Eksposisi
Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN
20:1-18
I)
Dosa Abraham dan akibatnya.
A) Dosa
Abraham (ay 2a).
1)
Mengatakan tentang Sara: ‘Dia saudaraku’ (ay 2,13).
Sebetulnya,
kata-kata Abraham ini tidak salah, karena Sara memang setengah saudara dengan
Abraham (bdk. ay 12). Tetapi karena Sara sudah menjadi istri Abraham, maka
kata-kata Abraham itu merupakan half truth (= setengah kebenaran).
Mengatakan setengah kebenaran, kadang-kadang tidak apa-apa, yaitu kalau tidak
menimbulkan pengertian yang salah pada si pendengar. Tetapi kadang-kadang
(seperti di sini), bisa dikatakan sebagai dusta, karena dilakukan dengan tujuan
untuk menimbulkan pengertian yang salah pada si pendengar.
Seseorang
mengatakan: “His words were
true in letter, but were spoken to deceive, and did deceive”
(= Kata-katanya benar secara hurufiah, tetapi diucapkan untuk menipu, dan memang
menipu).
Jadi, sekalipun
kata-kata itu sebetulnya tidak salah, tetapi karena maksud hati Abraham adalah
menipu / berdusta, maka hal itu adalah dosa!
2) Akar dari dusta ini adalah rasa takut untuk dibunuh
(ay 11).
Dan rasa takut
untuk dibunuh ini timbul karena kekurang-percayaan pada janji Tuhan.
Tuhan berjanji
bahwa Abraham dan Sara akan mempunyai anak, bahkan akan menjadi bangsa yang
besar. Jelas bahwa Abraham tidak mungkin bisa mati sebelum ia dan Sara mempunyai
anak!
Jadi, jelas
bahwa sekalipun Abraham percaya pada janji Tuhan itu, dan imannya pasti adalah
iman yang sejati, tetapi imannya bukanlah iman yang sempurna!
3) Tindakan Abraham ini merupakan pengulangan dari
peristiwa dalam Kej 12:12-13, dimana ia melakukan hal yang sama terhadap
Firaun.
Bahkan, kalau
kita melihat ay 13 yang mengatakan ‘di tiap-tiap tempat’, maka jelaslah
bahwa tindakan ini merupakan suatu tindakan / dosa yang rutin dari Abraham.
Apakah saudara
merasa heran mengapa Abraham yang dikenal sebagai orang yang beriman dan saleh
itu bisa mengulangi dosa seperti itu? Sebetulnya, kalau saudara mau
merenungkan, maka saudara akan menyadari bahwa saudara sendiri juga mengulang
dosa, sama seperti Abraham. Karena itu, dari pada saudara memikirkan mengapa
Abraham bisa begitu brengsek, sebaiknya saudara memeriksa diri saudara sendiri
dan merenungkan, dalam hal apa saudara juga sering mengulangi dosa seperti
Abraham! Setelah itu, bertobatlah dari dosa yang terus saudara ulangi itu!
B) Akibat
dosa Abraham.
Abimelekh
mengambil Sara (ay 2b). Ada beberapa hal yang perlu diketahui dari bagian ini:
1) Abimelekh berarti ‘my father is king’ (=
ayahku adalah raja), dan ini sebetulnya bukan merupakan sebuah nama, tetapi
sebuah gelar bagi raja daerah itu (sama seperti Firaun adalah gelar bagi raja
Mesir). Jadi, jangan merasa heran kalau lain kali kita berjumpa dengan Abimelekh
lagi.
2)
Abimelekh mengambil Sara sebagai selir. Apa alasannya?
a) Ingin mempunyai hubungan yang baik dengan Abraham
yang kaya itu.
Ini adalah
pandangan dari orang-orang yang menganggap bahwa tidak mungkin Abimelekh tertarik
pada kecantikan Sara karena tidak mungkin Sara masih cantik dalam usia 90 tahun!
Dasar yang
mereka pakai adalah: berbeda dengan dalam Kej 12 dimana secara jelas dikatakan
bahwa Sarai itu cantik (Kej 12:14-15), di sini tidak dikatakan apa-apa tentang
kecantikan Sara. Jadi, ini menunjukkan bahwa Sara sudah tidak cantik lagi.
Keberatan
terhadap pandangan ini: kalau Sara sudah tidak cantik lagi, mengapa Abraham
masih takut ada orang yang akan membunuh dia dan mengambil Sara?
b)
Karena kecantikan Sara.
Tetapi bagaimana
mungkin Sara bisa tetap cantik pada usia 90 tahun? Jawabnya: selain bahwa orang
jaman itu bisa mencapai usia yang jauh lebih tua dari sekarang (misalnya:
Abraham mati pada usia 175 tahun!), dan bahwa Sara belum pernah melahirkan anak,
maka mungkin sekali Tuhan melakukan mujijat, yaitu dengan menjaga agar Sara awet
muda, atau dengan memudakan Sara kembali agar bisa melahirkan Ishak!
3)
Tindakan Abimelekh mengambil Sara ini.
a)
Merupakan hajaran bagi Abraham karena dosanya.
b) Membahayakan Rencana Allah tentang pemberian anak
kepada Abraham, bahkan membahayakan Rencana Allah tentang Mesias, karena Mesias
akan lahir dari keturunan Abraham dan Sara. Karena itu, Tuhan tidak bisa
membiarkan hal ini berlarut-larut. Ia harus bertindak! Rencana Tuhan tidak
bisa / tidak boleh gagal!
II)
Tindakan Tuhan dan akibatnya.
A)
Tindakan Tuhan.
1)
Mencegah Abimelekh menghampiri Sara (ay 4,6).
Bagaimana
caranya? Dengan memberikan semacam tulah / wabah (ay 17-18). Ini jelas bukan
sekedar suatu kemandulan biasa, karena kemandulan biasa tidak mungkin bisa
dideteksi dalam waktu yang singkat. Karena itu, ada penafsir-penafsir yang
berpendapat bahwa ini adalah semacam penyakit yang menyebabkan orang tidak bisa
orang melakukan hubungan sex. Dengan Abimelekh terkena penyakit ini, maka dengan
sendirinya ia tidak bisa berhubungan sex dengan Sara.
2)
Datang kepada Abimelekh dalam mimpi (ay 3-7).
a) Bagaimana Abimelekh bisa melakukan dialog dengan
Allah, kalau saat itu ia bermimpi?
·
Ada yang menganggap bahwa
mimpi itu terjadi 2 x. Pada kali yang pertama, Tuhan mengatakan ay 3. Setelah
Abimelekh terbangun, ia mengucapkan ay 4b-5. Lalu ia bermimpi lagi dan Tuhan
mengucapkan ay 6-7.
·
Ada pula yang berpendapat
bahwa Tuhan memberikan mimpi yang lain dari pada yang lain, yang memungkinkan
terjadinya dialog.
b)
Penjelasan ay 3-7:
·
Dalam ay 3 Tuhan berkata
kepada Abimelekh: ‘Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil
itu; sebab ia sudah bersuami’. Kata-kata ini menunjukkan kesucian pernikahan,
dan juga kebencian Tuhan pada perzinahan / kepada orang yang mengambil pasangan
hidup orang lain.
Penerapan:
Apakah saudara
meninggikan kesucian pernikahan? Apakah saudara membenci perzinahan?
·
Ay 4a secara explicit
menunjukkan bahwa Abimelekh belum menghampiri Sara.
Tidak adanya kata-kata
seperti itu dalam Kej 12:10-20 tidak menunjukkan bahwa Firaun sudah menghampiri
Sara, tetapi menunjukkan bahwa di sana keterangan seperti itu tidak terlalu
penting. Tetapi di sini, keterangan itu penting, supaya Ishak yang lahir dalam
Kej 21 tidak dianggap sebagai anak Abimelekh!
·
Kata-kata Abimelekh dalam ay
4b: “Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah?”, mungkin disebabkan
rasa takut bahwa bangsanya akan dihancurkan seperti orang-orang Sodom dan
Gomora.
·
Kata-kata ‘tak bersalah’,
‘hati yang tulus’, dan ‘tangan yang suci’ (ay 4-5) menunjukkan bahwa
Abimelekh betul-betul merasa tidak bersalah (tidak ada guilty feeling /
perasaan bersalah). Ia bisa merasa tidak bersalah karena bagi dia, polygamy
adalah sesuatu yang diijinkan, asal tidak mengambil istri orang lain.
Tetapi, tentu
saja Abimelekh sebetulnya tetap berdosa karena melakukan polygamy.
Mengomentari bagian ini, Calvin berkata: orang yang bersih menurut anggapannya
sendiri, belum tentu bebas dari dosa (bdk. Amsal 21:2). Apalagi kita yang terus
hidup dengan guilty feeling / perasaan bersalah? Bagaimana keadaan kita
di hadapan Tuhan?
·
Dalam ay 6, Tuhan mengakui
bahwa hati Abimelekh tulus. Ini tidak berarti bahwa di hadapan Tuhan Abimelekh
betul-betul tidak bersalah, karena kalau Abimelekh betul-betul tidak bersalah,
tidak mungkin Tuhan menghukum / menghajarnya dengan tulah. Maksudnya adalah:
Tuhan mengakui bahwa Abimelekh memang betul-betul tidak berniat mengambil
istri orang lain.
·
Ay 6 juga menunjukkan bahwa
Allah mencegah Abimelekh untuk berbuat dosa. Ini sering dilakukan oleh Allah
terhadap orang yang memang tidak berniat untuk melakukan dosa. Tetapi orang yang
sengaja mau berbuat dosa, justru sering diserahkan kepada dosa oleh Allah (Ro
1:21-29).
·
Dalam ay 7, Allah menyuruh
Abimelekh untuk mengembalikan Sara kepada Abraham, dan sekaligus meminta
Abraham untuk mendoakan dia (bdk. Ayub 42:8-9).
B) Akibat
tindakan Tuhan (ay 8-18).
1) Ay 8: begitu Abimelekh bangun, ia memanggil
hamba-hambanya dan menceritakan hal itu kepada mereka. Ini menunjukkan
kerendahan hati Abimelekh, dan sekaligus menunjukkan bahwa Abimelekh mentaati
Tuhan secara langsung! Ini seharusnya memalukan kita yang selalu menunda-nunda
dalam mentaati Tuhan!
2)
Ay 9-10: pertanyaan dan teguran Abimelekh kepada Abraham.
a) Mungkin Abimelekh mengucapkan ay 9 untuk menegur dan
menanyai Abraham, dan mula-mula Abraham tidak bisa menjawab karena merasa
bersalah. Lalu Abimelekh mendesak dengan mengucapkan ay 10.
b)
Ay 10: ‘apa maksudmu’.
NIV: ‘what
was your reason’ (= apa alasanmu).
NASB: ‘what
have you encountered’ (= apa yang kaujumpai).
RSV: ‘what
were you thinking of’ (= apa yang kaupikirkan).
KJV/Lit: ‘what
sawest thou’ (= apa yang kaulihat).
Maksudnya:
apakah kamu telah melihat bahwa rakyatku mengambil istri orang lain dengan
membunuh suaminya?
3)
Ay 11-13: jawaban Abraham.
a) Abraham menjelaskan bahwa ia melakukan hal itu
karena ia takut dibunuh (ay 11), dan disamping itu, Sara memang setengah saudara
dengan dia (ay 12).
b) Ada sesuatu yang menarik dari jawaban Abraham dalam
ay 13 ini, karena ia berkata: ‘Allah menyuruh aku mengembara’.
KJV/RSV/NASB: ‘When
God caused me to wander’ (= Pada waktu Allah menyebabkan aku mengembara).
Kata-kata ‘caused
me to wander’ (= menyebabkan aku mengembara) dalam bahasa Ibrani hanya
merupakan satu kata kerja saja, yang merupakan kata kerja bentuk jamak,
sehingga kalau mau diterjemahkan secara hurufiah, menjadi: ‘they
caused me to wander’ (= mereka menyebabkan aku mengembara).
Karena itu,
kalimat ini merupakan kalimat yang aneh, karena subyeknya adalah ‘God’
(yang jelas menunjuk kepada Allah yang tunggal), tetapi subyek itu
diikuti oleh kata kerja bentuk jamak. Karena itu, ayat ini bisa dipakai
sebagai dasar dari Doktrin Allah Tritunggal!
Catatan: hal
yang serupa terjadi dalam Maz 35:7.
c) Kesimpulan dari jawaban Abraham dalam ay 11-13
adalah: ia tidak melakukan hal itu dengan maksud mencelakakan Abimelekh maupun
rakyatnya.
4)
Ay 14-18: tindakan Abimelekh selanjutnya.
a)
Memberi ‘ganti rugi’ kepada Abraham (ay 14).
b)
Mengembalikan Sara (ay 14).
c) Mempersilahkan Abraham untuk tinggal dimanapun ia
mau (ay 15 bdk. Kej 12:19-20 dimana Firaun mengusir Abraham).
d) Memberikan uang 1000 syikal sebagai ‘persembahan
perdamaian’ (ay 16).
Catatan:
ay 16 ini merupakan ayat yang baik terjemahannya maupun artinya sukar
dipastikan.
Macam-macam
terjemahan:
NIV: ‘This
is to cover the offense against you before all who are with you; you are
completely vindicated’ (= Ini untuk menutupi pelanggaran terhadapmu di
hadapan semua orang yang ada bersamamu; namamu sepenuhnya dibersihkan).
NASB: ‘behold,
it is your vindication before all who are with you, and before all men you are
cleared’ (= lihatlah, ini adalah pembersihan namamu di hadapan semua orang
yang bersamamu, dan di hadapan semua orang kamu dibersihkan).
KJV: ‘behold,
he is to thee a covering of the eyes, unto all that are with thee, and with all
other: thus she was reproved’ [= lihatlah, ia (Abraham) bagimu merupakan
penutup mata, bagi semua yang bersamamu, dan semua yang lain: demikianlah ia
(Sara) dimarahi].
RSV: ‘it is
your vindication in the eyes of all who are with you; and before every one you
are righted’ (= Ini adalah pembersihan namamu dalam pandangan semua orang
yang bersamamu; dan di hadapan setiap orang kamu diperbaiki).
Macam-macam
penafsiran:
1. Dia (Abraham) akan menjadi pelindungmu,
menyembunyikan engkau seperti cadar menutupi muka, dari nafsu orang-orang lain.
2. Uang ini adalah persembahan perdamaian supaya engkau
mengabaikan / memaafkan kesalahanku.
3. Uang ini untuk membeli cadar untuk menyembunyikan
kecantikanmu supaya orang-orang lain tidak terjerat.
4. Uang ini merupakan pernyataan tentang kesucianmu dan
merupakan pertahananmu terhadap fitnah yang menjelek-jelekkan engkau.
5. Abraham adalah ‘cadar yang menutupi mukamu’;
mengapa engkau membuang cadar itu dengan mengakui dia sebagai saudaramu?
Saya paling
condong pada no 2!
e) Ia mau datang kepada Abraham dan didoakan sehingga
sembuh (ay 17-18).
Kesimpulan dari
tindakan Abimelekh ini: ia bukan hanya mentaati Tuhan dengan sepenuhnya, tetapi
ia bahkan melakukan lebih banyak dari yang Tuhan tuntut!
Renungkan:
bagaimana kalau saudara mentaati Tuhan? Apakah juga seperti Abimelekh?
Kesimpulan:
1) Bagian ini mengontraskan kelemahan manusia dengan
kasih karunia dan belas kasihan Tuhan!
Abraham dan Sara
sebetulnya tidak layak mendapatkan pertolongan dari Tuhan, tetapi Tuhan toh
memberikannya kepada mereka.
Penerapan:
·
kitapun sebetulnya tidak
layak mendapatkan kasih karunia dan belas kasihan Tuhan. Kita hanya layak untuk
dihukum di neraka! Tetapi Allah mau menjadi manusia dan menderita dan mati bagi
kita, dan juga memanggil kita dan mempertobatkan kita sehingga kita sekarang
boleh menjadi anak-anakNya! Bukankah sudah sepatutnya kalau kita selalu hidup di
dalam rasa syukur dan pujian kepada Tuhan?
·
kalau saudara berbuat dosa,
dan lalu terlibat kesukaran / penderitaan karena dosa itu, janganlah lalu tidak
mau datang kepada Tuhan dengan pemikiran bahwa saudara tidak layak untuk
ditolong. Ingat bahwa Tuhan tetap mau menolong sekalipun kita tidak layak
ditolong. Ini memang tidak berarti bahwa saudara boleh terus memegangi dosa
saudara itu. Bertobatlah dari dosa itu, dan datanglah kepada Tuhan untuk meminta
pertolongan!
2) Pada saat janji Tuhan kepada Abraham hampir
digenapi, setan menyerang habis-habisan, sehingga akhirnya janji itu ada dalam
bahaya! Tetapi Allah bekerja sehingga janji itu akhirnya toh tergenapi!
Penerapan:
Kalau saudara
sudah mencapai suatu titik dimana saudara hampir menerima berkat Tuhan yang
besar, atau saudara hampir melakukan sesuatu yang besar bagi Tuhan, maka
berhati-hatilah, karena setan pasti akan menyerang habis-habisan! Tetapi pada
saat yang sama, yakinlah bahwa Tuhan berkuasa untuk menolong saudara!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali