(Jl.
Dinoyo 19b, lantai 3)
Jum’at,
tanggal 5 Desember 2008, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331 /
6050-1331)
I
Timotius 4:1-16 (1)
1Tim 4:1-16 - “(1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di
waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh
penyesat dan ajaran setan-setan (2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati
nuraninya memakai cap mereka. (3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang
orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur
dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. (4) Karena
semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika
diterima dengan ucapan syukur, (5) sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman
Allah dan oleh doa. (6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada
saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang
baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang
telah kauikuti selama ini. (7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng
nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (8) Latihan badani terbatas
gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji,
baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (9) Perkataan ini
benar dan patut diterima sepenuhnya. (10) Itulah sebabnya kita berjerih payah
dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup,
Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. (11) Beritakanlah dan
ajarkanlah semuanya itu. (12) Jangan seorangpun menganggap engkau rendah
karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu. (13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca
Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (14) Jangan lalai dalam
mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh
nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (15) Perhatikanlah
semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
(16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya
itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua
orang yang mendengar engkau”.
Ay 1-2: “(1)
Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang
akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (2) oleh tipu
daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka”.
1)
“Tetapi
Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian”.
KJV: ‘speaketh expressly’ (= mengatakan dengan jelas).
Barnes’
Notes: “‘Speaketh
expressly’. In express words, reetoos.
It was not by mere hints, and symbols, and shadowy images of the future; it was
in an open and plain manner - in so many words” (= ‘Mengatakan dengan
jelas’. Dengan kata-kata yang jelas, REETOOS. Itu bukan semata-mata dengan
isyarat-isyarat / petunjuk-petunjuk, dan simbol-simbol, dan gambaran-gambaran
yang membayangkan tentang masa yang akan datang; tetapi dengan cara yang terbuka
dan jelas - dengan kata-kata yang begitu banyak).
Ini
menunjukkan bahwa sekalipun dalam Kitab Suci memang ada bagian-bagian yang
jelas, tetapi juga ada bagian-bagian yang tidak terlalu jelas, karena dinyatakan
menggunakan simbol-simbol, type-type, dsb, dan kalau kita tidak sungguh-sungguh
belajar Firman Tuhan, maka kita bukan hanya tidak akan mengerti bagian-bagian
ini, tetapi juga akan menyalah-artikannya sehingga menjadi suatu ajaran sesat.
Dalam
mempelajari Kitab Suci, kita harus mempelajari bagian-bagian yang jelas lebih
dulu, dan lalu menggunakannya sebagai patokan pada waktu kita mempelajari /
menafsirkan bagian-bagian yang kurang / tidak jelas. Orang-orang sesat biasanya
bertindak sebaliknya. Mereka langsung menggunakan bagian-bagian sukar ini,
supaya bisa ditafsirkan semaunya. Dan mereka juga tidak peduli kalau tafsirannya
nanti bertentangan dengan bagian-bagian yang jelas dari Kitab Suci.
2)
“ada
orang yang akan murtad”.
KJV: ‘some shall depart from the faith’ (= beberapa / sebagian
akan menyimpang dari iman).
Ini
tidak boleh diartikan bahwa orang kristen yang sejati bisa betul-betul murtad.
Dalam menafsirkan ayat ini kita harus membandingkan dengan 1Yoh 2:18-19 - “(18)
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu
dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak
antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang
terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk
pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu
terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk
pada kita”.
Jadi,
yang bisa murtad hanyalah orang kristen KTP, bukan orang kristen yang sejati.
Barnes’
Notes: “‘Some
shall depart from the faith.’ The Greek word here - aposteesontai - is that from which we have derived the word
‘apostatize,’ and would be properly so rendered here. The meaning is, that
they would ‘apostatize’ from the belief of the truths of the gospel. It does
not mean that, as individuals, they would have been true Christians; but that
there would be a departure from the great doctrines which constitute the
Christian faith. The WAYS in which they would do this are immediately specified,
showing what the apostle meant here by departing from the faith. They would give
heed to seducing spirits, to the doctrines of devils, etc. The use of the word
‘some,’ here tines - does not
imply that the number would be small. The meaning is, that ‘certain persons’
would thus depart, or that ‘there would be’ an apostasy of the kind here
mentioned, in the last days. From the parallel passage in 2 Thess 2:3, it would
seem that this was to be an extensive apostasy” [= ‘Sebagian akan
menyimpang dari iman’. Kata Yunani di sini - APOSTEESONTAI - adalah kata dari
mana kita mendapatkan kata ‘apostatize’
(= murtad / meninggalkan iman), dan diterjemahkan begitu secara tepat di sini.
Artinya adalah, bahwa mereka akan ‘murtad’ dari kepercayaan terhadap
kebenaran-kebenaran dari injil. Itu tidak berarti bahwa, sebagai
individu-individu, mereka adalah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh;
tetapi bahwa akan ada suatu tindakan meninggalkan dari doktrin-doktrin besar
yang membentuk iman Kristen. Cara
dengan mana mereka akan melakukan hal ini segera dinyatakan secara explicit,
untuk menunjukkan apa yang dimaksudkan oleh sang rasul dengan meninggalkan iman.
Mereka akan memberi perhatian pada roh-roh penyesat, pada ajaran-ajaran dari
setan-setan, dsb. Penggunaan dari kata ‘sebagian / beberapa’ di sini,
yaitu TINES, tidak menunjukkan secara implicit bahwa jumlahnya akan sedikit.
Artinya adalah bahwa orang-orang tertentu akan murtad seperti itu, atau bahwa
‘akan ada’ suatu kemurtadan dari jenis yang disebutkan di sini, pada
hari-hari terakhir. Dari text-text paralel dalam 2Tes 2:3, kelihatannya bahwa
ini merupakan suatu kemurtadan yang luas].
2Tes 2:1-12
- “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita
dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas
bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat
yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (3) Janganlah
kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab
sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan
dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri
di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di
Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (5) Tidakkah kamu ingat, bahwa
hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan
kamu? (6) Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan
menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. (7) Karena secara
rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan.
Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (8) pada waktu itulah si
pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya
dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (9)
Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa
perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa
tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak
menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah
sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka
percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan
kebenaran dan yang suka kejahatan”.
Saya
berpendapat bahwa ay 11-12 dari text di atas ini harus sangat diperhatikan.
Orang yang akan sesat adalah orang-orang yang sebetulnya memang tidak mencintai
kebenaran, dan bahkan menyukai kejahatan (ini tidak mungkin menunjuk kepada
orang kristen yang sejati!). Kalau pada waktu mendengar kebenaran, sebetulnya
orang itu tahu bahwa ajaran itu benar, tetapi ia tetap menolaknya, dengan alasan
apapun (politik, gengsi, keuangan, ketundukan pada aliran gereja, atau apapun),
maka ia bukanlah orang yang mencintai kebenaran. Dan yang seperti ini, sangat
banyak terdapat, bukan hanya dalam kalangan jemaat biasa, tetapi juga dalam
kalangan hamba Tuhan! Dan terhadap orang-orang seperti inilah Tuhan
mendatangkan kesesatan!
Karena
itu, merupakan sesuatu yang penting sekali bagi setiap orang Kristen / hamba
Tuhan untuk mengintrospeksi dirinya sendiri, seberapa banyak ia mengasihi
kebenaran!
Calvin:
“we may here remark; how great care God exercises about his Church, when
he gives so early warning of dangers. Satan has, indeed, manifold arts for
leading us into error, and attacks us by astonishing stratagems; but, on the
other hand, fortifies us sufficiently, if we did not of our own accord choose to
be deceived. There is therefore no reason to complain that darkness is more
powerful than light, or that truth is vanquished by falsehood; but, on the
contrary, we suffer the punishment of our carelessness and indolence, when we
are led aside from the right way of salvation” [= di sini kita bisa
menyatakan betapa besar Allah memperhatikan GerejaNya, pada waktu Ia memberi
kita peringatan yang begitu dini tentang bahaya-bahaya. Setan / Iblis memang
mempunyai bermacam-macam keahlian / pekerjaan untuk membimbing kita ke dalam
kesalahan, dan menyerang kita dengan tipu daya / muslihat yang mengherankan;
tetapi di sisi lain, (Allah)
membentengi kita secara cukup, jika bukannya atas kemauan kita sendiri kita
memilih untuk ditipu. Karena itu, di sana tidak ada alasan untuk mengeluh bahwa
kegelapan lebih kuat dari pada terang, atau bahwa kebenaran ditaklukkan oleh
kepalsuan; tetapi sebaliknya, kita mengalami hukuman dari kecerobohan dan
kemalasan kita, pada waktu kita disimpangkan dari jalan keselamatan yang benar].
Calvin:
“‘Some
will revolt from the faith.’ It is uncertain whether he speaks of teachers or of hearers; but I am
more disposed to refer it to the latter; for he afterwards calls teachers
‘spirits that are impostors.’ And this is (ejmfatikw>teron) more emphatic, that not only will there be those who sow
wicked doctrines, and corrupt the purity of faith, but that they can never
want disciples whom they can draw into their sect; and when a lie thus gains
prevalence, there arises from it greater trouble”
(= ‘Beberapa / sebagian akan memberontak dari iman’. Adalah tidak pasti
apakah ia berbicara tentang guru-guru / pengajar-pengajar atau
pendengar-pendengar; tetapi saya lebih condong untuk menunjuk pada yang
terakhir; karena setelah itu ia menyebut guru-guru itu ‘roh-roh yang adalah
penipu-penipu.’ Dan ini lebih ditekankan, bahwa di sana bukan hanya akan ada
mereka yang menaburkan ajaran-ajaran yang jahat, dan merusakkan kemurnian iman,
tetapi bahwa mereka tidak pernah bisa kekurangan murid-murid yang bisa mereka
tarik ke dalam sekte mereka; dan pada waktu suatu dusta mendapatkan
kemenangan / penerimaan / penyebaran, maka muncullah darinya kesukaran yang
lebih besar).
Karena
itu, kita tidak usah heran, kalau ajaran sesat yang bagaimanapun anehnya,
lucunya, tidak masuk akalnya, dan juga tidak Alkitabiahnya, tetap memperoleh
banyak pengikut. Kita juga tidak perlu heran kalau dalam perdebatan kita melawan
Unitarian (Frans Donald dan kawan-kawan), sekalipun kita menang mutlak dalam
perdebatan itu, tetapi ternyata ada orang-orang yang justru menjadi Unitarian
setelah menonton perdebatan itu, seperti Agus Sani (GKRI Exodus, Surabaya) dan
A. G. Hadzarmawit Netti (GMIT, Kupang).
Ini
bukan hanya merupakan penggenapan terhadap nubuat ini, tetapi juga menunjukkan
kebenaran dari doktrin Total Depravity (= Kebejatan Total) dari Calvinisme. Bandingkan
dengan kata-kata Calvin di bawah ini.
Calvin:
“Man’s
disposition voluntarily so inclines to falsehood that he more quickly derives
error from one word than truth from a wordy discourse” (= Kecenderungan
manusia dengan sukarela begitu condong pada kepalsuan sehingga ia dengan lebih
cepat mendapatkan kesalahan dari satu kata dari pada kebenaran dari suatu
pelajaran yang panjang) - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book II, Chapter II, no 7).
3)
“lalu
mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.
KJV: ‘giving heed to seducing spirits, and doctrines of devils’
(= memberi perhatian pada roh-roh penyesat, dan ajaran dari setan-setan).
a)
‘roh-roh penyesat’.
Calvin:
“‘To
deceiving spirits.’ He means prophets or teachers, to whom he gives this designation,
because they boast of the Spirit, and, under this title, insinuate themselves
into the favor of the people. This, indeed, is true at all times, that men,
whatever they are, speak under the excitement of the spirit. But it is not the
same spirit that excites them all; for sometimes Satan is a lying spirit in the
mouth of the false prophets, in order to deceive unbelievers, who deserve to be
deceived. (1 Kings 22:21-23.)” [= ‘kepada roh-roh penyesat / penipu’. Ia memaksudkan
nabi-nabi atau guru-guru, kepada siapa ia memberikan sebutan ini, karena mereka
membanggakan tentang Roh, dan di bawah gelar ini, membuat diri mereka sendiri
disenangi orang-orang. Ini memang benar di semua jaman, bahwa manusia, apapun
mereka adanya, berbicara di bawah gerakan Roh. Tetapi bukan Roh yang sama yang
menggerakkan mereka semua; karena kadang-kadang Setan / Iblis adalah roh dusta
dalam mulut dari nabi-nabi palsu, supaya menipu orang-orang yang tidak percaya,
yang layak untuk ditipu (1Raja 22:21-23)].
1Raja 22:21-23 - “(21)
Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku
ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku
akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman:
Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan
perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh
dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk
menimpakan malapetaka kepadamu.’”.
Calvin:
“Now that mode of expression, of which we are
now speaking, originated at first from this circumstance, that the servants of
God professed to have from the revelation of the Spirit, everything that they
uttered in public. This was actually true; and hence they received the name of
the Spirit, whose organs they were. But the ministers of Satan, by a false
emulation, like apes, began afterwards to make the same boast, and likewise
falsely assumed the name. On the same grounds John says, ‘Try the spirits,
whether they are of God.’ (1 John 4:1.)” [= Cara pengungkapan
itu, tentang mana kita sedang berbicara, mula-mula berasal usul dari keadaan
ini, dimana pelayan-pelayan Allah mengaku mendapatkan dari wahyu Roh, segala
sesuatu yang mereka ucapkan di depan umum. Tetapi pelayan-pelayan Setan, dengan
suatu usaha untuk menyamai, seperti monyet-monyet, belakangan mulai melakukan
pembanggaan yang sama, dan juga secara palsu mengambil sebutan itu. Pada dasar
yang sama Yohanes berkata, ‘ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah’ (1Yoh 4:1)].
Yang seperti ini
contohnya banyak sekali pada jaman sekarang. Misalnya tumbang dalam Roh, tertawa
dalam Roh (Toronto Blessing), dan banyak orang-orang yang berkata bahwa Roh
Kudus / Tuhan berbicara kepada mereka, dan juga banyak orang mengatakan bahwa
mereka diberi ‘bahasa Roh’ / nubuat oleh Roh Kudus, atau mendapatkan
‘lawatan Roh Kudus’ dsb. Jangan sembarangan percaya kata-kata seperti itu.
Bdk. 2Kor 11:3-4 -
“(3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan
kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu
dengan kelicikannya. (4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang
memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau
memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima
atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima”.
b)
‘ajaran setan-setan’.
Barnes’
Notes: “‘Giving
heed to seducing spirits.’ Rather than to the Spirit of God. It would be a
part of their system to yield to those spirits that led astray. The spirits here
referred to are any that cause to err, and the most obvious and natural
construction is to refer it to the agency of fallen spirits. Though it ‘may’
apply to false teachers, yet, if so, it is rather to them as under the influence
of evil spirits” (= ‘Memberi perhatian pada roh-roh penyesat’. Dan
bukannya kepada Roh Allah. Merupakan suatu bagian dari sistim mereka untuk
menyerah kepada roh-roh yang menyesatkan itu. Roh-roh yang ditunjuk di sini
adalah roh manapun yang menyebabkan untuk berbuat salah, dan konstruksi yang
paling jelas dan wajar adalah menunjukkannya pada pekerjaan dari roh-roh yang
jatuh. Sekalipun kata itu bisa diterapkan pada guru-guru palsu, tetapi jika
demikian, maka kata itu diterapkan kepada mereka sebagai orang-orang yang ada
dibawah pengaruh dari roh-roh jahat).
Selanjutnya
tentang kata-kata ‘ajaran setan-setan’, Albert Barnes mengatakan bahwa kata-kata
Yunaninya bisa diartikan ‘ajaran tentang setan-setan’ atau ‘ajaran oleh
/ dari setan-setan’, dan ia mengatakan bahwa yang mana yang benar tak bisa
dipastikan. Tetapi kelihatannya lebih condong pada yang pertama. Sepintas lalu,
bagi saya ini merupakan sesuatu yang aneh. Tetapi ia lalu melanjutkan bahwa
istilah Yunani DAIMONIA, yang diterjemahkan ‘setan-setan’, di antara orang-orang Yunani, bisa
menunjuk pada bermacam-macam hal, yaitu:
1.
Dewa / dewi kafir, seperti dalam Kis 17:18 - “Dan juga beberapa
ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang
berkata: ‘Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?’ Tetapi yang lain
berkata: ‘Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing.’
Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitanNya”.
Kata
Yunani yang diterjemahkan ‘dewa-dewa’ adalah DAIMONION.
2.
Suatu makhluk ilahi, agen atau pencipta dari nasib baik atau buruk,
kematian dsb.
3.
Jiwa-jiwa manusia dari ‘jaman emas’, yang tinggal di bumi, dan
memperhatikan tindakan-tindakan manusia, dan menjadi penjaga-penjaga dari
manusia.
Dari
hal-hal ini, Barnes (dan banyak penafsir lain) menganggap bahwa nubuat ini
digenapi dalam Gereja Roma Katolik, dengan penyembahan terhadap Maria, dan
kepercayaan terhadap orang-orang suci yang bisa menjadi pelindung orang Katolik,
dan sebagainya. Juga kalau pembacaan 1Tim 4:1-2 ini dilanjutkan, maka dalam ay 3
dikatakan bahwa ‘mereka melarang orang kawin’, dan ‘melarang orang makan’. Ini juga dianggap cocok dengan ajaran
Gereja Roma Katolik (karena adanya larangan kawin bagi hamba-hamba Tuhan dalam
kalangan mereka, dan juga larangan makan makanan tertentu / pantang pada hari-hari tertentu).
Tetapi
ia juga menambahkan bahwa dalam Perjanjian Baru, istilah ini menunjuk kepada
setan-setan / roh-roh jahat. Dan kalau ini arti yang diambil, menurut saya arti
yang lebih masuk akal adalah ‘ajaran dari / oleh setan-setan’.
4)
“oleh
tipu daya pendusta-pendusta”.
KJV: ‘Speaking lies in hypocrisy’ (= Mengatakan dusta dalam
kemunafikan).
Calvin:
“The word ‘hypocrisy’
must therefore lie explained agreeably
to the passage in which it now occurs; for, first, it must relate to doctrine,
and, next, it denotes that kind of doctrine which adulterates the spiritual
worship of God by exchanging its genuine purity for bodily exercises; and thus
it includes all methods contrived by men for appeasing God or obtaining his
favor” (= Kata ‘kemunafikan’
harus adalah dusta yang dijelaskan sesuai dengan text dalam mana kata itu
sekarang muncul; karena, pertama, itu harus berhubungan dengan ajaran, dan
selanjutnya, itu menunjuk pada jenis ajaran yang mencampuri penyembahan / ibadah
rohani kepada Allah dengan mengganti kemurniannya yang asli dengan latihan
jasmani; dan dengan demikian itu mencakup semua cara / metode yang dibuat
oleh manusia untuk menenangkan kemarahan Allah atau untuk mendapatkan
perkenanNya).
Catatan: yang Calvin maksudkan dengan
kata-kata ‘latihan jasmani’
mungkin adalah kata-kata ‘latihan
badani’ dalam ay 8. Perhatikan tafsirannya tentang kata itu dalam ay 8 di
bawah.
5)
“yang
hati nuraninya memakai cap mereka”.
KJV: ‘having their conscience seared with a hot iron’ (=
yang hati nuraninya dibakar / dihanguskan dengan besi panas).
Barnes’
Notes: “‘Having
their conscience seared with a hot iron.’ The allusion here is doubtless to
the effect of applying a hot iron to the skin. The cauterized part becomes rigid
and hard, and is dead to sensibility. So with the conscience of those referred
to” (= ‘Yang hati nuraninya dibakar dengan besi panas’. Tak diragukan
bahwa kiasan ini menunjuk pada akibat / hasil dari penempelan suatu besi panas
pada kulit. Bagian yang terbakar menjadi kaku dan keras, dan mati terhadap
kepekaan / mati rasa. Demikian juga dengan hati nurani dari mereka yang ditunjuk
/ dibicarakan).
Vincent:
“The
metaphor is from the practice of branding slaves or criminals, the latter on the
brow. These deceivers are not acting under delusion, but deliberately, and
against their conscience. They wear the form of godliness, and contradict their
profession by their crooked conduct (2 Tim. 3:5). The brand is not on their
brow, but on their conscience. Compare Tit. 1:15; 3:11” [= Kiasan ini
berasal dari praktek mencap budak-budak atau kriminil-kriminil, yang terakhir
ini pada dahi mereka. Penipu-penipu ini tidak bertindak karena mereka ditipu,
tetapi dengan sengaja, dan terhadap / bertentangan dengan hati nurani mereka.
Mereka mengenakan bentuk kesalehan, dan menentang pengakuan mereka dengan
tingkah laku mereka yang bengkok (2Tim 3:5). Cap itu bukan pada dahi mereka,
tetapi pada hati nurani mereka. Bandingkan dengan Tit 1:15; 3:11].
2Tim 3:5
- “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya
mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”.
Tit 1:15
- “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang
tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara
hati mereka najis”.
Tit 3:10-11
- “(10) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah
engkau jauhi. (11) Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat
dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri”.
Ini
menunjukkan bahwa:
a)
Memang ada penyesat yang tulus, yaitu yang betul-betul mengira ajaran /
pandangannya memang benar.
Bandingkan dengan:
·
Amsal 14:12 - “Ada jalan yang disangka
orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut”. Bdk. Amsal 16:25.
·
Ro 10:1-3 - “(1)
Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka
diselamatkan. (2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka
sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. (3)
Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka
berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk
kepada kebenaran Allah”.
·
Yoh 16:1-3 - “(1)
‘Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
(2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang
membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (3)
Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun
Aku”.
b)
Tetapi banyak juga penyesat yang tidak tulus, tetapi menyesatkan dengan
sengaja / mengeraskan hati. Untuk apa mereka melakukan seperti itu? Ada
macam-macam kemungkinan, seperti, demi uang (Theologia Kemakmuran), karena
gengsi, karena fanatisme golongan / aliran, dan sebagainya.
Saya
menganggap bahwa orang-orang seperti Frans Donald dan kawan-kawan, A. G.
Hadzarmawit Netti (dari Kupang), dan juga orang-orang dari Yahwehisme yang sudah
berdebat dengan saya, dan banyak lagi yang lain, termasuk dalam kelompok
‘penyesat yang sengaja’. Mengapa saya berani mengatakan bahwa mereka
menyesatkan secara sengaja, dan bukan karena mereka tertipu? Karena dalam
perdebatan, mereka jelas sudah kalah dan tak bisa menjawab, tetapi anehnya /
kurang ajarnya, argumentasi mereka yang sudah dihancurkan itu tetap dipakai
terhadap orang-orang lain! Dan tentang A. G. Hadzarmawit Netti, yang jelas-jelas
berdusta / menipu dalam berargumentasi, ini sudah tak perlu diragukan.
-bersambung-
author : Pdt. Budi Asali, M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at
[email protected]
Base URL
http://www.golgothaministry.org