Khotbah Eksposisi

1 PETRUS 4:12-19(1)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

 

Ay 12: “Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu”.

 

1)         “Saudara-saudara yang kekasih”.

Dari kata-kata ini terlihat bahwa Petrus menujukan bagian ini untuk orang kristen yang sejati.

Barclay: “it is only the real Christian who will be persecuted. The Christian who compromises with the world will not be persecuted” (= hanya orang kristen yang sejati yang akan dianiaya. Orang Kristen yang berkompromi dengan dunia tidak akan dianiaya) - hal 258.

 

2)   “janganlah kamu heran ... , seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu”.

Kita sering kali heran akan adanya penderitaan. Dan keheranan ini sering dinyatakan dengan kata-kata ‘Why’ (= Mengapa?), atau ‘Why me?’ (= Mengapa aku?).

 

3)         “akan nyala api siksaan”.

 

a)   Kata ‘nyala api siksaan’ / ‘burning’ (Yunani: PUROSIS) menunjukkan hebatnya penderitaan.

 

b)   Dalam ayat ini digunakan kata-kata dalam bentuk present participle, menunjukkan bahwa penderitaan itu sudah mulai (Pulpit Commentary hal 174).

 

c)   Ada pertentangan pendapat tentang apa yang dimaksud dengan ‘nyala api siksaan’ ini.

 

1.   Ada yang menganggap bahwa ini tak bisa kita tentukan dengan tepat.

Barnes’ Notes: “Referring, doubtless, to some severe persecution which was then impending. We have not the means of determining precisely what this was” (= Tak diragukan, menunjuk pada penganiayaan yang hebat yang pada saat itu sedang mendatang. Kita tidak mempunyai jalan untuk menentukan dengan tepat penganiayaan apa itu).

 

2.   Ada yang menganggap ini menunjuk pada penganiayaan terhadap Gereja oleh kaisar Nero.

Pulpit Commentary: “The apostle is writing on the eve of the dreadful persecution of the Church by Nero, which was already beginning to be felt. ... No wonder if they thought the trial strange; even to us with our larger knowledge it always seems strange that the good should suffer, and often so severely” (= Sang rasul sedang menulis pada saat menjelang penganiayaan yang mengerikan terhadap Gereja oleh Nero, yang sudah mulai dirasakan. ... Tidak heran jika mereka menganggap pencobaan itu sebagai aneh; bahkan bagi kita dengan pengetahuan yang lebih banyak, selalu kelihatan aneh bahwa orang-orang baik / saleh harus menderita, dan seringkali dengan begitu hebat) - hal 193.

 

4)         “yang datang kepadamu sebagai ujian”.

Tujuan dari penderitaan itu adalah sebagai ujian, jadi ini akan baik untuk mereka.

 

Ay 13: “Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya”.

 

1)   “Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus”.

 

a)   ‘penderitaan Kristus’.

Barnes’ Notes: “That is, sufferings of the same kind that he endured, and inflicted for the same reasons” (= Yaitu, penderitaan dari jenis yang sama seperti yang ia alami, dan diberikan karena alasan-alasan yang sama).

 

b)   ‘bersukacitalah’.

Pulpit Commentary: “Christians should learn to rejoice in persecution; ... Suffering meekly borne draws the Christian nearer to Christ, lifts him, as on a cross, nearer to the crucified Lord; but this it does only when he looks to Jesus in his suffering, when the eye of faith is fixed upon the cross of Christ. Then faith unites the suffering of the disciple with the suffering of his Lord” (= Orang-orang kristen harus belajar untuk bersukacita dalam penganiayaan; ... Penderitaan yang ditanggung dengan lembut menarik orang Kristen lebih dekat kepada Kristus, mengangkatnya, seperti pada salib, lebih dekat kepada Tuhan yang tersalib; tetapi ini hanya terjadi pada waktu ia memandang kepada Yesus dalam penderitaannya, pada waktu mata iman diarahkan pada salib Kristus. Maka iman mempersatukan penderitaan dari sang murid dengan penderitaan dari Tuhannya) - hal 174.

 

Bandingkan dengan:

·         Mat 5:10-12 - “(10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.’”.

·         Ibr 12:1-4 - “(1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah”.

 

2)   “supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya”.

 

a)   Pentingnya penderitaan / penganiayaan dan cara yang benar dalam menghadapinya.

Barclay: “Persecution is the way to glory. The Cross is the way to the crown” (= Penganiayaan adalah jalan kepada kemuliaan. Salib adalah jalan kepada mahkota) - hal 258.

 

Matthew Henry: “Those who rejoice in their sufferings for Christ shall eternally triumph and rejoice with him in glory” (= Mereka yang bersukacita dalam penderitaan mereka untuk Kristus akan menang secara kekal dan bersukacita dengan Dia dalam kemuliaan).

 

Pulpit Commentary: “Joy in suffering now is the earnest of the great joy of the redeemed at the revelation of that glory which they now see through a glass darkly” (= Sukacita dalam penderitaan sekarang adalah uang muka / jaminan dari sukacita yang besar dari orang-orang yang ditebus pada penyataan dari kemuliaan itu, yang sekarang mereka lihat melalui kaca dengan samar-samar) - hal 174.

 

b)   Apakah kata-kata ini menunjukkan bahwa orang Kristen baru masuk surga pada saat Yesus datang keduakalinya?

Barnes’ Notes: “Every good man will have joy when, immediately at death, he is received into the presence of his Saviour; but his joy will be complete only when, in the presence of assembled worlds, he shall hear the sentence which shall confirm him in happiness forever” (= Setiap orang yang baik / saleh akan mempunyai sukacita pada saat, segera pada saat kematian, ia diterima ke dalam hadirat dari Juruselamatnya; tetapi sukacitanya akan sempurna / lengkap hanya pada waktu, pada kehadiran dari dunia yang dikumpulkan, ia mendengar kalimat yang meneguhkan dia dalam kebahagiaan selama-lamanya).

 

Ay 14: “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu”.

 

1)         “Berbahagialah kamu”.

Barnes’ Notes: “The sense of the word ‘happy’ here is the same as ‘blessed’ in Matt. 5:3-5, etc. It means that they were to regard their condition or lot as a blessed one; not that they would find personal and positive enjoyment on being reproached and vilified. It would be a blessed condition, because it would be like that of their Saviour; would show that they were his friends; would be accompanied with rich spiritual influences in the present world; and would be followed by the rewards of heaven” (= Arti dari kata ‘berbahagialah’ di sini sama seperti kata ‘diberkatilah’ dalam Mat 5:3-5, dsb. Itu berarti bahwa mereka harus menganggap keadaan atau nasib mereka sebagai keadaan / nasib yang diberkati; bukan bahwa mereka mendapatkan penikmatan pribadi dan positif tentang keadaan dicela dan difitnah / dijelek-jelekkan. Itu adalah keadaan yang diberkati, karena itu merupakan keadaan seperti keadaan dari Juruselamat mereka; dan itu menunjukkan bahwa mereka adalah sahabat-sahabatNya; dan itu akan disertai dengan pengaruh-pengaruh rohani yang kaya dalam dunia sekarang ini; dan akan diikuti dengan pahala di surga).

Catatan: kata Yunani yang digunakan di sini sama dengan yang digunakan dalam ucapan bahagia (Mat 5:3-12).

 

2)         jika kamu dinista karena nama Kristus”.

KJV: ‘If ye be reproached’ (= Jika kamu dicela).

 

a)   Penekanan pada ‘celaan’ / ‘hinaan’.

Calvin: “He mentions reproaches, because there is often more bitterness in them than in the loss of goods, or in the torments or agonies of the body; there is therefore nothing which is more grievous to ingenuous minds. For we see that many who are strong to bear want, courageous in torments, nay, bold to meet death, do yet succumb under reproach” (= Ia menyebutkan ‘celaan’, karena seringkali ada lebih banyak kepahitan dalam celaan dari pada dalam kehilangan harta benda / barang-barang, atau dalam siksaan atau penderitaan jasmani; karena itu tidak ada sesuatupun yang lebih menyedihkan bagi pikiran yang jujur / sederhana. Karena kami melihat bahwa banyak orang yang kuat memikul / menahan kekurangan, berani dalam siksaan, bahkan berani menghadapi kematian, tetapi menyerah di bawah celaan) - hal 135.

 

b)   Kata-kata ini pasti berlandaskan kata-kata Yesus dalam Mat 5:11 - “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”.

Bdk. Kis 5:41 - “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus”.

 

3)         “sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu”.

 

a)   Ada problem textual (ada manuscripts yang berbeda) dalam bagian ini.

 

1.         Ada manuscript-manuscript yang menambahkan kata-kata ‘dan kuasa’.

Pulpit Commentary: “Two of the most ancient manuscripts, with some others, insert the words kai dunaweoj (KAI DUNAMEOS), ‘the Spirit of glory, and of power, and of God.’” [= Dua dari manuscript-manuscript yang paling kuno, dengan beberapa yang lain, memasukkan kata-kata kai dunaweoj (KAI DUNAMEOS), ‘Roh kemuliaan, dan kuasa, dan Roh Allah’] - hal 175.

 

2.         KJV menambahkan suatu anak kalimat.

KJV: ‘If ye be reproached for the name of Christ, happy are ye; for the spirit of glory and of God resteth upon you: on their part he is evil spoken of, but on your part he is glorified (= Jika kamu dicela karena nama Kristus, berbahagialah kamu; karena Roh kemuliaan dan Roh Allah tinggal padamu: pada mereka Ia dibicarakan dengan jahat / buruk, tetapi padamu Ia dimuliakan).

Pulpit Commentary mengatakan bahwa bagian akhir dari terjemahan KJV itu tak ada dalam manuscript yang paling kuno, dan mungkin tidak asli, tetapi kata-kata itu benar.

 

b)   Apa arti dari bagian ini?

Barnes’ Notes: “the meaning is, that they might expect that that Spirit would rest upon them, or abide with them, if they were persecuted for the cause of Christ. ... The essential idea is, that, if they were called to suffer in the cause of the Redeemer, they would not be left or forsaken. They might hope that God would impart his Spirit to them in proportion to their sufferings in behalf of religion, and that they would have augmented joy and peace. This is doubtless the case with those who suffer persecution, and this is the secret reason why they are so sustained in their trials. Their persecutions are made the reason of a much more copious effusion of the Spirit on their souls” (= artinya adalah, bahwa mereka boleh mengharapkan bahwa Roh itu akan terletak pada mereka atau tinggal pada mereka, jika mereka dianiaya untuk perkara Kristus. ... Gagasan yang perlu sekali adalah bahwa jika mereka dipanggil untuk menderita dalam perkara dari sang Penebus, mereka tidak akan ditinggalkan. Mereka bisa berharap bahwa Allah akan memberikan RohNya kepada mereka sebanding dengan penderitaan mereka demi kepentingan agama, sehingga mereka akan bertambah / bertumbuh dalam sukacita dan damai. Ini, tak diragukan, merupakan kasus dari mereka yang mengalami penganiayaan, dan ini merupakan alasan rahasia mengapa mereka begitu ditopang dalam ujian / pencobaan mereka. Penganiayaan mereka dijadikan alasan dari suatu pencurahan Roh yang jauh lebih banyak pada jiwa mereka).

 

Barnes’ Notes: “The same principle applies, doubtless, to all the forms of trial which the children of God pass through; and in sickness, bereavement, loss of property, disappointment in their worldly plans, and death itself, they may hope that larger measures of the Spirit’s influences will rest upon them. Hence, it is often gain to the believer to suffer” (= Tak diragukan bahwa prinsip yang sama berlaku pada semua bentuk dari ujian / pencobaan yang dilalui anak-anak Allah; dan dalam kesakitan, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan milik, kekecewaan dalam rencana duniawi mereka, dan kematian itu sendiri, mereka bisa berharap bahwa ukuran yang lebih besar dari pengaruh Roh akan ada / tinggal pada mereka. Karena itu, seringkali merupakan suatu keuntungan bagi orang percaya untuk menderita).

  

-bersambung-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali