Eksposisi Injil Lukas
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
Lukas
2:40-52
I) Merayakan
Paskah di Yerusalem:
1) Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem untuk
merayakan Paskah di sana (ay 41).
a) Di sini disebutkan ‘orang tua’ Yesus, yang jelas menunjuk
kepada Yusuf dan Maria. Maria memang adalah ibu Yesus, tetapi Yusuf sebetulnya
bukanlah ayah Yesus, tetapi tetap disebut orang tua karena secara legal /
hukum Yesus adalah anak Yusuf.
b)
Paskah.
Ini
jelas bukan Paskahnya orang kristen yang menunjuk pada kebangkitan Yesus. Ini
adalah Paskah Perjanjian Lama (Inggris: Passover), yaitu merayakan saat
orang Israel lepas dari tulah ke 10 (kematian anak sulung) karena adanya darah
domba pada ambang pintu.
c)
Paskah / hari raya roti tak beragi adalah salah satu dari 3 hari raya dimana
orang Yahudi harus pergi berbakti di Yerusalem (Kel 23:14-17). Sebetulnya yang
harus berbakti di Yerusalem hanyalah orang laki-laki saja (Kel 23:17), tetapi
ternyata Maria juga ikut. Ini menunjukkan kesalehannya dimana ia mau melakukan
lebih banyak dari yang diperintahkan oleh Tuhan.
Penerapan:
Kalau saudara menuruti Firman Tuhan apakah saudara mau menurutinya sesedikit /
seminim mungkin? Misalnya apakah saudara rela memberikan persembahan lebih dari
10 %?
d)
Merayakan Paskah di Yerusalem merupakan hal yang cukup berat, karena mereka
harus tinggal di Yerusalem selama 8 hari, yaitu 1 hari untuk Paskahnya dimana
mereka menyembelih domba Paskah, dan 7 hari untuk merayakan hari raya roti tak
beragi (Kel 12:15 Im 23:5-6). Karena itu dalam ay 43 digunakan bentuk jamak
‘hari-hari perayaan’.
Tetapi
sekalipun ini cukup berat, mereka tetap mau mentaati!
Penerapan:
Apakah saudara mau taat pada perintah yang berat, atau hanya yang ringan saja?
2) Ketika Yesus berusia 12 tahun maka Ia diajak oleh orang tuanya
untuk pergi ke Yerusalem pada Paskah (ay 42).
a) Mengapa pada usia 12 tahun?
William
Barclay: "A
Jewish boy became a man when he was 12 years of age"
(= seorang anak laki-laki Yahudi menjadi seorang laki-laki pada saat ia berusia
12 tahun).
Pada
saat usia 12 tahun seorang anak laki-laki menjadi BAR MITSVAH [the
son of the law / commandment (= anak hukum
/ perintah)].
Ini
tentu tidak berarti bahwa sebelum usia 12 tahun Yesus tidak pernah berbakti. Ia
tentu juga berbakti tetapi tidak di Yerusalem / Bait Allah.
b)
Yusuf dan Maria mengajak Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.
Ini
berarti:
Jangan membiarkan anak itu tumbuh bebas dan memilih kepercayaannya
sendiri. Kalau saudara percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan kepada Bapa
/ ke surga (Yoh 14:6), maka saudara harus mengarahkan anak saudara kepada Yesus!
Penerapan: pernahkah / seringkah saudara memberitakan Injil kepada anak
saudara?
Penerapan:
§
saudara tidak bisa
mengajar anak saudara untuk berbakti dengan rajin kalau saudara sendiri sering
membolos dari kebaktian! Karena itu nomer satu saudara sendiri harus rajin
berbakti!
§
biasanya sekolah
minggu diadakan pada pagi hari, dan dengan demikian saudara yang mempunyai anak
yang masih kecil, harus datang pada kebaktian pagi! Jadi jangan melakukan
hal-hal lain pada pagi, dan lalu datang ke kebaktian sore, karena dengan
demikian anak saudara tidak bisa berbakti!
§
desak anak saudara
untuk rajin pergi ke gereja, dan jangan biarkan dia membolos kecuali karena
sakit.
§
jangan mengajak anak
ke luar kota dan membolos kebaktian!
§
jangan menghukum anak
dengan melarang pergi ke sekolah minggu! Tuhan tidak pernah menyuruh kita
mendidik / mendisiplin anak dengan cara seperti itu!
Penerapan: jangan mengajar anak hal-hal yang negatif seperti berdusta.
Misalnya menyuruh berkata kepada tamu bahwa saudara tidak ada, padahal saudara
ada. Kalau saudara sering menyuruh anak saudara berdusta seperti ini, jangan
heran kalau suatu saat ia mendustai saudara!
II) Yesus tertinggal di Bait Allah:
1) Pada saat meninggalkan Yerusalem, orang-orang Yahudi itu
biasanya pulang beramai-ramai (dalam rombongan besar). Ini menyebabkan Yusuf dan
Maria bisa tidak mengetahui kalau Yesus tidak ada di antara mereka (ay 43-44).
Setelah tahu bahwa Yesus tidak ada bersama mereka, maka kembalilah Yusuf dan
Maria untuk mencari Yesus. Akhirnya mereka menemukan Yesus di Bait Allah (ay
45-46a).
Jadi, pada saat semua sudah meninggalkan Bait Allah, Yesusnya masih
di sana. Yesus merasa krasan di Bait Allah, dan ini kontras dengan banyak orang
kristen yang tidak krasan ada di gereja dan langsung meninggalkan gereja begitu
kebaktian selesai!
2) Yesus berdiskusi dengan ‘alim ulama’ (ay 46b-47).
a) Sesuatu yang menarik dalam bagian ini adalah: setelah Yusuf dan
Maria menemukan Yesus (ay 46a), yang diceritakan lebih dulu bukanlah reaksi /
pertanyaan / teguran Maria, tetapi apa yang Yesus lakukan (ay 46b-47). Reaksi /
teguran Maria baru diceritakan dalam ay 48. Ini menunjukkan bahwa Yesusnyalah
yang dipentingkan dalam cerita ini, bukan Yusuf ataupun Marianya! Gereja yang
lebih mengutamakan Maria dari pada Yesus, jelas sudah menyimpang dari Alkitab!
b) Istilah ‘alim ulama’ diterjemahkan ‘teachers’
(= guru-guru) oleh NIV /
NASB. Rupanya ini adalah ahli-ahli Taurat pada saat itu.
c)
Mengapa Yesus sengaja tinggal di Yerusalem dan berdiskusi dengan para ahli
Taurat itu?
3) Pertanyaan Maria dan jawaban Yesus (ay 48-49).
Dalam
ay 48 Maria bertanya / menegur Yesus dengan berkata: "Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu dan aku dengan cemas mencari
Engkau".
Dan
dalam ay 49 Yesus menjawab: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidak-kah kamu tahu,
bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?"
a) Ini adalah kata-kata Yesus yang pertama yang dicatat dalam Kitab
Suci.
b)
‘Rumah BapaKu’.
RSV/NIV/NASB:
my Father’s house
(= rumah BapaKu).
Dalam
bahasa Yunaninya kata ‘house / rumah’ itu sebetulnya tidak ada. Jadi
terjemahan hurufiahnya hanyalah: I must
be in my Father’s (= Aku harus ada dalam
milik BapaKu).
KJV
menterjemahkan: my Father’s business
(= kesibukan BapaKu).
c)
William Barclay memberi komentar:
"See how
gently but very definitely Jesus takes the name father from Joseph and gives it
to God" (= Lihatlah betapa dengan
lembut tetapi pasti Yesus mengambil nama / sebutan bapa dari Yusuf dan
memberikannya kepada Allah).
Kalau
kita membetulkan orang lain, seringkali kita melakukannya dengan pasti / tegas,
tetapi tidak dengan lembut. Atau dengan lembut, tetapi tidak pasti / tegas. Kita
perlu belajar dari Yesus dalam hal ini!
d)
Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa Ia bukanlah anak biasa, karena sekalipun
Ia adalah manusia, tetapi Ia juga adalah Allah sendiri!
Dalam
Kitab Suci ada 4 kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, karena
setiap kitab Injil menyoroti Yesus dari sudut yang berbeda.
Text yang kita bahas hari ini ada dalam Injil Lukas yang menekankan
kemanusiaan Yesus, tetapi tidak berarti bahwa Lukas mengabaikan keilahian Yesus!
Text ini sendiri memang sangat menekankan kemanusiaan Yesus dengan menceritakan
pertumbuhan Yesus secara fisik dan pertumbuhan hikmatNya dsb (ay 40,52), tetapi
disela-sela text ini tetap terlihat keilahian Yesus!
Ini
mengajar kita untuk melihat doktrin-doktrin dan juga ayat-ayat Kitab Suci secara
seimbang.
e)
Kata-kata Yesus ini juga menunjukkan bahwa kewajiban terhadap Allah lebih besar
dan harus lebih diutamakan dari pada kewajiban terhadap orang tua.
4) Ketidakmengertian Yusuf dan Maria (ay 50,51b).
Sesuatu yang baik dari Maria di sini adalah: sekalipun ia tidak
mengerti kata-kata Yesus, tetapi ia menyimpannya dalam hati! Bandingkan dengan
banyak orang kristen yang sekalipun mengerti Firman Tuhan, tetapi tidak
menyimpannya dalam hati!
5)
Mereka lalu kembali ke Nazaret dan Yesus hidup dalam ketundukan kepada ‘orang
tua’nya (ay 51).
Kata-kata ‘tetap hidup dalam asuhan mereka’ (ay 51) salah
terjemahan. Seharusnya adalah ‘tunduk / taat kepada mereka’.
KJV: and
was subject unto them (= dan tunduk kepada mereka).
NIV/RSV:
and was obedient to them
(= dan taat kepada mereka).
NASB: and
He continued in subjection to them (= dan
Ia tetap tunduk kepada mereka).
Ini
merupakan sesuatu yang harus kita teladani: tunduk pada otoritas di atas kita:
Penutup:
Maukah saudara meniru teladan
Yesus dalam bagian ini, baik dalam sikapNya terhadap Firman Tuhan, terhadap
Allah / Bait Allah, maupun terhadap orang tua?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali