kebaktian online

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

 (Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 21 Juli 2024, pk 09.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

II Samuel 11:1-27

 

daud dan batsyeba(1)

 

2Sam 11:1-27 - “(1) Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. (2) Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. (3) Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: ‘Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.’ (4) Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. (5) Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: ‘Aku mengandung.’ (6) Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: ‘Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.’ Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. (7) Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. (8) Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: ‘Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.’ Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. (9) Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. (10) Diberitahukan kepada Daud, demikian: ‘Uria tidak pergi ke rumahnya.’ Lalu berkatalah Daud kepada Uria: ‘Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?’ (11) Tetapi Uria berkata kepada Daud: ‘Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!’ (12) Kata Daud kepada Uria: ‘Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi.’ Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. (13) Keesokan harinya Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. (14) Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. (15) Ditulisnya dalam surat itu, demikian: ‘Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.’ (16) Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. (17) Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati. (18) Kemudian Yoab menyuruh orang memberitahukan kepada Daud jalannya pertempuran itu. (19) Ia memerintahkan kepada suruhan itu, demikian: ‘Jika engkau sudah selesai mengabarkan jalannya pertempuran itu kepada raja, (20) dan jikalau raja menjadi geram dan berkata kepadamu: Mengapa kamu demikian dekat ke kota itu untuk berperang? Tidakkah kamu tahu, bahwa orang akan memanah dari atas tembok? (21) Siapakah yang menewaskan Abimelekh bin Yerubeset? Bukankah seorang perempuan menimpakan batu kilangan kepadanya dari atas tembok, sehingga ia mati di Tebes? Mengapa kamu demikian dekat ke tembok itu? - maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati.’ (22) Lalu pergilah suruhan itu dan sesampainya ia memberitahukan kepada Daud segala yang diperintahkan Yoab kepadanya. (23) Suruhan itu berkata kepada Daud: ‘Orang-orang itu lebih kuat dari pada kami dan keluar menyerang kami di padang. Tetapi kami mendesak mereka kembali sampai ke lobang pintu gerbang. (24) Pada waktu itu pemanah-pemanah menembak kepada hamba-hambamu dari atas tembok, sehingga beberapa dari hamba raja mati; juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati.’ (25) Kemudian berkatalah Daud kepada suruhan itu: ‘Beginilah kaukatakan kepada Yoab: Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Sebab itu perhebatlah seranganmu terhadap kota itu dan runtuhkanlah itu. Demikianlah kau harus kuatkan hatinya!’ (26) Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu. (27) Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.”.

 

I) Pada musim perang, Daud tidak ikut berperang (ay 1).

 

1) Musim perang.

 

Ay 1: “Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.”.

 

Perang ada musimnya, karena musim panas terlalu panas untuk perang dan musim dingin terlalu dingin untuk perang. Di sini, yang dibicarakan adalah musim semi.

 

The Biblical Illustrator: “here seems to have been in the olden times, among the petty sovereigns of the East, regular seasons for warfare; perhaps they marched forth in the spring, when the grass would afford food for their horses, or possibly in the autumn, when the troops could forage upon the standing crops. These sovereigns of small territories were little better than the captains of hordes of robbers, and their revenues were rather derived from plunder than from legitimate taxation.” [= Dulu, tampaknya di antara para penguasa kecil di Timur, terdapat musim-musim tertentu untuk berperang; mungkin mereka berangkat pada musim semi, ketika rumput menyediakan makanan bagi kuda-kuda mereka, atau mungkin pada musim gugur, ketika pasukan dapat mencari makan dari tanaman / gandum yang sedang tumbuh. Para penguasa wilayah kecil ini tidak jauh lebih baik dari para kapten gerombolan perampok, dan pendapatan mereka lebih banyak berasal dari penjarahan dari pada dari pajak yang sah.].

 

2) Daud tidak ikut berperang.

 

Calvin: “this circumstance was put here in order to show that David did not carry out his duty. By thus sparing himself and staying in his house in order to be at his ease, he threw himself into the net of Satan, and one evil fed on another. ... let us learn to apply it to ourselves - each one in his own particular calling of God. Let us not seek ease and luxury for ourselves, nor seek to soak it up and surround ourselves with it, but let each one apply himself to working faithfully (I say) and putting his hand to the task.” [= Keadaan ini diletakkan di sini untuk menunjukkan bahwa Daud tidak melaksanakan tugasnya. Dengan demikian, dengan menghindari tanggung jawab dan tetap tinggal di rumahnya untuk bersantai, ia memasukkan dirinya ke dalam jerat Iblis, dan satu kejahatan memberi makan pada kejahatan lainnya. ... marilah kita belajar untuk menerapkannya pada diri kita sendiri - masing-masing dalam panggilan khususnya sendiri dari Allah. Janganlah kita mencari kenyamanan dan kemewahan bagi diri kita sendiri, atau berusaha untuk menikmatinya dan mengelilingi diri kita dengannya, tetapi marilah masing-masing membuat dirinya bekerja keras dengan bekerja dengan setia (saya katakan) dan melaksanakan tugas yang ada.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 479-480.

 

Calvin: “Well, concerning his sleeping, he is not to be condemned as much as it would seem - though several who have not experienced the style of living as it was at that time have wanted to reprove David here for the great intemperance of sleeping after dinner. Well, they did not eat dinner. But such criticism is inappropriate, for the ancients only had one meal, and were accustomed to sleeping during the middle of the day, and then staying awake most of the night. ... So when it says that ‘he arose in the evening’, it was in accordance with the general custom, ...” [= Tentang tidurnya, dia tidak sepatutnya dikecam seperti kelihatannya - meskipun beberapa yang tidak pernah mengalami gaya hidup seperti pada zaman itu telah ingin menegur Daud di sini karena tidur berlebihan setelah makan siang. Yah, mereka tidak makan siang. Tetapi kritik semacam itu tidak tepat, karena orang zaman dulu hanya makan satu kali, dan terbiasa tidur di tengah hari, dan kemudian tetap terjaga sebagian besar malam. ... Jadi ketika dikatakan bahwa ‘dia bangun pada waktu senja’, itu sesuai dengan kebiasaan umum, ...] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 481.

Catatan: saya tidak tahu dari sumber mana Calvin mendapatkan pandangan seperti ini.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘But David tarried still at Jerusalem,’ ... At the time when kings go forth to battle, king David remained at home, from indolence or self-indulgence. The latter supposition is generally adopted, as affording the true solution, the key to the crime he perpetrated.” [= ‘Sedang Daud masih tinggal di Yerusalem,’ ... Pada saat para raja pergi berperang, raja Daud tetap tinggal di rumah, karena kemalasan atau memuaskan diri sendiri. Dugaan yang terakhir umumnya diterima, karena memberikan solusi yang sebenarnya, kunci untuk memahami kejahatan yang dilakukannya.].

 

Matthew Henry: “(1.) neglect of his business. When he should have been abroad with his army in the field, fighting the battles of the Lord, he devolved the care upon others, and he himself tarried still at Jerusalem, v. 1. To the war with the Syrians David went in person, 2Sam 10:17. Had he been now at his post at the head of his forces, he would have been out of the way of this temptation. When we are out of the way of our duty we are in the way of temptation.” [= (1.) Pengabaian / kelalaian terhadap pekerjaan / urusannya. Ketika seharusnya dia berada di luar negerinya bersama pasukannya di medan, bertempur dalam peperangan Tuhan, dia menyerahkan hal itu kepada orang lain, dan dia sendiri tinggal di Yerusalem, ay 1. Daud pergi sendiri ke medan perang dengan orang Aram, 2Sam 10:17. Jika dia berada di posnya sekarang di depan pasukannya, dia akan terhindar dari godaan ini. Ketika kita keluar dari jalur kewajiban kita, kita berada di jalur godaan.].

 

Bdk. Kej 4:7 - “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’”.

 

Matthew Henry: “(2.) love of ease, and the indulgence of a slothful temper: He came off his bed at evening-tide, v. 2. There he had dozed away the afternoon in idleness, which he should have spent in some exercise for his own improvement or the good of others. He used to pray, not only morning and evening, but at noon, in the day of his trouble: it is to be feared he had, this noon, omitted to do so. Idleness gives great advantage to the tempter. Standing waters gather filth. The bed of sloth often proves the bed of lust.” [= (2.) Cinta akan kenyamanan, dan pemuasan diri dalam kemalasan: Dia bangun dari tempat tidurnya pada waktu senja, ay 2. Di sana dia telah tidur-tiduran sepanjang sore dalam kemalasan, yang seharusnya dihabiskan dalam latihan untuk peningkatan dirinya sendiri atau kebaikan orang lain. Dia biasa berdoa, bukan hanya pagi dan sore, tetapi juga di tengah hari, pada hari kesulitannya: Dikhawatirkan dia telah mengabaikan untuk melakukannya di tengah hari ini. Kemalasan memberikan keuntungan besar bagi si pencoba. Air yang diam mengumpulkan kotoran. Tempat tidur kemalasan sering kali membuktikan dirinya sebagai tempat tidur hawa nafsu.].

 

The Bible Exposition Commentary: “Idleness (vv. 1-2a). The account of David’s sins is given against the back-ground of Joab’s siege of Rabbah, the key city of the Ammonites (11:1,16-17; 1 Chron 20:1-3). The Ammonite army had fled to the walled city of Rabbah (10:14), and Joab and the Israel troops were giving the people time to run out of food and water, and then they would attack. David sent Joab and the troops to lay siege to Rabbah, but he himself remained in Jerusalem. It was probably April or May and the winter rains had stopped and the weather was getting warmer. Chronologists calculate that David was about fifty years old at this time. It’s true that David had been advised by his leaders not to engage actively in warfare (2 Sam 21:15-17), but he could have been with his troops to help develop the strategy and give moral leadership. Whatever the cause, good or bad, that kept David in Jerusalem, this much is true: ‘Satan finds some mischief still for idle hands to do.’ Idleness isn’t just the absence of activity, for all of us need regular rest; idleness is also activity to no purpose. When David was finished with his afternoon nap, he should have immediately moved into some kingdom duty that would have occupied his mind and body, or, if he wanted to take a walk, he should have invited someone to walk with him. ‘If you are idle, be not solitary,’ wrote Samuel Johnson; ‘if you are solitary, be not idle.’ Had David followed that counsel, he would have saved himself and his family a great deal of heartache.” [= Kemalasan (ay 1-2a). Cerita dosa-dosa Daud diberikan dengan latar belakang pengepungan Yoab terhadap Raba, kota kunci bangsa Amon (11:1,16-17; 1Taw 20:1-3). Pasukan Amon melarikan diri ke kota berdinding Raba (10:14), dan Yoab beserta pasukan Israel memberi waktu kepada penduduk untuk kehabisan makanan dan air, dan kemudian mereka akan menyerang. Daud mengirim Yoab dan pasukannya untuk mengepung Raba, tetapi dia sendiri tinggal di Yerusalem. Ini mungkin bulan April atau Mei dan hujan musim dingin telah berhenti dan cuaca semakin hangat. Para ahli khronologis menghitung bahwa Daud berusia sekitar lima puluh tahun pada saat itu. Memang benar bahwa Daud telah mendapat saran dari para pemimpinnya untuk tidak terlibat secara aktif dalam peperangan (2Sam 21:15-17), tetapi dia bisa saja bersama pasukannya untuk membantu mengembangkan strategi dan memberikan kepemimpinan moral. Apapun penyebabnya, baik atau buruk, yang membuat Daud tinggal di Yerusalem, ini adalah kebenaran: ‘Iblis tetap menemukan tindakan mengganggu bagi tangan-tangan yang malas untuk dilakukan.’ Kemalasan bukan hanya ketiadaan aktivitas, karena kita semua membutuhkan istirahat secara teratur; kemalasan juga adalah aktivitas yang tidak bermanfaat. Ketika Daud selesai dengan tidurnya di sore hari, dia seharusnya segera terlibat dalam tugas kerajaan yang akan mengisi pikiran dan tubuhnya, atau jika dia ingin berjalan-jalan, dia seharusnya mengundang seseorang untuk berjalan bersamanya. ‘Jika Anda malas, janganlah sendirian,’ tulis Samuel Johnson; ‘jika Anda sendirian, janganlah malas.’ Seandainya Daud mengikuti nasihat itu, dia akan menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari banyak kesedihan / sakit hati.].

 

2Sam 21:15-17 - “(15) Ketika terjadi lagi peperangan antara orang Filistin dan orang Israel, maka berangkatlah Daud bersama-sama dengan orang-orangnya, lalu berperang melawan orang Filistin, sampai Daud menjadi letih lesu. (16) Yisbi-Benob, yang termasuk keturunan raksasa - berat tombaknya tiga ratus syikal tembaga dan ia menyandang pedang yang baru - menyangka dapat menewaskan Daud. (17) Tetapi Abisai, anak Zeruya, datang menolong Daud, lalu merobohkan dan membunuh orang Filistin itu. Pada waktu itu orang-orang Daud memohon dengan sangat kepadanya, kata mereka: ‘Janganlah lagi engkau maju berperang bersama-sama dengan kami, supaya keturunan Israel jangan punah bersama-sama engkau.’.

Catatan: text ini kelihatannya terjadi jauh setelah peristiwa Daud dan Batsyeba, karena text ini ada dalam pasal 21 sedangkan Daud dan Batsyeba dalam pasal 11.

 

II) Siapa yang bersalah lebih dulu: Daud atau Batsyeba?

 

Ay 2-3: “(2) Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. (3) Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: ‘Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.’”.

 

1) Diri Batsyeba.

Ay 3: “Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: ‘Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.’”.

 

Adam Clarke: “‘The daughter of Eliam.’ Called, 1 Chr. 3:5, Ammiel; a word of the same meaning, The people of my God, The God of my people. This name expressed the covenant - I will be your God; We will be thy people.” [= ‘Putri Eliam.’ Disebutkan dalam 1Taw 3:5 sebagai Amiel; sebuah kata dengan makna yang sama, umat / bangsa dari Allahku, Allah dari umat / bangsaku. Nama ini menyatakan perjanjian - Aku akan menjadi Allahmu; kami akan menjadi umat / bangsaMu.].

 

Barnes’ Notes: “‘Eliam.’ Or Ammiel, 1 Chr. 3:5, the component words being placed in an inverse order. Bath-sheba was the granddaughter of Ahithophel (2 Sam. 23:34).” [= ‘Eliam.’ Atau Amiel, 1Taw 3:5, komponen kata-katanya ditempatkan dalam urutan terbalik. Batsyeba adalah cucu perempuan dari Ahitofel (2Sam 23:34).].

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Is not this Bath-sheba ...,’ {Bat-Sheba, daughter of the oath; or Bath-shua (1 Chr. 3:5); Septuagint, Beersabee.} She seems to have been a celebrated beauty, whose renown had already reached the ears of David, as happens in the East, from reports carried by the women from harem to harem. ‘Bath-sheba, the daughter of Eliam.’ - or Ammiel (1 Chr. 3:5), one of David’s worthies (2 Sam. 23:34), and son of Ahithophel.” [= ‘Bukankah ini Batsyeba ...,’ (Batsyeba, putri dari sumpah; atau Batshua (1Taw 3:5); Septuaginta, Beersabee.) Dia tampaknya adalah seorang wanita yang terkenal karena kecantikannya, yang namanya sudah sampai ke telinga Daud, seperti yang sering terjadi di Timur, dari laporan yang dibawa oleh para wanita dari harem ke harem. ‘Batsyeba, putri Eliam.’ - atau Ammiel (1Taw 3:5), salah satu pahlawan Daud (2Sam 23:34), dan putra Ahitofel.].

 

1Taw 3:5 - “Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel,”.

LXX: τῇ Βηρσαβεε (TE BERSABEE).

 

2Sam 23:34 - “Elifelet anak Ahasbai orang Maakha; Eliam anak Ahitofel orang Gilo;”.

Catatan: untuk ayat di atas ini baca kontextnya, mulai 2Sam 23:8, yang memang menunjukkan bahwa Eliam termasuk dalam daftar para pahlawan Daud.

 

The Bible Exposition Commentary: “From the brief genealogy given, David should have realized that Bathsheba was the granddaughter of Ahithophel, his favorite counselor (23:34; 16:23). No wonder Ahithophel sided with Absalom when he revolted against his father and seized the kingdom!” [= Dari silsilah singkat yang diberikan, Daud seharusnya menyadari bahwa Batsyeba adalah cucu perempuan Ahitofel, penasihat kesayangannya (2Sam 23:34; 16:23). Tidak heran Ahitofel berpihak pada Absalom ketika dia memberontak melawan ayahnya dan merebut kerajaan!].

 

2Sam 16:23 - Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom..

 

2Sam 15:12,31 - “(12) Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom. ... (31) Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: ‘Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,’ maka berkatalah Daud: ‘Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN.’.

 

2) Ada yang menganggap bahwa yang bersalah dalam kasus ini hanyalah Daud, sedangkan Batsyeba sama sekali tidak bersalah.

 

Pulpit Commentary: “on awaking, David walked backward and forward on the flat roof of his house ..., to enjoy the cool breeze of the evening. In so doing he was probably following his usual habits; but temptation came upon him, as so often is the case, unexpectedly. We are told that it is regarded in the East as improper for one neighbour to look over the battlement of his house into the inner court of the next dwelling (Philippson). Considering the jealousy with which Orientals guard the female members of their family from intrusion, it was a wrong act on the king’s part to spy into what was going on in the recesses of the adjoining house. But he did so, and suffered for it years of disgrace and misery. For he saw a beautiful woman, the wife of one of his high officers, bathing, probably to purify herself from some legal uncleanness, such as those mentioned in Lev. 15. No blame, so far, must be attached to her. The place was regarded as perfectly secluded, and probably neither she nor Uriah had ever suspected that what was went on there could be observed from the roof of the king’s palace.” [= ketika terbangun, Daud berjalan bolak-balik di atap rumahnya yang datar ..., untuk menikmati angin sepoi-sepoi yang sejuk di petang hari. Dalam melakukan hal itu, dia mungkin mengikuti kebiasaan biasanya; tetapi godaan menimpanya, seperti sering terjadi, dengan tidak terduga. Kita diberitahu bahwa di Timur dianggap tidak pantas bagi tetangga untuk melihat ke atas tembok rumahnya dan memperhatikan ke dalam halaman dalam rumah tetangga berikutnya (Philippson). Mengingat kecemburuan dengan mana orang-orang Timur menjaga anggota keluarga wanita mereka dari gangguan, itu merupakan suatu tindakan yang salah dari pihak raja untuk melihat apa yang terjadi di tempat tersembunyi di rumah yang bersebelahan. Tetapi dia melakukannya, dan menderita akibatnya bertahun-tahun kehinaan dan penderitaan. Karena dia melihat seorang wanita cantik, istri salah satu perwira tingginya, mandi, mungkin untuk membersihkan diri dari beberapa kenajisan hukum, seperti yang disebutkan dalam Im 15. Tidak ada kesalahan, sejauh ini, yang harus dianggap berasal dari dia (Batsyeba). Tempat itu dianggap sangat terpencil, dan mungkin baik dia maupun Uriah tidak pernah curiga bahwa apa yang terjadi di sana bisa diamati dari atap istana raja.] - hal 265.

 

Im 15:19-24 - “(19) Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari terbenam. (20) Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga. (21) Setiap orang yang kena kepada tempat tidur perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. (22) Setiap orang yang kena kepada sesuatu barang yang diduduki perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh diri dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. (23) Juga pada waktu ia kena kepada sesuatu yang ada di tempat tidur atau di atas barang yang diduduki perempuan itu, ia menjadi najis sampai matahari terbenam. (24) Jikalau seorang laki-laki tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu, maka ia menjadi najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang ditidurinya menjadi najis juga..

 

3) Hampir semua penafsir menganggap bahwa Batsyeba yang salah lebih dulu, tetapi Daud juga jelas salah.

 

Bible Knowledge Commentary: “She was bathing out in the open. One may not fault David for perhaps seeking the cooler breezes of the late afternoon, but Bathsheba, knowing the proximity of her courtyard to the palace, probably harbored ulterior designs toward the king. Yet David’s submission to her charms is inexcusable, for the deliberate steps he followed to bring her to the palace required more than enough time for him to resist the initial, impulsive temptation (cf. James 1:14-15).” [= Dia sedang mandi di tempat terbuka. Mungkin tidak bisa menyalahkan Daud karena mungkin mencari angin sepoi-sepoi yang lebih sejuk di sore hari, tetapi Batsyeba, mengetahui kedekatan halaman rumahnya dengan istana, mungkin memiliki niat terselubung terhadap raja. Namun, penyerahan Daud pada pesonanya tidak bisa dimaafkan, karena langkah-langkah yang diambilnya secara sengaja untuk membawanya ke istana memerlukan waktu yang lebih dari cukup baginya untuk melawan godaan awal yang impulsif (bdk. Yak 1:14-15).].

 

Yak 1:14-15 - “(14) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (15) Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut..

 

Wycliffe Bible Commentary: “Although David is held responsible for the sin, Bath-sheba was not without blame. She came at his request, seemingly without hesitation, and offered no resistance to his desires (at least as far the record is concerned). The fact that she was bathing in the uncovered court of a house in the heart of a city, into which anyone could look down from the roofs of neighboring houses or from higher ground, does not say much for her modesty, even if she had no ulterior motive, as some commentators suggest. However, this does not excuse David from the enormity of his transgression against the Lord’s statutes and against one of his top fighting men. [= Meskipun Daud dianggap bertanggung jawab atas dosa tersebut, Batsyeba juga tidak bebas dari kesalahan. Dia datang atas permintaannya, tampaknya tanpa keraguan, dan tidak berusaha memberikan perlawanan terhadap keinginannya (setidaknya sejauh yang tercatat). Fakta bahwa dia sedang mandi di halaman tanpa atap dari sebuah rumah di tengah kota, di mana siapa pun bisa melihat dari atap rumah tetangga atau dari tempat yang lebih tinggi, tidak menunjukkan banyak tentang kesopanannya, bahkan jika dia tidak memiliki motivasi tersembunyi, seperti yang diusulkan oleh beberapa komentator. Namun, hal ini tidak membebaskan Daud dari besarnya pelanggarannya terhadap hukum-hukum Tuhan dan terhadap salah satu prajurit utamanya.].

 

Adam Clarke: “‘He saw a woman washing herself.’ How could any woman of delicacy expose herself where she could be so fully and openly viewed? Did she not know that she was at least in view of the king’s terrace? Was there no design in all this? ... In a Bengal town pools of water are to be seen everywhere, and women may be seen morning and evening bathing in them, and carrying water home. Thus, David might have seen Bath-sheba, and no blame attach to her.” [= ‘Dia melihat seorang wanita mandi / membersihkan diri.’ Bagaimana mungkin wanita yang anggun akan mengekspos dirinya sendiri di tempat di mana dia bisa terlihat dengan begitu sepenuhnya dan terbuka? Apakah dia tidak tahu bahwa setidaknya dia terlihat dari teras raja? Apakah tidak ada rencana di balik semua ini? ... Di sebuah kota di Bengal, kolam air dapat dilihat di mana-mana, dan wanita dapat dilihat mandi di dalamnya pagi dan sore hari, serta membawa air pulang. Dengan demikian, Daud mungkin telah melihat Batsyeba, dan tidak ada kesalahan yang diangap berasal dari dirinya (Batsyeba).].

Catatan: saya tidak mengerti bagaimana Adam Clarke bisa membandingkan / menyamakan dengan Bengal, yang terletak di India!

 

(https://www.worldometers.info/world-map/)

 

Tetapi belakangan (tentang ay 27) Clarke berkata sebagai berikut: “Bath-sheba was probably first in the transgression by a too-public display of her charms; by which, accidentally, the heart of David was affected, wounded, and blinded.” [= Mungkin Batsyeba pertama kali melanggar dengan menampilkan pesonanya secara terlalu terbuka; yang secara kebetulan memengaruhi, melukai, dan membutakan hati Daud.].

 

Keil & Delitzsch: “The very act of bathing in the uncovered court of a house in the heart of the city, into which it was possible for any one to look down from the roofs of the houses on higher ground, does not say much for her feminine modesty, even if it was not done with an ulterior purpose, as some commentators suppose. Nevertheless in any case the greatest guilt rests upon David, that he, a man upon whom the Lord had bestowed such grace, did not resist the temptation to the lust of the flesh, but sent to fetch the woman.” [= Tindakan mandi di halaman terbuka rumah di tengah kota, di mana siapa pun bisa melihatnya dari atap rumah yang berada di tanah yang lebih tinggi, tidak banyak menunjukkan kesopanan feminin, bahkan jika itu tidak dilakukan dengan maksud tertentu, seperti yang diduga beberapa komentator. Namun demikian, dalam hal apapun, kesalahan terbesar terletak pada Daud, bahwa dia, seorang pria yang telah diberikan anugerah besar oleh Tuhan, tidak menolak godaan nafsu daging, tetapi mengirim utusan untuk menjemput wanita itu.].

 

Calvin: “the manner of bathing then was fairly general, and if one condemns Bathsheba for bathing, what will it be with Susannah, of whom we read the same? (Sus. 5:15, Apocrypha)? We must not, therefore, invent vices in order to condemn someone else. But let us weigh what is good or bad in the scales of God, and not of our own fantasy. Not in regard to Bathsheba, she is not to be condemned because she bathed. But she should have exercised discretion, so as not to be seen. For a chaste and upright woman will not show herself in such a way as to allure men, nor be like a net of the devil to ‘start a fire’. Bathsheba, therefore, was immodest in that regard.” [= Cara mandi pada saat itu cukup umum, dan jika seseorang mengecam Batsyeba karena mandi, bagaimana dengan Susana, tentang siapa kita membaca hal yang sama? (Sus. 5:15, Apokrifa)? Oleh karena itu, kita tidak boleh menciptakan kejahatan hanya untuk mengecam orang lain. Tetapi mari kita menimbang apa yang baik atau buruk dalam timbangan Tuhan, dan bukan dari fantasi kita sendiri. Tidak dalam hal Batsyeba, dia tidak boleh dikecam karena mandi. Tetapi dia seharusnya menggunakan kebijaksanaan, sehingga tidak terlihat. Seorang wanita yang sopan dan lurus tidak akan menampilkan dirinya dengan cara yang menggoda pria, atau menjadi seperti jaringan setan untuk ‘menyalakan api’. Oleh karena itu, Batsyeba tidak sopan dalam hal tersebut.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 481.

 

Catatan: saya tidak mengerti mengapa Calvin menggunakan kitab Deuterokanonika. Dan saya juga melihat cerita itu sama sekali berbeda dengan kasus Daud dan Batsyeba.

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali