Pemahaman
Alkitab
(Jl.
Dinoyo 19b, lantai 3)
Jum’at,
tanggal 6 Maret 2009, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
I
Timotius 5:22-25
1Tim 5:22-25 - “(22) Janganlah engkau
terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke
dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu. (23) Janganlah lagi minum air
saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu
dan tubuhmu sering lemah. (24) Dosa beberapa orang menyolok, seakan-akan
mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi
nyata kemudian. (25) Demikianpun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau
tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi”.
Ay 22: “Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan
janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu”.
1)
“Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang”.
Dalam
kalangan Pentakosta / Kharismatik maka penumpangan tangan rasanya menjadi
sesuatu yang terlalu sering dilakukan, dan dilakukan secara tidak pada
tempatnya. Misalnya, hanya karena seseorang mau pergi ke luar negeri, atau
karena ia berulang tahun, maka ia lalu didoakan sambil ditumpangi tangan. Atau
seorang pendeta berdoa untuk suatu perusahaan / pabrik sambil melakukan
penumpangan tangan atas mesin-mesin di pabrik itu. Dulu saya mengira bahwa ayat
ini melarang hal seperti itu. Saya tetap yakin bahwa kita tidak boleh melakukan
penumpangan tangan murahan seperti itu. Alasannya: dalam Kitab Suci penumpangan
tangan juga tak digunakan secara sembarangan / murahan seperti itu. Tetapi dalam
penafsiran tentang bagian ini tak seorangpun dari para penafsir yang mengartikan
bagian ini ke arah itu.
Ada
bermacam-macam penafsiran yang diberikan oleh para penafsir tentang bagian ini.
a)
Ada yang menganggap bahwa kata-kata ‘menumpangkan tangan’ berarti
‘menggunakan kekerasan’ dalam menangani orang-orang Kristen yang berbuat
dosa (Wycliffe).
Mungkin
ia memikirkan ayat seperti Neh 13:21.
Neh
13:21 - “Lalu aku memperingatkan mereka, kataku: ‘Mengapa kamu bermalam di
depan tembok? Kalau kamu berbuat itu sekali lagi akan kukenakan tanganku
kepadamu.’ Sejak waktu itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat”.
KJV: ‘I will lay hands on you’ (= Aku akan
meletakkan tanganku padamu).
Kalau
ini arti yang diambil maka itu menunjukkan bahwa Paulus menasehati Timotius
untuk tidak sembarangan menggunakan kekerasan dalam gereja.
b)
Ada yang menganggap bahwa penumpangan tangan ini dilakukan dalam
penerimaan kembali orang Kristen yang tadinya dikucilkan (Vincent). Kalau ini
arti yang diambil maka ini menunjukkan bahwa kalau ada seorang jemaat
dikucilkan, maka Timotius tidak boleh sembarangan / terburu-buru menerimanya
kembali, kecuali betul-betul ada pertobatan dari orang itu.
Keberatan:
tak pernah ada petunjuk dalam Kitab Suci bahwa penerimaan kembali seorang jemaat
yang tadinya dikucilkan membutuhkan penumpangan tangan.
c)
Ada yang menganggap penumpangan tangan ini dilakukan dalam penerimaan
kembali penatua yang dikucilkan (A. T. Robertson). Ini mirip dengan point b) di
atas, hanya kasusnya adalah penerimaan kembali seorang penatua, bukan seorang
jemaat biasa.
Keberatan:
sama seperti di atas, tak ada petunjuk dalam Kitab Suci bahwa penerimaan kembali
seorang penatua yang tadinya dikucilkan membutuhkan penumpangan tangan.
d)
Kebanyakan penafsir menganggap bahwa penunpangan tangan ini dilakukan
dalam pentahbisan penatua / pendeta.
Dalam
bahasa Yunaninya kata-kata ‘penumpangan tangan’ yang digunakan di sini hanya
muncul di dua tempat lain, yaitu:
·
1Tim 4:14 - “Jangan lalai
dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh
nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua”.
·
2Tim 1:6 - “Karena itulah
kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan
tanganku atasmu”.
Catatan:
kata-kata yang diterjemahkan ‘meletakkan tangan’ dalam Kis 6:6 Kis 13:3 dan
Mark 10:16, menggunakan kata-kata Yunani yang berbeda.
Dan
di kedua tempat ini kelihatannya kata-kata itu memang digunakan dalam arti
pentahbisan. Karena itu saya setuju dengan arti terakhir ini. Kalau memang ini
artinya, maka itu berarti bahwa dalam bagian ini Paulus menasehati Timotius
untuk tidak sembarangan / terburu-buru mentahbiskan seorang penatua / pendeta.
Ia harus memeriksa baik-baik lebih dulu, apakah orang itu memenuhi persyaratan
penatua dalam 1Tim 3:1dst. Dengan demikian, ia nanti juga akan terhindar dari
problem penanganan penatua yang berdosa (ay 20). Juga Timotius memeriksa apakah
penatua / pendeta itu memang mempunyai karunia-karunia yang dibutuhkan untuk
tugasnya atau tidak.
Kedua
hal di atas ini yang harus diperhatikan dengan seksama dalam pemilihan /
pentahbisan seorang penatua / pendeta. Tetapi banyak orang memilih /
mentahbiskan berdasarkan hal-hal yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan di bawah
ini:
1.
Orang itu kaya! Tujuannya, atau supaya orang kaya itu ‘terikat’ di
gereja itu, dan / atau karena ia diharapkan mau membantu keuangan gereja.
2.
Orang itu sudah lama tidak aktif, dan ia ditahbiskan supaya menjadi
aktif.
3.
Orang itu adalah sahabatnya / orang yang memihak dia. Dengan demikian
pemilihan dilakukan dengan suatu politik untuk memperkuat kedudukannya sendiri.
Padahal sebetulnya, dalam suatu gereja, orang-orang yang bersifat oposisi,
selama ini adalah oposisi dalam arti yang sehat, sangat dibutuhkan. Kalau semua
penatuanya yes-man / mbebek terus, maka ini justru akan mencelakakan gereja,
karena pada saat ada pemikiran / keputusan yang salah, tidak ada yang
mengkoreksi!
4.
Orang itu lebih rendah kemampuannya dari dia (si pemilih / pendeta).
Ini
biasanya dilakukan oleh pendeta, dalam memilih pendeta lain. Ia sengaja memilih
yang lebih rendah kemampuannya dari dia, supaya ia tidak disaingi!
2)
“dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain”.
Ini
menunjukkan bahwa menumpangkan tangan secara terburu-buru, arti manapun yang
diambil dari keempat arti di atas, menyebabkan Timotius ikut terbawa dalam dosa
orang yang ditumpangi tangan itu. Jadi, kalau tadi memang arti keempat yang
benar, maka artinya adalah: dengan terburu-buru mentahbiskan seseorang yang
sebetulnya tidak layak menjadi penatua, maka Timotius ikut berdosa pada saat
orang itu jatuh / berbuat dosa.
Ini
merupakan sesuatu yang harus diperhatikan / dicamkan oleh banyak gereja yang
memang betul-betul gegabah dalam memilih / mentahbiskan penatua, dan bahkan
pendeta! Kalau belakangan penatua / pendeta itu jatuh dalam dosa, maka para
pemilih yang gegabah itu, juga bertanggung jawab atas dosa yang diperbuat
penatua / pendeta tersebut!
3)
“Jagalah kemurnian dirimu”.
Jika
ada orang / penatua yang berbuat dosa, maka Timotius harus menjaga diri supaya
tidak ‘ketularan’ dosa orang itu. Ini bisa dengan cara ia betul-betul jatuh
dalam dosa yang sama (bdk. Gal 2:11-14), atau hanya karena ia membiarkan saja
dosa itu.
Gal 2:11-14
- “(11) Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang
menentangnya, sebab ia salah. (12) Karena sebelum beberapa orang dari kalangan
Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat,
tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena
takut akan saudara-saudara yang bersunat. (13) Dan orang-orang Yahudi yang
lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut
terseret oleh kemunafikan mereka. (14) Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan
mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di
hadapan mereka semua: ‘Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan
bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang
tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?’”.
Ay 23: “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit,
berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah”.
1)
Hubungan ayat ini dengan kontextnya.
Ay
24-25 kelihatannya merupakan sambungan dari ay 22. Lalu bagaimana mungkin ay 23
ini, yang kelihatannya membicarakan sesuatu yang sama sekali berbeda (tentang
kesehatan Timotius), bisa ada di sini?
Mungkin
Paulus kuatir bahwa kata-kata ‘jagalah
kemurnian dirimu’ dalam ay 22 akhir, ditanggapi terlalu serius oleh
Timotius sehingga ia berpantang secara total dalam hal anggur, padahal
kesehatannya yang buruk justru membutuhkan anggur. Vincent mengatakan bahwa ay
23 ditambahkan oleh Paulus di sini supaya Timotius tidak menjaga kemurnian
dirinya itu sehingga ia membantu / mendukung ajaran ‘para pertapa’ yang
dikecam dalam 1Tim 4:3.
1Tim 4:3
- “Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang
diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya
dan yang telah mengenal kebenaran”.
Jadi,
seperti dikatakan oleh Bible
Knowledge Commentary, boleh dikatakan ay 23 ini ada dalam tanda kurung, dan ay
24-25 melanjutkan pokok yang dibicarakan dalam ay 22.
2)
Pada jaman itu anggur berfungsi sebagai obat.
Bdk.
Luk 10:34 - “Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke
atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan
merawatnya”.
a)
Bagaimana Paulus bisa mengerti tentang pengobatan? Pulpit Commentary
mengatakan bahwa mungkin Lukas sang tabib sedang ada bersama dengan Paulus (bdk
2Tim 4:11). Atau, kalaupun saat itu Lukas tidak bersama dengan Paulus, tetapi
Paulus mungkin sudah mendapatkan pengetahuan itu dari Lukas.
2Tim
4:11 - “Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah
ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku”.
b)
Bahwa Paulus menganjurkan / menyuruh Timotius menambahkan sedikit anggur
demi kesehatannya, menunjukkan bahwa orang Kristen harus memperhatikan
kesehatannya, dan harus mau minum obat / menjalani pengobatan yang memang perlu
untuk kesehatannya!
Pulpit
Commentary: “where health demands the use of wine, it is a sin not to use it. For
the servant of the Lord must have his strength of body at a maximum for him”
(= dimana kesehatan menuntut penggunaan anggur, merupakan suatu dosa untuk tidak
menggunakannya. Karena pelayan-pelayan Tuhan harus mempunyai kekuatan tubuh yang
maximum untuk Dia).
Kalimat
terakhir ini harus diperhatikan oleh kebanyakan hamba-hamba Tuhan yang tidak
terlalu peduli dengan kesehatannya, baik dengan tidak menjaga makanan mereka,
maupun dengan tidak mau berolah raga, ataupun dengan membiar-biarkan saja adanya
penyakit dalam diri mereka tanpa diobati!
Calvin:
“every person should attend to his own health, not for the sake of
prolonging life, but that, as long as he lives, he may serve God, and be of use
to his neighbors” (= setiap orang harus memperhatikan kesehatannya
sendiri, bukan untuk memperpanjang hidup, tetapi supaya selama ia hidup, ia bisa
melayani Allah, dan menjadi berguna untuk sesamanya).
c)
Bagaimana hubungan hal ini dengan 2Kor 12:5-10?
2Kor 12:5-10
- “(5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri
aku tidak akan bermegah, selain atas
kelemahan-kelemahanku. (6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga,
aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan
diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang
mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. (7) Dan supaya aku
jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku
diberi suatu duri di dalam
dagingku, yaitu seorang utusan Iblis
untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (8) Tentang
hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur
dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karuniaKu
bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.’ Sebab
itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun
menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di
dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh
karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”.
Apakah
text ini bisa dipakai oleh orang Kristen / hamba Tuhan untuk tidak menjaga
kesehatan, atau bahkan mencari penyakit? Bukankah Paulus sendiri mengatakan
bahwa kalau ia lemah maka ia kuat? Jelas text ini sama sekali tak boleh
diartikan demikian. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1.
Paulus tidak mencari penyakit itu (duri dalam daging itu kelihatannya
merupakan suatu penyakit, tetapi tak diketahui penyakit apa); ia ‘diberi’
penyakit itu oleh seorang utusan Iblis untuk menggocoh (bahasa Inggris:
‘menyerang / mengganggu / menyiksa’) dia. Tentu saja setan hanya bisa
menyerang seperti ini dengan ijin Tuhan. Jadi, ini merupakan sesuatu yang tidak
bisa dihindari oleh Paulus.
2.
Paulus sendiri sudah mengusahakan kesembuhan dari penyakit itu dengan
berdoa (ay 8). Mungkin tak ada obat untuk penyakit itu sehingga ia hanya berdoa.
Tetapi Tuhan menolak untuk mengabulkan doanya, karena Tuhan tahu bahwa penyakit
itu akan membawa keuntungan bagi Paulus. Kelemahan akan membuat Paulus lebih
bergantung kepada Tuhan, dan itu akan menyebabkan kuasa Tuhan mengalir melalui
dia, sehingga membuat pelayanannya lebih efektif (ay 9-12).
Jadi,
kita semua harus menjaga kesehatan, dan berusaha menyembuhkan penyakit yang ada
pada kita. Tetapi kalau ternyata kita tetap sakit dan tidak bisa sembuh, maka
itu berarti Tuhan tahu bahwa penyakit itu akan membawa kebaikan bagi kita. Dalam
hal seperti itu, kita boleh, dan bahkan harus, tetap bersukacita dalam keadaan
itu.
3)
Anggur apa yang dimaksudkan di sini?
Ini
harus diartikan sebagai anggur sungguh-sungguh, yang bisa memabukkan, bukan
sebagai ‘grape juice’ (= air buah
anggur).
Vincent:
“Observe
that oinos, here, as
everywhere else, means ‘wine, fermented and capable of intoxicating,’ and
not a sweet syrup made by boiling down grape-juice, and styled by certain modern
reformers ‘unfermented wine.’” (= Perhatikan bahwa OINOS, di sini,
seperti di setiap tempat lain, berarti ‘anggur, beragi dan bisa membuat
mabuk’, dan bukan sirup manis yang dibuat dengan memasak air buah anggur, dan
disebut oleh para tokoh reformasi modern sebagai ‘anggur yang tidak beragi’).
UBS
New Testament Handbook Series: “The
wine of course would be fermented, and the alcohol content would act as a
purifying agent. It was in fact recognized at that time that wine was effective
as a tonic and as an antidote to the effects of impure water. Translators need
to be careful to translate ‘wine’ here as fermented wine, not grape juice
that would be sweet and would have the effect of aggravating rather than
relieving Timothy’s stomach ailment” (= Anggur itu tentu saja beragi,
dan kandungan alkoholnya berfungsi sebagai alat pemurni / pembersih. Dalam
faktanya merupakan sesuatu yang diakui pada saat itu bahwa anggur efektif untuk
obat kuat dan sebagai penangkal racun yang merupakan hasil dari air yang kotor.
Para penterjemah harus hati-hati untuk menterjemahkan ‘anggur’ di sini
sebagai anggur beragi, bukan air buah anggur yang manis dan mempunyai efek
memperburuk dari pada mengurangi penyakit perut Timotius).
4)
Banyak penafsir menekankan kata ‘sedikit’ dalam ay 23 ini. Paulus
berkata ‘sedikit anggur’ bukan ‘banyak anggur’! Jelas bahwa ayat ini
tidak mendukung orang untuk minum minuman keras secara berlebihan (ini justru
merusak kesehatan, dan bertentangan dengan tujuan ayat ini), atau sampai mabuk!
Calvin:
“How few are there at the present day, who need to be forbidden the use
of water; or rather how many are there that need to be limited to drink wine
soberly! ... And if those who live sparingly and
soberly are commanded not to injure their health by excessive parsimony, no
slight punishment awaits the intemperate, who, by cramming their belly, waste
their strength. Such persons need not only to be advised, but to be kept back
from their fodder like brute beasts” [= Alangkah sedikitnya orang
pada jaman sekarang, yang perlu untuk dilarang menggunakan air / minum air saja;
atau lebih lagi, berapa banyak orang yang perlu dibatasi untuk minum anggur
dengan bijaksana! ... Dan jika mereka yang hidup dengan hemat dan bijaksana
diperintahkan untuk tidak menyakiti kesehatan mereka oleh sikap hemat yang
berlebihan, bukan hukuman ringan yang menunggu orang-orang yang minum anggur
tanpa batas / tanpa penguasaan diri, yang dengan menjejali perut mereka,
membuang-buang kekuatan mereka. Orang-orang seperti itu perlu bukan hanya untuk
dinasehati, tetapi dikekang dari makanan (untuk ternak) seperti binatang yang
tak bisa berpikir].
Jadi,
orang yang tarak makanan secara terlalu ketat, maupun orang yang makan
berlebihan, sama-sama bersalah dalam merusak kesehatannya!
Ay 24-25: “(24)
Dosa beberapa orang menyolok,
seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi
baru menjadi nyata kemudian. (25) Demikianpun perbuatan baik itu segera nyata
dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi”.
UBS
New Testament Handbook Series menafsirkan bahwa ay 24 itu menunjuk kepada
orang-orang yang dosanya begitu menyolok, bahkan sebelum ada tuduhan apapun
terhadap mereka, dan tak ada keraguan bahwa mereka memang bersalah. Dan tentang
‘pengadilan’, buku tafsiran ini mengatakan bahwa ini bukan menunjuk pada
pengadilan akhir jaman, tetapi pengadilan dalam gereja, oleh Timotius, terhadap
para penatua dan anggota-anggota gereja.
Calvin:
“As there is nothing that distresses more the faithful ministers of the
Church, than to see no way of correcting evils, and to be compelled to endure
hypocrites, of whose wickedness they are aware and to be unable to banish from
the Church many who are destructive plagues, or even to hinder them from
spreading their venom by secret arts; Paul supports Timothy by this consolation,
that, when it shall please God, they will one day be brought to public view.
Thus he strengthens him for the exercise of patience; because he ought calmly to
await the fit time which God in his wisdom has appointed” (= Karena tidak
ada apapun yang lebih menyedihkan pendeta-pendeta yang setia dari Gereja, dari
pada tidak melihat cara / jalan untuk mengkoreksi kejahatan, dan untuk dipaksa
untuk memikul / menahan orang-orang munafik yang kejahatannya mereka sadari dan
untuk tidak bisa membuang dari Gereja banyak orang yang adalah wabah yang
menghancurkan, atau bahkan tidak bisa menghalangi mereka untuk menyebarkan bisa
/ racun mereka oleh keahlian rahasia mereka; Paulus mendukung Timotius oleh
penghiburan ini, bahwa pada saat itu berkenan kepada Allah, hal-hal itu akan
dinyatakan kepada umum. Maka ia menguatkannya untuk mempraktekkan kesabaran;
karena ia harus menunggu dengan tenang waktu yang cocok yang telah ditentukan
oleh Allah dalam hikmatNya).
Hal
seperti ini memang sering terjadi. Kita tahu dengan pasti kebrengsekan
orang-orang tertentu, tetapi kelihaian mereka dalam melakukan hal-hal jahat itu
menyebabkan mereka tak bisa dibuktikan bersalah dan dihukum. Dalam hal seperti
ini, kita harus sabar, menunggu waktu Tuhan, dimana Ia sendiri akan menyatakan
hal itu atau menghukum orang yang bersangkutan.
Calvin:
“There is another kind of base conduct that sorely distresses good and
holy pastors. When they have most conscientiously discharged their duty, they
are provoked by many unfair statements, are loaded with much ill-will, and
perceive that those actions which deserved praise are turned into blame. Paul
meets this case also, by informing Timothy, that there are some good works which
are reserved for being brought to light at a future period; and consequently
that, if their praise is, as it were, buried under ground by the ingratitude of
men, that also ought to be patiently endured, till the time of revelation have
arrived” (= Ada jenis lain dari tingkah laku yang hina / jelek yang sangat
menyedihkan pendeta-pendeta yang baik / saleh dan kudus. Pada waktu mereka telah
melaksanakan tugas / kewajiban mereka dengan paling teliti, mereka diprovokasi
oleh banyak pernyataan-pernyataan yang tidak adil, dibebani dengan banyak maksud
buruk, dan merasa bahwa tindakan-tindakan yang layak mendapat pujian itu
dibalikkan menjadi suatu celaan. Paulus menghadapi kasus ini juga, dengan
memberi informasi kepada Timotius, bahwa ada perbuatan-perbuatan baik yang
disimpan untuk dibawa kepada terang pada masa yang akan datang; dan karena itu
jika pujian untuk perbuatan-perbuatan baik itu seakan-akan dikubur di bawah
tanah oleh rasa tidak tahu terima kasih dari manusia, hal itu juga harus
ditanggung dengan sabar, sampai waktu penyataan itu telah tiba).
Calvin
juga mengatakan bahwa dalam pemilihan penatua / pendeta, sering terjadi bahwa
orang-orang yang baik / tepat justru ditolak, sedangkan orang-orang yang
brengsek justru diterima. Mengapa? Karena kebaikan dari orang-orang yang baik
itu tidak terlihat, sedangkan kejahatan dari orang-orang brengsek itu tertutup
oleh kemunafikan mereka / sandiwara yang mereka lakukan. Saya berpendapat ini
memang merupakan hal yang menjengkelkan secara dobel, karena pertama, kita
jengkel melihat kemunafikan orang-orang brengsek itu, dan kedua, kita jengkel
melihat orang yang begitu bodoh sehingga dengan mudah dikelabui oleh
tindakan-tindakan munafik tersebut! Tetapi dalam hal inipun kita harus bersabar
sampai Tuhan sendiri bertindak dan menyingkapkan hal itu.
A.
T. Robertson: “There is comfort here
for modest preachers and other believers whose good deeds are not known and not
blazoned forth” (= Ada penghiburan di sini untuk pengkhotbah-pengkhotbah
yang rendah hati / sederhana dan orang-orang percaya yang lain yang
perbuatan-perbuatan baiknya tidak diketahui dan tidak dipamerkan).
Pulpit
Commentary (mengutip kata-kata Alford):
“The
tendency of this verse is to warn Timothy against hasty condemnation, as the
former had done against hasty approval” [= Kecenderungan dari ayat ini (ay
25) adalah memperingatkan Timotius terhadap penghukuman yang tergesa-gesa,
seperti ayat sebelumnya (ay 24) terhadap penerimaan yang tergesa-gesa].
-o0o-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali