Eksposisi
Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 8:30-36
Ay 30-32:
1)
Kata ‘setelah’ dalam ay 30 salah terjemahan.
NASB: As he spoke these things (= Pada waktu Ia mengucapkan
hal-hal ini).
2)
‘banyak orang percaya kepadaNya’ (ay 30).
‘orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya’ (ay 31).
Ada beberapa pandangan tentang orang-orang dalam Yoh 8:30-dstnya
ini:
a)
Ada 2 grup orang di sini, yaitu yang sungguh-sungguh percaya dan yang tidak
sungguh-sungguh percaya kepada Yesus.
Pandangan inipun terbagi lagi menjadi beberapa pandangan:
· Ay 30
membicarakan orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, tetapi ay 31-dst
membicarakan orang yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus.
· Ay 30-32
membicarakan orang yang sungguh-sungguh percaya, tetapi ay 33-dst
membicarakan orang yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus.
· Ay 30-36
membicarakan orang yang sungguh-sungguh percaya, tetapi ay 37-dst membicarakan
orang yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus.
b)
Hanya ada 1 grup orang di sini, yaitu orang-orang yang tidak sungguh-sungguh
percaya kepada Yesus.
Dasar / alasan untuk menerima pandangan ini:
· Kata
‘percaya’ dalam ay 30 berasal dari kata Yunani EPISTEUSAN, dan kata ini
tidak selalu menunjuk kepada iman yang sejati. Bandingkan dengan penggunaan kata
ini dalam Yoh 2:23 7:31 12:42, yang jelas menunjuk pada iman
yang tidak sungguh-sungguh.
· Bentuk
present participle dari kata ‘percaya’, yang selalu digunakan untuk
menunjuk pada iman yang sejati (seperti dalam Yoh 3:16,18,36
6:35,40,47 7:38 11:25-26 12:44,46 14:12 17:20),
tidak digunakan dalam ay 30 ini.
· Dalam
bacaan ini tidak terlihat adanya transisi / peralihan dari 1 grup kepada grup
yang lain.
* Ay
30: ‘banyak orang yang percaya kepadaNya’.
* Kata-kata
‘orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya’ dalam ay 31 tentu menunjuk pada
orang yang percaya kepada Yesus dalam ay 30 itu. Jadi, dalam ay 31b-32
Yesus memberikan nasehat kepada mereka.
* Lalu
dalam ay 33 ‘mereka’ menjawab Yesus. Penggunaan kata ‘mereka’ ini tentu
menunjuk kepada grup yang sama. Kalau ini menunjuk pada grup yang berbeda,
adalah aneh mengapa digunakan kata ganti orang ‘mereka’ tanpa menjelaskan
siapa ‘mereka’ itu.
* Ay 34
tetap menggunakan kata ‘mereka’ sehingga pasti tetap mempersoalkan grup yang
sama, dan kata-kata Yesus dalam ay 34 terus menyambung sampai ay 38. Lalu
dalam ay 39 kata ‘mereka’ itu keluar lagi, dan ini tentu lagi-lagi
menunjuk kepada grup yang sama.
Kesimpulan: tidak ada transisi / peralihan.
Kalau pandangan ini benar, maka orang-orang dalam ay 30-31
ini, sekalipun mula-mula mempunyai sikap positif terhadap Yesus dan ajaranNya,
tetapi setelah mendengar ajaran Yesus selanjutnya, lalu berubah sikapnya menjadi
makin lama makin buruk (ay 33,39,41,48,52-53,57) dan mencapai puncaknya dalam ay 59
dimana mereka akhirnya mau merajam Yesus.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa ini:
¨ kita harus sangat berhati-hati terhadap backsliding (=
kemunduran / kemerosotan rohani). Ini bukanlah sesuatu yang boleh diremehkan
ataupun ditunda penanganannya!
¨ kita harus sangat berhati-hati terhadap perubahan sikap ke
arah negatif terhadap Yesus / Firman Tuhan. Kalau ada perubahan sikap ke arah
negatif terhadap Yesus / firman Tuhan, misalnya:
* menjadi
malas mendengar firman Tuhan.
* mundur
dari Pemahaman Alkitab.
* mundur
dalam Saat Teduh / kehidupan doa.
* malas
ikut Camp.
* mundur
dalam semangat untuk melayani / memberitakan Injil.
* mundur
dalam ketaatan terhadap Firman Tuhan.
maka
hal ini harus ditangani segera, karena kalau tidak ini akan memburuk seperti
dalam peristiwa ini.
¨ kita harus berhati-hati untuk tidak menerima Firman hanya
sebagian saja, dan lalu menolak bagian yang lainnya. Misalnya: menerima ajaran
moral / tentang dosa dari Kitab Suci, tetapi menolak Yoh 14:6 (Yesus
sebagai satu-satunya jalan ke surga).
3)
Ay 31: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah
muridKu’.
a) Lit: If you continue in My word (=
Jika kamu terus dalam firmanKu).
b) Apa artinya ‘terus dalam firman’ atau ‘tinggal
dalam firman’?
· terus belajar Firman Tuhan.
Orang yang berhenti belajar Firman Tuhan, pasti akan sesat.
Amsal 19:27 (NIV): Stop listening to instruction, my son,
and you will stray from the words of knowledge (= Berhentilah mendengar
instruksi, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).
Amsal 19:27 (NASB): Cease listening, my son, to discipline,
And you will stray from the words of knowledge (= Berhentilah mendengar pada
disiplin, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).
Bahwa seorang murid yang sejati harus terus belajar Firman
Tuhan juga terlihat dari kata ‘murid’. ‘Murid’ tidak bisa terlepas dari
‘belajar’. Orang yang berhenti belajar tentu tidak bisa disebut murid.
Ingat bahwa Firman bukan sekedar pengetahuan / ilmu yang cukup
dipelajari sekali saja. Firman juga adalah makanan bagi rohani kita, dan tidak
ada orang yang bagaimanapun kuatnya rohaninya yang lalu tidak membutuhkan
makanan rohani lagi.
· terus
percaya pada Firman Tuhan.
· taat
pada Firman Tuhan / menjadikan Firman Tuhan itu pedoman hidupnya.
c)
Banyak orang tertarik pada Firman, tetapi tidak terus tinggal dalam Firman!
Calvin: “It
is not enough for any one to have begun well, if their progress to the end do
not correspond to it” [= tidak cukup
orang memulai dengan baik (dengan tertarik / suka pada Firman), kalau kemajuan
mereka sampai akhirnya tidak sesuai dengan itu).
Contoh: Mat 13:20-22
menunjukkan orang-orang yang mula-mula mendengar Firman / menerima Firman dengan
gembira, tetapi akhirnya murtad (golongan tanah berbatu dan tanah bersemak
duri).
d)
Orang yang tidak tetap di dalam Firman, bukan murid / orang kristen yang sejati
(Bdk. 1 Yoh 2:18-19 2Yoh 9).
· Ini
menunjukkan bahwa Kitab Suci memang mengajar akan adanya orang kristen sejati
dan palsu / KTP! Bdk. juga Mat 13:24-30,36-43.
· Kepalsuan
iman seseorang bisa terlihat dari tidak tetapnya mereka dalam firman, tak peduli
apapun alasan mereka.
* ada
orang yang berhenti karena melihat orang kristen munafik.
* ada
yang berhenti karena kecewa kepada pendetanya
* ada
yang berhenti karena penderitaan.
* ada
yang berhenti karena ditarik oleh dunia (2Tim 4:10).
* ada
yang berhenti karena kesibukan.
* ada
yang berhenti karena ditarik oleh pergaulan yang salah / pacar yang tidak
kristen.
Apapun alasannya, kalau seseorang meninggalkan Firman / murtad, ia
pasti bukan orang kristen sejati.
4)
Ay 32: ‘Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu’.
a)
Orang yang tetap di dalam Firman (belajar, percaya dan taat kepada firman) akan
mengetahui kebenaran.
Orang yang tak mau belajar Firman tentu tidak akan mengerti tentang
kebenaran. Tetapi orang yang mau belajar, kalau ia tidak percaya atau tidak taat
pada Firman, tetap tidak akan mengerti kebenaran atau akan buta terhadap
kebenaran.
b)
Jadi, ay 31-32 membentuk suatu lingkaran. Kalau seseorang tetap dalam Firman
(terus belajar, percaya, taat), maka ia akan mengerti kebenaran, dan kebenaran
itu akan memerdekakan dia. Kontex menunjukkan bahwa ini adalah kemerdekaan dari
dosa, dan ini menunjukkan orang itu bisa lebih taat lagi. Ini akan membuat ia
lebih mengerti lagi, dan pengertian tambahan itu akan membuat ia lebih taat lagi
dst.
Tetapi sebaliknya, kalau lingkaran ini terputus (orangnya tidak
taat), maka pertumbuhan pengertian terhadap kebenaran juga akan terhenti, dan
ini juga menyebabkan ia tidak merdeka terhadap dosa / tidak taat, dst.
Ay 33:
1)
Mereka mengatakan bahwa mereka tidak pernah menjadi hamba siapapun.
Mereka tidak mengatakan hal ini secara politik, karena secara
politik mereka sering dijajah, bahkan sedang dijajah oleh Romawi.
Mereka juga tidak mengatakan hal ini secara sosial, karena secara
sosial ada banyak orang Yahudi yang menjadi budak.
Mereka mengatakan hal ini secara rohani, karena sebagai keturunan
Abraham, mereka punya perjanjian dengan Allah, bahwa mereka adalah umat Allah.
2)
Ini orang-orang yang mempunyai false confidence (= keyakinan palsu).
Fakta bahwa mereka adalah keturunan Abraham menyebabkan keyakinan
palsu itu (bdk. Mat 3:7-10 Fil 3:4-5).
Penerapan:
Ada banyak hal yang bisa memberikan false confidence kepada
orang kristen jaman sekarang, seperti:
· sudah
dibaptis.
· sudah
rajin ke gereja.
· sudah
menjadi orang kristen yang aktif / sudah melayani / punya jabatan tinggi di
gereja.
· lahir
dalam keluarga kristen, lebih-lebih kalau keluarganya aktif dalam gereja.
Ay 34-36:
1)
Dalam ay 33, orang-orang Yahudi itu mengatakan 2 hal:
a)
Mereka adalah keturunan Abraham.
b)
Mereka tidak pernah menjadi hamba siapapun.
Dalam ay 34-36, Yesus menjawab point b); dan nanti dalam ay 37-dst
Yesus menjawab point a).
2)
Ay 34: ‘Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa’.
a)
‘Berbuat dosa’ artinya: terus menerus berbuat dosa / hidup dalam dosa (bdk.
1Yoh 3:6). Jadi ini harus dibedakan dengan ‘jatuh ke dalam dosa’.
b)
‘Hamba dosa’.
· Kitab
Suci menggunakan istilah-istilah keras yang menunjukkan ke-adaan manusia yang
sebenarnya.
Contoh yang lain: ‘seteru Allah’ (Ro 5:10), ‘lawan dari
Yesus’ (Mat 12:30), ‘mati dalam pelanggaran dan dosa’ (Ef 2:1),
‘mati secara rohani’ (Yoh 10:10), ‘orang yang dimurkai Allah’ (Ef
2:3b), ‘anak setan / Iblis’ (Yoh 8:44 1Yoh 3:10), ‘orang terkutuk’
(Gal 3:10), dsb.
Hati-hatilah untuk tidak melunakkan istilah-istilah keras itu!
Misalnya dengan berkata tentang seseorang sebagai berikut:
* orang
itu mulutnya jelek, tapi hatinya baik! Bdk. Yer 17:9 Mat 15:18-19.
* orang
itu sebetulnya baik, tetapi karena salah didik, lalu jadi punya kebiasaan jelek.
· Arti
istilah ‘hamba dosa’:
* ia
tidak bisa berbuat baik; ia tidak bisa memilih untuk berbuat baik atau berbuat
jahat. Karena ia hamba dosa, ia akan terus berbuat dosa (bdk. Kej 6:5 Tit
1:15).
* ini
tidak berarti mereka berbuat dosa dengan terpaksa. Mereka berbuat dosa dengan
sukarela / senang hati.
· Konsep
Yesus tentang kemerdekaan dan perhambaan, bertentangan dengan anggapan
kebanyakan orang.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa mereka merdeka kalau mereka
bebas berbuat apa saja, termasuk dosa, dan bahwa Firman / hukum Tuhan adalah
suatu belenggu yang menghalangi kemerdekaan / kebebasan itu.
Yesus berkata bahwa kita adalah orang merdeka kalau kita bisa taat
pada Firman Tuhan!
William Hendriksen: “One is free, therefore,
not when he can do what he wishes to do but when he wishes to do and can do what
he should do” (= Karena itu, seseorang
adalah bebas / merdeka bukan pada waktu ia bisa melakukan apa yang ia ingin
lakukan tetapi pada waktu ia ingin melakukan dan bisa melakukan apa yang
seharusnya ia lakukan).
· Ini
menyingkirkan perbedaan antara orang Yahudi / keturunan Abra-ham dengan orang
yang non Yahudi. Semua orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa!
3)
Ay 35:
a)
NASB: And the slave does not remain in the house forever; the son does remain
forever [= Dan hamba tidak tetap tinggal di dalam rumah selama-lamanya; anak
tinggal (di dalam rumah) selama-lamanya].
b)
Maksud Yesus adalah: orang yang adalah hamba dosa bisa saja mempunyai tempat
dalam gereja Tuhan, tetapi karena mereka sebetulnya bukan anak tetapi hamba,
maka mereka tidak akan selama-lamanya ada dalam gereja Tuhan.
Dengan kata-kata ini Yesus menyerang orang-orang Yahudi itu yang
dianggapNya sebagai hamba yang hanya bisa menikmati rumah untuk sementara.
Ini seperti Ismael, yang sekalipun mula-mula tinggal dalam keluarga
Abraham tetapi lalu diusir (Kej 21:8-14 bdk. Gal 4:21-31).
4)
Ay 36:
a)
Hanya Yesus yang bisa betul-betul memerdekakan orang dari belenggu dosa (bdk.
Luk 4:18-21)!
b) Dalam ay 36 ini, kata ‘benar-benar’ ditekankan.
Ini menunjukkan adanya kemerdekaan yang tidak benar-benar (bdk.
2Pet 2:19).
-AMIN-
e-mail us at [email protected]