Eksposisi
1Yohanes
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1Yoh 5:18-21 - “(18) Kita tahu, bahwa setiap orang yang
lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah
melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. (19) Kita tahu, bahwa
kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. (20)
Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan
pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam
Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan
hidup yang kekal. (21) Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala”.
Pulpit Commentary: “With
three solemn asseverations and one equally solemn charge the Epistle is brought
to a close” (= Dengan 3 pernyataan khidmat yang ditekankan dan 1 perintah
yang sama khidmatnya, Surat ini diakhiri) - hal 142.
1) Ay 18: “Kita tahu, bahwa setiap orang yang
lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah
melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya”.
a) “Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari
Allah, tidak berbuat dosa”.
Ayat
ini harus diartikan secara sama seperti 1Yoh 3:6,9 - “(6) Karena itu
setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap
orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. ... (9)
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi
tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari
Allah”.
Wycliffe
Bible Commentary:
“‘Sinneth not.’ Present tense;
habitual sinning” (= ‘Tidak berbuat
dosa’. Present tense; berbuat dosa yang bersifat kebiasaan).
Barclay:
“It does not mean
that the Christian never sins; but it does mean that he is not the helpless
slave of sin” (=
Ini tidak berarti bahwa orang Kristen tidak pernah berbuat dosa; tetapi ini
berarti bahwa ia bukanlah hamba dosa yang tidak berdaya)
- hal 121.
Barclay:
“‘A saint,’ as
someone has said, ‘is not a man who never falls; he is a man who gets up and
goes on every time he falls”
(= ‘Seorang kudus’, seperti dikatakan seseorang, ‘bukanlah seseorang yang
tidak pernah jatuh; ia adalah seseorang yang bangkit kembali dan meneruskan
perjalanan setiap kali ia jatuh) - hal
122.
b)
“tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya”.
KJV:
‘but he that is begotten of God keepeth himself’ (= tetapi ia yang
diperanakkan dari Allah memelihara / menjaga dirinya sendiri).
RSV:
‘but He who was born of God keeps him’ (= tetapi Ia yang dilahirkan
dari Allah memelihara dia).
NIV:
‘the
one who was born of God keeps him safe’ (= Orang yang dilahirkan dari
Allah menjaganya tetap aman).
NASB:
‘but
He who was born of God keeps him’ (= tetapi Ia yang dilahirkan dari Allah
menjaganya / memeliharanya).
Catatan:
jadi KJV menterjemahkan lain sendiri. Dalam ketiga Kitab Suci bahasa Inggris
yang lain, yang menjaga / memelihara adalah Yesus, tetapi dalam KJV orang itu
menjaga / memelihara dirinya sendiri. Perbedaan ini terjadi karena problem text,
dimana ada 2 kelompok manuscripts dengan pembacaan yang berbeda. Ada yang
menuliskan AUTON (= him / dia), dan ada yang menuliskan EAUTON (= himself
/ dirinya sendiri).
Karena
itu, dalam persoalan ini, para penafsir juga terbagi dalam 2 kelompok:
1.
Ada yang menganggap bahwa orang itu menjaga dirinya sendiri.
Matthew
Henry: “They are
fortified against the devil’s destructive attempts: He that is begotten of God
keepeth himself, that is, is enabled to guard himself, and the wicked one
toucheth him not (v. 18), that is, that the wicked one may not touch him,
namely, to death. ... it seems to be the design of the apostle to assert that
their regeneration secures them from such assaults of the devil as will bring
them into the same case and actual condemnation with the devil” [= Mereka
dibentengi terhadap usaha-usaha setan yang bersifat menghancurkan: Ia yang
dilahirkan dari Allah menjaga dirinya sendiri, yaitu, dimampukan menjaga dirinya
sendiri, dan si jahat tidak menyentuhnya (ay 18), yaitu, bahwa si jahat tidak
boleh menyentuhnya, yaitu membunuhnya. ... kelihatannya maksud dari sang rasul
adalah menegaskan bahwa kelahiran baru mereka menjamin keamanan mereka dari
serangan-serangan setan yang akan membawa mereka ke dalam kasus dan penghukuman
yang sama dengan setan].
2.
Ada yang menganggap bahwa Yesuslah yang menjaga orang itu.
Barclay
menerapkan kata ‘Dia’ kepada Yesus, dan demikian juga banyak penafsir
lainnya, sekalipun ada banyak juga yang menafsirkan seperti KJV.
Barclay: “As Westcott has it: ‘The Christian has an active enemy,
but he has also a WATCHFUL GUARDIAN” (= Seperti dikatakan Westcott:
‘Orang Kristen mempunyai musuh yang aktif, tetapi ia juga mempunyai penjaga
yang waspada) - hal 122.
Herschel
H. Hobbs juga mengambil pandangan ini, dan menurutnya, manuscripts yang terbaik
menuliskan ‘him’ (= dia), dan karena itu, Yesuslah yang menjaga orang
Kristen.
Bandingkan
dengan ayat-ayat ini:
a. Yoh 17:11-12,15 - “(11) Dan Aku tidak ada
lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang
kepadaMu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu
namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama
seperti Kita. (12) Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam
namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga
mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia
yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab
Suci. ... (15) Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi
supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat”.
b. Wah 3:10 - “Karena engkau menuruti
firmanKu, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari
hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang
diam di bumi”.
Bruce
M. Metzger (‘A Textual Commentary on the Greek New Testament’, hal
718) juga memilih pandangan ini, dan alasannya adalah: kata-kata ‘Yang
lahir / dilahirkan’ dalam bahasa
Yunaninya adalah HO GENNETHEIS, sedangkan Yohanes tidak pernah menggunakan kata
ini untuk menunjuk kepada orang Kristen. Kalau menunjuk kepada orang Kristen
Yohanes selalu menggunakan kata Yunani GEGENNEMENOS. Dan kalau kata ini menunjuk
bukan kepada orang Kristen tetapi kepada Yesus, maka jelas harus dipilih
pembacaan AUTON (= him / dia), dan bukannya EAUTON (= himself /
dirinya sendiri).
Tetapi
secara theologia, yang manapun yang benar dari kedua pandangan ini, maka
pandangan yang satunya tidak boleh disingkirkan. Kalau yang benar adalah Yesus
yang memelihara kita, kita juga tidak lepas dari tanggung jawab. Karena itu kita
juga harus melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk memelihara diri kita sendiri.
Dan sebaliknya, kalau yang benar adalah bahwa kita harus menjaga diri kita
sendiri, itu tidak berarti bahwa kita melakukan hal itu dengan kekuatan kita
sendiri.
Barnes’
Notes: “‘Keepeth
himself.’ It is not said that he does it by his own strength, but he will put
forth his best efforts to keep himself from sin, and by divine assistance he
will be able to accomplish it” (= ‘Menjaga / memelihara dirinya
sendiri’. Tidak dikatakan bahwa ia melakukannya dengan kekuatannya sendiri,
tetapi ia akan mengerahkan usaha-usaha terbaiknya untuk menjaga dirinya sendiri
dari dosa, dan oleh pertolongan ilahi ia akan mampu untuk mencapainya).
Calvin:
“‘Keepeth himself.’ What properly belongs to God he transfers to
us; for were any one of us the keeper of his own salvation, it would be a
miserable protection. Therefore Christ asks the Father to keep us, intimating
that it is not done by our own strength. The advocates of freewill lay hold on
this expression, that they may thence prove, that we are preserved from sin,
partly by God’s grace, and partly by our own power. But they do not perceive
that the faithful have not from themselves the power of preservation of which
the Apostle speaks. ... Hence the faithful keep themselves from sin, as far as
they are kept by God. (John 17:11.)” [= ‘Menjaga dirinya sendiri’. Apa
yang sebetulnya adalah milik Allah ditransfer kepada kita; karena seandainya
siapapun dari kita adalah penjaga dari keselamatannya sendiri, itu akan
merupakan perlindungan yang menyedihkan. Karena itu Kristus meminta Bapa untuk
menjaga kita, yang menunjukkan bahwa itu tidak dlakukan dengan kekuatan kita
sendiri. Para pendukung doktrin tentang kehendak bebas menggunakan ungkapan ini,
sehingga mereka dari sini bisa membuktikan, bahwa kita dijaga / dipelihara dari
dosa, sebagian oleh kasih karunia, dan sebagian oleh kekuatan kita sendiri.
Tetapi mereka tidak mengerti bahwa orang-orang percaya, dari diri mereka
sendiri, tidak mempunyai kekuatan menjaga yang dibicarakan oleh sang Rasul. ...
Karena itu orang-orang percaya menjaga diri mereka sendiri dari dosa, sejauh
mereka dijaga oleh Allah. (Yoh 17:11)].
Ini
bukan merupakan 2 hal yang bertentangan, tetapi 2 hal yang saling melengkapi.
Ini mirip seperti:
·
Allah menentukan, tetapi
kita tetap bertanggung jawab.
·
Allah berjanji mencukupi
kebutuhan kita (Mat 6:33), tetapi kita juga wajib bekerja (2Tes 3:10).
·
Allah menjamin
keselamatan, tetapi orang-orang di kapal tetap harus melakukan hal-hal yang
terbaik (Kis 27:21-34).
Bandingkan
dengan Yudas 21,24 - “(21) Peliharalah dirimu demikian
dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk
hidup yang kekal. ... (24) Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan
kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan
di hadapan kemuliaanNya”.
Dalam
text ini, keduanya ada. Allah memang menjaga kita (ay 24), tetapi kita juga
harus menjaga diri kita sendiri (ay 21). Ini dilakukan melalui banyak hal,
seperti belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun, berdoa, menjauhi pencobaan,
bersekutu dengan saudara-saudara seiman dan sebagainya.
c)
“dan si jahat tidak dapat menjamahnya”.
Barnes,
Wycliffe dan A. T. Robertson mengatakan bahwa kata ‘menjamah’,
bukan sekedar berarti ‘menyentuh’,
tetapi ‘memegang erat-erat’.
Kata ini hanya digunakan 1x di tempat lain, yaitu dalam Yoh 20:17, dan di sana
artinya sebetulnya juga seperti itu.
Yoh
20:17 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku,
sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan
katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan
Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.’”.
Herschel
H. Hobbs mengatakan bahwa Iblis berulang kali berusaha untuk merebut orang
Kristen, tetapi untuk melakukan itu ia harus mengalahkan Kristus, dan ini
merupakan suatu kemustahilan. Ia lalu membandingkan dengan Yoh 10:28-29 - “(28)
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan
binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari
tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada
siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”.
Kata-kata
‘pasti tidak akan’
dalam KJV: ‘shall never’ (= tidak akan pernah). Dan Herschel H. Hobbs
mengatakan bahwa dalam bahasa Yunani digunakan double negatives. Dalam bahasa
Inggris (juga dalam bahasa Indonesia) double negatif menjadi positif, tetapi
dalam bahasa Yunani itu menunjukkan suatu penekanan.
Herschel
H. Hobbs: “The
blessed truth is that we are not holding out to God. He is holding on to us. In
that sublime truth is our assurance of victory over sin” (= Kebenaran yang
diberkati adalah bahwa bukan kita yang memegang Allah erat-erat. Ia yang
memegang kita erat-erat. Dalam kebenaran yang agung inilah terdapat jaminan kita
tentang kemenangan atas dosa) - hal 140.
2) Ay 19: “Kita tahu, bahwa kita berasal dari
Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”.
Kata
‘kita’ menunjuk kepada semua orang Kristen, dan kata ‘dunia’
menunjuk kepada semua orang yang non kristen.
Tentang
kata-kata ‘si jahat’ bisa
diterjemahkan ‘kejahatan’.
Tetapi dalam persoalan ini boleh dikatakan semua penafsir menganggap bahwa kata
itu harus diterjemahkan ‘si jahat’
yang menunjuk kepada setan sendiri (Albert Barnes memberikan uraian panjang
lebar tentang ini).
3) Ay 20: “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak
Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita
mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus
Kristus. Dia adalah Allah yang benar
dan hidup yang kekal”.
Sebetulnya
yang ditegaskan dalam ayat ini adalah bahwa Anak Allah telah datang ke dunia dan
mengaruniakan pengertian kepada kita sehingga kita mengenal Allah.
Kata-kata
‘dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus’
oleh Stott dianggap berarti ‘dan kita ada di dalam Yang Benar, dengan cara
berada di dalam Yesus’.
Tetapi
dalam membahas bagian ini saya justru akan menekankan ay 20b, yang akan saya
bahas di bawah ini:
a) Satu hal yang mengagetkan saya, karena tak pernah saya
ketahui sebelumnya, adalah bahwa kata ‘Allah’ yang saya beri garis bawah
ganda itu, diragukan keasliannya. Beberapa penafsir seperti Albert Barnes dan
Bruce Metzger, condong untuk mengatakan bahwa kata ‘Allah’ itu merupakan
suatu penambahan.
b) Kebanyakan penafsir tetap mempertahankan kata ‘Allah’
itu, dan kalau ini benar, maka ayat ini masih diperdebatkan lagi.
Ay 20:
“Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah
mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar;
dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia
adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
1. Ada penafsir-penafsir yang menganggap bahwa kata ‘Dia’
menunjuk kepada ‘Yang benar’,
yang telah muncul 2 x sebelumnya, yaitu Bapa. Saya sendiri merasa penafsiran
seperti ini aneh, dan tidak membaca ayat itu secara wajar.
2. Banyak juga penafsir menganggap bahwa kata ‘Dia’
menunjuk kepada orang yang disebut terakhir dalam kalimat sebelumnya yaitu ‘Yesus
Kristus’.
Kalau
demikian, maka ayat ini merupakan bukti yang sangat kuat tentang keilahian
Yesus.
Calvin
juga mengatakan bahwa kalau Yesus Kristus disebut dengan istilah ‘Allah
yang benar’ artinya adalah mengontraskan Dia dengan allah-allah yang palsu.
Calvin
juga mengatakan bahwa para pengikut Arianisme berusaha untuk menerapkan kalimat
terakhir itu kepada Bapa. Tetapi ia menganggap ada 3 alasan yang tidak
memungkinkan hal itu:
Ay 20:
“Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah
mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar;
dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia
adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
a. Calvin dan A. H. Strong mengatakan bahwa sebutan ‘Allah
yang benar’, dalam kalimat yang
terakhir itu, tidak mungkin menunjuk kepada Bapa, karena sebelumnya Bapa sudah 2
x disebut dengan istilah ‘Yang benar’. Masakan sekarang disebut lagi dengan istilah ‘Allah yang
benar’?
b. Kalimat terakhir itu diawali dengan kata-kata ‘Dia
adalah’, yang saya beri garis bawah
ganda. Terjemahan ini agak kurang tepat, karena kata-kata Yunani yang digunakan
adalah HOUTOS ESTIN, yang artinya adalah ‘This is’ (= Ini
adalah). Kata-kata ini jelas menunjuk
kepada ‘orang terakhir’ dari kalimat sebelumnya, yaitu ‘Yesus
Kristus’.
KJV/RSV:
‘This is the true God, and eternal life’ (= Ini adalah
Allah yang benar, dan hidup yang kekal).
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘This is the true God.’ This Jesus Christ (the last-named Person)
is the true God (identifying Him with the Father in being the only true God,
John 17:3)” [=
‘Ini adalah Allah yang benar’. Yesus Kristus ini (pribadi yang disebut
paling akhir) adalah Allah yang benar (menganggap satu Dia dan Bapa sebagai
satu-satunya Allah yang benar, Yoh 17:3)].
Sekarang
mari kita bandingkan dengan terjemahan dari Saksi Yehuwa (jangan lupa, Saksi
Yehuwa merupakan ‘reinkarnasi’ dari Arianisme), yaitu NWT / TDB. NWT (New
World Translation) adalah versi aslinya (bahasa Inggris), sedangkan TDB
(Terjemahan Dunia Baru) adalah terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Ay 20:
“Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah
mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita
ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah
yang benar dan hidup yang kekal”.
NWT:
“... his Son Jesus Christ. This is the true God and life
everlasting” (= ... AnakNya Yesus Kristus. Ini adalah Allah yang
benar dan hidup yang kekal).
TDB:
“... Yesus Kristus, Putranya. Inilah Allah yang
benar dan kehidupan abadi”.
TDB
membalik kata-kata ‘Yesus Kristus’
dengan ‘Putranya’,
padahal NWT tidak demikian.
Memang TDB diterjemahkan dari NWT, tetapi kadang-kadang terjemahannya berbeda.
Jadi dalam hal ini, saudara bisa menggunakan NWT untuk menghantam diri mereka
sendiri.
Apa
tujuannya TDB membalik seperti itu? Saya kira supaya kata-kata ‘Inilah
Allah yang benar dan kehidupan abadi’
bisa dihubungkan dengan kata ‘nya’
(yang jelas menunjuk kepada Bapa),
bukan dengan ‘Yesus Kristus’.
Ini lagi-lagi menunjukkan kekurang-ajaran TDB dalam melakukan penterjemahan.
c. Adanya sebutan ‘hidup yang kekal’ pada akhir dari kalimat terakhir itu. Dalam tulisan-tulisannya,Yohanes
memang sangat sering menghubungkan hidup yang kekal dengan Yesus (bdk. Yoh 3:15,16,36
4:14 6:27,40,47,54,68 10:28 1Yoh
5:11-13).
Jadi, ayat ini secara jelas
menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.
Ay
21: “Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala”.
KJV/RSV/NIV:
‘keep yourselves from idols’ (= jagalah dirimu sendiri dari
patung-patung berhala).
NASB: ‘guard yourselves from idols’
(= jagalah dirimu sendiri dari patung-patung berhala).
Catatan:
KJV mengakhiri ay 21 dengan kata ‘Amen’, tetapi Adam Clarke berkata: “The
word ‘Amen’ is missing in all the best MSS. and in most of the versions”
(= Kata ‘Amin’ tidak ada dalam semua manuscripts yang terbaik, dan dalam
kebanyakan versi).
Adam
Clarke mengatakan bahwa sang rasul memperingati orang-orang kristen terhadap:
1) Tindakan pergi bersama dengan orang-orang kafir ke dalam
kuil dari dewa-dewa mereka.
2)
Makan persembahan berhala bersama mereka.
3) Tindakan hadir dalam tindakan penyembahan yang dilakukan
terhadap berhala-berhala itu, karena dengan hadir mereka berpartisipasi dalam
penyembahan itu.
Perhatikan
hal ini bagi saudara yang sering / kadang-kadang datang ke acara ‘slametan’
/ ‘sunatan’ dan sebagainya. Juga yang ikut acara-acara yang berhubungan
dengan Idul Fitri! Ini acara agama lain, dan menurut saya, tak seharusnya
dihadiri oleh orang Kristen.
Banyak
juga penafsir yang menafsirkan bahwa ay 21 ini bukan hanya berurusan dengan
patung berhala, tetapi juga dengan segala sesuatu yang kita dewakan / paling
utamakan / cintai dalam hidup kita.
Herschel
H. Hobbs: “In
this context ‘idols’ should not be limited to graven images. An idol is
anything or anyone standing between you and God” (= Dalam kontext ini
‘patung-patung berhala’ tidak seharusnya dibatasi pada patung-patung
berhala. Suatu berhala adalah apapun atau siapapun yang berdiri / berada di
antara engkau dan Allah) - hal 144.
Charles
Haddon Spurgeon: “Anything becomes an idol
when it keeps us away from God” (= Segala sesuatu menjadi berhala kalau
hal itu menjauhkan kita dari Allah).
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali