Eksposisi Injil Lukas
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS
5:27-32
I) Yesus memanggil Lewi:
1) Orang yang bernama ‘Lewi’ dalam ay 27 ini sama dengan
‘Matius’ dalam Mat 9:9. Ia nanti menjadi rasul dan ialah yang menulis Injil
Matius.
Ia
adalah orang Yahudi yang bekerja sebagai pemungut cukai (ay 27). Pada jaman itu
pemungut cukai dibenci dan dianggap hina oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari
fakta dalam Kitab Suci bahwa pemungut cukai sering dikelompokkan / dianggap sama
dengan ‘orang berdosa’ (ay 30b 7:34 15:1-2 18:11 19:7). Mengapa mereka
dibenci / dianggap hina? Karena mereka bekerja sebagai penagih pajak untuk
pemerintah Romawi (yang adalah penjajah dan orang kafir), dan pada waktu menagih
pajak, pemungut cukai ini memeras rakyat dengan cara menaikkan pajak dan
mengkorupsi kelebihannya.
2)
Yesus memanggil Lewi / Matius:
a) Yesus memanggil seorang pemungut cukai yang adalah orang yang
hina.
Bdk.
1Kor 1:26-29.
Penerapan:
b) Lewi / Matius dipanggil oleh Yesus pada waktu ia ada di rumah
cukai. Ia masih ada di dalam dosa (sebetulnya pekerjaan sebagai penagih pajak
bukanlah dosa, tetapi tindakan korupsinya jelas adalah dosa). Tetapi ia toh
dipanggil oleh Yesus. Ini menunjukkan kasih Allah kepada orang berdosa!
c)
Yesus memanggil: ‘Ikutlah Aku’ (ay 27b).
3) Lewi / Matius meninggalkan segala sesuatu (Luk 5:28).
a) Ini kontras sekali dengan sikap pemuda kaya dalam Mat 19:22.
b)
Waktu Lewi / Matius mengikut Yesus ia mendapat sesuatu (damai, sukacita, dsb),
tetapi ia juga kehilangan sesuatu (pekerjaan, harta, teman-teman, dsb). Kalau
kita mau ikut Yesus kita akan mengalami hal yang sama. Harus ada kemauan untuk
mengorbankan sesuatu!
c)
Panggilan Tuhan harus lebih diutamakan dari apapun juga!
Pekerjaan
pemungut cukai sebetulnya tidak dosa kalau dilakukan dengan benar. Ini terlihat
dari fakta bahwa:
Tetapi untuk Lewi / Matius, pekerjaan itu tidak memungkinkan ia
memenuhi panggilan Tuhan, sehingga pekerjaan itu harus ditinggalkan. Di sini
kita bisa mempelajari sesuatu yang penting: panggilan Tuhan harus diutamakan
lebih dari segala sesuatu, baik itu:
II) Lewi
mengadakan pesta:
1) Lewi / Matius mengadakan pesta (ay 29).
Ini
mungkin merupakan pesta perpisahan dengan teman-temannya, tetapi jelas juga
merupakan tanda syukur Matius dan sekaligus usaha Matius untuk memperkenalkan
teman-temannya kepada Yesus.
a) Orang yang sudah diampuni pasti mempunyai keinginan untuk
membawa orang lain kepada Yesus. Adakah keinginan itu ada pada saudara?
b)
Lewi / Matius berusaha memperkenalkan teman-temannya dengan Yesus melalui pesta
di rumahnya.
Penerapan:
Mengadakan
persekutuan di rumah jemaat merupakan sesuatu yang penting untuk bisa
mendapatkan jiwa. Tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya pemberitaan
dan penerimaan Firman bisa terjadi dengan baik:
Gangguan / keributan dari telpon, anak kecil, orang yang terlambat
dan pengaturan makanan harus bisa dikuasai, khususnya pada saat Firman Tuhan
diberitakan!
2) Yesus ikut dalam pesta itu (ay 30).
a) Ini menunjukkan bahwa pesta bukanlah dosa. Orang kristen tidak
pernah diperintah oleh Tuhan untuk menjauhi dunia sedemikian rupa sehingga
menjadi seorang pertapa!
b) Ini
menunjukkan bahwa Yesus berkumpul / bergaul dengan orang-orang berdosa.
Ini
kontras dengan sikap orang-orang Farisi yang menjauhi orang berdosa. Kita memang
harus mau bergaul dengan orang berdosa / bejad, tetapi tetap ada batas-batasnya.
Kalau pergaulan saudara dengan orang berdosa itu menyebabkan saudara jatuh ke
dalam dosa, maka saudara harus menghindari pergaulan itu. Misalnya: ex perokok
sebaiknya tidak bergaul dengan perokok!
III)
Pertentangan Yesus dan orang Farisi / ahli Taurat:
1) Orang Farisi dan ahli Taurat pasti tidak ikut pesta ini
Mereka
menganggap diri mereka lebih baik dari orang lain (Luk 18:9) dan menganggap
bahwa kalau mereka berkumpul atau bergaul dengan orang berdosa, maka mereka akan
menjadi najis.
Jadi
mungkin sekali ay 30-32 terjadi setelah pesta selesai.
2)
Mereka mengkritik Yesus yang berkumpul dan bergaul dengan orang berdosa (ay 30).
Mereka memang pintar mengecam dosa, tetapi mereka tidak berusaha mempertobatkan
orang berdosa itu. Mereka seperti seorang dokter yang hanya mau mendiagnose
pasiennya dari jauh, tetapi tidak mau mendekati pasiennya dan tidak mempunyai
keinginan mengobati / menyembuhkan pasiennya.
3)
Jawaban Yesus:
a) Yesus tidak mendiamkan kritik itu ataupun menurutinya, karena
kritik itu salah! Ini mengajar orang kristen untuk tidak selalu diam ataupun
menuruti kritik!
Illustrasi:
Ada
bapak dan anak yang pergi ke pasar untuk menjual keledainya. Mula-mula mereka
berdua berjalan sambil menuntun keledainya. Lalu ada orang lewat mengkritik:
‘Bodoh sekali, punya keledai tetapi tidak ditunggangi’. Mereka menuruti
kritik itu dan lalu mereka berdua naik ke atas keledai itu. Orang lain lalu
mengkritik: ‘Tidak punya peri kebinatangan, keledai satu dinaiki 2 orang’.
Lalu bapaknya menyuruh anaknya turun dari keledai sedang ia sendiri tetap duduk
di atas keledai. Orang lain mengkritik: ‘Bapak tidak tahu diri. Anak kecil
disuruh jalan, dia sendiri enak-enak naik keledai’. Lalu bapaknya turun dari
keledai, dan anaknya yang naik keledai. Orang lain mengkritik lagi: ‘Anak
kurang ajar. Bapaknya yang tua disuruh jalan, ia sendiri enak-enak naik
keledai’. Akhirnya bapak dan anak itu memikul keledai itu!
Kalau
saudara adalah orang yang selalu menuruti kritik, maka saudara akan menjadi
seperti bapak dan anak itu.
b)
Arti yang salah.
c) Bagian ini memberi kita pelajaran dalam persoalan pergaulan.
Bagian
ini menunjukkan bahwa Yesus mau bergaul dengan orang berdosa dengan tujuan
mempertobatkan mereka.
Pulpit Commentary:
§
"Association with bad men on
the ground of friendship is an unchristian thing. The Pharisees would have been
right enough if Jesus Christ had mingled with the mercenary and the vicious only
to enjoy their company" (= Pergaulan dengan orang jahat berdasarkan persahabatan adalah sesuatu
yang tidak kristiani. Orang Farisi itu cukup benar andaikata Yesus Kristus
bercampur dengan orang yang hanya menginginkan uang dan orang jahat hanya untuk
menikmati kebersamaan dengan mereka).
§
"Association with the bad for
their elevation is a distinctly Christian thing"
(= Pergaulan dengan orang jahat untuk peninggian mereka jelas merupakan suatu
hal yang kristiani).
d) Bagian ini mengajar kita dalam persoalan penginjilan:
Calvin:
"We have no reason to fear that
Christ will reject sinners, to call whom he descended from his heavenly
glory" (= Kita tidak punya alasan
untuk takut bahwa Kristus akan menolak orang berdosa, untuk memanggil siapa Ia
sudah turun dari kemuliaan surgawinya).
Calvin:
"We are reminded that the grace of
Christ is of no advantage to us, unless when, conscious of our sins, and
groaning under their load, we approach to him with humility"
(= Kita diingatkan bahwa kasih karunia Kristus tidak berguna bagi kita, kecuali
kalau karena sadar akan dosa-dosa kita, dan mengerang / merintih di bawah beban
dosa-dosa itu, kita mendekati / mendatangi Dia dengan kerendahan hati).
Dari sini bisalah kita simpulkan bahwa peneguran dosa adalah
sesuatu yang sangat penting! Karena itu maulah mendengar khotbah yang menegur
dosa saudara!
e)
Dalam akhir dari ay 32 ada kata-kata: ‘supaya mereka bertobat’.
Ini
adalah sesuatu yang penting. Yesus memang mengasihi orang berdosa dan mau
menerima mereka. Tetapi mereka harus bertobat dari segala dosa mereka dan
berbalik kepada Tuhan!
Ini
merupakan sesuatu yang harus ditekankan dalam memberitakan Injil. Jangan hanya
memberitakan bahwa orang yang percaya kepada Yesus akan diampuni dan masuk
surga. Beritakan juga bahwa orang yang mau ikut Yesus harus mau bertobat!
Calvin:
"But we must also attend to the
expression, ‘to repentance’: which is intended to inform us that pardon is
granted to us, not to cherish our sins, but to recall us to the earnestness of a
devout and holy life" (= Tetapi kita
juga harus memperhatikan pernyataan ‘ kepada pertobatan / supaya mereka
bertobat’: yang dimaksudkan untuk memberitahu kita bahwa pengampunan diberikan
kepada kita, bukan untuk memelihara dosa-dosa kita, tetapi untuk mengembalikan
kita pada kesungguhan dari hidup yang saleh dan kudus).
Penutup:
Kita selalu perlu mengingat akan
kasih karunia Tuhan kepada orang berdosa. Kalau tidak, kita semua tak layak
datang kepada Tuhan. Tetapi pada saat yang sama kita juga harus mengingat bahwa
Tuhan memberi kasih karunia, dengan tujuan supaya kita bertobat dari dosa, dan
karena itu kita harus berjuang untuk membuang semua dosa!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali