Eksposisi Injil Yohanes

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


YOHANES 6:41-47

Ay 41-42:

1)   Ajaran Yesus yang tidak sesuai dengan doktrin / kepercayaan mereka itu ‘menyerang’ mereka. Ini menyebabkan mereka lalu ber­sungut-sungut (ay 41). Mereka mendengar ajaran benar yang disampaikan secara benar, tetapi mereka toh menanggapinya dengan bersungut-sungut!

Penerapan:

Pada waktu saudara mendengar ada orang yang bersungut-sungut / marah karena mendengar ajaran dari seorang pengkhotbah, jangan terlalu cepat menyalahkan pengkhotbahnya. Memang bisa saja pengkhotbahnya yang salah, tetapi bisa juga pengkhotbahnya yang benar dan orang yang bersungut-sungut itu yang brengsek.

2)   Mereka tidak bisa menerima claim Yesus yang menyatakan bahwa diriNya bisa memberikan hidup yang kekal, karena mereka meninjau / melihat Yesus secara jasmani (bdk. Mat 13:54-56). Ini menggenapi nubuat firman Tuhan dalam Yes 53:2b-3.

      Penerapan:

Hati-hatilah supaya saudara tidak menilai gereja, hamba Tuhan, buku rohani, orang kristen, secara jasmani! Ada banyak gereja, hamba Tuhan, buku rohani, orang kristen yang penampilan luarnya hebat, tetapi sebetulnya brengsek. Sebaliknya ada banyak gereja, hamba Tuhan, buku rohani, orang kristen yang penampilan luarnya jelek, tetapi sebetulnya bagus.

3)   Orang-orang Yahudi ini bersalah dalam 3 hal:

a)   Sikap hati.

Mereka jelas mempunyai sikap hati yang tidak beres terhadap diri Yesus.

b)   Isi sungut-sungut mereka.

Mereka menganggap Yesus dianggap sebagai ‘anak Yusuf’ (ay 42), padahal Yesus hanyalah anak Maria, bukan anak Yusuf.

c)   Cara mengungkapkan ketidaksenangan mereka.

Mereka mengungkapkan ketidaksenangan mereka dengan bersungut-sungut / ngomel satu sama lain. Mengapa tidak secara baik-baik menya-takan­nya kepada Yesus?

Penerapan:

Bagaimana cara saudara mengungkapkan ketidaksenangan / ketidakpuasan saudara kepada boss, pendeta, pegawai, orang tua, dsb?

Ay 43-47:

1)   Mendengar / mengetahui sungut-sungut mereka, Yesus bukannya ‘mengalah / melemah’ tetapi malah:

a)   Menegur mereka dari sungut-sungut mereka (ay 43).

b)   Mengajar hal yang lebih keras lagi.

·        ay 44 lebih keras dari ay 37.

·        ay 49 lebih keras dari ay 32-33.

Penerapan:

Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang sering menegur dosa / berkhotbah dengan keras, dan lalu ada orang-orang yang mengkritik saudara, janganlah dengan tidak berpikir lalu menuruti begitu saja kritik dari jemaat itu! Sekalipun hamba Tuhan tidak selalu harus berkhotbah secara keras, tetapi jelas sekali bahwa khotbah keras sangat dibutuhkan dalam gereja-gereja jaman sekarang! Juga perhatikan khotbah-khotbah dari nabi-nabi, rasul-rasul, Yohanes Pembaptis, dan bahkan Yesus sendiri, yang pada umumnya adalah khotbah yang keras!

2)   Ay 44:

a)   Ay 44 ini, dan juga ay 65, secara explicit menunjukkan bahwa manusia yang ada dalam dosa berada dalam keadaan Total Depravity / Total Inability (= kebejadan total / ketidakmampuan total), sehingga tidak mampu datang kepada Yesus kalau bukan karena pekerjaan Bapa.

Orang-orang Arminian keberatan terhadap ajaran ini, dan mereka berkata bahwa:

·        Kata ‘whoever’ (= barangsiapa) dalam ayat-ayat seperti Yoh 3:16 (dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan ‘setiap orang’) diang­gap sebagai dasar bahwa setiap orang bisa percaya kepada Yesus.

Jawaban terhadap pandangan ini: ayat-ayat seperti Yoh 3:16 hanya menunjukkan bahwa Injil ditawarkan kepada semua orang, dan siapapun yang percaya mendapat hidup kekal. Tetapi ayat-ayat itu sama sekali tidak berbicara tentang kemampuan orang berdosa dalam menanggapi Injil! Sebalik­nya Yoh 6:44,65 secara explicit menyatakan tentang ketidakmampuan manusia untuk datang kepada Yesus.

·        kata-kata ‘tidak dapat’ harus diartikan ‘tidak mau’.

Ini seperti kata-kata ‘tidak dapat’ dalam Kej 37:4b yang juga diartikan ‘tidak mau’.

Kej 37:4 (NIV/Lit): they hated him and could not speak a kind word to him (= mereka membencinya dan tidak dapat mengucapkan kata yang ramah kepadanya).

Jawaban terhadap pandangan ini:

*        bahwa dalam Kej 37:4 kata-kata ‘tidak dapat’ diartikan ‘tidak mau’, itu tidak berarti bahwa di tempat ini juga harus diartikan seperti itu.

*        Doktrin Reformed tentang Total Depravity / Total Inability (point yang pertama dari 5 points Calvinisme) mengajarkan bahwa manusia yang masih ada di dalam dosa bukan hanya tidak mau, tetapi juga tidak dapat melakukan apapun yang baik. Jadi, manusia berdosa itu tidak mempunyai kemauan maupun kemampuan dalam hal berbuat baik. Doktrin ini didukung oleh banyak ayat Kitab Suci yang secara explicit menggunakan kata-kata ‘tidak dapat / tidak mungkin’ (seperti Yer 13:23  Mat 7:17-18  Yoh 6:44,65  Yoh 15:4-5  Ro 8:7-8  1Kor 2:14). Agak aneh kalau semua kata-kata ‘tidak dapat’ dalam ayat-ayat itu harus diartikan ‘tidak mau’. Dan apakah kata-kata ‘tidak mungkin’ dalam Ro 8:7-8 itu juga harus diartikan ‘tidak mau’?

Doktrin ini juga didukung oleh ayat-ayat Kitab Suci yang lain yang sekalipun menyatakan hal itu secara implicit tetapi menyatakannya secara sangat kuat (seperti Kej 6:5  Kej 8:21  Yes 64:6  Yer 4:22  Yoh 8:34  Ro 3:12  Ro 6:20  Ro 7:18-19).

b)   ‘jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa’.

Ada beberapa penafsiran yang salah tentang bagian ini:

·        ‘ditarik’ diartikan ‘dipikat’.

Jadi, Bapa hanya ‘memikat’ orang itu, tetapi orang itu datang  kepada Yesus dengan kemauan dan kekuatannya sendiri.

·        Bapa hanya menarik orang yang mau ditarik.

·        Orang yang ditarik bisa menolak tarikan Bapa itu.

William Barclay: “The interesting thing about the word is that it almost always implies some kind of resistance ... God can draw men, but men’s resistance can defeat God’s pull” (= hal yang menarik tentang kata ini adalah bahwa kata ini hampir selalu menunjukkan secara tak langsung akan adanya tahanan / penolakan ... Allah bisa menarik manusia, tetapi tahanan / penolakan manusia bisa mengalahkan tarikan Allah).

Kesalahan dari pandangan-pandangan di atas terlihat dari penggu­naan kata ‘ditarik’ (Yunani: HELKO / HELKUO) itu dalam Kitab Suci. Kata Yunani HELKO / HELKUO ini hanya digunakan 8 x dalam Kitab Suci / Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 6:44  12:32  18:10  21:6  21:11  Kis 16:19  21:30  Yak 2:6 (bacalah ayat-ayat ini).

Yoh 6:44 dan Yoh 12:32 menunjukkan bahwa ‘menarik’ itu adalah aktivitas Bapa dan Yesus. Sedangkan dari ke 6 ayat yang lain bisa ditarik kesimpulan bahwa:

*        ini bukan sekedar ‘memikat’ tetapi betul-betul ‘menarik’.

Pada waktu Petrus menghunus / menarik pedangnya (Yoh 18:10), atau pada waktu murid-murid menarik jala yang penuh ikan (Yoh 21:6), atau pada waktu orang banyak menyeret Paulus (Kis 16:19  Kis 21:30), atau pada waktu orang kaya menyeret orang miskin ke pengadilan (Yak 2:6), maka itu tentu sama sekali bukan dengan cara ‘memikat’, tetapi betul-betul ‘menarik’.

*        ini bukan menarik orang yang mau ditarik.

Waktu Paulus ditarik / diseret, atau waktu ikan dalam jala ditarik, atau waktu orang miskin diseret oleh orang kaya ke pengadilan, mereka tentunya tidak mau ditarik!

Memang ini tidak berarti bahwa Allah menggunakan kekuatan luar untuk menarik / memaksa orang yang terus menerus tak mau ditarik.

Calvin: “True, indeed, as to the kind of drawing, it is not violent, so as to compel men by external force; but still it is a powerful impulse of the Holy Spirit, which makes men willing who formerly were unwilling and reluctant” (= memang, tentang jenis tarikan, itu bukan sesuatu tarikan yang keras / kasar, seakan-akan memaksa manusia dengan kekuatan luar; tetapi itu tetap merupakan dorongan yang kuat dari Roh Kudus, yang membuat manusia yang tadinya tidak mau dan segan menjadi mau).

*        orang yang ditarik tidak bisa menolak tarikan itu.

Dalam ke 6 ayat tersebut di atas, tidak pernah ada perlawanan yang bisa mengalahkan tarikan, dan tarikannya selalu berhasil!

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa ay 44 ini mendukung doktrin Reformed tentang Irresistible Grace (= kasih karunia yang tak bisa ditolak / ditahan), yang merupakan point ke 4 dari 5 points Calvinisme.

Berbicara tentang ayat-ayat yang menggunakan kata HELKO / HELKUO di atas, Hendriksen berkata:

“The drawing of which these passages speak indicates a very powerful - we may even say, an irresistible - activity. To be sure, man resists, but his resistance is ineffective. It is in that sense that we speak of God’s grace as being irresistible” (= tarikan tentang mana text-text itu berbicara menunjukkan suatu aktivitas yang sangat kuat, dan bahkan bisa dikatakan tak bisa ditahan / ditolak. Memang manusia menahan / menolak, tetapi tahanan / penolakannya tidak efektif. Dalam arti seperti itulah kami berbicara tentang kasih karunia Allah yang tidak bisa dito­lak).

Dan menanggapi komentar William Barclay di atas, yang mengatakan bahwa manusia bisa mengalahkan tarikan Allah, Leon Morris (NICNT) mengatakan:

“There is not one example in the New Testament of the use of this verb where the resistance is successful” (= tidak ada satu con­tohpun dari Perjanjian Baru tentang penggunaan kata kerja ini dimana tahanan / penolakan itu berhasil).

c)   Ay 44 ini juga mendukung doktrin Reformed tentang Unconditional Election / Predestinasi (point ke 2 dari 5 points Calvinisme).

Mengapa bisa demikian? Karena seseorang bisa percaya kepada Yesus hanya karena ditarik oleh Bapa. Jadi, adanya orang yang percaya dan yang tidak percaya, menunjukkan bahwa ada orang yang ditarik dan ada orang yang tidak ditarik oleh Bapa. Jadi disini ada pemilihan / penetapan dari Bapa, tentang siapa yang ditarik (Elect - orang yang dipilih / ditentukan untuk selamat) dan siapa yang tidak ditarik (Reprobate - orang yang dipilih / ditentukan untuk binasa). Dukungan ayat-ayat Kitab Suci yang lain untuk doktrin Predestinasi ini adalah: 2Tim 1:9  2Tes 2:13  Ef 1:4,5,11  Ro 9:10-18  Kis 13:48.

3)   Ay 45:

a)   Ini adalah kutipan dari Yes 54:13.

b)   Kata ‘semua’ menunjuk kepada elects (= orang-orang pilihan).

c)   Ini menjelaskan bahwa Allah ‘menarik’ dengan ‘mengajar’.

Tetapi jelas bahwa ‘mengajar’ ini bukanlah satu-satunya hal yang Allah lakukan untuk menarik seseorang. Ia juga melahirbarukan, memberikan terang sehingga orang itu mengerti ajaran yang Ia berikan, dan bahkan Ia juga memberikan iman.

d)   Orang yang telah mendengar dan menerima ajaran dari Bapa akan datang kepada Yesus.

Calvin: “He gives to them not only the choice of believing, but faith itself” (= Ia memberi kepada mereka bukan hanya pemilihan untuk percaya tetapi iman itu sendiri).

Kata-kata Calvin ini penting untuk diingat karena adanya ajaran Arminian yang mengatakan bahwa Allah hanya memberi kasih karunia untuk mengangkat seseorang sampai pada tingkat dimana ia bisa memilih sendiri, apakah mau percaya kepada Kristus atau tidak. Reformed / Calvinisme mengajarkan bahwa Allah bukan hanya mengangkat seseorang sampai pada tingkat dimana ia bisa memilih sendiri, tetapi Allah bahkan memberikan iman, sehingga orang itu betul-betul percaya kepada Yesus. Bdk. Fil 1:29 yang menunjukkan bahwa iman adalah karunia.

4)   Ay 46-47:

Tadi dalam ay 45 Yesus berbicara tentang orang yang diajar oleh Allah. Yesus tidak mau orang-orang Yahudi itu salah sangka, sehing­ga lalu menganggap bahwa Allah mengajar langsung orang-orang itu, sehingga orang-orang itu bisa melihat Allah. Karena itu sekarang dalam ay 46a Yesus kembali mengatakan bahwa tidak ada orang yang telah melihat Bapa.

Ia lalu melanjutkan dengan ay 46b dimana Ia menyatakan diriNya sebagai orang yang memenuhi syarat untuk mengajarkan ajaran Allah, karena Ia datang dari Bapa dan telah melihat Bapa.

Ia melanjutkan lagi dengan ay 47 dimana Ia memberikan ajaran Allah itu, yaitu supaya mereka percaya kepada Dia (Yesus).

 

 - AMIN -


e-mail us at [email protected]