Kebaktian

(Minggu, tgl 11 Maret 2007)

Persekutuan ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3, Surabaya)

 

 Pdt. Budi Asali, M.Div.

 

Golgota(3)

Yesus disalibkan bersama dengan 2 penjahat.

 

Mat 27:38 - “Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiriNya”.

Mark 15:27-28 - “(27) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kananNya dan seorang di sebelah kiriNya. (28) [Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: ‘Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.’]”.

Luk 23:32-33 - “(32) Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. (33) Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kananNya dan yang lain di sebelah kiriNya”.

Yoh 19:17-18 - “(17) Sambil memikul salibNya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. (18) Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah”.

 

I) Yesus dihukum mati melalui penyaliban. 

1)  Pemikulan salib. 

a)  Dalam Matius, Markus, dan Lukas, diceritakan adanya Simon dari Kirene yang membantu memikul salib Yesus pada saat Yesus sudah tidak kuat lagi memikul salibNya. Dalam Yohanes hal ini tidak diceritakan. Ini bukan kontradiksi; Yohanes tidak wajib menceritakan semua detail.

 

b)       Mengambil jalan sejauh mungkin.

Matthew Henry: “To add to his misery, they obliged him as long as he was able, to carry his cross (v. 17), according to the custom among the Romans” [= Untuk menambah penderitaanNya, mereka mengharuskanNya sejauh yang Ia mampu, untuk memikul salibNya (ay 17), sesuai dengan kebiasaan di antara orang-orang Romawi].

 

c)       Ini merupakan penderitaan yang hebat.

Matthew Henry: “As a part of his sufferings; he endured the cross literally. It was a long and thick piece of timber that was necessary for such a use, and some think it was neither seasoned nor hewn. The blessed body of the Lord Jesus was tender, and unaccustomed to such burdens; it had now lately been harassed and tired out; his shoulders were sore with the stripes they had given him; every jog of the cross would renew his smart, and be apt to strike the thorns he was crowned with into his head; yet all this he patiently underwent, and it was but the beginning of sorrows” (= Sebagai bagian dari penderitaanNya; Ia menahan salib secara hurufiah. Itu merupakan kayu / pohon yang panjang dan tebal yang perlu untuk penggunaan seperti itu, dan sebagian orang beranggapan bahwa kayu / pohon itu tidak dihaluskan atau dibentuk. Tubuh Tuhan Yesus yang terpuji itu lembut, dan tidak terbiasa pada beban seperti itu; tubuh itu saat itu telah disiksa dan diletihkan; pundakNya luka-luka dengan bilur-bilur yang mereka berikan kepadaNya; setiap sentakan dari salib itu memperbaharui rasa sakitNya, dan mungkin / condong untuk memukul duri-duri dengan mana Ia dimahkotai pada kepalaNya; tetapi semua ini Ia alami dengan sabar, dan itu baru merupakan permulaan kesedihan / penderitaanNya).

 

d)       Ini merupakan teladan bagi kita, karena kita juga harus ‘memikul salib’.

Matthew Henry: “Our Master hereby taught all his disciples to take up their cross, and follow him. Whatever cross he calls us out to bear at any time, we must remember that he bore the cross first” (= Tuan / Guru kita dengan ini mengajar semua muridNya untuk memikul salib mereka, dan mengikuti Dia. Apapun salib yang Ia panggil kita untuk memikulnya pada saat manapun, kita harus ingat bahwa Ia memikul salib lebih dulu).

 

Mat 16:24 - “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.

 

2)  Yesus digiring / dibawa ke tempat penyaliban.

 

a)  Yesus digiring dan disalibkan tanpa perlawanan, dan ini menggenapi nubuat Kitab Suci tentang hal itu.

Matthew Henry mengatakan bahwa penggiringanNya ke tempat penyaliban tidak menunjukkan bahwa Ia melakukan perlawanan apapun, dan dengan demikian Kitab Suci digenapi.

Yes 53:7 - “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya”.

 

b)  Kitalah yang seharusnya digiring ke tempat eksekusi, tetapi Ia digiring bagi kita supaya kita lolos dari hal itu.

Matthew Henry: “We deserved to have been led forth with the workers of iniquity as criminals to execution, .... But he was led forth for us, that we might escape” (= Kita layak untuk digiring dengan pembuat-pembuat kejahatan sebagai kriminil-kriminil ke tempat eksekusi, ... Tetapi Ia digiring bagi kita, supaya kita bisa lolos).

 

3)  Penyaliban Yesus merupakan hal terpenting dalam sejarah.

 

Manford George Gutzke: “The death of Jesus of Nazareth on Calvary’s cross considered with His resurrection is undoubtedly the most significant event that ever occurred in the history of man” (= Kematian Yesus dari Nazaret pada salib Kalvari dipertimbangkan dengan kebangkitanNya, tak diragukan lagi merupakan peristiwa yang paling penting / berarti yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia) - ‘Plain Talk on Matthew’, hal 231.

 

Salib / kematian Kristus dan kebangkitanNya jelas juga merupakan berita terpenting dalam Kitab Suci.

Bdk. 1Kor 15:3-4 - “(3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.

Karena itu, kalau ada gereja / pendeta / orang Kristen yang tak pernah / jarang memberitakan hal-hal ini, itu merupakan suatu kegilaan dan kesesatan!

 

4)  Penyaliban yang mengerikan menjadi berkat bagi kita yang percaya.

 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:35): “This punishment was deemed the most disgraceful and ignominious that was practiced among the Romans. It was the way in which slaves, robbers, and the most notorious and abandoned wretches were commonly put to death. ... it was the most ignominious punishment known, so it was the most painful” (= Hukuman ini dianggap yang paling memalukan dan tercela yang dipraktekkan di antara orang-orang Romawi. Ini biasanya merupakan cara dalam mana budak-budak, perampok-perampok, dan orang-orang yang terkenal dengan nama yang paling buruk, dan orang-orang buruk yang ditinggalkan, dibunuh. ... itu merupakan hukuman yang paling tercela / memalukan yang dikenal, dan itu juga merupakan hukuman yang paling menyakitkan).

 

Manford George Gutzke: “The scene in Matthew 27 is not beautiful from a human point of view. ... But this picture has brought peace to countless hearts and minds. In the presence of this picture, men’s lives have been changed, people have been set free from sin, homes have been reunited, friendship have been restored. ‘The Old Rugged Cross, so despised by the world, has a wondrous attraction for me.’” (= Pemandangan dalam Matius 27 tidaklah indah dari sudut pandang manusia. ... Tetapi gambaran ini telah membawa damai kepada hati dan jiwa yang tak terhitung jumlahnya. Di hadapan gambaran ini, kehidupan orang-orang telah diubahkan, orang-orang telah dibebaskan dari dosa, rumah-rumah tangga dipersatukan kembali, persahabatan telah dipulihkan. ‘Salib Tua yang Kasar, begitu dihina oleh dunia, mempunyai daya tarik yang luar biasa bagiku’) - ‘Plain Talk on Matthew’, hal 232.

 

II) Mengapa Yesus harus disalibkan?

 

1)  Manusia tidak bisa diselamatkan melalui perbuatan baik, atau dengan cara lain apapun juga, selain melalui penebusan Kristus. Jadi, dengan Yesus mati disalib untuk menebus dosa / memikul hukuman dosa umat manusia, maka Ia menjadi jalan satu-satunya melalui mana manusia bisa diselamatkan.

 

Johann Hieronymus Schroeder: “It has been the cross which has revealed to good men that their goodness has not been good enough” (= Saliblah yang telah menyatakan kepada orang-orang yang baik bahwa kebaikan mereka tidak cukup baik) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 145.

 

Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.

 

Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.

 

1Pet 2:24 - “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh”.

 

2)  Salib adalah hukuman / kematian yang terkutuk.

 

a)  Salib bukan hanya merupakan hukuman mati yang menyakitkan dan mengerikan, tetapi juga hukuman yang terkutuk.

Ul 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.

 

Sebetulnya, dalam Perjanjian Lama tidak dikenal hukuman salib, sehingga Ul 21:23 sebetulnya tidak menunjuk pada penyaliban, tetapi menunjuk pada orang yang dihukum mati pada sebuah tiang (digantung), atau orang yang setelah dihukum mati lalu mayatnya digantungkan pada sebuah tiang (bdk. Yos 8:29  Yos 10:26-27).

 

Tetapi Ul 21:23 ini, yang menyatakan bahwa ‘orang yang digantung terkutuk oleh Allah’, tentu juga berlaku terhadap orang yang disalib. Ini terbukti dari:

 

1.  Permintaan orang-orang Yahudi untuk menurunkan mayat Yesus dan kedua penjahat sebelum hari gelap.

Yoh 19:31 - “Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib - sebab Sabat itu adalah hari yang besar - maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan”.

Permintaan ini pasti didasarkan pada Ul 21:23a - “maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga”.

 

2.  Kata-kata Paulus dalam Gal 3:13, yang mengutip Ul 21:23 ini dan menerapkannya kepada penyaliban Kristus.

Gal 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.

Catatan: Kitab Suci Indonesia menggunakan kata ‘kayu salib’ dalam Gal 3:13b tetapi menggunakan kata ‘tiang’ dalam Ul 21:22-23. Tetapi dalam KJV/RSV/NIV/ NASB/NKJV, baik dalam Gal 3:13b maupun dalam Ul 21:22-23, kedua kata itu diterjemahkan sama, yaitu ‘tree’ (= pohon / tiang / salib).

 

b)       Mengapa Yesus harus mengalami kematian yang terkutuk?

 

1.  Karena kita sebagai orang berdosa terkutuk di hadapan Allah.

Gal 3:10 - “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’”.

Bdk. Ul 27:26 - “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!’”.

 

2.  Karena Yesus mau menggantikan kita memikul kutuk tersebut.

Pada waktu Kristus mati di atas kayu salib, Ia telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Pada saat itu, Dia yang tidak berdosa (dan karenanya tidak layak menerima kutuk!), telah menjadi kutuk karena kita (Gal 3:13a). Paulus bisa berkata bahwa Kristus telah menjadi kutuk, berdasarkan Ul 21:23 yang ia kutip dalam Gal 3:13b.

Karena itu, kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara pemenggalan, perajaman dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu penyaliban! Kalau Ia mati melalui cara-cara lain, maka Ia tidak bisa memikul kutuk yang ada pada kita!

Memang hukuman gantung sebetulnya juga terkutuk, tetapi Kristus tidak boleh mati melalui hukuman gantung karena kalau Ia mati karena hukuman gantung maka Ia tidak mencurahkan darah, sehingga tidak cocok dengan type-type dalam Perjanjian Lama tentang Kristus. Bdk. Ibr 9:22 - “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”.

 

Calvin: “we ought to consider, on the one hand, the dreadful weight of his wrath against sin, and, on the other hand, his infinite goodness towards us. In no other way could our guilt be removed than by the Son of God becoming a curse for us” (= kita harus mempertimbangkan, pada satu sisi, beban yang menakutkan dari murkaNya terhadap dosa, dan di sisi lain, kebaikanNya yang tak terhingga kepada kita. Tidak ada cara lain melalui mana kesalahan kita bisa disingkirkan dari pada dengan cara Anak Allah menjadi kutuk untuk kita) - hal 226.

 

c)  Karena Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka sekarang kita bisa diselamatkan / dibenarkan dengan sangat mudah, yaitu hanya dengan iman / percaya kepada Kristus.

Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.

Gal 3:7,9,11,14,24,26 - “(7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. ... (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. ... (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’ ... (14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. ... (24) Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. ... (26) Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

 

Dengan percaya kepada Kristus, kita bukan hanya dibenarkan, tetapi kita juga pindah dari keadaan ‘terkutuk’ menjadi keadaan ‘diberkati’ / ‘blessed’ (Gal 3:9,14), dan kita tidak bisa kembali pada keadaan ‘terkutuk’ itu lagi!

 

George Hutcheson: “he hath undergone that curse that all who flee to him may be freed from it, and that all their conditions may be blessed, and their very crosses turned into blessings” (= Ia telah mengalami kutuk itu supaya semua yang lari kepada Dia bisa dibebaskan dari kutuk itu, dan supaya semua keadaan mereka bisa diberkati, dan salib mereka diubah menjadi berkat) - hal 400.

 

Bagi saudara yang belum pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, sadarilah bahwa saudara adalah orang terkutuk di hadapan Allah. Kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus Kristus, maka dengarlah nubuat Kristus tentang sikap dan kata-kataNya kepada orang terkutuk pada akhir jaman / hari penghakiman: “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya” (Mat 25:41).

 

Tetapi sebaliknya, kalau saudara mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka pada akhir jaman / hari penghakiman, saudara akan mendengar kata-kata: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat 25:34).

 

Saudara adalah orang berdosa, dan sebetulnya saudaralah yang harus mengalami penyaliban yang mengerikan ini. Tetapi Kristus sudah mengalami penyaliban ini supaya saudara bebas dari hukuman Allah, asal saudara mau percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara. Sudahkah saudara percaya dan menerimaNya?

 

III) Yesus disalibkan bersama 2 penjahat.

 

1)  Peristiwa penyaliban Yesus di antara 2 penjahat itu merupakan penggenapan dari Yes 53:12b - “ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak”.

 

Mark 15:28 - “[Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: ‘Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.’]”.

Mark 15:28 ini terletak dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa ayat ini diperdebatkan keasliannya. Tetapi Luk 22:37 di bawah ini asli.

 

Luk 22:37 - “Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi padaKu: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.’”.

 

2)  Yesus dibedakan dari 2 penjahat itu.

Sekalipun Yesus disalibkan bersama 2 orang penjahat, tetapi Kitab Suci membedakan Yesus dari kedua penjahat itu.

Bdk. Luk 23:32: “Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia”.

KJV: ‘And there were also two other, malefactors, led with him to be put to death’ (= Dan di sana juga ada dua yang lain, penjahat-penjahat, dibawa untuk dibunuh bersama Dia).

Adam Clarke mengatakan bahwa ada versi Kitab Suci yang membuang tanda koma (,) setelah kata-kata ‘two other’ maupun setelah kata ‘malefactors’ dari versi KJV sehingga bunyinya menjadi: ‘And there were also two other malefactors led with him to be put to death’ (= Dan di sana juga ada 2 penjahat lain yang dibawa untuk dibunuh bersama Dia).

Ini menyebabkan ayat ini seolah-olah menunjukkan bahwa Yesus juga adalah kriminil / penjahat. Ini suatu contoh dimana perubahan / penghapusan tanda koma bisa mengubah arti suatu ayat secara total!

 

Dalam bahasa Yunani untuk kata ‘other’ (= lain) tersebut digunakan kata Yunani HETEROI, dan untuk kata itu Interlinear Greek-English memberi catatan kaki sebagai berikut: “Luke uses e`teroi here with strict accuracy = ‘different.’ Jesus was not himself a criminal. Note the punctuation of A. V.” [= Lukas menggunakan e`teroi (HETEROI) di sini dengan ketepatan yang ketat = ‘berbeda’. Yesus sendiri bukanlah kriminil. Perhatikan pemberian tanda baca dari A. V.].

Catatan: A. V. = Authorized Version = KJV / King James Version.

 

Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti ‘yang lain’ (= another), yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.

W. E. Vine dalam bukunya yang berjudul ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’ mengatakan sebagai berikut: “ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort (= ALLOS ... menunjuk pada ‘yang lain dari jenis yang sama’; HETEROS ... menunjuk pada ‘yang lain dari jenis yang berbeda’).

 

Illustrasi: Di sini ada 1 gelas Aqua. Kalau saya menginginkan 1 gelas Aqua lagi, yang sama dengan yang ada di sini, maka saya akan menggunakan kata ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman yang lain, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan kata HETEROS, bukan ALLOS.

 

Yang digunakan dalam ay 32 ini adalah HETEROI (bentuk jamak dari HETEROS). Jadi ini menunjukkan bahwa kedua orang itu adalah ‘yang lain dari jenis yang berbeda dengan Yesus. Jadi, sekalipun disalibkan bersama-sama, tetapi Yesus dibedakan dari kedua penjahat itu; dengan kata lain, Yesus bukanlah penjahat.

 

Bandingkan juga dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris yang lain, yang juga membedakan Yesus dengan kedua penjahat tersebut.

RSV: ‘Two others also, who were criminals, were led away to be put to death with him’ (= Dua orang lain juga, yang adalah kriminil, dibawa untuk dibunuh bersama Dia).

NIV: Two other men, both criminals, were also led out with him to be executed (= Dua orang lain, keduanya kriminil, juga dibawa keluar dengan Dia untuk dihukum mati).

NASB: And two others also, who were criminals, were being led away to be put to death with Him (= Dan dua orang lain juga, yang adalah kriminil, dibawa untuk dibunuh bersama Dia).

 

Bandingkan juga dengan kata-kata dari penjahat yang bertobat pada waktu menegur temannya yang terus menghujat Yesus.

Luk 23:40-41 - “(40) Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? (41) Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’”.

 

Ketidak-bersalahan Kristus juga dinyatakan oleh Pontius Pilatus (Luk 23:4  Yoh 18:38  19:4,6) dan kepala tentara Romawi (Luk 23:47).

 

Jadi, Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus bukan penjahat. Lebih dari itu, Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus sama sekali tidak berdosa (Ibr 4:15  2Kor 5:21). Kalau begitu mengapa Ia harus mati? Jelas bahwa Ia mati untuk menebus dosa-dosa kita / memikul hukuman dosa-dosa kita. Kita yang berhutang, Dia yang membayar. Dan Ia membayar seluruh hutang kita!

 

3)  Yesus dihukum mati / disalibkan, bukan bersama dengan 2 muridNya, tetapi bersama 2 orang penjahat.

 

Matthew Henry (tentang Yoh 19:18): “in what company he died: Two others with him. ... Had they taken two of his disciples, and crucified them with him, it had been an honour to him; but, if such as they had been partakers with him in suffering, it would have looked as if they had been undertakers with him in satisfaction. Therefore it was ordered that his fellow-sufferers should be the worst of sinners, that he might bear our reproach, and that the merit might appear to be his only” (= dalam kumpulan apa Ia mati: Dua lainnya dengan Dia. ... Seandainya mereka mengambil dua dari murid-muridNya, dan menyalibkan mereka dengan Dia, itu merupakan suatu kehormatan bagiNya; tetapi, seandainya orang-orang seperti itu ambil bagian dengan Dia dalam penderitaanNya, itu akan dilihat seakan-akan mereka mengerjakan / mengusahakan dengan Dia dalam penebusan. Karena itu diatur supaya rekan-rekan penderitaanNya harus adalah orang-orang berdosa yang terburuk, supaya Ia bisa memikul cela / kesalahan kita, dan supaya bisa terlihat bahwa semua jasa hanya merupakan milikNya saja).

 

4)  Yesus disalibkan di tengah-tengah kedua penjahat / perampok itu.

Ada penafsir yang beranggapan bahwa sebetulnya salib yang di tengah itu adalah salib untuk Barabas, tetapi Yesus menggantikan dia, dan dia dibebaskan.

Berkenaan dengan posisi di tengah, yang seolah-olah menunjukkan bahwa Yesus adalah yang paling jahat dari semua, perhatikan komentar-komentar di bawah ini.

 

Calvin: “Meanwhile, we ought to consider the purpose of God, by which Christ was appointed to be crucified, as if he had been the basest of men. The Jews, indeed, rage against him with blinded fury; but as God had appointed him to be a sacrifice to atone for the sins of the world, he permitted him to be placed even below a robber and murderer. That the Son of God was reduced so low none can properly remember without the deepest horror, and displeasure with themselves, and detestation of their own crimes. But hence also arises no ordinary ground of confidence; for Christ was sunk into the depths of ignominy, that he might obtain for us, by his humiliation, an ascent to the heavenly glory: he was reckoned worse than a robber, that he might admit us to the society of the angels of God. If this advantage be justly estimated, it will be more than sufficient to remove the offence of the cross” (= Sementara itu, kita harus memikirkan tujuan Allah, dengan mana Kristus ditetapkan untuk disalibkan, seakan-akan Ia adalah orang yang paling jahat. Memang orang-orang Yahudi marah kepadaNya dengan suatu kemarahan yang buta; tetapi karena Allah telah menetapkan Dia untuk menjadi korban untuk menebus dosa-dosa dunia, Ia mengijinkan Dia untuk ditempatkan bahkan di bawah seorang perampok dan pembunuh. Bahwa Anak Allah direndahkan begitu rendah tidak ada seorangpun yang bisa mengingat dengan benar tanpa kengerian yang terdalam, dan ketidak-senangan dengan diri mereka sendiri, dan kebencian / kejijikan terhadap kejahatan-kejahatan mereka sendiri. Tetapi dari sana juga muncul suatu dasar yang luar biasa bagi keyakinan; karena Kristus ditenggelamkan ke dalam suatu kedalaman yang memalukan, supaya Ia bisa mendapatkan bagi kita, oleh perendahanNya, suatu peninggian / pengangkatan kepada kemuliaan surgawi: Ia dianggap lebih buruk dari seorang perampok, supaya Ia bisa menerima kita pada perhimpunan malaikat-malaikat Allah. Jika manfaat ini dinilai dengan benar, itu lebih dari cukup untuk menyingkirkan sandungan dari salib) - hal 282.

 

5)  Sebuah komentar tentang 3 buah salib di Golgota tersebut.

Pulpit Commentary: “I. One cross is the symbol of Divine love and of human salvation. ... II. A second cross is the symbol of impenitence and rejection of Divine mercy. ... How possible it is to be close to Christ, in body, in communication, in privilege, and yet, because destitute of faith and love, to be without any benefit from such proximity! ... III. A third cross is the symbol of penitence and of pardon. ... It is possible for the vilest to repent. ... Even in the eleventh hour salvation is not to be despaired of” [= I. Satu salib adalah simbol dari kasih ilahi dan dari keselamatan manusia. ... II. Salib yang kedua adalah simbol dari sikap tidak bertobat dan penolakan terhadap belas kasihan ilahi. ... Sangat memungkinkan untuk dekat dengan Kristus, dalam tubuh, dalam komunikasi, dalam hak, tetapi karena tidak adanya iman dan kasih, tidak ada keuntungan / manfaat yang didapatkan dari kedekatan tersebut! ... III. Salib yang ketiga adalah simbol dari pertobatan dan dari pengampunan. ... Adalah mungkin bagi orang yang paling busuk / kotor / hina / jahat / bejat untuk bertobat. ... Bahkan pada jam yang kesebelas / pk. 5 sore (pada saat sudah dekat dengan kematian) keselamatan masih bisa diharapkan] - hal 444.

Catatan: tentang istilah ‘jam ke 11’, bandingkan dengan Mat 20:1-16, khususnya ay 11nya.

 

Penutup / kesimpulan.

 

Kristus sudah mengalami kematian yang begitu menyakitkan, terkutuk, rendah / hina dan memalukan, untuk menyediakan satu-satunya jalan keselamatan bagi saudara. Kalau saudara percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka saudara bukan hanya akan diampuni dan diselamatkan / masuk surga, tetapi saudara juga akan menjadi orang-orang yang diberkati, dan saudara akan ditinggikan ke dalam kumpulan malaikat di sorga.

 

Maukah saudara percaya kepadaNya? Kalau saudara sudah percaya kepadaNya, maukah saudara memberitakan Injil supaya lebih banyak orang bisa percaya kepada Kristus?

 

 -AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali