oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YOHANES 1:10-14
Ay 10-13:
1)
Ay 10-11 menunjukkan penolakan terhadap Kristus.
a) Ay 10: penolakan oleh dunia.
Kata-kata ‘dunia dijadikan olehNya’ memperberat / memperhebat
dosa penolakan mereka! Mereka menolak Pribadi yang menjadikan / menciptakan
mereka!
b) Ay 11: penolakan oleh milik kepunyaanNya.
· Ada
yang menganggap bahwa kata-kata ‘milik kepunyaanNya’ menunjuk kepada semua
manusia. Kalau demikian maka arti ay 11 menjadi sama seperti ay 10.
Tetapi mayoritas penafsir menganggap bahwa kata-kata ‘milik kepunyaanNya’
hanya menunjuk kepada orang-orang Yahudi. Bandingkan dengan Kel 19:5
Ul 7:6 Maz 135:4 Yes 1:2-3 yang menunjukkan bahwa
Israel sering disebut sebagai milik Tuhan.
· Kata-kata
‘milik kepunyaanNya’ dan ‘orang-orang kepunyaanNya’ memperberat dosa
penolakan mereka.
· Orang-orang
Yahudi adalah gereja [visible church (= gereja yang kelihatan)] saat itu.
Tetapi mereka menolak Kristus!
Karena itu kalau jaman sekarang ada banyak orang di dalam gereja
yang menolak / tidak percaya kepada Kristus, itu bukanlah sesuatu yang aneh!
Penerapan:
Apakah saudara adalah orang yang ada di dalam gereja, tetapi di
luar Kristus? Ingatlah bahwa keselamatan saudara tidak tergantung pada
hubungan saudara dengan gereja, Pendeta, dsb, tetapi dengan Kristus sendiri!
2)
Ay 12-13 menggambarkan orang-orang yang menerima / percaya kepada Kristus.
A) Ay 12:
a)
Kata ‘tetapi’ pada awal ay 12 (NASB - but; NIV - yet)
mengkontraskan antara orang-orang yang menolak / tidak menerima Kristus dalam
ay 10-11 dengan orang-orang yang percaya / menerima Kristus dalam ay 12-13.
Pengkontrasan seperti ini banyak terdapat dalam Injil Yohanes (bdk. Yoh 3:18
3:36 6:47 & 8:24), dan ini secara jelas menunjukkan bahwa Kitab Suci
memisahkan / membedakan kedua golongan ini.
Bandingkan ajaran Kitab Suci ini dengan kata-kata Pdt. Samuel
Tjahyadi, dalam seminar ‘Tuhan Ajarlah Aku’ yang berbunyi:
“Kita
tidak cenderung untuk memisah-misahkan antara mereka yang ‘sudah menerima’
dengan yang ‘belum menerima’ Yesus”.
b)
‘Semua orang’.
Yesus / Injil memang ditawarkan kepada semua manusia di dunia, dan
siapapun yang percaya kepada Yesus akan selamat / menjadi anak Allah.
Ini bertentangan dengan pandangan orang Yahudi pada saat itu yang
beranggapan bahwa hanya orang Yahudilah yang bisa selamat.
Jelas bahwa rasul Yohanes tidak takut untuk mengajarkan /
menuliskan hal-hal yang bertentangan dengan pandangan umum yang salah! Bagaimana
dengan saudara?
c)
‘MenerimaNya’.
· Istilah
‘menerima Yesus’ artinya sama saja dengan ‘percaya kepada Yesus’. Jadi
jangan membedakan kedua istilah ini dengan mengatakan bahwa orang tidak cukup
hanya percaya kepada Yesus, tetapi juga harus menerima Yesus.
Ingat bahwa dalam Kitab Suci, tidak pernah ada peristiwa dimana
seseorang disuruh untuk percaya dan setelah itu menerima / mengundang Yesus.
Jelas bahwa ‘percaya’ sama saja dengan ‘menerima / mengundang’ Yesus!
· Ay 12
ini, dan juga banyak ayat Kitab Suci yang lain, jelas menekankan perlunya
percaya / menerima Yesus sebagai satu-satunya jalan melalui mana kita bisa
diselamatkan / menjadi anak Allah.
Lagi-lagi bandingkan hal ini dengan kata-kata Pdt. Samuel Tjahyadi
dalam seminar ‘Tuhan, Ajarlah Aku’ yang berbunyi:
“GKI
tidak cenderung untuk menggunakan metode ‘menerima Yesus sebagai Juruselamat
pribadi’”.
d) ‘DiberiNya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah’.
· Arti:
diberi hak untuk menjadi anak Allah.
Jangan mengartikan sebagai berikut: yang menerima Yesus diberi
kuasa sehingga bisa memilih, mau jadi anak Allah atau tidak.
· ‘Menjadi
anak Allah’.
Ini menunjukkan bahwa sebelum seseorang percaya / menerima Yesus,
ia bukan anak Allah, tetapi anak setan (bdk. 1Yoh 3:7-10). Ini perlu
ditekankan karena:
* ada
banyak orang tidak mau menerima bahwa mereka dilahirkan sebagai anak setan.
* Sekarang
ada banyak nabi palsu yang mengajarkan Universalisme (ajaran yang menganggap
bahwa akhirnya semua manusia akan selamat), yang mengatakan bahwa semua manusia,
baik percaya Yesus maupun tidak, adalah anak Allah! Ini jelas adalah ajaran
sesat!
e)
‘Percaya dalam namaNya’.
Dalam Kitab Suci ‘nama’ seringkali menunjuk pada
‘orangnya’.
Contoh: dalam Maz 5:12b dan Maz 20:2b jelas bahwa yang
dimaksud dengan ‘nama Tuhan / Allah’ adalah Tuhan / Allah sendiri.
Jadi, kalau dalam ay 12 ini dikatakan ‘percaya dalam
namaNya’ itu berarti ‘percaya kepada Yesus’.
Percaya ‘tentang Yesus’ adalah sesuatu yang penting
(misalnya percaya bahwa Yesus adalah Allah, yang lalu menjadi manusia, mati
disalib, bangkit dsb), tetapi ini adalah kepercayaan yang tidak memadai! Saudara
juga harus percaya ‘kepada Yesus’!
Maukah saudara mempercayakan hidup saudara yang akan datang (dalam
kekekalan) kepada Yesus?
B) Ay 13:
a)
Text yang benar:
NASB: who were born not of blood ... [= yang
dilahirkan (bentuk jamak) bukan dari darah ...].
Tetapi ada manuscript yang menterjemahkan: who was born
not of blood ... [= yang dilahirkan (bentuk tunggal) bukan dari darah ...].
Susunan kalimat ay 12b-13a menjadi: to those who believe in
the name of Him who was born not of blood ... (= kepada mereka yang percaya
kepada namaNya yang dilahirkan bukan dari darah ...).
Ireneaus, salah seorang bapa gereja, diikuti oleh banyak orang yang
lain, menerima bentuk tunggal ini dan menganggap bahwa ay 13 ini menunjuk
pada Virgin Birth of Christ (= kelahiran Kristus dari perawan).
Tetapi ini adalah sesuatu yang salah karena:
* mayoritas
manuscript, juga yang paling kuno, menggunakan bentuk jamak.
* penggunaan
bentuk tunggal ini menyebabkan kalimat ay 13 ini jadi aneh / tidak natural.
* kalau
dikatakan bahwa bentuk tunggal ini perlu karena kalau tidak, Yohanes tidak
pernah berbicara tentang kelahiran Yesus dari perawan, maka jawabannya adalah:
Yohanes menekankan keilahian Yesus, sehingga tidak jadi soal kalau ia tidak
membicarakan kelahiran Kristus. Yohanes tidak perlu mengulang ajaran yang sudah
diajarkan oleh Matius dan Lukas.
Jadi jelas bahwa text yang benar adalah who were born dan
ini menunjuk pada kelahiran baru dari orang-orang percaya.
b)
‘Bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
laki-laki, melainkan dari Allah’.
Ini menunjukkan bahwa dalam persoalan kelahiran baru, hal-hal
jasmani (seperti darah, nafsu sex dsb) sama sekali tidak punya peranan.
Kelahiran baru merupakan pekerjaan Allah saja!
Ay 14:
1)
‘Firman itu telah menjadi manusia’.
a) ‘Menjadi’.
Kata ‘menjadi’ bisa digunakan dalam 2 arti:
· kalau
kita berkata ‘nasi sudah menjadi bubur’, maka itu berarti bahwa
mula-mula hanya ada nasi , dan setelah itu hanya ada bubur, sedangkan nasinya
hilang / tidak ada lagi.
· kalau
saya berkata ‘tahun lalu saya menjadi pendeta’, maka itu berarti
mula-mula ada saya, dan setelah itu saya tetap ada / tidak hilang, tetapi lalu
ditambahi dengan jabatan pendeta .
Kalau kita berbicara tentang ‘Firman / Allah yang menjadi
manusia’, maka kita harus mengambil arti ke 2 dari kata ‘menjadi’
tersebut! Pada waktu Allah menjadi manusia, keilahian Yesus tidak hilang (bahkan
tidak berkurang sedikitpun), tetapi Ia ketambahan hakekat manusia pada diriNya.
b) ‘Manusia’.
NIV/NASB: flesh (= daging).
Kata Yunaninya adalah SARX, yang artinya memang adalah flesh
/ daging.
Bahwa William Barclay menterjemahkan person (= pribadi)
betul-betul adalah sesuatu yang tidak masuk akal!
Dalam tulisan Paulus, kata ‘daging’ sering menunjuk pada
keberdosaan kita (misalnya: Gal 5:16,17,19). Tetapi dalam ay 14 ini
kata ‘daging’ merupakan synecdoche (= suatu gaya bahasa dimana yang
sebagian mewakili seluruhnya), dan menunjuk pada seluruh manusia (the whole
man), yaitu baik tubuh maupun jiwa / roh (bandingkan dengan Maz 145:21
dimana kata ‘makhluk’ dalam bahasa Ibraninya adalah BASHAR, yang arti
sebenarnya adalah ‘daging’).
Jadi, kalimat ‘Firman telah menjadi daging’ itu tidak boleh
diartikan seakan-akan Yesus hanya mempunyai tubuh manusia, tetapi tidak
mempunyai jiwa / roh manusia (bandingkan dengan ajaran Apollinarianism di
bawah).
Bahwa Yesus mempunyai jiwa / roh manusia terlihat dari:
· Ibr 2:14-17
menunjukkan bahwa dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan manusia. Ini
jelas menunjukkan Ia harus juga mempunyai jiwa / roh manusia.
Gregory Nazianzus: “For that which is not taken up is not
healed” (= karena apa yang tidak diambil tidak disembuhkan).
Cyril of Alexandria: “That which is not assumed is not
saved” (= apa yang tidak diambil tidak diselamatkan).
Kedua kalimat di atas ini maksudnya sama. Mereka berkata bahwa pada
waktu Anak Allah berinkarnasi, Ia harus mengambil seluruh manusia. Kalau ada
satu bagian dari manusia yang tidak diambil oleh Kristus, maka bagian itu tidak
ditebus dan karena itu tidak disembuhkan / diselamatkan.
Karena itu, Yesus harus mengambil jiwa / roh manusia!
· Mat 26:38-39
menunjukkan bahwa Yesus mempunyai perasaan dan kehendak manusia. Ini jelas
menunjuk pada jiwa manusia. Disamping itu, kata ‘hatiKu’ dalam Mat 26:38
seharusnya adalah ‘jiwaKu’!
· Luk 1:80
(NASB): to become strong in Spirit (= menjadi kuat dalam Roh).
· Luk 23:46
(NASB): Father, into Thy hands I commit My spirit (= Bapa, kedalam
tanganMu Kuserahkan rohKu).
· Yoh 11:33
(NASB): He was deeply moved in spirit (= Ia sangat tergerak dalam roh).
· Yoh 12:27
- ‘JiwaKu’.
· Yoh 13:21
(NASB): He became troubled in spirit (= Ia menjadi susah dalam roh).
· Yoh 19:30
(NASB): ... gave up His spirit (= menyerahkan rohNya).
c) Ajaran-ajaran sesat dalam persoalan inkarnasi
Kristus:
· Docetism.
Nama ini berasal dari kata bahasa Yunani DOKEIN [= to seem to be
(= kelihatannya)].
Ajaran ini mengatakan bahwa Yesus cuma kelihatannya saja mempunyai
tubuh manusia, tetapi sebetulnya itu bukan betul-betul tubuh.
Mengapa ada orang yang bisa mempunyai pandangan seperti itu? Karena
mereka dilatarbelakangi oleh filsafat Yunani yang menganggap bahwa Allah yang
suci / murni tidak bisa menyentuh matter (= zat / bahan).
Mereka percaya bahwa Yesus adalah Allah, dan karena itu mereka
beranggapan tidak mungkin Allah itu bersatu dengan tubuh (yang jelas adalah matter).
Karena itulah mereka lalu mengatakan bahwa tubuh Yesus bukan betul-betul tubuh.
Ay 14 ini, dan juga 1Yoh 4:2-3 jelas menentang Docetism ini.
· Apollinarianism.
Yesus dipercaya sebagai Allah dan manusia, tetapi jiwa / pikiranNya
dari LOGOS dan bersifat ilahi.
· Anabaptist.
Ajaran ini mengatakan bahwa Yesus adalah Allah dan Ia juga
adalah manusia, baik tubuh maupun jiwa / roh. Tetapi human nature (=
hakekat manusia) Yesus ini Ia bawa dari surga. Dengan kata lain Yesus bukan
betul-betul anak dari Maria; Ia hanya semacam ‘bayi tabung’ yang made in
heaven (= buatan surga) yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, dan lalu
dilahirkan oleh Maria.
Ini jelas juga ajaran yang salah / sesat, karena:
* Ini
berarti bahwa Yesus bukan betul-betul keturunan Daud, maupun Abraham, maupun
Adam dan Hawa (bandingkan dengan Ro 1:3 Ro 9:5 Kej 12:3
Kej 3:15).
* Ini
berarti Yesus cuma serupa dengan kita, tetapi secara organic
sama sekali tidak berhubungan dengan kita, sehingga Ia tidak mungkin menebus
kita (bdk. Ibr 2:14-17).
2)
‘Diam di antara kita’ dan ‘kita telah melihat kemuliaanNya’.
a)
Kata ‘diam’ dalam bahasa Yunaninya adalah ESKENOSEN, yang arti sebetulnya
adalah tabernacled (= berkemah).
Bandingkan dengan Kel 25:8 Kel 40:34 1Raja-raja
8:10 Yoh 2:19.
b) ‘Kita telah melihat kemuliaanNya’.
Kata ‘kita’ seharusnya adalah ‘kami’ karena kalimat ini
merupakan kesaksian Yohanes, yang bersama Yakobus dan Petrus (bdk. 2Pet 16-18),
telah melihat bagaimana Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:1-dst).
3)
‘Penuh kasih karunia dan kebenaran’.
Seorang penafsir mengatakan:
“No
where do we see more clearly what the grace of God means than in the Word made
flesh” (= tak ada tempat dimana kita bisa
melihat kasih karunia Allah dengan lebih jelas dari pada di dalam Firman yang
menjadi daging) - Leon
Morris - NICNT.
Penafsir yang sama melanjutkan:
“The
Word is the revelation of truth as well as of grace”
(= Firman adalah wahyu / penyataan kebenaran maupun kasih karunia).
-AMIN-
e-mail us at [email protected]