari memandang hal-hal yang sia-sia,’ ... Atau dia tidak, seperti Ayub, membuat suatu perjanjian dengan matanya, atau, pada saat ini, dia telah melupakannya.].

 

Ayub 31:1,9-10 - “(1)Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara? ... (9) Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu sesamaku, (10) maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia..

 

Maz 119:37 - Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!.

 

Calvin: “David was corrupted, through a single look, into desiring the wife of someone else - which clearly shows us how we need to pray that God would turn our eyes from vanity (Psa. 119:37), for there is no doubt that it was this experience that taught David to make such a request.” [= Daud menjadi bejat / tak bermoral, melalui sekali pandangan, menjadi menginginkan istri orang lain - yang jelas menunjukkan kepada kita betapa kita perlu berdoa agar Allah memalingkan mata kita dari kesia-siaan (Maz 119:37), karena tidak diragukan lagi bahwa pengalaman ini yang mengajarkan Daud untuk membuat permintaan semacam itu (permintaan dalam Maz 119:37).] - ‘Sermons on 2 Samuel’, hal 490.

 

Catatan: tentang Maz 119:37 ini ada perbedaan antara pandangan Matthew Henry dengan pandangan Calvin. Matthew Henry menganggap bahwa Daud berdoa seperti dalam ayat ini, tetapi tidak mempraktekkannya pada saat itu. Sebaliknya Calvin menganggap bahwa pengalaman kejatuhan dengan Batsyeba membuat Daud menuliskan doa ini.

 

2) Daud seharusnya menghentikan tindakannya dan ‘melarikan diri’.

 

The Biblical Illustrator: “David enquired after her, who she was, when he should rather have reproved himself for looking and lusting after a forbidden object; more especially when he found she was a daughter to one and a wife to another of his famous worthies (2 Sam 23:34,39.)” [= Daud menanyakan tentang dirinya, siapa dia, padahal seharusnya dia menegur dirinya sendiri karena melihat dan menginginkan / bernafsu tentang suatu obyek yang terlarang; terutama ketika dia mengetahui bahwa dia adalah anak perempuan dari salah satu, dan istri dari orang lain, dari orang-orang berharganya yang terkenal (2Sam 23:34,39).].

 

2Sam 23:34,39 - “(34) Elifelet anak Ahasbai orang Maakha; Eliam anak Ahitofel orang Gilo; ... (39) Uria, orang Het, semuanya tiga puluh tujuh orang..

 

Pulpit Commentary: “The temptation of the flesh is overcome and impure passion mortified by flight, and not by fighting face to face. He then who flies fastest and furthest is most sure of victory. Once more I say to thee, Fly! for thou are as stubble. Therefore fly, fly, if indeed thou wouldest not be overtaken, led captive, and slain!” [= Godaan daging dikalahkan dan nafsu tidak suci dimatikan dengan melarikan diri, bukan dengan dihadapi / bertarung berhadapan muka. Maka, siapa pun yang melarikan diri paling cepat dan paling jauh adalah yang paling pasti menang. Sekali lagi aku katakan kepadamu, Lari! Karena engkau adalah seperti jerami. Oleh karena itu, lari, lari, jika memang engkau tidak ingin ditangkap, ditawan, dan dibunuh!] - hal 278.

 

Bandingkan dengan:

a) Kej 39:12 - “Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: ‘Marilah tidur dengan aku.’ Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.”.

b) 1Kor 6:18 - Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.”.

KJV: Flee fornication.’ [= Larilah dari percabulan.].

NIV: Flee from sexual immorality. [= Larilah dari ketidak-bermoralan sexual.].

 

3) Setelah tahu bahwa Batsyeba adalah istri Uria (ay 3), ini seharusnya merupakan sesuatu yang menghentikan usaha Daud untuk mendekati Batsyeba.

 

Bdk. Kel 20:17 - “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.’”.

 

Tetapi Daud tidak melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, dan apa akibatnya? Dia makin lama makin terjerat oleh dosa, sampai ia jatuh dalam perzinahan dan bahkan pembunuhan berencana.

 

Pulpit Commentary: “No man, however holy, is exempt from the liability of falling into sin.” [= Tidak ada manusia, seberapa sucinya, yang dikecualikan dari kemungkinan jatuh ke dalam dosa.] - hal 278.

 

1Kor 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”.

 

Pulpit Commentary: “If such a strong and tall cedar as David fall, how ought weaker Christians to fear and to pray that God would deliver them from temptation!” [= Jika sebatang pohon cedar yang kuat dan tinggi seperti Daud jatuh, bagaimana seharusnya orang-orang Kristen yang lebih lemah merasa takut dan berdoa agar Allah menyelamatkan mereka dari pencobaan!] - hal 278.

 

Calvin: “David enquired who this woman was, and when they replied that she was the wife of Uriah, he sent to fetch her. ... the sin of David was aggravated by his sending her, after enquiring who she was, as if he were nourishing this wicked desire which had come to him, instead of resisting it, as he should have done. ... this warns us that when we feel tempted and inclined to some vice, we must immediately control ourselves and keep Satan from entering any further to take possession of us. Let us, therefore, be careful not to kindle an evil fire, but rather let us listen to the admonition of St. Paul  to Timothy: ‘Kindle the grace of God’ (2Tim. 1:6). ... when we possess one single spark of the grace of God, we must immediately be filled with a true zeal and ardour so that this fire will not go out. Let us be careful, therefore, not to put it out by our carelessness, but let us protect it by prayers and petitions, and also seek to kindle it.” [= Daud menanyakan siapa wanita ini, dan ketika mereka menjawab bahwa dia adalah istri dari Uria, dia menyuruh orang untuk mengambil dia. ... dosa Daud diperberat oleh tindakannya memanggilnya, setelah menanyakan siapa dia, seolah-olah dia memberi makan keinginan jahat ini yang telah datang kepadanya, bukannya menolaknya, seperti yang seharusnya dilakukannya. ... ini memperingatkan kita bahwa ketika kita merasa tergoda dan cenderung pada beberapa kejahatan, kita harus segera mengendalikan diri dan menjaga agar Iblis tidak masuk lebih jauh untuk menguasai kita. Oleh karena itu, marilah kita berhati-hati untuk tidak menyalakan / mengobarkan api kejahatan, tetapi sebaliknya mari kita mendengarkan teguran Santo Paulus kepada Timotius: ‘Nyalakanlah / kobarkanlah kasih karunia Allah’ (2Tim 1:6). ... ketika kita memiliki satu percikan / letikan kasih karunia Allah, kita harus segera dipenuhi dengan semangat dan kegigihan yang sejati agar api ini tidak padam. Oleh karena itu, marilah kita berhati-hati untuk tidak memadamkannya dengan / oleh kelalaian kita, tetapi biarkan kita melindunginya dengan doa-doa dan permohonan, dan juga berusaha untuk menyalakannya / mengobarkannya.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 482,483.

 

2Tim 1:6 - Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu..

 

V) Perzinahan dengan Batsyeba (ay 4).

 

Ay 4: “Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.”.

NIV: Then David sent messengers to get her. She came to him, and he slept with her. (She had purified herself from her uncleanness.) Then she went back home [= Kemudian Daud mengirim utusan untuk menjemputnya. Dia datang kepadanya, dan dia tidur dengannya. (Dia telah menyucikan dirinya dari kenajisannya.) Kemudian dia kembali ke rumahnya.].

 

1) Langkah-langkah dari dosa.

 

Matthew Henry: “The steps of the sin. When he saw her, lust immediately conceived, and, (1.) He enquired who she was (v. 3), perhaps intending only, if she were unmarried, to take her to wife, as he had taken several; but, if she were a wife, having no design upon her. (2.) the corrupt desire growing more violent, though he was told she was a wife, and whose wife she was, yet he sent messengers for her, and then, it may be, intended only to please himself with her company and conversation. But, (3.) When she came he lay with her, she too easily consenting, because he was a great man, and famed for his goodness too. Surely (thinks she) that can be no sin which such a man as David is the mover of. See how the way of sin is down-hill; when men begin to do evil they cannot soon stop themselves. The beginning of lust, as of strife, is like the letting forth of water; it is therefore wisdom to leave it off before it be meddled with. The foolish fly fires her wings, and fools away her life at last, by playing about the candle.” [= Langkah-langkah dari dosa. Ketika dia melihatnya, nafsu segera dihasilkan, dan, (1.) Dia menanyakan siapa dia (ay 3), mungkin bermaksud hanya, jika dia belum menikah, untuk mengambilnya sebagai istri, seperti yang telah dia lakukan dengan beberapa wanita; tetapi, jika dia adalah seorang istri, tidak memiliki rancangan terhadapnya. (2.) keinginan yang salah / bejat semakin kuat, meskipun dia diberitahu bahwa dia adalah seorang istri, dan dia istri siapa, namun dia mengirim utusan-utusan untuknya, dan kemudian, mungkin saja, bermaksud hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri dengan kehadirannya dan percakapannya. Tetapi, (3.) Ketika dia datang dia berbaring / tidur dengan dia, dia dengan mudah menyetujuinya, karena dia adalah orang besar / agung, dan terkenal karena kebaikannya juga. Pasti (pikirnya) itu tidak bisa merupakan dosa karena pria seperti Daud yang menjadi inisiator / penggerak darinya. Lihatlah bagaimana jalan dosa menurun; ketika manusia mulai berbuat jahat, mereka tidak bisa segera menghentikan diri mereka sendiri. Awal dari nafsu, seperti pertengkaran, seperti membiarkan air keluar; oleh karena itu adalah kebijaksanaan untuk berhenti sebelum terlibat dengannya. Lalat yang bodoh membakar sayapnya, dan membuang hidupnya pada akhirnya, dengan bermain-main di sekitar lilin.].

 

Catatan: saya berpendapat bahwa bagian yang saya garis bawahi itu sama sekali tidak masuk akal. Tidak mungkin Batsyeba tidak tahu bahwa perzinahan yang ia lakukan dengan Daud itu adalah dosa.

 

2) Hal-hal yang memperberat dosa Daud.

 

a) Matthew Henry: “The aggravations of the sin. (1.) he was now in years, fifty at least, some think more, when those lusts which are more properly youthful, one would think, should not have been violent in him, (2.) He had many wives and concubines of his own; this is insisted on, 2Sam 12:8. (3.) Uriah, whom he wronged, was one of his own worthies, a person of honour and virtue, one that was now abroad in his service, hazarding his life in the high places of the field for the honour and safety of him and his kingdom, where he himself should have been. (4.) Bath-sheba, whom he debauched, was a lady of good reputation, and, till she was drawn by him and his influence into this wickedness, had no doubt preserved her purity. Little did she think that ever she could have done so bad a thing as to forsake the guide of her youth, and forget the covenant of her God; nor perhaps could any one in the world but David have prevailed against her. The adulterer not only wrongs and ruins his own soul, but, as much as he can, another’s soul too. (5.) David was a king, whom God had entrusted with the sword of justice and the execution of the law upon other criminals, particularly upon adulterers, who were, by the law, to be put to death; for him therefore to be guilty of those crimes himself was to make himself a pattern, when he should have been a terror, to evil doers. With what face could he rebuke or punish that in others which he was conscious to himself of being guilty of? See Rom. 2:22. Much more might be said to aggravate the sin; and I can think but of one excuse for it, which is that it was done but once; it was far from being his practice; it was by the surprise of a temptation that he was drawn into it. He was not one of those of whom the prophet complains that they were as fed horses, neighing every one after his neighbour’s wife (Jer. 5:8); but this once God left him to himself, as he did Hezekiah, that he might know what was in his heart, 2 Chr. 32:31. Had he been told of it before, he would have said, as Hazael, What! is thy servant a dog? But by this instance we are taught what need we have to pray every day, Father, in heaven, lead us not into temptation, and to watch, that we enter not into it.” [= Hal-hal yang memperburuk dosa ini. (1.) Dia sudah berusia, setidaknya lima puluh tahun, beberapa orang berpikir lebih, ketika nafsu-nafsu masa mudanya, seseorang bisa memikirkannya, tidak seharusnya sebegitu kuat dalam dia, (2.) Dia sudah memiliki banyak istri dan gundiknya sendiri; ini ditekankan, 2Sam 12:8. (3.) Uriah, yang dia perlakukan secara tidak benar, adalah salah satu dari pahlawan-pahlawannya sendiri, seorang pria yang terhormat dan berbudi, seseorang yang saat itu sedang berada di luar negeri dalam pelayanannya, membahayakan nyawanya di tempat-tempat tinggi di medan untuk kehormatan dan keselamatan dirinya dan kerajaannya, tempat di mana dia sendiri seharusnya berada. (4.) Batsyeba, yang dia goda / rusak secara moral, adalah seorang wanita yang memiliki reputasi baik, dan, sampai dia ditarik oleh dia dan pengaruhnya ke dalam kejahatan ini, tidak diragukan lagi telah mempertahankan kesuciannya / kemurniannya. Sedikitpun tidak terpikir olehnya bahwa dia bisa pernah melakukan sesuatu yang begitu buruk seperti meninggalkan pemandu masa mudanya, dan melupakan perjanjian TuhanNya; atau mungkin tidak ada orang di dunia ini selain Daud yang bisa mengalahkan dia. Pelaku perzinahan tidak hanya merugikan dan merusak jiwa sendiri, tetapi juga, sebanyak yang dia bisa, jiwa orang lain. (5.) Daud adalah seorang raja, kepada siapa Allah telah mempercayakan pedang keadilan dan pelaksanaan hukum atas penjahat-penjahat lain, terutama atas para pezinah, yang, menurut hukum, harus dihukum mati; oleh karena itu, bagi dia untuk bersalah atas kejahatan-kejahatan itu sendiri adalah membuat dirinya sebagai suatu pola, ketika seharusnya dia menjadi orang yang menakutkan, bagi pelaku-pelaku kejahatan. Dengan wajah seperti apa dia bisa menegur atau menghukum hal itu dalam diri orang-orang lain ketika dia sadar bahwa dirinya sendiri bersalah tentang hal itu? Lihatlah Ro 2:22. Bisa dikatakan lebih banyak lagi untuk memperberat dosa itu; dan saya hanya bisa memikirkan satu alasan / dalih untuk dosa itu, yaitu bahwa itu hanya terjadi sekali; itu jauh dari prakteknya; itu terjadi oleh kejutan dari suatu godaan sehingga dia terjerumus ke dalamnya. Dia bukan salah satu dari mereka tentang siapa sang nabi mengeluh bahwa mereka seperti kuda yang sudah diberi makan, setiap orang menginginkan istri tetangganya (Yer 5:8); tetapi sekali ini Allah meninggalkannya sendiri, seperti yang Dia lakukan kepada Hizkia, agar dia tahu apa yang ada di dalam hatinya, 2Taw 32:31. Seandainya dia telah diberi tahu sebelumnya, dia sudah akan berkata, seperti Hazael, Apa! apakah hamba tuan seorang anjing? Tetapi dengan contoh ini kita diajarkan betapa pentingnya kita berdoa setiap hari, Bapa di surga, janganlah memimpin kami ke dalam pencobaan, dan untuk menjaga, agar kita tidak terjatuh ke dalamnya.].

 

Ro 2:22 - Engkau yang berkata: ‘Jangan berzinah,’ mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?.

 

Yer 5:8 - Mereka adalah kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang, masing-masing meringkik menginginkan isteri sesamanya..

Catatan: kata ‘gasang’ menurut KBBI adalah ‘sangat suka bersetubuh’.

 

2Taw 32:31 - Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya..

 

Ketika Allah meninggalkan Hizkia ia menjadi sombong. Kesombongannya diceritakan dalam text di bawah ini.

 

2Raja 20:12-15, dan hukuman disampaikan oleh nabi Yesaya kepadanya dalam 2Raja 20:16-18.

 

2Raja 20:12-19 - “(12) Pada waktu itu Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel, menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia, sebab telah didengarnya bahwa Hizkia sakit tadinya. (13) Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya. (14) Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan bertanya kepadanya: ‘Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dan dari manakah mereka datang?’ Jawab Hizkia: ‘Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!’ (15) Lalu tanyanya lagi: ‘Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?’ Jawab Hizkia: ‘Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku.’ (16) Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: ‘Dengarkanlah firman TUHAN! (17) Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. (18) Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.’ (19) Hizkia menjawab kepada Yesaya: ‘Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!’ Tetapi pikirnya: ‘Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!’.

 

2Taw 32:24-26 - “(24) Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada TUHAN, dan TUHAN berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. (25) Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka. (26) Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia..

 

Berhubungan dengan kata-kata Matthew Henry pada no 2, bandingkan dengan kata-kata di bawah ini.

 

Pulpit Commentary: “David’s fall seems as sudden as it was complete; but we may feel sure that there had been gradual preparation for it during the previous period of great prosperity. David had always been a man of strong passions, and the large harem he had set up at Jerusalem, so far from satisfying him, only intensified his lust.” [= Kejatuhan Daud tampaknya mendadak dan lengkap; tetapi kita bisa yakin bahwa telah ada persiapan bertahap untuk itu selama periode sebelumnya yang penuh kemakmuran. Daud selalu adalah seorang pria dengan gairah yang kuat, dan harem besar yang dia dirikan di Yerusalem, begitu jauh dari memuaskannya, tetapi hanya meningkatkan nafsunya.] - hal 266.

 

b) Bukan hanya Uriah yang termasuk dalam daftar 30 pahlawan Daud, tetapi juga ayah dari Batsyeba, yang bernama Eliam (2Sam 11:3  2Sam 23:34) atau Amiel (1Taw 3:5).

 

c)  Juga kakek Batsyeba, yaitu Ahitofel, merupakan penasehat favorit Daud (2Sam 16:23)!

 

2Sam 16:23 - Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom..

 

3) Pembahasan kata-kata “Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya” (ay 4b).

 

Ada dua pandangan tentang kata-kata ini:

 

a) Batsyeba membersihkan dirinya dari kenajisan karena baru melakukan hubungan sex dengan Daud.

 

Keil & Delitzsch: Defilement from sexual intercourse rendered unclean till the evening (Lev 15:18). Bathsheba thought it her duty to observe this statute most scrupulously, though she did not shrink from committing the sin of adultery.[= Pencemaran dari hubungan sexual menyebabkan seseorang najis sampai malam hari (Im 15:18). Batsyeba menganggap bahwa adalah kewajibannya untuk mematuhi aturan ini dengan sangat cermat, meskipun dia tidak mundur / ragu-ragu dari melakukan dosa perzinahan.].

 

Im 15:18 - Juga seorang perempuan, kalau seorang laki-laki tidur dengan dia dengan ada tumpahan mani, maka keduanya harus membasuh tubuhnya dengan air dan mereka menjadi najis sampai matahari terbenam..

 

Yang juga perlu diperhatikan dari kata-kata Keil & Delitzsch itu adalah bahwa Batsyeba mentaati hukum Taurat dalam hal-hal kecil dengan cermat, tetapi mengabaikan hal-hal yang besar dari hukum Taurat.

 

Bdk. Mat 23:23-24 - “(23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan..

 

Penerapan: banyak pendeta-pendeta Kharismatik yang menekankan mati-matian keharusan baptisan selam, yang bukan hanya hal remeh tetapi juga salah, tetapi tidak segan-segan korupsi / membohongi jemaat dalam hal persembahan persepuluhan dan persembahan sulung dan sebagainya!

 

Pulpit Commentary: “Hebrew, ‘and she purified herself from her uncleanness; that is, having committed an act of gross immorality, she nevertheless carefully observed the ceremonial enactment commanded in Lev. 15:18. She went home unrepentant, and with her conscience defiled, but was all the more scrupulous in performing the rite that purified her outwardly.” [= Dalam bahasa Ibrani, ‘dan dia menyucikan dirinya dari kenajisannya;’ yaitu, setelah melakukan perbuatan tidak bermoral yang besar / menjijikkan, dia masih dengan teliti mematuhi perintah ceremonial yang diperintahkan dalam Im 15:18. Dia pulang tanpa penyesalan / pertobatan, dan dengan hati nuraninya dinajiskan, tetapi semakin teliti dalam melakukan ritual / upacara yang menyucikannya secara lahiriah.] - hal 266.

 

Im 15:18 - Juga seorang perempuan, kalau seorang laki-laki tidur dengan dia dengan ada tumpahan mani, maka keduanya harus membasuh tubuhnya dengan air dan mereka menjadi najis sampai matahari terbenam..

 

Calvin: “Bathsheba was convicted of her evil after she had committed adultery with David. Nevertheless, how did she get rid of her guilt? ‘She purged herself from her impurity.’ There is no doubt that it was meant to be understood of the sprinkling which was done after someone had been soiled by some sin which they had committed. ... when it says that Bathsheba purified herself, in what sense was her purification real? It was nothing but a shadow, full of hypocrisy. The very fact that she felt that she was guilty before God was in itself a good beginning. But she did not continue, she remained in mid-stream. She thought that she had been properly absolved when she sprinkled herself as required by the Law, but she only considered the external appearance.” [= Batsyeba sadar akan kejahatannya setelah dia berzinah dengan Daud. Namun, bagaimana dia membuang rasa bersalahnya? ‘Dia menyucikan dirinya dari kenajisannya.’ Tidak diragukan lagi bahwa hal itu dimaksudkan untuk dipahami dari penyiraman yang dilakukan setelah seseorang telah dinajiskan oleh beberapa dosa yang mereka lakukan. ... ketika dikatakan bahwa Batsyeba menyucikan dirinya, dalam arti apa penyucian itu nyata / sungguh-sungguh? Itu tidak lebih dari suatu bayangan, penuh dengan kemunafikan. Fakta bahwa dia merasa bersalah di hadapan Allah dalam dirinya sendiri merupakan suatu awal yang baik. Tetapi dia tidak melanjutkan, dia berhenti di tengah jalan. Dia pikir dia sudah benar-benar diampuni ketika dia menyiram dirinya sendiri sesuai dengan yang diperintahkan oleh hukum Taurat, tetapi dia hanya mempertimbangkan penampilan lahiriah.] - ‘Sermons on 2 Samuel’, hal 487-488.

 

Calvin: “the mercy of God is not intended to give us more boldness to do evil, but rather to keep us from it.” [= Belas kasihan Allah tidak dimaksudkan untuk memberi kita lebih banyak keberanian untuk melakukan kejahatan, tetapi lebih untuk menjauhkan kita darinya.] - ‘Sermons on 2 Samuel’, hal 489.

 

b) Batsyeba membersihkan dirinya dari kenajisan menstruasinya, dan ini terjadi sebelum hubungan sex dengan Daud.

 

Pulpit Commentary: “For he saw a beautiful woman, the wife of one of his high officers, bathing, probably to purify herself from some legal uncleanness, such as those mentioned in Lev. 15.” [= Karena dia melihat seorang wanita cantik, istri salah satu perwira tingginya, mandi, mungkin untuk membersihkan diri dari beberapa kenajisan hukum, seperti yang disebutkan dalam Im 15.] - hal 265.

 

Bahwa Batsyeba baru membersihkan dirinya dari kenajisan akibat menstruasinya, menunjukkan bahwa ia pasti tidak sedang mengandung pada saat itu. Jadi pada waktu dalam ay 5 ia mengandung, itu pasti karena hubungan sexnya dengan Daud.

 

The Bible Exposition Commentary: 1 Kings 1 reveals that Bathsheba was more a tiger than a housecat. ‘Did the young wife construct the situation?’ asks Professor E. M. Blaiklock. ‘There is more than suspicion that she spread the net into which David so promptly fell.’ ... Did she miss her husband’s love and take her purification bath in public as a deliberate invitation to any man who happened to be watching? [= 1Raja 1 menyatakan bahwa Batsyeba lebih seperti harimau dari pada kucing rumahan. ‘Apakah istri muda itu merencanakan situasi ini?’ tanya Profesor E. M. Blaiklock. ‘Ada lebih dari sekedar kecurigaan bahwa dia memasang jaring ke dalam mana Daud jatuh dengan cepat.’ ... Apakah dia merindukan cinta suaminya dan mandi penyucian di tempat umum sebagai undangan sengaja kepada pria mana pun yang kebetulan melihat?].

 

Bagi saya kata-kata bagian awal dari kutipan di atas tidak bisa diterima. Mari kita membawa 1Raja 1 untuk memeriksanya.

 

1Raja 1:11-31 - “(11) Lalu berkatalah Natan kepada Batsyeba, ibu Salomo: ‘Tidakkah engkau mendengar, bahwa Adonia anak Hagit, telah menjadi raja, sedang tuan kita Daud tidak mengetahuinya? (12) Karena itu, baiklah kuberi nasihat kepadamu, supaya engkau dapat menyelamatkan nyawamu dan nyawa anakmu Salomo. (13) Pergilah masuk menghadap raja Daud dan katakan kepadanya: Bukankah tuanku sendiri, ya rajaku, telah bersumpah kepada hambamu ini: Anakmu Salomo, akan menjadi raja sesudah aku dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku? Mengapakah sekarang Adonia menjadi raja? (14) Dan selagi engkau berbicara di sana dengan raja, akupun akan masuk pula dan menyokong perkataanmu itu.’ (15) Jadi masuklah Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua dan Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja. (16) Lalu Batsyeba berlutut dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: ‘Ada yang kauingini?’ (17) Lalu perempuan itu berkata kepadanya: ‘Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas takhtaku. (18) Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya. (19) Ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya. (20) Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku. (21) Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya.’ (22) Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan. (23) Diberitahukan kepada raja: ‘Itu ada nabi Natan.’ Masuklah ia menghadap raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah. (24) Natan berkata: ‘Ya tuanku raja, tuanku sendirilah rupa-rupanya yang telah berkata: Adonia akan menjadi raja sesudah aku dan ia akan duduk di atas takhtaku! (25) Sebab pada hari ini ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba; ia mengundang semua anak raja, para panglima dan imam Abyatar, dan sesungguhnya mereka sedang makan minum di depannya sambil berseru: Hidup raja Adonia! (26) Tetapi hambamu ini, dan imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan hambamu Salomo tidak diundangnya. (27) Jika hal ini terjadi dari pihak tuanku raja, maka engkau tidak memberitahu hamba-hambamu ini, siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku.’ (28) Lalu raja Daud menjawab, katanya: ‘Panggillah Batsyeba.’ Perempuan itu masuk menghadap raja dan berdiri di depannya. (29) Lalu raja bersumpah dan berkata: ‘Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan, (30) pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku.’ (31) Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada raja dan berkata: ‘Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!’.

Catatan:

1.  Kata-kata ‘dituduh bersalah’ dalam ay 21 diterjemahkan oleh NIV sebagai berikut: will be treated as criminals.’ [= akan diperlakukan sebagai orang-orang kriminil].

2.  Sumpah Daud kepada Batsyeba bahwa Salomo yang akan menjadi raja menggantikan dia, tidak pernah diceritakan dimanapun sebelumnya. Tetapi jelas bahwa nabi Natan mengetahui hal itu, dan Daud juga tidak menyangkalnya. Jadi itu pasti memang pernah terjadi.

 

Matthew Poole: “‘For she was purified,’ to wit, from her menstruous pollution, according to the law, Lev. 18:19; which is here noted as the reason, either why David pursued his lustful desire, or why she so easily yielded to it, because she was not under that pollution which might alienate her from it; or rather, why she so readily conceive, that time being observed by Aristotle and others to be the most likely time for conception. [= ‘Karena dia telah disucikan,’ yaitu, dari polusi / kenajisan menstruasinya, sesuai dengan hukum Taurat, Im 18:19; yang dicatat di sini sebagai alasan, baik mengapa Daud mengejar keinginan nafsunya, atau mengapa dia begitu mudah menyerah kepadanya, karena dia tidak dalam keadaan najis yang mungkin membuatnya dijauhkan / diisolir dari itu; atau lebih tepatnya, mengapa dia begitu mudah hamil, karena waktu itu, menurut Aristoteles dan yang lainnya, adalah waktu yang paling memungkinkan untuk pembuahan.].

 

Im 18:19 - Janganlah kauhampiri seorang perempuan pada waktu cemar kainnya yang menajiskan untuk menyingkapkan auratnya..

 

The Bible Exposition Commentary: “Did Bathsheba even know why David wanted her? If so, didn’t she stop to consider that, having just finished her monthly period (v. 2), she was ripe for conception? Maybe she wanted to have a baby by the king!” [= Apakah Batsyeba bahkan tahu mengapa Daud menginginkannya? Jika ya, mengapa dia tidak berhenti untuk mempertimbangkan bahwa, setelah baru saja selesai masa haidnya (ay 2), dia matang / berada dalam masa subur untuk hamil? Mungkin dia ingin memiliki bayi dari sang raja!].

 

Bible Knowledge Commentary (tentang ay 4-5): “Having discovered her identity, he ‘sent for her’ at once and, assured of her ritual purity (cf. Lev 12:2-5; 15:19-28), had intercourse with her. The bathing itself may have been for the purpose of ritual purification and would therefore not only advertise Bathsheba’s charms but would serve as a notice to the king that she was available to him.” [= Setelah menemukan identitasnya, dia ‘memanggilnya / memintanya untuk datang’ dengan segera dan, yakin dengan kesuciannya dalam ritual (bdk. Im 12:2-5; 15:19-28), bersetubuh dengan dia. Mandi itu sendiri mungkin untuk tujuan penyucian ritual dan oleh karena itu tidak hanya mengiklankan pesona Batsyeba tetapi juga akan berfungsi sebagai pemberitahuan kepada raja bahwa dia tersedia baginya.].

 

Im 12:2-5 - “(2) ‘Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki, maka najislah ia selama tujuh hari. Sama seperti pada hari-hari ia bercemar kain ia najis. (3) Dan pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu. (4) Selanjutnya tiga puluh tiga hari lamanya perempuan itu harus tinggal menantikan pentahiran dari darah nifas, tidak boleh ia kena kepada sesuatu apapun yang kudus dan tidak boleh ia masuk ke tempat kudus, sampai sudah genap hari-hari pentahirannya. (5) Tetapi jikalau ia melahirkan anak perempuan, maka najislah ia selama dua minggu, sama seperti pada waktu ia bercemar kain; selanjutnya enam puluh enam hari lamanya ia harus tinggal menantikan pentahiran dari darah nifas.”.

Catatan: text ini tidak cocok, karena Batsyeba bukannya baru melahirkan anak.

 

Im 15:19-28 - “(19) Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari terbenam. (20) Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga. (21) Setiap orang yang kena kepada tempat tidur perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. (22) Setiap orang yang kena kepada sesuatu barang yang diduduki perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh diri dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. (23) Juga pada waktu ia kena kepada sesuatu yang ada di tempat tidur atau di atas barang yang diduduki perempuan itu, ia menjadi najis sampai matahari terbenam. (24) Jikalau seorang laki-laki tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu, maka ia menjadi najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang ditidurinya menjadi najis juga. (25) Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni lelehan darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia mengeluarkan lelehan lebih lama dari waktu cemar kainnya, maka selama lelehannya yang najis itu perempuan itu adalah seperti pada hari-hari cemar kainnya, yakni ia najis. (26) Setiap tempat tidur yang ditidurinya, selama ia mengeluarkan lelehan, haruslah baginya seperti tempat tidur pada waktu cemar kainnya dan setiap barang yang didudukinya menjadi najis sama seperti kenajisan cemar kainnya. (27) Setiap orang yang kena kepada barang-barang itu menjadi najis, dan ia harus mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. (28) Tetapi jikalau perempuan itu sudah tahir dari lelehannya, ia harus menghitung tujuh hari lagi, sesudah itu barulah ia menjadi tahir..

 

 

-bersambung-


 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali