Pemahaman Alkitab

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)

Jumat, tanggal 12 Februari 2010, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

 

II PETRUS 1:5-9 (3)

 

2Pet 1:5-9 - “(5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, (6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, (7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. (8) Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. (9) Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan”.

 

4)         Apa yang terjadi kalau semuanya itu ada (ay 8).

Ay 8:Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Alexander Nisbet (hal 228) mengatakan bahwa karena orang-orang yang diberi / diberkati dengan kasih karunia - kasih karunia ini sering menjadi malas dan terlalu puas dengan apa yang sudah mereka capai, maka mulai ay 8 sampai dengan ay 16 Petrus memberikan bermacam-macam argumentasi yang menggerakkan mereka untuk menjadi rajin dalam hal-hal ini.

 

Alexander Nisbet: “The most unquestionable duties had need to be pressed upon Christians by many arguments: for what we do most easily assent to in judgment we are oftentimes most careless of in practice” (= Kewajiban-kewajiban yang paling tidak diragukan mempunyai kebutuhan untuk ditekankan pada orang-orang Kristen dengan banyak argumentasi: karena apa yang paling mudah kita setujui dalam penilaian kita, seringkali kita praktekkan dengan paling ceroboh) - hal 229.

 

Argumentasi pertama ada dalam ay 8, yang akan kita pelajari di bawah ini.

 

a)   Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah.

KJV: ‘For if these things be in you, and abound’ (= Karena jika hal-hal ini ada dalam kamu, dan berlimpah-limpah).

RSV: ‘For if these things are yours and abound’ (= Karena jika hal-hal ini adalah milikmu dan berlimpah-limpah).

NIV:For if you possess these qualities in increasing measure(= Karena jika engkau memiliki kwalitet-kwalitet ini dalam takaran yang meningkat).

NASB: For if these qualities are yours and are increasing (= Karena jika kwalitet-kwalitet ini adalah milikmu dan sedang meningkat).

Kata Yunaninya memang bisa diartikan ‘berlimpah-limpah’ maupun ‘meningkat’.

 

b)   kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

KJV: they make you that ye shall neither be barren nor unfruitful in the knowledge of our Lord Jesus Christ’ (= mereka membuat kamu sehingga kamu tidak akan tandus / mandul ataupun tidak berbuah dalam pengenalan tentang Tuhan kita Yesus Kristus).

RSV: they keep you from being ineffective or unfruitful in the knowledge of our Lord Jesus Christ’ (= mereka menjagamu dari keadaan tidak efektif atau tidak berbuah dalam pengenalan tentang Tuhan kita Yesus Kristus).

NIV:they will keep you from being ineffective and unproductive in your knowledge of our Lord Jesus Christ(= mereka akan mencegahmu dari keadaan tidak efektif dan tidak produktif dalam pengenalanmu tentang Tuhan kita Yesus Kristus).

NASB: they render you neither useless nor unfruitful in the true knowledge of our Lord Jesus Christ (= mereka membuat kamu tidak tidak berguna ataupun tidak berbuah dalam pengenalan yang benar tentang Tuhan kita Yesus Kristus).

 

Kata yang oleh KJV diterjemahkan ‘barren’ (= tandus / mandul), dalam bahasa Yunani adalah ARGOUS, dan bisa juga diartikan ‘malas’ (Albert Barnes dan Adam Clarke bahkan mengatakan bahwa ini arti yang lebih tepat dari kata bahasa Yunaninya), dan karena kata ini didahului oleh kata Yunani OUK yang artinya ‘tidak’, maka secara bahasa terjemahan Kitab Suci Indonesia ‘giat’ sebetulnya juga merupakan terjemahan yang memungkinkan. Tetapi karena kata ini ditujukan pada ‘pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus’, maka kata ‘barren’ (= tandus / mandul) atau ‘ineffective’ (= tidak efektif) atau ‘useless’ (= tidak berguna) merupakan terjemahan yang lebih cocok dengan kalimatnya.

 

Jadi, kalau hal-hal yang diperintahkan oleh Petrus dalam ay 5-7, yaitu pengudusan dan pertambahan pengetahuan, memang ada dengan berlimpah-limpah dalam diri kita, maka kita akan menjadi produktif dan berbuah dalam pengenalan akan Tuhan kita Yesus Kristus.

 

Barclay: “Peter strongly urges his people to keep climbing up this ladder of virtues which he has set before them. The more we know of any subject the more we are fit to know. It is always true that ‘to him that hath it shall be given.’ Progress is the way to more progress. ... To keep climbing up the ladder of the virtues is to come ever nearer to knowing Jesus Christ; and the further we climb, the further we are able to climb” (= Petrus dengan kuat mendesak umatnya / orang-orangnya untuk terus menaiki tangga kebaikan / sifat baik ini, yang telah ia letakkan di depan mereka. Makin banyak kita tahu tentang pokok apapun, makin kita cocok untuk tahu. Merupakan sesuatu yang selalu benar bahwa ‘siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi’. Kemajuan adalah jalan pada kemajuan yang lebih besar lagi. ... Terus menaiki tangga dari kebaikan / sifat baik berarti terus datang lebih dekat pada pengenalan terhadap Yesus Kristus; dan makin kita naik, makin kita mempunyai kemampuan untuk naik) - hal 305-306.

Mat 13:12 - “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.

 

Bdk. Yoh 8:31-32 - “(31) Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.

 

5)         Apa yang terjadi kalau semuanya itu tidak ada.

Ay 9:Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

 

Ay 9 ini merupakan argumentasi kedua yang Petrus berikan supaya kita maju dalam hal-hal ini, dan merupakan kebalikan dari argumentasi dalam ay 8. Kalau ay 8 menunjukkan hal baik apa yang akan terjadi kalau kita mempunyai semua itu, maka ay 9 menunjukkan hal buruk apa yang akan terjadi kalau kita tidak mempunyai semuanya itu. Jadi, kita bisa melihat bahwa Kitab Suci sangat sering, bahkan hampir selalu, mengajarkan secara positif (ay 8) maupun secara negatif (ay 9).

 

a)   Ay 9a: “Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik.

Kata ‘picik’ salah terjemahan!

KJV: ‘But he that lacketh these things is blind, and cannot see afar off (= Tetapi ia yang kekurangan / tidak mempunyai hal-hal ini adalah buta, dan tidak bisa melihat jauh).

RSV: ‘For whoever lacks these things is blind and shortsighted (= Karena siapapun kekurangan / tidak mempunyai hal-hal ini adalah buta dan hanya bisa melihat dekat).

NIV:But if anyone does not have them, he is nearsighted and blind(= Tetapi jika siapapun tidak mempunyai mereka, ia hanya bisa melihat dekat dan buta).

NASB: For he who lacks these qualities is blind or short-sighted (= Karena ia yang kekurangan / tidak mempunyai kwalitet-kwalitet ini adalah buta atau hanya bisa melihat dekat).

Catatan: dalam bahasa Yunani tak ada kata ‘and’ (= dan).

 

The Bible Exposition Commentary: New Testament: The phrase ‘cannot see afar off’ is the translation of a word that means ‘shortsighted.’ It is the picture of somebody closing or squinting his eyes, unable to see at a distance. There are some Christians who see only their own church, or their own denomination, but who fail to see the greatness of God’s family around the world. Some believers see the needs at home but have no vision for a lost world (= Ungkapan ‘tidak bisa melihat jauh’ merupakan terjemahan dari suatu kata yang berarti ‘hanya bisa melihat dekat’. Itu merupakan suatu gambaran dari seseorang yang menutup mata atau mengedipkan matanya, tidak bisa melihat jauh. Ada orang-orang Kristen yang hanya melihat gereja mereka sendiri, atau denominasi mereka sendiri, tetapi gagal untuk melihat kebesaran dari keluarga Allah di seluruh dunia. Sebagian orang percaya melihat kebutuhan di rumah tetapi tidak mempunyai penglihatan / visi tentang dunia yang terhilang).

Catatan: bagian yang saya garis-bawahi, yang merupakan penerapan yang diberikan oleh penafsir ini, sekalipun kata-katanya bagus, dan merupakan fakta yang banyak terjadi, tetapi menurut saya merupakan penerapan yang tidak cocok terhadap seluruh ay 9 ini, karena ay 9 ini mengarahkan kebutaan tersebut berkenaan dengan penghapusan dosa orang tersebut.

 

Barclay: “On the other hand, if we refuse to make effort of the upward climb, certain things happen. (a) We grow blind; we are left without the guiding light that the knowledge of Jesus Christ brings. As Peter sees it, to walk without Christ is to walk in the dark and not be able to see the way. (b) We grow what Peter calls MUOPAZON. This word can have either of two meanings. It can mean ‘short-sighted.’ It is easy to become short-sighted in life, to see things only as they appear at the moment and to be unable to take the long view of things, to have our eyes so fixed upon the earth that we never think of the things beyond. It can also mean ‘blinking, shutting the eyes.’ Again, it is easy in life to shut our eyes to what we do not wish to see, and to walk, as it were, in blinkers. To walk without Christ is to be in danger of taking the short-sighted or the blinkered view of life” [= Sebaliknya, jika kita menolak untuk berusaha untuk naik, hal-hal tertentu terjadi. (a) Kita menjadi buta; kita ditinggalkan tanpa terang pembimbing yang dibawa oleh pengetahuan / pengenalan akan Yesus Kristus. Sebagaimana Petrus melihatnya, berjalan tanpa Kristus berarti berjalan dalam gelap dan tidak bisa melihat jalanan. (b) Kita menjadi apa yang Petrus sebut MUOPAZON. Kata ini bisa mempunyai salah satu dari dua arti. Itu bisa berarti ‘hanya bisa melihat dekat’. Adalah mudah untuk menjadi ‘hanya bisa melihat dekat’ dalam kehidupan, melihat hal-hal hanya sebagaimana mereka terlihat pada saat itu dan tidak bisa mengambil pandangan yang jauh tentang hal-hal, mengarahkan mata kita ke bumi sehingga kita tidak pernah berpikir tentang hal-hal yang melampauinya. Itu juga bisa berarti ‘mengedipkan, menutup mata’. Lagi-lagi, adalah mudah dalam kehidupan untuk menutup mata kita terhadap apa yang kita tidak ingin lihat, dan untuk berjalan, seakan-akan dalam lampu yang kelap kelip. Berjalan tanpa Kristus berarti berada dalam bahaya untuk mengambil pandangan kehidupan yang ‘hanya bisa melihat dekat’ atau ‘kelap kelip’] - hal 306.

Catatan: point a masih sesuai, tetapi point b penerapannya juga melenceng dari ay 9.

 

Matthew Henry: “There he sets forth how miserable it is to be without those quickening fructifying graces; for he who has not the forementioned graces, or, though he pretends or seems to have them, does not exercise and improve them, is blind, that is, as to spiritual and heavenly things, as the next words explain it: He cannot see far off. This present evil world he can see, and dotes upon, but has no discerning at all of the world to come, so as to be affected with the spiritual privileges and heavenly blessings thereof” (= Di sana ia menyatakan betapa menyedihkannya seseorang tanpa kasih karunia - kasih karunia yang berbuah dan menghidupkan itu; karena ia yang tidak mempunyai kasih karunia - kasih karunia yang disebutkan terdahulu itu, atau sekalipun ia berpura-pura atau kelihatannya mempunyainya, tidak menggunakan / menjalankannya, adalah buta, yaitu, berkenaan dengan hal-hal rohani dan surgawi, seperti dijelaskan oleh kata-kata selanjutnya: ‘Ia tidak bisa melihat jauh’. Dunia yang jahat sekarang ini bisa ia lihat, dan sangat ia gemari, tetapi ia sama sekali tidak mempunyai penglihatan tentang dunia yang akan datang, sehingga dipengaruhi dengan hak-hak rohani dan berkat-berkat surgawi darinya).

 

Barnes’ Notes: “‘But he that lacketh these things is blind.’ He has no clear views of the nature and the requirements of religion. ‘And cannot see afar off.’ The word used here, which does not occur elsewhere in the New Testament, muoopazoon, means to shut the eyes; i. e., to contract the eyelids, to blink, to twinkle, as one who cannot see clearly, and hence to be ‘near-sighted.’ The meaning here is, that he is like one who has an indistinct vision; one who can see only the objects that are near him, but who has no correct apprehension of objects that are more remote. He sees but a little way into the true nature and design of the gospel. He does not take those large and clear views which would enable him to comprehend the whole system at a glance” (= Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta’. Ia tidak mempunyai pandangan yang jelas tentang sifat dasar dan tuntutan-tuntutan dari agama. ‘Dan tidak bisa melihat jauh’. Kata yang digunakan di sini, yang tidak muncul di tempat lain dalam Perjanjian Baru, MUOOPAZOON, berarti ‘menutup mata’; yaitu, mengkontraksikan kelopak mata, mengedipkan, mengkelipkan, seperti seseorang yang tidak bisa melihat dengan jelas, dan karena itu menjadi ‘hanya bisa melihat dekat’. Artinya di sini adalah, bahwa ia itu seperti orang yang mempunyai penglihatan yang tidak jelas; seseorang yang hanya bisa melihat obyek yang dekat dengannya, tetapi yang tidak mempunyai pengertian yang benar tentang obyek-obyek yang lebih jauh. Ia hanya melihat sedikit ke dalam sifat dasar yang benar dan rancangan dari injil. Ia tidak mengambil pandangan yang besar dan jelas itu yang akan memampukan ia untuk mengerti seluruh sistim dalam sekilas pandang).

 

Lenski: “‘Myopic’ is exactly the proper word, for this is not a pagan who never heard the Word and is therefore blind; this is a person who knows about the Word but has only a useless glimmer left in his heart” (= ‘Rabun jauh’ adalah kata yang tepat, karena ini bukanlah seorang kafir yang tidak pernah mendengar Firman dan karena itu buta; ini adalah seseorang yang tahu tentang Firman tetapi hanya mempunyai cahaya redup yang tak berguna yang tersisa dalam hatinya) - hal 272.

 

Alexander Nisbet: “How sharp-sighted soever graceless souls may be in things that concern their back and belly, and this present world, yet till Christ make a gracious change upon them they can see nothing of the hazard of their perishing, the worth of salvation, or their need of Christ, that they might fly to Him and give up themselves to His service and so make preparation for death and eternity” (= Bagaimanapun tajamnya penglihatan dari jiwa-jiwa tanpa kasih karunia dalam hal-hal yang berkenaan dengan punggung dan perut mereka, dan dunia sekarang ini, tetapi sampai Kristus membuat suatu perubahan yang bersifat kasih karunia pada mereka, mereka tidak bisa melihat apapun tentang bahaya / resiko dari kebinasaan mereka, nilai / harga dari keselamatan, atau kebutuhan mereka akan Kristus, sehingga mereka bisa lari kepadaNya dan menyerahkan diri mereka pada pelayananNya dan dengan demikian membuat persiapan untuk kematian dan kekekalan) - hal 230.

 

b)   Ay 9b: karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan”.

KJV: and hath forgotten that he was purged from his old sins’ (= dan telah lupa bahwa ia telah dicuci dari dosa-dosanya yang lama / dahulu).

RSV: and has forgotten that he was cleansed from his old sins’ (= dan telah lupa bahwa ia telah dibersihkan dari dosa-dosanya yang lama / dahulu).

NIV:and has forgotten that he has been cleansed from his past sins(= dan telah lupa bahwa ia telah dibersihkan dari dosa-dosanya yang lalu).

NASB: having forgotten his purification from his former sins (= telah melupakan pemurniannya dari dosa-dosanya yang terdahulu).

Baik kata ‘karena’ dalam Kitab Suci Indonesia, maupun kata ‘and’ (= dan) dalam KJV/RSV/NIV, di awal ay 9b ini, sebetulnya tidak ada. Jadi, dalam persoalan ini yang paling tepat adalah terjemahan dari NASB.

 

Alexander Nisbet: “however they may be esteemed pardoned souls by themselves and others, and dealt with by the church as if they were such, yet by their being wholly taken up with this present life and making no provision for a better, they do declare that they undervalue the forgiveness of sins: for when the esteem of forgiveness does not stir us to thankfulness and holiness, God esteems it forgotten” (= bagaimanapun mereka dinilai sebagai jiwa-jiwa yang telah diampuni oleh diri mereka sendiri dan oleh orang-orang lain, dan ditangani oleh gereja seakan-akan mereka adalah orang-orang seperti itu, tetapi karena mereka sepenuhnya bersahabat dengan kehidupan sekarang ini dan tidak membuat persediaan untuk kehidupan yang lebih baik, mereka menyatakan bahwa mereka meremehkan pengampunan dosa: karena pada waktu penilaian terhadap pengampunan tidak menggerakkan kita pada syukur dan kekudusan, Allah menilai bahwa hal itu ‘dilupakan’) - hal 230.

 

Alexander Nisbet: “he that walks as if he forgot himself to be pardoned cannot comfortably conclude himself to be such a one” [= ia yang berjalan seakan-akan ia lupa bahwa dirinya telah diampuni tidak bisa dengan senang / puas / terhibur menyimpulkan dirinya sebagai orang seperti itu (orang yang telah diampuni)] - hal 230.

 

Barclay: “Further, to fail to climb the ladder of virtue is to forget that the sins of the old way of life have been cleansed away. Peter is thinking of baptism. At that time baptism was adult baptism; it was a deliberate act of decision to leave the old way and to enter upon the new. The man who, after baptism, does not begin upon the upward climb has forgotten, or never realized, the meaning of the experience through which he has passed. For many of us the parallel to baptism in this sense is entry into the membership of the Christian Church. To make our commitment and then to remain exactly the same, is to fail to understand what church membership means, for our entry into it should be the beginning of a climb upon the upward way” (= Selanjutnya, gagal untuk memanjat / menaiki tangga kebaikan / sifat baik berarti melupakan bahwa dosa-dosa dari jalan kehidupan yang lama telah dibersihkan. Petrus berpikir tentang baptisan. Pada waktu itu baptisan adalah baptisan dewasa; itu merupakan suatu tindakan keputusan sengaja untuk meninggalkan jalan yang lama dan memasuki jalan yang baru. Orang yang, setelah baptisan, tidak mulai memanjat / naik ke atas telah lupa, atau tidak pernah menyadari, arti dari pengalaman yang telah ia lalui. Bagi banyak dari kita, persamaan dengan baptisan dalam arti ini adalah jalan masuk ke dalam keanggotaan Gereja Kristen. Membuat komitmen kita dan lalu tetap tinggal persis sama, berarti gagal untuk mengerti apa arti dari keanggotaan gereja, karena masuknya kita ke dalamnya harus merupakan permulaan dari suatu tindakan memanjat / naik pada jalan ke atas) - hal 306.

 

c)      Penggabungan buta, rabun, dan pikun / lupa.

Lenski: “Spiritual myopia and amnesia progress. When the fruits begin to be wanting, the barrenness has begun to set in” (= Rabun dan pikun rohani maju / berkembang. Pada waktu buah-buah mulai kurang / tidak ada, ketandusan / kemandulan telah mulai timbul) - hal 273.

 

Hal yang sangat perlu untuk diperhatikan adalah bahwa orang yang mengalami hal ini adalah orang yang tidak bertumbuh dalam hal-hal yang dibicarakan dalam ay 5-7 di atas. Kalau yang tidak bertumbuh saja bisa buta, rabun, pikun / lupa, apalagi yang mundur! Dan biasanya yang tidak bertumbuh memang akan mundur!

 

Bible Knowledge Commentary: “In contrast with a growing Christian, a carnal believer is blind (‎typhlos‎) and nearsighted (‎myopazon‎). (The NIV reverses these two words; in Gr. the word ‘blind’ comes first.) ‎Myopazon ‎(from which comes the word ‘myopia’), occurs only here in the New Testament. A believer with spiritual myopia is not magnifying the grace of Christ. Since his life is not evidencing the qualities cited in verses 5-7, he seems to be just like a spiritually blind (or unsaved) person (2 Cor 4:4; cf. John 9:39). Such a person has forgotten that he has been cleansed from his past (preconversion) sins. Some commentators say this refers to unbelievers. But it seems preferable to say that Peter wrote of Christians who are spiritually immature. After all, they had been cleansed from their sins (cf. Titus 3:5), but had not grown spiritually [= Kontras dengan seorang Kristen yang bertumbuh, seorang percaya yang bersifat daging adalah buta (TYPHLOS) dan hanya bisa melihat dari dekat (MYOPAZON). (NIV membalik kedua kata ini; dalam Yunani kata ‘buta’ ada di depan). MYOPAZON (dari mana muncul kata ‘myopia’), muncul hanya di sini dalam Perjanjian Baru. Seorang percaya dengan myopia rohani tidak membesarkan kasih karunia Kristus. Karena hidupnya tidak membuktikan kwalitet-kwalitet yang disebutkan dalam ay 5-7, ia kelihatannya sama seperti orang yang buta secara rohani (atau belum diselamatkan) (2Kor 4:4; bdk. Yoh 9:39). Orang seperti itu telah lupa bahwa ia telah dibersihkan dari dosa-dosanya yang lalu (sebelum pertobatannya). Beberapa penafsir mengatakan bahwa ini menunjuk pada orang-orang yang tidak percaya. Tetapi kelihatannya lebih baik untuk mengatakan bahwa Petrus menulis tentang orang-orang Kristen yang tidak matang secara rohani. Bagaimanapun juga, mereka telah dibersihkan dari dosa-dosa mereka (bdk. Tit 3:5), tetapi tidak / belum bertumbuh secara rohani].

2Kor 4:4 - “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah”.

Yoh 9:39 - “Kata Yesus: ‘Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.’”.

Tit 3:5 - “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus”.

Catatan: saya tak terlalu yakin bahwa ini menunjuk kepada orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh tetapi tidak matang secara rohani. Saya lebih setuju dengan pandangan yang mengatakan bahwa ini menunjuk kepada orang-orang kristen KTP. Kata-kata ‘dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan’ digunakan untuk menggambarkan orang itu sesuai dengan pengakuannya, atau sesuai dengan kelihatannya. Ini merupakan sesuatu yang sering terjadi dalam Alkitab.

 

Adam Clarke: “He, whether Jew or Gentile, who professes to have FAITH in God, and has not added to that FAITH fortitude, knowledge, temperance, patience, godliness, brotherly kindness, and universal love; is blind - his understanding is darkened, and cannot see afar off, muoopAzoon, shutting his eyes against the light, winking, not able to look truth in the face, nor to behold that God whom he once knew was reconciled to him: and thus it appears he is willfully blind, and hath forgotten that he was purged from his old sins - has at last, through his nonimprovement of the grace which he received from God, his faith ceasing to work by love, lost the evidence of things not seen; for, having grieved the Holy Spirit by not showing forth the virtues of him who called him into his marvelous light, he has lost the testimony of his sonship; and then, darkness and hardness having taken place of light and filial confidence, he first calls all his former experience into doubt, and questions whether he has not put enthusiasm in the place of religion. By these means his darkness and hardness increase, his memory becomes indistinct and confused, until at length he forgets the work of God on his soul, next denies it, and at last asserts that the knowledge of salvation, by the remission of sins, is impossible, and that no man can be saved from sin in this life. Indeed, some go so far as to deny the Lord that bought them; to renounce Jesus Christ as having made atonement for them; and finish their career of apostasy by utterly denying his Godhead. Many cases of this kind have I known; and they are all the consequence of believers not continuing to be workers together with God, after they had experienced his pardoning love” (= Ia, apakah Yahudi atau non Yahudi, yang mengakui mempunyai IMAN kepada Allah, dan tidak menambahkan kepada IMAN itu ketabahan / keuletan, pengetahuan, penguasaan diri, kesabaran, kesalehan, kebaikan persaudaraan, dan kasih yang bersifat universal; adalah buta - pengertiannya digelapkan, dan tidak bisa melihat jauh, MUOOPAZOON, menutup matanya terhadap terang, mengedipkan, tidak bisa melihat kebenaran di hadapannya, ataupun melihat Allah itu, yang pernah ia tahu telah diperdamaikan dengannya: dan karena itu kelihatannya ia buta dengan sengaja, dan telah lupa bahwa ia telah dicuci dari dosa-dosa lamanya - akhirnya melalui tidak adanya perkembangan dari kasih karunia yang ia terima dari Allah, membuat imannya berhenti untuk bekerja oleh kasih, kehilangan bukti dari hal-hal tidak terlihat; karena, setelah mendukakan Roh Kudus dengan tidak menunjukkan kebaikan / sifat baik dari Dia yang telah memanggilnya ke dalam terangNya yang mengagumkan, ia telah kehilangan kesaksian dari keanakannya; dan kemudian, kegelapan dan kekerasan mengambil tempat dari terang dan keyakinan seorang anak, ia mula-mula meragukan semua pengalaman terdahulunya, dan mempertanyakan apakah ia bukannya telah meletakkan semangat / kegairahan di tempat dari agama. Dengan cara ini, kegelapan dan kekerasannya meningkat, ingatannya menjadi kabur dan kacau, sampai akhirnya ia melupakan pekerjaan Allah pada jiwanya, selanjutnya menyangkalnya, dan akhirnya menegaskan bahwa pengetahuan / pengenalan tentang keselamatan, oleh pengampunan dosa-dosa, adalah mustahil, dan bahwa tak seorangpun bisa diselamatkan dari dosa dalam kehidupan ini. Bahkan, beberapa orang berjalan begitu jauh sampai menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka; menyangkal bahwa Yesus Kristus telah membuat penebusan untuk mereka; dan mengakhiri karir kemurtadan mereka dengan menyangkal sepenuhnya keAllahanNya. Banyak kasus dari jenis ini telah saya ketahui; dan semua itu merupakan konsekwensi dari orang-orang percaya yang tidak terus menerus bekerja bersama-sama dengan Allah, setelah mereka mengalami kasihNya yang mengampuni).

Catatan: ini jelas tafsiran Arminian, yang percaya bahwa orang kristen yang sejati bisa kehilangan keselamatan!

 

Apa yang aneh dari kata-kata Adam Clarke ini adalah:

 

1.      Kata-kata yang saya beri garis bawah tunggal itu ia ambil dari 2Pet 2:1 yang jelas-jelas berbicara tentang nabi-nabi palsu, dan bukan tentang orang-orang Kristen sejati yang murtad.

2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”.

KJV: even denying the Lord that bought them (= bahkan menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka).

 

2.      Pada bagian akhir dari kata-katanya, bagian yang saya beri garis bawah ganda, ia berkata ‘Banyak kasus dari jenis ini telah saya ketahui’.

Pertanyaan saya: bagaimana ia bisa tahu kalau orang-orang itu adalah orang-orang Kristen yang sejati dan bukannya hanya orang-orang Kristen KTP? Kalau 11 murid Yesus sampai akhir tidak tahu kalau Yudas Iskariot adalah seorang Kristen KTP, bagaimana Clarke bisa memastikan keaslian kekristenan dari orang-orang dalam kasus-kasus yang ia bicarakan?

 

3.      Orang kristen sejati yang murtad merupakan sesuatu yang bertentangan dengan banyak sekali ayat-ayat Alkitab, seperti:

·         Yoh 10:27-29 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”.

·         Ro 5:9-10 - “(9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.

·         Ro 8:38-39 - “(38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.

·         Ibr 10:38-39 - “(38) Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.’ (39) Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup”.

·         2Tim 2:12-13 - “(12) jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; (13) jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya.’”.

·         Ro 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

·         1Kor 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.

 

4.      Bandingkan juga dengan beberapa text di bawah ini yang jelas menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati tidak bisa murtad, dan hanya orang kristen KTP yang bisa murtad:

·         Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.

·         Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu.

·         2Tes 2:9-12 - “(9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

·         1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.

 

6)   Jadi, ay 5-9 menekankan bahwa orang Kristen harus maju dalam kerohanian dan pengudusan.

 

Calvin: “Though, then, we daily sin, and God daily forgives us, and the blood of Christ cleanses us from our sins, yet sin ought not to rule in us, but the sanctification of the Spirit ought to prevail in us” (= Maka, sekalipun kita berdosa setiap hari, dan Allah mengampuni kita setiap hari, dan darah Kristus membersihkan kita dari dosa-dosa kita, tetapi dosa tidak boleh memerintah kita, tetapi pengudusan dari Roh harus menang dalam diri kita).

 

 

-o0o-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali