(Rungkut
Megah Raya Blok D No 16)
Minggu,
tgl 8 Juni 2014, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP:
7064-1331 / 6050-1331)
Saksi
Yehuwa mempercayai Roh Kudus hanya sebagai kuasa / tenaga Allah yang tidak
berpribadi, sebetulnya sudah dengan jelas menunjukkan bahwa mereka tidak
mempercayai Roh Kudus sebagai Allah / pribadi ketiga dari Allah Tritunggal.
Tetapi
mereka juga mengatakan hal itu secara explicit. Dalam buku ‘Haruskah Anda
Percaya Kepada Tritunggal?’, dikatakan:
·
“Berbagai
sumber mengakui bahwa Alkitab tidak mendukung gagasan bahwa roh kudus adalah
pribadi ketiga dari suatu Tritunggal” - hal 22.
·
“Jadi,
orang-orang Yahudi maupun orang-orang Kristen yang mula-mula tidak memandang roh
kudus sebagai bagian dari suatu Tritunggal. Ajaran itu muncul berabad-abad
kemudian” - hal 22.
·
“Roh kudus tidak setara dengan
Allah tetapi selalu dipakai olehNya dan lebih rendah daripada Dia”
- hal 23.
1)
Mark 13:32.
Mereka
menggunakan Mark 13:32 sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Roh Kudus tidak
maha tahu, dan karena itu Ia jelas bukan Allah.
“Mrk.
13:32: ‘Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.’ (Tentu
tidak akan demikian halnya andai kata Bapa, Anak dan Roh Suci setara, membentuk
satu Tuhan. Dan andai kata, seperti dikatakan beberapa orang, Anak tidak tahu
karena dibatasi oleh sifat manusiawinya, masih timbul pertanyaan, Mengapa Roh
Suci tidak tahu?)” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 397.
Tanggapan
saya:
a)
Ketunggalan Bapa, Anak, dan Roh Kudus, tidak memungkinkan penafsiran
Saksi Yehuwa tersebut di atas.
Mark 13:32
memang mengatakan bahwa hanya Bapa saja yang tahu tentang hari Tuhan.
Tetapi perlu diingat bahwa dalam doktrin Allah Tritunggal, Anak dan Roh Kudus
itu satu dengan Bapa. Jadi, pada waktu dikatakan ‘hanya Bapa saja’,
dalam kata-kata itu pasti tercakup Yesus (sebagai Allah!) dan Roh Kudus. Jadi,
untuk ayat-ayat yang berkenaan dengan ‘Tritunggal’,
kadang-kadang kita harus menekankan ‘Tri’nya,
tetapi kadang-kadang kita harus menekankan ‘tunggal’nya!
Di sini kita harus menekankan ‘tunggal’nya.
Hal
yang sama terjadi dalam 1Kor 8:4-6 - “(4)
Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: ‘tidak ada berhala di
dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.’ (5) Sebab
sungguhpun ada apa yang disebut ‘allah’, baik di sorga, maupun di bumi - dan
memang benar ada banyak ‘allah’ dan banyak ‘tuhan’ yang demikian - (6)
namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya
berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja,
yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang
karena Dia kita hidup.”.
Kata-kata
‘tidak ada
Allah lain dari pada Allah yang esa’ dan ‘hanya
ada satu Allah saja, yaitu Bapa’ tidak boleh diartikan bahwa Yesus dan Roh
Kudus bukan Allah. Baik Yesus maupun Roh Kudus satu dengan Bapa, dan karena itu
Mereka tercakup dalam ungkapan itu. Juga kata-kata ‘satu Tuhan saja, yaitu Yesus
Kristus’
tidak boleh diartikan bahwa Bapa dan Roh Kudus bukan Tuhan, karena Mereka
tercakup dalam ungkapan itu.
b)
Bdk. 1Kor 2:10-11 - “(10)
Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki
segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa
gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia
selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada
orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”.
Ayat
ini mengatakan bahwa Roh Kudus tahu apa yang ada dalam diri Allah. Jadi, kalau
Allah mempunyai pengetahuan tentang hari Tuhan, tidak mungkin Roh Kudusnya tidak
tahu tentang hal itu.
2)
Kata THEOS (= God
/ Allah) dan HO THEOS (= the
God
/ sang Allah) tidak pernah dipakai terhadap Roh Kudus.
Saksi-Saksi
Yehuwa berkata: “Karl
Rahner, S. J. dalam Theological
Investigations
mengakui bahwa ‘THEOS (Allah) tetap tidak pernah digunakan untuk Roh,’ dan:
‘HO THEOS (secara aksara, Allah itu) tidak pernah digunakan dalam Perjanjian
Baru untuk membicarakan tentang PNEUMA HAGION (roh suci).’”
- ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 399.
Tanggapan
saya:
a)
Fanatisme terhadap kata-kata HO THEOS.
Karl
Rahner ini adalah ‘teolog’ Katolik yang sama dengan yang mengatakan bahwa
Yesus juga tidak pernah disebut sebagai HO THEOS (‘Haruskah Anda Percaya
Kepada Tritunggal?’, hal 28-29).
Catatan: saya tak tahu mereka mengutip dengan benar
atau tidak, karena Saksi-Saksi Yehuwa sering melakukan pengutipan sebagian, yang
menyebabkan artinya menjadi sangat berbeda dengan yang seharusnya.
Rupanya
‘teolog’ ini berpendapat bahwa supaya bisa dianggap sebagai Allah yang
sungguh-sungguh, harus disebut dengan istilah HO THEOS, dan sebaliknya, kalau
disebut HO THEOS maka itu pasti Allah yang sejati.
Ini
merupakan suatu perumusan ciptaan sendiri, dan tidak mempunyai dasar Kitab Suci,
dan merupakan suatu fanatisme yang bodoh terhadap kata-kata HO THEOS.
Fanatisme
terhadap istilah HO THEOS ini jelas merupakan pandangan yang bodoh, karena dalam
2Kor 4:4 setan disebut dengan istilah HO THEOS.
2Kor 4:4 - “yaitu
orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,
yang adalah gambaran Allah.”.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘ilah’
di sini adalah HO THEOS (= the God / sang Allah)!
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the god’ (= sang
allah).
NWT: ‘the god’.
TDB: ‘allah’.
Jelas bahwa di sini kata itu tidak menunjuk kepada Allah yang sejati,
tetapi menunjuk kepada setan.
b)
Roh Kudus pernah disebut dengan istilah ‘God’ (= Allah) atau bahkan ‘the God’
(= sang Allah), sekalipun tidak secara langsung.
1.
1Kor 3:16-17 - “(16) Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di
dalam kamu? (17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah
akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah
kamu.”.
Dalam
ay 16a Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’
(= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘Roh Allah diam di dalam
kamu’.
Kalau memang tubuh kita adalah ‘bait
/ rumah Allah’, maka itu seharusnya berarti bahwa ‘Allah’lah
yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan ‘Roh Allah’
(= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita. Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus
itu adalah Allah! Dan untuk kata ‘Allah’
dalam ay 16a ini digunakan kata Yunani THEOU (God
/ Allah).
Lalu
dalam ay 17 kata ‘bait
Allah’ itu muncul lagi 2 x (seharusnya hanya 2 x bukan 3 x seperti dalam Kitab
Suci Indonesia), dan di situ untuk kata ‘Allah’
digunakan kata Yunani TOU THEOU, yang artinya ‘the
God’.
Jadi, jelas bahwa Roh Kudus disebut TOU THEOU atau ‘the
God’.
2.
Kis 5:3-4 - “(3) Tetapi Petrus berkata:
‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh
Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah
itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah
hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu
dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.’”.
Perhatikan
bahwa dalam ay 3 Petrus berkata bahwa Ananias mendustai ‘Roh
Kudus’,
tetapi dalam ay 4 Petrus mengatakan bahwa Ananias mendustai ‘Allah’.
Jelas bahwa dari sini harus disimpulkan bahwa ‘Roh
Kudus’ itu adalah ‘Allah’.
Dan kata ‘Allah’
dalam ay 4 itu adalah TO THEO (= the
God
/ sang Allah).
Catatan:
jangan terlalu mempersoalkan perbedaan antara THEOU dengan THEOS,
atau antara HO THEOS dengan TO THEO. Kalau dalam bahasa Inggris maka kata
‘he’ (sebagai subyek) berubah menjadi ‘him’ kalau digunakan
sebagai obyek, dan berubah menjadi ‘his’ kalau digunakan sebagai kata ganti empunya.
Dalam bahasa Yunani bukan hanya kata ganti orang yang bisa berubah seperti itu.
Semua kata benda, nama, dan juga definite article / kata sandang tertentu,
dalam bahasa Yunani bisa berubah-ubah bentuknya tergantung posisinya dalam
kalimat.
3)
Roh Kudus tidak pernah disebut Maha kuasa.
Saksi-Saksi
Yehuwa mengatakan: “Kata
Ibrani SHADDAI dan kata Yunani PANTOKRATOR, kedua-duanya diterjemahkan
‘Mahakuasa.’ Kedua kata dari bahasa asal ini berulang kali diterapkan pada
Yehuwa, sang Bapa. (Kel 6:3; Why. 19:6) Kedua-duanya tidak pernah diterapkan
kepada Yesus maupun roh suci” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’,
hal 398.
Tanggapan saya:
Roh
Kudus jelas maha kuasa (ini akan saya tunjukkan belakangan), tetapi itu tidak
berarti bahwa istilah SHADDAY ataupun PANTOKRATOR harus digunakan terhadap Dia.
Kitab Suci bisa menunjukkan kemahakuasaan Roh Kudus dengan cara lain, dan kita
tidak mempunyai hak untuk mengatur Allah bagaimana Ia harus menunjukkan
kemahakuasaan Roh Kudus dalam Kitab Suci.
Mungkin
tidak ada satu ayatpun dalam Kitab Suci yang secara explicit menyatakan bahwa
Roh Kudus adalah Allah. Tetapi dari perbandingan ayat dengan ayat kita bisa
menyimpulkan bahwa Kitab Suci memang mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah Allah.
1)
Kitab Suci menggunakan sebutan ‘Roh
Kudus’
dan ‘Allah’
/ ‘Tuhan’
(ADONAY) / ‘TUHAN’
(Yahweh) secara interchangeable
(= bisa dibolak-balik).
Contoh:
a)
Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27.
Yes 6:8-10
- “(8)
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan
siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah
aku!’. (9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada
bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan
buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh.’”.
Kis 28:25-27
- “(25)
Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi
Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan
Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: (26)
Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar,
namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
(27) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan
matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga
Aku menyembuhkan mereka.”.
Kalau
kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa
yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:26-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10.
Tetapi kalau dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan’
kepada nabi Yesaya, maka dalam Kis 28:25 Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampaikan oleh Roh
Kudus’
dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan
sendiri!
b)
Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7.
Ibr 3:7-11
- “(7)
Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu
mendengar suaraNya, (8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada
waktu pencobaan di padang gurun, (9) di mana nenek moyangmu mencobai Aku
dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu,
empat puluh tahun lamanya. (10) Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu,
dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, (11)
sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat
perhentianKu.’”.
Karena
kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka
kata-kata ‘mencobai
Aku’
berarti ‘mencobai
Roh Kudus’.
Sekarang
mari kita melihat Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr
3:7-11 di atas.
Maz 95:7b-11
- “(7b)
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suaraNya! (8) Janganlah keraskan hatimu
seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, (9)
pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatanKu. (10) Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kataKu:
‘Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal
jalanKu.’ (11) Sebab itu Aku bersumpah dalam murkaKu: ‘Mereka takkan masuk
ke tempat perhentianKu.’”.
Sekalipun
kedua text di atas hampir identik, tetapi dalam Maz 95:7b-11 itu ada
tambahan informasi yang tidak diberikan dalam Ibr 3:7-11, yaitu bahwa
peristiwa itu terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa di Masa dan Meriba itu
diceritakan dalam Kel 17:1-7.
Sekarang
perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi: “Dinamailah tempat itu Masa dan
Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai
TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau
tidak?’”.
Jadi
di sini dipakai istilah ‘mencobai
TUHAN (Yahweh)’,
padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Kudus’.
Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN / Yahweh!
c)
Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34.
Ibr 10:15-17
- “(15)
Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (16)
sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan
mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh
hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (17) dan
Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”.
Yer 31:33-34
- “(33)
Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah
firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi
umatKu. (34) Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar
saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil,
akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.’”.
Jelas
terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya)
dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu
diucapkan oleh TUHAN / Yahweh
(perhatikan kata-kata ‘firman
TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan
bahwa itu merupakan ‘kesaksian
/ firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b).
Disamping
itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat
dalam batin umatNya, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah
TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan
dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum dalam
hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.
Semua
ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh
sendiri!
d)
Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9a yang berbunyi sebagai
berikut: “(3) Tetapi Petrus berkata:
‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh
Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah
itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah
hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu
dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.
... (9a) Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh
Tuhan (TDB:
‘roh Yehuwa’)?’”.
Perhatikan
bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh
Kudus’, maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Allah’.
Lalu dalam Kis 5:9a Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai Roh Tuhan (TDB:
‘roh Yehuwa’)’.
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!
e)
Mari kita melihat 1Kor 3:16 dan 1Kor 6:19.
1Kor 3:16
- “Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di
dalam kamu?”.
1Kor 6:19
- “Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri?”.
Dalam
1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’
(= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah diam di
dalam kamu’.
Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti
bahwa ‘Allah’lah
yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan ‘Roh Allah’
yang tinggal di dalam kita.
Dan
dalam 1Kor 6:19 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait
Roh Kudus’.
Semua
ini menunjukkan bahwa Roh Kudus / Roh Allah adalah Allah!
Tentang
1Kor 3:16, Calvin berkata: “In this
passage we have an explicit testimony for maintaining the divinity of the Holy
Spirit. For if he were a creature, or merely a gift, he would not make us
temples of God, by dwelling in us”
(= Dalam text ini kita mempunyai kesaksian yang explicit untuk mempertahankan
keilahian dari Roh Kudus. Karena seandainya Ia hanya suatu ciptaan, atau
semata-mata suatu karunia, maka tinggalnya Ia di dalam diri kita tidak akan
menjadikan kita Bait Allah) - hal 143.
f)
Yes 40:13-14 - “(13)
Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya
sebagai penasihat? (14) Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat
pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan,
atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak
dengan pengertian?”.
Dengan membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita
simpulkan bahwa ‘Roh
TUHAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ / YAHWEH dalam Yes 40:14.
g)
Yes 63:7-14 - “(7)
Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN
yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan
kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukanNya kepada mereka sesuai
dengan kasih sayangNya dan sesuai dengan kasih setiaNya yang besar. (8) Bukankah
Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku
curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka.
Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan
mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasihNya dan belas kasihanNya. Ia
mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (10) Tetapi mereka
memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh
mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka. (11) Lalu teringatlah mereka
kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hambaNya itu: Di manakah Dia yang membawa
mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing dombaNya? Di
manakah Dia yang menaruh Roh KudusNya dalam hati mereka; (12) yang dengan
tanganNya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan
mereka untuk membuat nama abadi bagiNya; (13) yang menuntun mereka melintasi
samudera raya seperti kuda melintasi padang gurun? Mereka tidak pernah
tersandung, (14) seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN
membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umatMu untuk
membuat nama yang agung bagiMu.”.
Mulai ay 7 subyek pembicaraan adalah ‘TUHAN’
/ Yahweh, dan mulai ay 10-14,
pada satu sisi terjadi semacam pencampur-adukan istilah ‘Roh
Kudus’, ‘Roh
Tuhan’, dan ‘TUHAN’ / Yahweh sendiri, karena
semua digambarkan memimpin bangsa Israel, tetapi pada sisi lain, istilah ‘Roh KudusNya’, dan ‘Roh
TUHAN’ kelihatannya juga membedakan ‘Roh
Kudus’ itu dengan ‘TUHAN’ / Yahweh. Ini bukan
kontradiksi. Ditinjau dari sudut hakekat, Allah Tritunggal hanya mempunyai satu
hakekat, tetapi ditinjau dari sudut pribadi, Allah Tritunggal terdiri dari 3
pribadi yang berbeda (distinct).
2)
Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah
seperti:
a)
Kekal.
Ibr 9:14 -
“betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan
diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita
dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”.
b)
Mahaada.
Maz 139:7-10 -
“(7)
Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari
hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang
dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana
tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku.”.
c)
Mahatahu.
1.
1Kor 2:10-11 - “(10)
Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki
segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa
gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia
selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada
orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”.
1Kor 2:10-11
yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas
menunjukkan bahwa Roh Kudus itu mahatahu!
2.
Yes 40:13 - “Siapa yang
dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat?”.
d)
Mahakuasa.
1.
Mat 12:28 - “Tetapi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa
Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”.
Catatan:
Kata ‘kuasa’
yang saya coret itu seharusnya tidak ada.
Ayat
ini meninjau Yesus sebagai manusia, dan karena itu tidak dikatakan bahwa Ia
mengusir setan dengan kuasaNya sendiri, tetapi dengan Roh Kudus. Bahwa Roh Kudus
bisa mengusir setan, menunjukkan kemahakuasaanNya.
2.
Juga fakta bahwa Roh Kudus juga adalah Pencipta (Kej 1:2
Ayub 33:4), menunjukkan bahwa Ia maha kuasa.
Jadi,
sekalipun Kitab Suci tak pernah secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus itu
‘maha kuasa’, tetapi jelas bahwa Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai
maha kuasa.
e)
Suci.
Ini
terlihat dari:
1.
Sebutan ‘kudus’.
2.
Yes 63:10 - “Tetapi
mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi
musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.”.
Bahwa
pemberontakan / dosa manusia mendukakan Roh Kudus, menunjukkan bahwa Ia suci.
3)
Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan
ilahi seperti:
a)
Penciptaan (Kej 1:2 Ayub
33:4 Maz 8:4
Ayub 26:13).
1.
Kej 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong;
gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.”.
Tak
ada alasan Kitab Suci menggambarkan kehadiran Roh Kudus pada saat penciptaan
itu, kalau Ia tidak ikut melakukan penciptaan tersebut.
2.
Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan
nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.”.
3.
Maz 8:4 - “Jika aku melihat langitMu, buatan
jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:”.
Dengan
membandingkan Luk 11:20 dengan ayat paralelnya, yaitu Mat 12:28, kita
bisa menarik kesimpulan bahwa ‘jari
Allah’ itu adalah ‘Roh
Allah’ / ‘Roh
Kudus’.
Luk 11:20
- “Tetapi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan
Allah sudah datang kepadamu.”.
KJV: ‘with the finger of God’ (= dengan jari Allah).
RSV/NIV/NASB: ‘by the finger of God’ (= oleh jari Allah).
Mat 12:28
- “Tetapi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”.
Kata
‘kuasa’
yang saya coret itu seharusnya tidak ada.
4.
Ayub 26:13 - “Oleh nafasNya langit menjadi
cerah, tanganNya menembus ular yang tangkas.”.
Kata yang diterjemahkan ‘nafas’ di sini adalah RUAKH, dan karena itu KJV menterjemahkan ‘spirit’ (= roh).
KJV: ‘By his spirit he hath garnished the heavens’ (= Oleh RohNya Ia telah menghias langit).
b)
Melahirbarukan.
Yoh
3:5-6 - “(5)
Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. (6) Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah
roh.”.
c)
Mengampuni dosa.
Ibr 10:15-17
- “(15)
Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (16)
sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan
mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh
hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (17) dan Aku
tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”.
Ini
menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa, dan karena
hanya Allah yang bisa mengampuni dosa (Mark 2:7), maka jelas bahwa Roh
Kudus adalah Allah.
d)
Membangkitkan Kristus, dan / atau menghidupkan tubuh kita yang fana.
Ro 8:11
- “Dan jika Roh
Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam
kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati,
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di
dalam kamu.”.
John
Murray (NICNT): “The Spirit referred to is none other
than the Holy Spirit. He that ‘raised up Jesus from the dead’ is without
question the Father ... The Father is the specific agent in the resurrection of
Christ. Since the Holy Spirit is called ‘the Spirit of him that raised up
Jesus from the dead’, this means that the Holy Spirit sustains a close
relationship to the Father in that specific action which belongs par excellence
to the Father in the economy of redemption. Just as the Holy Spirit is the
Spirit of Christ because of the intimacy of relation he sustains to Christ in
the messianic office which the name ‘Christ’ denotes, so he is the Spirit of
the Father because of the intimacy of relation he sustains to the Father in the
raising up of Jesus. ... The text followed by the version expressly indicates
that the Holy Spirit will be active in the resurrection - ‘through his Spirit
that dwelleth in you’. Though the Father is the specific agent in the
resurrection of the believers as in that of Christ, this does not exclude the
agency of the Holy Spirit. ... Hence if the Holy Spirit is active in the
resurrection of believers, it would follow that he was also active in the
resurrection of Christ. For the latter is the basic and the pattern for the
former” (= Roh yang
ditunjuk bukan lain dari Roh Kudus. Dia yang ‘membangkitkan Yesus dari orang
mati’, tidak diragukan adalah sang Bapa. Bapa adalah agen spesifik dalam
kebangkitan Kristus. Karena Roh Kudus disebut ‘Roh dari Dia yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati’, ini berarti bahwa Roh Kudus
mempertahankan suatu hubungan yang dekat dengan Bapa, dalam tindakan spesifik
itu, yang terutama menjadi milik dari Bapa dalam pengaturan penebusan. Sama
seperti Roh Kudus adalah Roh Kristus karena hubungan yang intim yang Ia
pertahankan dengan Kristus dalam jabatan sebagai Mesias yang ditunjukkan oleh
nama ‘Kristus’, demikian pula Ia adalah Roh Bapa karena hubungan yang intim
yang Ia pertahankan dengan Bapa dalam membangkitkan Yesus. ... Text itu
selanjutnya menunjukkan secara jelas bahwa Roh Kudus akan aktif dalam
kebangkitan - ‘melalui / oleh RohNya yang diam dalam kamu’. Sekalipun Bapa
adalah agen spesifik dalam kebangkitan dari orang-orang percaya seperti dalam
kebangkitan Kristus, ini tidak membuang / menyingkirkan Roh Kudus dari urusan
itu. ... Karena itu, jika Roh Kudus itu aktif dalam kebangkitan orang-orang
percaya, maka Ia juga aktif dalam kebangkitan Kristus. Karena yang terakhir ini
adalah dasar dan pola dari yang pertama) - hal 291,292.
William
Hendriksen: “In verse 11 the subject ‘He who
raised Jesus - or Christ - from the dead,’ refers, of course, to the Father.
... But note how very closely the two other persons of the Holy Trinity are
related to the Father, hence also to each other. That the Father acts through
the Spirit is plainly stated in verse 11. That even Jesus himself did not remain
entirely passive in his resurrection is implied in John 10:17,18” (= Dalam ay
11 subyek dari ‘Dia yang membangkitkan Yesus - atau Kristus - dari antara
orang mati’, tentu menunjuk kepada Bapa. ... Tetapi perhatikan betapa sangat
dekatnya kedua pribadi yang lain dari Tritunggal yang Kudus berhubungan dengan
Bapa, dan karena itu juga satu sama lain. Bahwa Bapa bertindak melalui Roh
dinyatakan dengan jelas dalam ayat 11. Bahwa bahkan Yesus sendiri tidak tinggal
pasif sepenuhnya dalam kebangkitanNya dinyatakan secara tak langsung / implicit dalam Yoh
10:17-18)
- hal 253.
Charles Hodge: “The
argument of the apostle is, that the same Spirit which was in Christ, and raised
him from the dead dwells in us, even in our bodies (1Cor. 6:19), and will
assuredly raise us up. ... The same Spirit which raised Christ’s body from the
grave, shall also quicken our mortal bodies” [= Argumentasi dari sang rasul adalah bahwa
Roh yang sama yang ada di dalam Kristus, dan membangkitkan Dia dari antara orang
mati, tinggal di dalam kita, yaitu di dalam tubuh kita (1Kor 6:19), dan pasti
akan membangkitkan kita. ... Roh yang sama yang membangkitkan tubuh Kristus dari
kubur, juga akan menghidupkan tubuh kita yang fana] - hal 260.
Ini
semua jelas juga menunjukkan kemahakuasaan dari Roh Kudus. Sekali lagi saya
tegaskan bahwa sekalipun tidak pernah dikatakan secara explicit
dalam Kitab Suci bahwa Roh Kudus itu maha kuasa, dan sekalipun Roh Kudus tidak
pernah disebut dengan istilah Ibrani SHADDAY ataupun istilah Yunani PANTOKRATOR,
yang artinya ‘mahakuasa’, tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Roh
Kudus menunjukkan bahwa Ia maha kuasa. Kitab Suci tidak harus menunjukkan
kemaha-kuasaan Roh Kudus dengan menggunakan kata SHADDAY atau PANTOKRATOR. Kitab
Suci bebas menunjukkannya dengan cara lain.
4)
Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan
Anak, seperti dalam:
a)
Mat 28:19 - “Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus,”.
b)
2Kor 13:13 - “Kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus
menyertai kamu sekalian.”.
Memang
kalau ada 3 nama diletakkan dalam satu ayat / text, itu tidak harus membuktikan
bahwa ketiganya setingkat. Tetapi dalam kasus-kasus tertentu, 3 nama yang
diletakkan berjajar bisa menunjukkan bahwa mereka setingkat. Misalnya kalau
dikatakan ada konperensi tingkat tinggi 3 negara, maka kalau negara yang satu
mengirimkan kepala negara, maka pasti kedua negara yang lain juga demikian.
Kalau negara yang satu mengirim menteri luar negeri, maka pasti kedua negara
yang lain juga demikian. Dan perlu diperhatikan bahwa dalam Mat 28:19 nama
Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi
dalam formula baptisan, yang merupakan sesuatu yang sakral. Adalah aneh, bahkan
tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama
Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang
bukan Allah, bahkan bukan pribadi). Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus
menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa
sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus, yang
lagi-lagi merupakan sesuatu yang sakral. Karena itu, text-text ini bisa
dijadikan dasar bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat. Dan ini
membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!
-o0o-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali