(Jl.
Dinoyo 19b, lantai 3)
Jum’at,
tanggal 16 Januari 2009, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331 /
6050-1331)
I
Timotius 4:1-16 (3)
Ay 10: “Itulah
sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita
kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.
1)
“Itulah
sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah yang hidup”.
KJV:
‘For therefore we both labour and suffer reproach’ (= Karena
itu kami berjerih payah dan mendapat celaan).
RSV/NIV/NASB
menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia, tetapi kalau dilihat dari Bible
Works 7 maka kelihatannya terjemahan KJV yang benar.
Matthew
Henry: “Godly
people must labour and expect reproach; they must do well, and yet expect at the
same time to suffer ill: toil and trouble are to be expected by us in this
world, not only as men, but as saints” (= Orang-orang yang saleh harus
berjerih payah dan mengharapkan celaan; mereka harus melakukan dengan baik,
tetapi pada saat yang sama mengharapkan untuk mendapat yang buruk: kerja keras
dan kesukaran / kesusahan harus diharapkan oleh kita dalam dunia ini, bukan
hanya sebagai manusia, tetapi sebagai orang-orang kudus).
Penerapan:
kalau saudara sudah melakukan pelayanan dengan sebaik-baiknya, maka biasanya
saudara mengharapkan pujian, atau setidaknya pengakuan, dari manusia. Tetapi
yang terjadi memang seringkali bertentangan dengan pengharapan kita tersebut.
Yang terjadi seringkali adalah: sekalipun kita melayani dengan sekuat tenaga dan
dengan baik, kita tetap dicela dan difitnah! Pada saat seperti itu, ingat
kata-kata Yesus dalam Mat 10:24-25 - “(24) Seorang murid tidak lebih
dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. (25) Cukuplah bagi
seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika
ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi
seisi rumahnya”.
2)
“Allah
yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.
a)
Penafsiran Arminian.
Adam
Clarke: “‘Who
is the Saviour of all men.’ Who has provided salvation for the whole human
race, and has freely offered it to them in his word and by his Spirit.
‘Specially of those that believe.’ What God intends for ALL, he actually
gives to them that believe in Christ, who died for the sins of the world, and
tasted death for every man. As all have been purchased by his blood so all may
believe; and consequently all may be saved. Those that perish, perish through
their own fault” (= ‘Yang adalah Juruselamat dari semua manusia’. Yang
telah menyediakan keselamatan untuk seluruh umat manusia, dan telah
menawarkannya dengan cuma-cuma kepada mereka dalam firmanNya dan oleh RohNya.
‘Khususnya / terutama dari mereka yang percaya’. Apa yang Allah maksudkan
bagi SEMUA, Ia sungguh-sungguh berikan kepada mereka yang percaya kepada
Kristus, yang telah mati bagi dosa-dosa dunia, dan merasakan kematian bagi
setiap orang. Karena semua orang telah dibeli oleh darahNya maka semua orang
bisa percaya, dan karena itu semua orang bisa diselamatkan. Mereka yang binasa,
binasa melalui kesalahan mereka sendiri).
Adam
Clarke masih melanjutkan dalam penafsirannya tentang ay 11, dengan berkata
sebagai berikut: “‘These things command and
teach.’ Let it be the sum and substance of thy preaching, that true religion
is profitable for both worlds; that vice destroys both body and soul; that
Christ tasted death for every man; and that he saves to the uttermost all them
that believe in his name” (= ‘Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya
itu’. Hendaklah itu menjadi inti sari dari pemberitaan / khotbahmu, bahwa
agama yang benar berguna bagi kedua dunia; bahwa kejahatan menghancurkan baik
tubuh maupun jiwa; bahwa Kristus merasakan kematian bagi setiap orang; dan
bahwa Ia menyelamatkan sama sekali semua mereka yang percaya dalam / kepada
namaNya).
Jadi,
bagian ini dijadikan dasar oleh orang Arminian untuk menekankan ajaran ‘Universal
Atonement’ (= Penebusan Universal), yang mengajarkan bahwa Kristus
betul-betul mati menebus semua orang di dunia ini.
b)
Pandangan Albert Barnes.
Saya
memberikan penafsiran Albert Barnes di sini, karena sekalipun sebetulnya ia
menolak doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas), dan berpegang pada
doktrin ‘Universal Atonement’ (=
Penebusan Universal), tetapi ia tetap berpendapat bahwa 1Tim 4:10 ini tidak bisa
dijadikan dasar dari doktrin ‘Universal
Atonement’ (= Penebusan Universal) itu.
Barnes’ Notes:
“‘Who
is the Saviour of all men.’ This must be understood as denoting that he is the
Saviour of all people in some sense which differs from what is immediately
affirmed - ‘especially of those that believe.’ There is something pertaining
to ‘them’ in regard to salvation which does not pertain to ‘all men.’ It
cannot mean that he brings all people to heaven, ‘especially’ those who
believe - for this would be nonsense. And if he brings all people actually to
heaven, how can it be ‘especially’ true that he does this in regard to those
who believe? Does it mean that he saves others ‘without’ believing? But this
would be contrary to the uniform doctrine of the Scriptures; see Mark 16:16.
When, therefore, it is said that he ‘is the Saviour of all people, especially
of those who believe,’ it must mean that there is a sense in which it is true
that he may be called the Saviour of all people, while, at the same time, it is
‘actually’ true that those only are saved who believe. This may be true in
two respects: (1) As he is the ‘Preserver’ of people (Job 7:20), for in this
sense he may be said to ‘save’ them from famine, and war, and peril -
keeping them from day to day; compare Ps. 107:28; (2) as he has ‘provided’
salvation for all people. He is thus their Saviour - and may be called the
common Saviour of all; that is, he has confined the offer of salvation to no one
class of people; he has not limited the atonement to one division of the human
race; and he actually saves all who are willing to be saved by him. (See
supplementary note 2 Cor. 5:24. This passage however is not regarded a proof
text now on the extent of the atonement, as the fair rendering of sooteer
is ‘Preserver.’ Dr. Wardlaw has accordingly excluded it in his recent work.)
‘Specially of those that believe.’ This is evidently designed to limit the
previous remark. If it had been left there, it might have been inferred that he
would ‘actually save’ all people. But the apostle held no such doctrine, and
he here teaches that salvation is ‘actually’ limited to those who believe.
This is the speciality or the uniqueness in the salvation of those who actually
reach heaven, that they are ‘believers;’ see the notes on Mark 16:16. All
people, therefore, do not enter heaven, unless all people have faith. But is
this so? What evidence is there that the great mass of mankind die believing on
the Son of God?” [= ‘Yang adalah Juruselamat dari semua manusia’. Ini
harus dimengerti sebagai menunjukkan bahwa Ia adalah Juruselamat dari semua
orang dalam suatu arti yang berbeda dengan apa yang segera ditegaskan -
‘terutama / khususnya dari mereka yang percaya’. Ada sesuatu yang
berkenaan dengan ‘mereka’ berkenaan dengan keselamatan yang tidak berkenaan
dengan ‘semua orang’. Itu tidak bisa berarti bahwa Ia membawa semua
orang ke surga, ‘terutama / khususnya’ mereka yang percaya - karena ini
merupakan suatu omong kosong. Dan jika Ia sungguh-sungguh membawa semua orang ke
surga, bagaimana hal itu bisa ‘terutama / khususnya’ benar bahwa Ia
melakukan hal ini berkenaan dengan mereka yang percaya? Apakah itu berarti bahwa
Ia menyelamatkan orang-orang lain ‘tanpa’ percaya? Tetapi ini akan
bertentangan dengan ajaran yang seragam dari Kitab Suci; lihat Mark 16:16.
Karena itu, pada saat dikatakan bahwa Ia ‘adalah Juruselamat dari semua orang,
terutama / khususnya mereka yang percaya’, itu harus berarti bahwa di sana ada
suatu arti dalam mana adalah benar bahwa Ia bisa disebut sebagai Juruselamat
dari semua orang, sementara, pada saat yang sama, itu ‘sungguh-sungguh’
benar bahwa hanya mereka yang percaya yang diselamatkan. Ini bisa benar dalam 2
hal: (1) Karena Ia adalah ‘Pemelihara’ dari manusia (Ayub 7:20), karena
dalam arti ini Ia bisa dikatakan ‘menyelamatkan’ mereka dari kelaparan, dan
perang, dan bahaya - menjaga mereka dari hari ke hari; bandingkan dengan Maz
107:28; (2) karena Ia telah ‘menyediakan’ keselamatan bagi semua orang.
Dengan demikian Ia adalah Juruselamat mereka - dan bisa disebut sebagai
Juruselamat umum / bersama dari semua orang; artinya, Ia tidak membatasi tawaran
keselamatan kepada suatu golongan manusia; Ia tidak membatasi penebusan pada
satu bagian dari umat manusia; dan Ia sungguh-sungguh menyelamatkan mereka yang
mau diselamatkan olehNya. (Lihat catatan tambahan dari 2 Kor 5:24. Tetapi
sekarang text ini tidak dianggap sebagai suatu text bukti tentang luas dari
penebusan, karena terjemahan yang wajar / adil dari SOTER adalah
‘Pemelihara’. Karena itu Dr. Wardlaw telah mengeluarkan / meniadakan ini
dalam pekerjaannya baru-baru ini.) ‘Terutama / khususnya mereka yang
percaya’. Ini jelas dirancang untuk membatasi kata-kata sebelumnya. Seandainya
kalimat itu berhenti di sana, maka bisa disimpulkan bahwa Ia akan ‘betul-betul
menyelamatkan’ semua orang. Tetapi sang rasul tidak memegang / mempercayai
ajaran seperti itu, dan di sini ia mengajar bahwa keselamatan ‘betul-betul’
dibatasi bagi mereka yang percaya. Ini merupakan kekhususan atau keunikan dalam
keselamatan dari mereka yang sungguh-sungguh mencapai surga, bahwa mereka adalah
‘orang-orang percaya’; lihat catatan tentang Mark 16:16. Karena itu, tidak
semua orang masuk ke surga, kecuali semua orang mempunyai iman. Tetapi apakah
demikian halnya? Apa bukti yang ada bahwa jumlah yang besar dari umat manusia
itu mati dengan percaya kepada Anak Allah?].
Catatan:
·
Ayub 7:20 - “Kalau aku berbuat
dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia?
Mengapa Engkau menjadikan aku sasaranMu, sehingga aku menjadi beban bagi
diriku?”.
KJV: ‘preserver of men’ (= pemelihara manusia).
·
Maz 107:28 - “Maka
berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkanNya
mereka dari kecemasan mereka”.
·
Mark 16:16 - “Siapa yang
percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan
dihukum”.
Ayat ini terletak dalam
suatu text panjang (Mark 16:9-20) yang diragukan / diperdebatkan
keasliannya.
·
2Kor 5:24 itu tidak ada, dan pasti
salah cetak. Mungkin yang dimaksud adalah 2Kor 5:14 - “Sebab kasih Kristus
yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah
mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati”. Dalam komentarnya
tentang 2Kor 5:14, Albert Barnes menunjukkan secara jelas bahwa ia
mempercayai ‘Universal Atonement’
(= Penebusan Universal), bukan ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).
c)
Penafsiran Calvin / Reformed.
Bertentangan
dengan Arminian, ajaran Calvinisme mempercayai dan mengajarkan ‘Limited
Atonement’ (= Penebusan Terbatas), yang mengajarkan bahwa sekalipun kuasa
penebusan Kristus cukup untuk semua orang dalam dunia ini tetapi tujuan / design
dari kematian Kristus hanyalah untuk menebus orang-orang pilihan saja.
Tetapi
bagaimana ajaran ini bisa diharmoniskan dengan bagian ayat ini yang mengatakan “Allah
yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”?
Untuk ini saya akan memberikan penafsiran Calvin, John Owen, dan William
Hendriksen.
Calvin:
“the word SOTER is here a general term, and denotes one who defends and
preserves. He means that the kindness of God extends to all men” [= Kata
SOTER (= Juruselamat) di sini merupakan suatu istilah yang umum, dan menunjuk
kepada seseorang yang membela / mempertahankan dan memelihara. Ia memaksudkan
bahwa kebaikan Allah diperluas kepada semua orang].
Calvin:
“The
word ‘Saviour’ is not here taken in what we call its proper and strict
meaning, in regard to the eternal salvation which God promises to his elect, but
it is taken for one who delivers and protects. ... In this sense he is called
‘the Saviour of all men;’ not in regard to the spiritual salvation of their
souls, but because he supports all his creatures. In this way, therefore, our
Lord is the Saviour of all men; that is, his goodness extends to the most
wicked, who are estranged from him” (= Kata ‘Juruselamat’ di sini
tidak diambil dalam arti sebenarnya dan ketat, berkenaan dengan keselamatan
kekal yang dijanjikan Allah kepada orang-orang pilihanNya, tetapi menunjuk
kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ... Dalam arti ini Ia disebut
‘Juruselamat semua manusia’; bukan berkenaan dengan keselamatan rohani dari
jiwa-jiwa mereka, tetapi karena Ia menyokong semua makhluk ciptaanNya. Dengan
cara ini Tuhan kita adalah Juruselamat semua manusia; yaitu, kebaikanNya
menjangkau orang-orang yang paling jahat, yang jauh dari Dia) - hal 111-112
(footnote).
John
Owen: “That
God the Father is often called Saviour I showed before, and that he is
here intended, as is agreed upon by all sound interpreters, so also it is clear
from the matter in hand, which is the protecting providence of God, general
towards all, special and peculiar towards his church” (= Bahwa Allah
Bapa sering disebut Juruselamat telah saya tunjukkan sebelumnya, dan bahwa
di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang disetujui oleh semua penafsir yang
sehat; dan juga merupakan sesuatu yang jelas dari persoalan yang sedang kita
tangani, yang merupakan providensia Allah yang melindungi, secara umum bagi
semua orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, ‘The
Death of Christ’, hal 190.
Owen
melanjutkan: “For
the subject, ‘He,’ it is God the Father, and not Christ the mediator;
and for the predicate, it is a providential preservation, and not a purchased
salvation that is intimated; - that is, the providence of God protecting and
governing all, but watching in an especial manner for the good of them that are
his” (= Untuk subyeknya, ‘Ia’ adalah Allah Bapa, dan bukan Kristus
sang Pengantara; dan untuk predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang
bersifat providensial, dan bukan menyatakan suatu keselamatan yang dibeli; -
yaitu, providensia Allah yang melindungi dan memerintah semua, tetapi menjaga
dengan cara yang khusus demi kebaikan mereka yang adalah milikNya) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, ‘The
Death of Christ’, hal 191.
William
Hendriksen mengatakan bahwa untuk mengerti ayat ini kita harus mempelajari arti
dari kata ‘Juruselamat’, dan untuk itu ia lalu menunjukkan sederetan
ayat-ayat Perjanjian Lama yang dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama
berbahasa Yunani) menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu:
¨
Hak 3:9 - “Lalu
berserulah orang Israel kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat
bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb”.
¨
Neh 9:27 - “Lalu
Engkau menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka.
Dan pada waktu kesusahan mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau mendengar dari
langit dan karena kasih sayangMu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang
yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka”.
¨
Obaja 21 - “Penyelamat-penyelamat
akan naik ke atas gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah
yang akan empunya kerajaan itu”.
¨
Ul 32:15 - “Lalu
menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau,
gendut dan tambun - dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia
memandang rendah gunung batu keselamatannya [Lit: ‘the rock of his Saviour’
(= batu karang Juruselamatnya)]”.
Catatan:
perhatikan bahwa dalam ayat-ayat di atas kata SOTER (= Juruselamat) tidak
digunakan dalam hubungannya dengan keselamatan rohani / hidup yang kekal, tetapi
dalam hubungannya dengan keselamatan jasmani / duniawi / sementara.
Ayat-ayat
lain yang bisa diperhatikan dalam persoalan ini adalah: Yes 43:3,11
Yes 45:15,21 Yes 49:26
Yes 60:16 Yer 14:8
Hos 13:4.
Hendriksen
juga mengatakan bahwa Allah sering disebut sebagai Juruselamat, karena Ia telah
menyelamatkan Israel dari Mesir, seperti dalam:
*
Maz 25:5 - “Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah
Allah yang menyelamatkan aku [NIV: ‘you are God my Saviour’
(= Engkau adalah Allah Juruselamatku)],
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
*
Maz 106:21 - “Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah
melakukan hal-hal yang besar di Mesir”.
Tetapi
Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang
terbesar dari mereka’ (1Kor 10:5).
1Kor
10:5 - “Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang
terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun”.
William
Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore, he was the Saviour or Soter of all, but
especially of those who believed. With the latter, with them alone, he was
‘well pleased.’” (= Karena itu, dalam arti tertentu Ia adalah
Juruselamat atau SOTER dari semua, tetapi terutama dari mereka yang percaya.
Hanya kepada yang terakhir inilah Ia berkenan) - hal 155.
Hendriksen
juga menyoroti Yes 63:8-10 - “(8) Bukankah Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak
akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala
kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah
yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasihNya dan
belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.
(10) Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah
menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.
Ayat
ini juga menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang yang dibicarakan itu mempunyai
Allah sebagai Juruselamat mereka (dalam persoalan jasmani), tetapi mereka tidak
diselamatkan (secara rohani).
Hendriksen
lalu menyimpulkan: “According
to the Old Testament, then, God is Soter not only of those who enter his
everlasting kingdom but in a sense also of others, indeed, of all
those whom he delivers from temporary disaster” [= Jadi, menurut
Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat)
bukan hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang kekal, tetapi dalam
arti tertentu juga dari orang-orang lain, dari semua mereka yang Ia bebaskan
dari bencana sementara] - hal 155.
Ia
menambahkan lagi bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
kebaikan Allah ditunjukkan kepada semua orang dan bahkan kepada binatang dan
tanaman (Maz 36:7 Maz 104:25-28
Maz 145:9,16,17 Yun 4:10-11
Mat 5:45 Luk 6:35
Kis 17:25,28).
William
Hendriksen:
“In
the New Testament this teaching is continued, ... He preserves, delivers, and in
that sense ‘saves,’ and that ‘saving’ activity is by no means
confined to the elect! On the Voyage Dangerous (to Rome) God ‘saved’ not
only Paul but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)” [= Dalam
Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara, membebaskan, dan
dalam arti itu ‘menyelamatkan’, dan aktivitas ‘penyelamatan’ itu
sama sekali tidak terbatas pada orang-orang pilihan! Dalam pelayaran yang
berbahaya ke Roma, Allah ‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi semua
mereka yang ada bersama dengan dia (Kis 27:22,31,44)] - hal 155.
Kis
27:22,31,44 - “Tetapi
sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap
bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa,
kecuali kapal ini. ... Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan
prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’
... dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau
pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat”.
William
Hendriksen:
“This
is really all that is needed in clarification of our present passage, 1Tim 4:10.
What the apostle teaches amounts, accordingly, to this, ‘We have our hope set
on the living God, and in this hope we shall not be disappointed, for not only
is he a kind God, hence the Soter (Perserver, Deliverer) of all men, showering
blessings upon them, but he is in a very special sense the Soter (Savior) of
those who by faith embrace him and his promise, for to them he imparts
salvation, everlasting life in all its fulness’” [= Inilah yang
dibutuhkan dalam penjelasan tentang text kita saat ini, 1Tim 4:10. Apa yang
diajarkan oleh sang rasul adalah ini: ‘Kami meletakkan pengharapan kami pada
Allah yang hidup, dan dalam pengharapan ini kami tidak akan dikecewakan, karena
Ia bukan hanya merupakan Allah yang baik, yang merupakan SOTER (Pemelihara,
Pembebas) dari semua orang, yang mencurahkan berkatNya kepada mereka, tetapi
dalam arti yang sangat khusus Ia adalah SOTER (Juruselamat) dari mereka yang
dengan iman memeluk Dia dan janjiNya, karena kepada mereka Ia memberikan
keselamatan, hidup yang kekal dalam seluruh kepenuhannya’] - hal 156.
Kesimpulan:
kata SOTER bisa menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan jasmani, bisa juga
menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan rohani. Dalam arti pertama, Allah
adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua Allah hanyalah SOTER dari
orang-orang pilihan. Karena itulah maka ada kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’.
Dengan
demikian jelaslah bahwa ayat ini tidak mendukung Universal
Atonement (= Penebusan Universal) ataupun menentang Limited Atonement (= Penebusan terbatas).
Ay 11: “Beritakanlah
dan ajarkanlah semuanya itu”.
KJV: ‘These things command and teach’
(= Perintahkanlah dan ajarkanlah hal-hal ini).
RSV: ‘Command and teach these things’
(= Perintahkanlah dan ajarkanlah hal-hal ini).
Barnes’
Notes: “a minister of the gospel is
solemnly bound to teach that there is a sense in which God is the Saviour of all
people. He is just as much bound to teach this, as he is that only those will be
saved who believe” (= seorang pelayan dari injil diharuskan secara
sungguh-sungguh untuk mengajar bahwa dalam arti tertentu Allah adalah
Juruselamat dari semua orang. Ia secara sama diharuskan mengajarkan dengan
sungguh-sungguh bahwa hanya mereka yang percaya yang diselamatkan).
William
Hendriksen mengatakan bahwa kedua kata kerja ada dalam bentuk present imperative
(kata perintah bentuk present), yang menunjukkan bahwa perintah itu harus
dilakukan terus menerus. Karena itu William Hendriksen menterjemahkan ‘keep
on commanding’ (= perintahlah terus menerus), dan ‘keep
on teaching’ (= ajarlah terus menerus).
Juga
William Hendriksen menafsirkan bahwa kata-kata dalam ay 11 ini, bukan hanya
berlaku untuk ay 10 saja, tetapi berlaku untuk seluruh text mulai 1Tim 4:1. Saya
lebih setuju dengan pandangan William Hendriksen ini, dari pada pandangan Albert
Barnes di atas, yang membatasi pemberlakukan ay 11 hanya pada ay 10 saja.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali