Khotbah Pekabaran Injil

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 sikap Yesus pada waktu diusir

LUKAS 5:1-11

Dalam bacaan hari ini kita melihat suatu peristiwa yang unik, yaitu: seorang manusia mengusir Tuhan. Ini semua bermula dari terjadinya suatu mujijat.

I) Mujijat yang terjadi.

Dalam ay 4 kita melihat bahwa Yesus menyuruh Petrus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menjala ikan di sana. Sebetulnya Petrus mempunyai alasan-alasan rasionil untuk mengabaikan perintah Yesus itu, seperti:

o        Yesus adalah tukang kayu, bukan nelayan. Bagaimana mereka sebagai nelayan harus menuruti nasihat dari tukang kayu dalam hal menangkap ikan?

o        Sepanjang malam itu mereka tidak mendapat ikan (ay 5), padahal malam adalah waktu yang terbaik untuk menangkap ikan. Tetapi sekarang Yesus menyuruh mereka menjala ikan pada pagi / siang hari.

Tetapi, hal yang luar biasa adalah: sekalipun ia mempunyai alasan-alasan rasionil tersebut, ia tetap mentaati perintah itu!

Penerapan:

Kalau saudara mendapat perintah Tuhan, dan saudara mempunyai alasan yang rasionil untuk tidak mentaati perintah Tuhan itu, apakah saudara tunduk pada Firman Tuhan ataukah pada alasan rasionil saudara?

Contoh:

Ketaatan Petrus ini menyebabkan terjadinya suatu mujijat, yaitu mereka menangkap begitu banyak ikan, sehingga jala mulai koyak dan perahu hampir tenggelam karena dipenuhi ikan. Mujijat ini mengalahkan Petrus ‘di daerahnya’ sendiri (di daerah dimana ia adalah seorang ahli), dan ini menyebabkan ia dan nelayan-nelayan lain menjadi takjub (ay 9).

II) Sikap / tindakan Petrus.

1) Petrus menyadari keillahian Yesus.

Ini terlihat dari perubahan sebutan yang dipakai oleh Petrus terhadap Yesus (ay 5,8).

Dalam ay 5, ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘guru’ (Bahasa Inggris: ‘Master’). Bahasa Yunaninya adalah EPISTATA. Kata ini:

(bdk. Luk 8:24,45 9:33,49 17:13).

Arti yang sebenarnya dari EPISTATA adalah ‘superintendent, overseer’. (= atasan , pengawas).

Tetapi, setelah terjadinya mujijat itu, dalam ay 8 ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ (bahasa Inggris: ‘Lord’). Bahasa Yunaninya ada-lah KURIOS. Kata Yunani KURIOS ini menterjemahkan kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH, yang dalam Perjanjian Lama selalu menun-juk kepada Allah.

Perubahan sebutan itu menunjukkan bahwa mujijat yang dilakukan oleh Yesus itu menyadarkan Petrus bahwa Yesus adalah Allah.

Penerapan:

Percayakah saudara bahwa Yesus adalah Allah? Atau hanya sekedar nabi, orang baik, guru? Kalau saudara percaya bahwa Yesus adalah Allah, maka jangan biarkan hal itu menjadi suatu kepercayaan yang kosong / tidak berarti. Iman saudara itu harus diwujudkan dengan maunya saudara menyembah, memuliakan, mentaati, dan melayani Yesus. Kalau tidak, maka ‘iman’ saudara itu hanyalah iman di mulut / di otak belaka dan ‘iman’ seperti itu tidak menyelamatkan saudara!

2) Petrus menyadari kesucian Yesus / Allah.

Dalam ay 8 Petrus berkata: ‘Pergilah ... aku ini seorang berdosa’. Kesadarannya akan kesucian Allah / Yesus, menyebabkan ia merasa kotor / tidak layak berada bersama dengan Yesus.

Banyak orang cuma menekankan bahwa Allah adalah kasih. Ini adalah sesuatu yang salah / tidak seimbang. Allah memang kasih tetapi Ia juga suci!

Kesucian Allah terlihat dari:

    1. Hukum-hukum Tuhan yang begitu tinggi tuntutannya (Misalnya: Mat 5:28,44 dsb)
    2. Adanya imam-imam, tabir bait Allah yang menjadi pengantara / pemisah antara manusia berdosa dengan Allah yang maha suci dalam Perjanjian Lama.
    3. Banyaknya hal-hal yang membuat seseorang najis dalam Perjanjian Lama (Misalnya: Im 11-15).
    4. Kata ‘kudus, kudus, kudus’ yang ditujukan kepada Tuhan dalam Yes 6:3 dan Wah 4:8.

Penerapan:

Apakah saudara menyadari kesucian Allah yang begitu tinggi, dan apa-kah saudara menyadari bahwa hal itu menyebabkan saudara sama sekali tidak layak menghadap Allah, apalagi masuk surga dan tinggal di sana bersama Allah?

3) Petrus menyadari keberdosaannya (ay 8).

Ia sadar bahwa ia ada di hadapan Allah dan secara otomatis ia merasa dirinya kotor, tidak layak, berdosa (bdk. Yes 6:5).

Kesadaran akan dosa adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita! Kalau selama ini saudara merasa diri saudara itu baik atau lumayan baik, maka perhatikan hal-hal ini:

a) Dosa adalah pelanggaran hukum / Firman Tuhan (bdk. 1Yoh 3:4).

Banyak orang tidak merasa dirinya penuh dengan dosa karena mere-ka menganggap bahwa dosa adalah suatu tindakan yang bertentang-an dengan hati nurani atau pandangan masyarakat. Tetapi hati nurani dan pandangan masyarakat adalah standard yang terlalu rendah, karena baik hati nurani maupun pandangan masyarakat telah dikotori oleh dosa. Kalau hal-hal itu tetap mau dijadikan standard, maka ada banyak dosa yang tidak dianggap sebagai dosa!

Tetapi kalau Firman Tuhan dijadikan standard, maka kita betul-betul akan melihat bahwa diri kita itu penuh dengan dosa. Tetapi, kita tidak akan bisa menjadikan Firman Tuhan sebagai standard, kalau kita tidak pernah mempelajari Firman Tuhan!

b) Dosa bisa terjadi melalui:

o        Tindakan, seperti zinah, mencuri, merokok, dsb.

o        Kata-kata, seperti berdusta, memfitnah, omong kotor, mencaci maki, menyebut nama Tuhan dengan sia-sia, membicarakan kejelekan orang tanpa ada perlunya, dsb.

o        Hati / pikiran / motivasi, seperti berzinah dalam hati (bdk. Mat 5:28), dendam / benci, munafik, sombong, iri hati, motivasi yang salah, dsb.

c) Dosa bisa dilakukan dengan sengaja / tidak sengaja (bdk. Kel 21:12-14).

d) Dosa dibagi menjadi:

4) Petrus mengusir Tuhan Yesus (ay 8).

Kesadaran bahwa Yesus adalah Allah yang maha suci, dan kesadaran-nya bahwa ia adalah manusia yang penuh dengan dosa menyebabkan Petrus merasa takut (bdk. ay 10), dan merasa tidak layak bersama Yesus. Itulah sebabnya ia ‘mengusir’ Yesus! Dari semua ini bisalah disimpulkan bahwa:

a) Sekalipun tindakan pengusiran itu adalah sesuatu yang salah, tetapi pengusiran itu didorong oleh sesuatu yang benar di dalam diri Petrus.

b) Petrus tidak sungguh-sungguh ingin terpisah dari Yesus, tetapi ia merasa layak terpisah dari Yesus.

Ada pengusiran yang lebih jelek:

Penerapan:

III) Sikap / tindakan Yesus.

Sikap / tindakan Yesus terdapat pada ay 10-11. Ia tidak menuruti permintaan Petrus, tetapi sebaliknya Ia memanggil dan mau memakai Petrus (bdk. Mat 4:19).

Seharusnya Yesus yang maha suci itu mempunyai hak untuk mengusir manusia yang berdosa. Tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Bahkan, pada saat terjadi hal yang sebaliknya dimana manusia berdosa itu yang ‘mengusir’ Dia, Yesus ternyata bukan saja tidak mau pergi meninggalkan manusia yang berdosa itu, tetapi sebaliknya Ia memanggil manusia yang berdosa itu. Tidak bisakah, melalui peristiwa ini, saudara melihat kasih Yesus yang begitu luar biasa kepada orang-orang berdosa, termasuk saudara dan saya?

Dalam Luk 5:31-32, dikatakan bahwa Yesus datang bukan untuk mencari orang benar, tetapi untuk mencari orang berdosa! Karena itu, kalau saudara betul-betul menyadari bahwa saudara adalah orang yang berdosa, Yesus justru mencari saudara! Datanglah kepada Dia! Sebaliknya, kalau saudara menganggap diri saudara baik, Yesus tidak datang untuk saudara!

IV) Tanggapan Petrus.

1) Ia mengikut Yesus (ay 11).

Yesus selalu memanggil dengan berkata: ‘Ikutlah Aku’!

Karena itu, kita harus memastikan bahwa di dalam kita menjadi orang kristen, kita betul-betul mengikut Dia! Ada banyak orang kelihatannya mengikut Yesus, tetapi sebetulnya tidak!

Contoh:

a) Orang kristen yang begitu fanatik pada gerejanya sendiri.

Misalnya:

Orang-orang seperti ini bukanlah pengikut Yesus, tetapi pengikut gereja!

b) Orang kristen yang fanatik kepada pendeta tertentu.

Memang kita harus memilih pendeta, supaya jangan kita mendengar ajaran yang sesat dari para nabi palsu. Tetapi, ada orang kristen yang menjadi begitu fanatik kepada pendeta tertentu, sehingga kalau pendeta itu tidak berkhotbah, ia tidak mau ke gereja. Ini bukan pengikut Yesus, tetapi pengikut pendeta!

c) Orang kristen yang menjadi kristen hanya karena orang tuanya / keluarganya / pacarnya adalah orang kristen. Mereka bukanlah pengikut Yesus, tetapi mereka adalah pengikut orang tua / keluarga / pacar!

Renungkan! Apakah saudara betul-betul mengikuti Yesus?

2) Ia segera mengikut Yesus (ay 11).

Jangan menunda dalam mengikut Yesus! Mengapa? Karena:

a) Tidak selalu Tuhan mau menerima.

Yes 55:6 berbunyi: "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!".

Kata-kata ‘selama Ia berkenan ditemui’ secara implicit menunjukkan bahwa ada saat dimana Ia tidak lagi berkenan ditemui. Kalau saat itu terjadi maka itu tidak berarti bahwa orang yang bertobat tidak diterima (karena ini akan bertentangan dengan Yoh 6:37 yang menjamin penerimaan orang yang mau datang kepada Yesus), tetapi itu berarti bahwa Ia akan mengatur sehingga orang itu tidak akan bertobat, misalnya dengan mengeraskan hati orang itu, menjadikan orang itu gila, kerasukan setan, dsb.

b) Kita tidak tahu kapan kita akan mati.

Bagaimana kalau saudara mati dengan mendadak sehingga tidak ada kesempatan untuk bertobat? (bdk. Ams 27:1 Yak 4:14a).

c) Kalau akhir jaman tiba, Yesus akan datang ke dua kalinya. Itu akan terjadi pada saat yang tidak saudara duga (Mat 24:44).

Dan kalau hal itu terjadi, maka kesempatan untuk bertobat akan hilang! Kalau selama ini Yesus sabar saja melihat saudara mengusir Dia, maka pada saat itu, Ialah yang akan mengusir saudara! (Mat 7:23b Mat 25:41).

Penutup:

Kalau selama ini saudara terus bersikap acuh tak acuh terhadap Yesus, mengusir Yesus, atau sekedar menjadi pengikut pendeta / gereja / keluarga, bertobatlah! Ia sudah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Kalau saat ini saudara mau datang kepadaNya dan menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka Ia akan mengampuni dosa saudara, dan saudara mendapat hidup yang kekal saat ini juga! Maukah saudara?

  

 

 - AMIN -


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali