oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
A) Diri Herodes:
1)
Yang dimaksud dengan Herodes di sini adalah Herodes Antipas, anak Herodes yang
Agung (Herod the Great). Herodes yang Agung mempunyai banyak anak, antara lain:
Aristobulus, Filipus I, (suami pertama dari Herodias), Archelaus, Antipas,
Filipus II.
2)
Secara sah, Herodes Antipas bukanlah raja.
Ay 1: ‘raja wilayah’ dalam bahasa Inggris diterjemahkan
‘tetrarch’ yang artinya adalah ‘penguasa suatu daerah’. Tetapi ia memang
sering disebut ‘raja’ (bdk. ay 9) sebagai penghormatan.
B) Dosa Herodes:
Ia kawin dengan Herodias (ay 3-4). Mengapa hal ini merupakan dosa?
1)
Karena Herodias adalah istri dari Filipus I, saudara dari Antipas sendiri. Ini
melanggar Im 18:16.
2)
Herodes Antipas sendiri menceraikan istrinya, yaitu anak perempuan dari Aretas,
raja dari Nabatean Arab, supaya ia bisa kawin dengan Herodias.
3)
Herodias adalah anak dari Aristobulus (saudara dari Antipas). Jadi, Herodias
adalah keponakan dari Antipas. Pernikahan seperti ini melanggar Im 18:6,12,13!
1)
Kita tidak tahu bagaimana Yohanes Pembaptis bisa sampai ke istana Herodes dan
menegur Herodes. Ada beberapa kemungkinan:
a)
Ia mendapat pimpinan ilahi supaya ada persamaan antara dia dan Elia, yang
menegur raja Ahab.
b)
Herodes memanggil Yohanes Pembaptis dengan harapan Yohanes Pembaptis mau
merestui pernikahan yang sudah ia lakukan. Tetapi ternyata Yohanes Pembaptis
adalah nabi yang tidak mengenal kompromi, sehingga Herodes justru ditegur.
c)
Yohanes Pembaptis menyinggung pernikahan Herodes dalam khotbahnya, sehingga ia
dipanggil oleh Herodes. Tetapi di depan Herodes, ia justru menegur Herodes.
2)
Yohanes Pembaptis menegur seorang raja / penguasa (ay 3-4):
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:
a)
Yohanes Pembaptis tidak berusaha menyenangkan Herodes, sekalipun Herodes adalah
seorang raja / penguasa. Yohanes Pembaptis justru menegur pernikahan Herodes (ay
3-4) dan juga dosa-dosa Herodes yang lain (Luk 3:19). Seorang nabi palsu memang
selalu berusaha menyenangkan orang, apalagi seorang raja, tetapi seorang nabi
asli tidak demikian (bdk. 1Raja 22, khususnya ay 13-14!).
b)
Banyak pengkhotbah berani menegur ‘orang kecil’, tetapi tidak banyak yang
berani menegur ‘orang gede’ (orang kaya, pejabat, majelis, dsb). Ini salah!
c)
Dalam memberitakan Firman Tuhan, seorang pengkhotbah mempunyai hak menegur siapa
saja! Raja sekalipun! Jadi, jelas bahwa pengkhotbah mempunyai hak, juga untuk
menegur Majelis gereja; ia mempunyai hak mengkhotbahkan sesuatu yang menentang
tata gereja yang salah, dan sebagainya. Ini bukan ‘tidak etis’! Ingat Martin
Luther yang juga menentang ajaran / praktek / tradisi / tata gereja dari gereja
Roma Katolik.
d)
Yohanes Pembaptis adalah contoh orang yang tidak takut kepada manusia tetapi
hanya takut kepada Tuhan (bdk. Mat 10:28). Dalam menegur Herodes, tentu ia
menyadari resiko untuk dibunuh, tetapi ia tetap menegur Herodes! Apakah saudara
takut kepada Tuhan atau kepada manusia?
e)
Banyak orang beranggapan bahwa hamba Tuhan harus cinta damai, dan karena itu
tidak boleh ‘bikin ribut’. Tetapi Yohanes Pembaptis justru sengaja ‘bikin
ribut’. Jadi jelaslah bahwa dalam kasus-kasus tertentu, khususnya pada waktu
kebenaran diinjak-injak, orang kristen tidak harus mempertahankan damai. Kita
justru harus ‘bikin ribut’! Kita tidak boleh mengutamakan damai dari pada
kebenaran!
3)
Benarkah tindakan Yohanes Pembaptis ini? Apa keuntungan yang didapat?
Kelihatannya tidak ada! Herodes dan Herodias tidak bertobat! Bahkan ada banyak
kerugian! Yohanes Pembaptis mati sehingga orang-orang percaya tidak mempunyai
pemberita Firman Tuhan lagi! Jadi bagaimana? Bisakah tindakan Yohanes Pembaptis
dibenarkan? Ingat bahwa:
a)
Kekristenan mengajar kita untuk melakukan hal-hal yang benar, bukan hal-hal yang
menguntungkan! Kalau sesuatu itu benar, sekalipun akan merugikan kalau
dilakukan, maka hal itu tetap harus dilakukan!
b)
Sebelum menegur, Yohanes Pembaptis tidak tahu apakah Herodes akan bertobat atau
tidak!
c)
Teguran itu bukannya tidak berbuah! Mungkin tidak berbuah dalam diri Herodes /
Herodias, tetapi berbuah dalam diri orang lain, termasuk dalam diri kita. Ini
mengajar kita untuk tidak menjadi pengecut!
1)
Herodes dan Herodias tidak bertobat.
Bertobat tidak berarti mereka harus bercerai dan kembali kepada
pasangannya masing-masing. Ini akan bertentangan dengan Ul 24:1-4. Kalau
bertobat, mereka cukup mengaku dosa di hadapan Tuhan. Tetapi inipun jelas tidak
mereka lakukan!
2) Herodes dan Herodias menjadi marah sehingga Yohanes
Pembaptis dipenjarakan.
Apakah ay 5 bertentangan dengan Mark 6:19-20? Tidak! Mungkin
mula-mula baik Herodes maupun Herodias ingin membunuh Yohanes Pembaptis. tetapi
Herodes takut kepada orang banyak. Setelah beberapa waktu, kemarahan Herodes
sudah surut sehingga ia tidak lagi ingin membunuh, tetapi Herodias tetap
mendendam dan ingin membunuh, dan Herodes menghalangi dia.
Lalu, mengapa ia tetap memenjarakan Yohanes Pembaptis? Mungkin
untuk menghajar dia, mungkin juga untuk membungkam dia! Banyak orang kafir
senang membungkam mulut hamba Tuhan yang menegur dia.
Bagaimana kehidupan Yohanes Pembaptis di dalam penjara?
a)
Ia mengalami saat-saat yang berat (Mat 11:2-3).
b)
Herodes senang mendengar dia (Mark 6:20), tetapi Herodes tidak bertobat. Banyak
orang kristen seperti ini! Senang mendengar Firman Tuhan tetapi tidak bertobat!
3)
Yohanes Pembaptis dipenggal.
a)
Salome (anak Herodias) menari sehingga menyukakan Herodes.
b)
Herodes bersumpah sembarangan (ay 7 Mark 6:22-23).
· ini
sumpah untuk sesuatu yang tak penting, dan bertentangan dengan Mat 5:34-37.
· ia
menjanjikan sesuatu tanpa dipikir (bdk. Amsal 29:20).
c)
Atas hasutan Herodias, Salome meminta kepala Yohanes Pembaptis (ay 8).
d)
Herodes:
· sedih,
tetapi percuma.
· tak
mau mengakui kesalahan (karena gengsi!).
· mengabulkan
permintaan Salome, karena tamu-tamunya (ay 9). Dari sini terlihat bahwa:
* ia
selalu mempertimbangkan manusia, bukan Allah (ay 5,9).
* ia
seharusnya mempunyai hak menolak, karena ia menjanjikan pemberian, bukan
pembunuhan.
* kalaupun
penolakannya dianggap melanggar sumpah, ia seharusnya memilihi untuk melanggar
sumpah dari pada membunuh.
1) Ay 2 jelas menunjukkan bahwa ia dihantui oleh rasa
bersalah.
Ia membuang ‘human accuser’ (= penuduh manusia), yaitu
Yohanes Pembaptis, tetapi sekarang ada ‘divine accuser’ (= penuduh
ilahi).
2) Sejarah menunjukkan bahwa:
a)
Orang-orang Yahudi marah kepada Herodes.
b)
Aretas (mertua Herodes) marah karena anaknya dicerai dan ia memerangi Herodes
dan menghancurkan tentara Herodes. Hanya karena campur tangan pihak Roma maka
Herodes bisa selamat.
c)
Kaisar Caligula (39-41 M) mengangkat Agripa I (saudara Herodias) menjadi raja
untuk menggantikan Filipus II yang mati. Ini membuat Herodias iri hati sehingga
ia mendesak Herodes untuk juga menghadap kaisar Caligula dan meminta untuk
dijadikan raja juga (ingat bahwa Herodes Antipas sebetulnya bukan raja). Herodes
mula-mula menolak, tetapi karena terus didesak, ia menuruti istrinya. Tetapi
Agripa I mendengar hal itu dan ia lalu mengirim surat kepada Caligula yang
menunjukkan bahwa Herodes berkomplot untuk melawan Caligula. Pada saat Herodes
berhadapan dengan Caligula, di tangan Caligula ada surat dari Agripa I. Herodes
tak bisa mengalahkan tuduhan-tuduhan itu sehingga Caligula akhirnya percaya
kepada Agripa I. Herodes akhirnya dicopot jabatannya, kekayaannya dirampas, dan
ia dibuang dalam pembuangan. Caligula tahu bahwa Herodias adalah saudara Agripa
I, sehingga Herodias tidak ikut dibuang. Tetapi Herodias sendiri ingin setia
kepada Herodes sehingga ia ikut ke dalam pembuangan. Inilah nasib Herodes dan
Herodias!
Orang jahat yang
menentang Firman Tuhan, dan bahkan menindas hamba Tuhan, mula-mula bisa
kelihatan menang. Tetapi Tuhan itu adil, sehingga akhirnya orang-orang seperti
itu pasti hancur! Karena itu jangan saudara mengeraskan hati pada waktu
mendengar teguran dari Firman Tuhan!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali