(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tanggal 22 Februari 2009, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331 / 6050-1331)
HARI ULANG TAHUN
ke 2
GKRI GOLGOTA
Yang
memberkati akan diberkati,
yang
mengutuk akan dikutuk
Kej 12:1-3 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ‘Pergilah dari
negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang
akan Kutunjukkan kepadamu; (2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang
besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat.’”.
Hari
ini kita merayakan HARI ULANG TAHUN ke 2 dari GKRI
Golgota. Tetapi akankah kita tahun depan merayakan HARI ULANG TAHUN yang
ke 3? Kalau peraturan 2 menteri diberlakukan, mungkin saja tidak akan ada HARI
ULANG TAHUN ke 3! Karena mengingat hal inilah maka saya membuat khotbah ini!
Sekarang mari kita mempelajari text ini.
I) Abraham diberkati oleh Allah.
Kej
12:2 - “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat”.
Bagaimana
mungkin Abraham, atau siapapun juga, bisa diberkati? Bukankah semua orang
berdosa, dan karena itu dikutuk oleh Allah? Jelas, bahwa pengorbanan / penebusan
yang dilakukan Kristus di atas kayu salib yang memungkinkan terjadinya hal itu.
Calvin (tentang Kej
12:3): “‘In
thee shall all families of the earth be blessed.’ ... the blessing was promised him in
Christ, ... God (in my judgment) pronounces that all nations should be blessed
in his servant Abram because Christ was included in his loins. ... there should
be an understood antithesis between Adam and Christ. For whereas, from the time
of the first man’s alienation from God, we are all born accursed, here a new
remedy is offered unto us. ... the whole human race is obnoxious to a curse, and
therefore that the holy people are blessed only through the grace of the
Mediator. Whence he concludes, that the covenant of salvation which God made
with Abram, is neither stable nor firm except in Christ”
[= ‘Dalam engkau semua keluarga dari bumi akan
diberkati’. ... berkat itu dijanjikan kepadanya dalam Kristus, ... Allah
(dalam penilaian saya) mengumumkan bahwa semua bangsa akan diberkati dalam
pelayanNya Abram karena Kristus termasuk dalam tubuhnya. ... di sana harus
dimengerti adanya suatu kontras antara Adam dan Kristus. Karena sekalipun sejak
saat pertama pengasingan / penjauhan manusia dari Allah, kita semua dilahirkan
dalam keadaan terkutuk, di sini suatu obat yang baru ditawarkan kepada kita. ...
seluruh umat manusia adalah menjijikkan pada suatu kutuk, dan karena itu
orang-orang kudus diberkati hanya melalui kasih karunia dari sang Pengantara.
Dari mana ia menyimpulkan, bahwa perjanjian keselamatan yang Allah buat dengan
Abram, tidak stabil ataupun teguh, kecuali dalam Kristus].
Gal 3:8-14
- “(8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah
membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu
memberitakan Injil kepada Abraham: ‘Olehmu segala bangsa akan diberkati.’
(9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama
dengan Abraham yang beriman itu. (10) Karena semua orang, yang hidup dari
pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis:
‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis
dalam kitab hukum Taurat.’ (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di
hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang
benar akan hidup oleh iman.’ (12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman,
melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. (13) Kristus telah
menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita,
sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’
(14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham
sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang
telah dijanjikan itu”.
Karena
itu, kalau saudara menginginkan berkat yang bersifat rohani dan kekal,
percayalah kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!
II)
Allah akan memberkati orang yang memberkati Abraham, dan mengutuk orang yang
mengutuk Abraham.
1)
Ini bukan hanya berlaku untuk Abraham, tetapi juga untuk semua orang yang
beriman / anak Tuhan.
Calvin (tentang Kej
12:3): “For
although he here addresses one man only, he elsewhere declares the same
affection towards his faithful people. We
may therefore infer this general doctrine, that God so embraced us with
his favor, that he will bless our friends, and take vengeance on our enemies”
(= Karena sekalipun Ia di sini menujukan kepada satu
orang saja, di tempat lain Ia menyatakan kasih / perasaan yang sama kepada
umatNya yang setia. Karena itu kita bisa
menyimpulkan doktrin umum ini, bahwa Allah begitu memeluk kita dengan
kebaikanNya, sehingga Ia akan memberkati teman-teman kita, dan membalas
musuh-musuh kita).
Sebagai bukti adalah:
kata-kata yang sama diberikan kepada Yakub pada saat Ishak memberkatinya (Kej
27:29), dan juga kepada Israel pada waktu Bileam ‘memberkati’ mereka (Bil
24:9).
Kej 27:29
- “Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud
kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud
kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang
memberkati engkau, diberkatilah ia.’”.
Bil 24:9
- “Ia meniarap dan merebahkan diri sebagai singa jantan, dan sebagai singa
betina; siapakah yang berani membangunkannya? Diberkatilah orang yang
memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau!’”.
Calvin (tentang Bil
24:9): “‘Blessed is he that blesseth thee.’ This
mode of expression signifies that the Israelites were elected by God, on these
terms, that He would account as conferred upon Himself whatever injury or
benefit they might receive. Nor is there anything new in this, that God
should declare that He would be an enemy to the enemies of His Church; and, on
the other hand, a friend to her friends, which is a token of the high favor with
which He regards her. Hence, however, we are taught, that whatever good
offices are performed towards the Church, are conferred upon God Himself, who
will recompense them faithfully: and, at the same time, that believers cannot be
injured, without His avenging them: even as He says; ‘He that toucheth you
toucheth the apple of my eye.’ (Zechariah 2:8.)” [= ‘Diberkatilah
orang yang memberkati engkau’. Cara pernyataan ini menunjukkan
bahwa orang-orang Israel dipilih oleh Allah, dengan ketentuan-ketentuan ini,
bahwa Ia akan menganggap sebagai dilakukan terhadapNya sendiri apapun kerugian
atau keuntungan yang mereka terima. Juga tidak ada sesuatu yang baru dalam
hal ini, bahwa Allah menyatakan bahwa Ia akan menjadi seorang musuh bagi
musuh-musuh dari GerejaNya; dan pada sisi yang lain, seorang sahabat bagi
sahabat-sahabat dari Gerejanya, yang merupakan suatu tanda dari kebaikan /
kesenanganNya yang tinggi dengan mana Ia memandang pada GerejaNya. Karena
itu, kita diajar, bahwa jasa baik apapun dilakukan kepada Gereja, dilakukan
terhadap Allah sendiri, yang akan memberikan imbalan kepada mereka dengan setia:
dan, pada saat yang sama, bahwa orang-orang percaya tidak bisa dilukai /
dirugikan, tanpa pembalasanNya terhadap mereka: seperti pada saat Ia berkata:
‘siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya’ (Zakharia
2:8)].
2)
Arti dari ‘memberkati’ dan mengutuk’.
Kata
‘memberkati’ dan ‘mengutuk’ bisa diartikan sebagaimana adanya / secara
hurufiah, tetapi:
a)
Bisa juga kata ‘memberkati’ diartikan sebagai:
1.
Bersikap baik / bersahabat.
2.
Mengharapkan kebaikan, memberikan kata-kata yang baik dan ramah
kepadanya, berbicara baik tentang dia, dan sebagainya.
b)
Sedangkan kata ‘mengutuk’ bisa diartikan sebagai:
1.
Bersikap jahat / memusuhi.
2.
Memfitnah, berbicara buruk tentang dia, dan sebagainya.
Ini
terlihat dari banyak contoh dimana sekalipun orang-orang tertentu bukan
betul-betul memberkati Abraham / orang percaya, dan hanya bersikap baik kepada
Abraham / orang percaya, tetapi Allah tetap memberkati / bersikap baik terhadap
mereka. Dan sebaliknya, banyak juga kasus dimana ada orang-orang yang bukan
betul-betul mengutuk Abraham / orang percaya, dan hanya bersikap jahat,
memfitnah dsb, tetapi mereka dihukum / dihajar oleh Tuhan.
Dan
kalau kita melihat ayat-ayat di bawah ini, maka kelihatannya kata
‘memberkati’ memang dikontraskan dengan ‘berbuat jahat’ dan ‘mencaci
maki’.
1Pet 3:9 - “dan
janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci
maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu
dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat”.
1Kor
4:12 - “kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki,
kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar”.
Calvin (tentang Kej
12:3): “it
appears that to bless or curse in any one, is nothing else than to wish good or evil to another,
... I acknowledge, that what they say is often, but not always true”
(= Kelihatannya ‘memberkati’ atau ‘mengutuk’
dalam siapapun, tidak lain dari ‘mengharapkan kebaikan atau bencana bagi orang
lain’, ... Saya mengakui, bahwa apa yang mereka katakan itu sering, tetapi
tidak selalu benar).
Jamieson,
Fausset & Brown (tentang Kej 12:3):
“I
will bless them that bless thee. His friends and his enemies would be regarded
as the friends and enemies of God, who would reward their kindness and avenge
their wrongs done to him as done to Himself” (=
‘Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau’.
Sahabat-sahabatnya dan musuh-musuhnya akan dianggap sebagai sahabat-sahabat dan
musuh-musuh Allah, yang akan memberi upah atas kebaikan mereka dan membalas
kesalahan-kesalahan yang dilakukan kepadanya seperti dilakukan kepadaNya sendiri).
Barnes’
Notes (tentang Kej 12:3):
“‘I
will bless them that bless thee, and curse him that curseth thee.’ Here the
Lord identifies the cause of Abram with his own, and declares him to be
essentially connected with the weal or woe of all who come into contact with him” (= ‘Aku
akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang
yang mengutuk engkau’.
Di sini Tuhan menyamakan perkara Abraham dengan perkaraNya sendiri, dan
menyatakan Dia sebagai berhubungan secara hakiki dengan kesejahteraan atau
kesengsaraan dari semua orang yang berhubungan dengan dia).
Calvin (tentang Kej
12:3): “‘And
I will bless them that bless thee.’
... For this is the accustomed form of covenants between kings and others, that they
mutually promise to have the same enemies and the same friends. This
certainly is an inestimable pledge of special love, that God should so greatly
condescend for our sake. ... We are, moreover, warned by this passage, that
however desirous the sons of God may be of peace, they will never want enemies.
Certainly, of all persons who ever conducted themselves so peaceably among men
as to deserve the esteem of all, Abram might be reckoned among the chief, yet
even he was not without enemies; because he had the devil for his adversary, who
holds the wicked in his hand, whom he incessantly impels to molest the good. There
is then, no reason why the ingratitude of the world should dishearten us, even
though many hate us without cause, and, when provoked by no injury, study to do
us harm; but let us be content with this single consolation, that God engages on
our side in the war. Besides, God exhorts his people to cultivate fidelity
and humanity with all good men, and, further, to abstain from all injury. For
this is no common inducement to excite us to assist the faithful, that if we
discharge any duty towards them, God will repay it; nor ought it less to alarm
us, that he denounces war against us, if we hurt any one belonging to him”
(= ‘Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau’. ... Karena ini adalah bentuk perjanjian yang biasa di antara
raja-raja dan orang-orang lain, bahwa mereka saling berjanji untuk mempunyai
musuh yang sama dan sahabat yang sama. Ini jelas merupakan suatu janji yang
tidak ternilai dari kasih yang khusus, bahwa Allah begitu merendahkan diri demi
kita. ... Selanjutnya, kita diperingatkan oleh text ini, bahwa bagaimanapun
anak-anak Allah menginginkan damai, mereka tidak akan pernah kekurangan
musuh-musuh. Pastilah bahwa dari semua orang yang pernah bertingkah laku begitu
penuh damai di antara manusia sehingga layak dihargai oleh semua orang, Abraham
boleh dianggap sebagai salah satu yang terutama, tetapi bahkan ia bukanlah tanpa
musuh-musuh; karena ia mempunyai Iblis sebagai musuh, yang memegang orang-orang
jahat di tangannya, yang dengan tak henti-hentinya ia dorong untuk mengganggu /
menganiaya orang-orang baik / saleh. Maka, tidak ada alasan mengapa sikap
tidak tahu terima kasih dari dunia harus mengecilkan hati kita, sekalipun banyak
orang membenci kita tanpa alasan, dan pada saat tidak diprovokasi oleh kerugian
/ luka apapun, memikirkan untuk merugikan kita; tetapi hendaklah kita puas
dengan satu penghiburan ini, bahwa Allah berperang di pihak kita. Disamping
itu, Allah mendesak umatNya untuk mengusahakan kesetiaan dan kemanusiaan dengan
semua orang-orang baik / saleh, lebih jauh lagi, untuk menjauhkan diri dari
tindakan merugikan orang lain. Karena ini merupakan suatu perangsang yang
luar biasa untuk menggairahkan kita untuk membantu orang-orang yang setia,
karena kalau kita melaksanakan kewajiban apapun terhadap mereka, Allah akan
membayarnya kembali; juga ini seharusnya menakutkan kita, bahwa Ia menyatakan
perang terhadap kita, jika kita melukai siapapun yang adalah milikNya).
III) Orang yang ‘memberkati’ orang
percaya.
1)
Orang kafir ‘memberkati’ orang percaya.
Dalam
kasus seperti ini, Allah tetap ‘memberkati’ orang kafir itu. Contohnya
adalah kasus Potifar yang ‘memberkati’, dalam arti ‘bersikap baik’
terhadap Yusuf, sehingga lalu diberkati oleh Allah.
Kej
39:3-5 - “(3) Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan
bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, (4) maka Yusuf
mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya
kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (5) Sejak
ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN
memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas
segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang”.
2)
Orang kristen KTP ‘memberkati’ orang percaya.
Yang
inipun diberkati oleh Allah. Sebagai contoh adalah kasus Laban yang (mula-mula)
berbaik hati terhadap Yakub, sehingga ia diberkati oleh Allah.
Kej 30:27,29-30
- “(27) Tetapi Laban berkata kepadanya: ‘Sekiranya aku mendapat kasihmu!
Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau.’ ...
(29) Sahut Yakub kepadanya: ‘Engkau sendiri tahu, bagaimana aku bekerja
padamu, dan bagaimana keadaan ternakmu dalam penjagaanku, (30) sebab harta
milikmu tidak begitu banyak sebelum aku datang, tetapi sekarang telah berkembang
dengan sangat, dan TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini;
jadi, bilakah dapat aku bekerja untuk rumah tanggaku sendiri?’”.
Perlu diperhatikan, bahwa baik dalam kasus Potifar ‘memberkati’
Yusuf (orang kafir ‘memberkati’ orang percaya), maupun dalam kasus Laban
‘memberkati’ Yakub (orang kristen KTP ‘memberkati’ orang percaya),
maka sekalipun Allah memang membalas ‘kebaikan’ mereka dengan memberkati
mereka, tetapi berkat dari Allah itu hanyalah berkat jasmani / sekuler! Karena
mereka ada di luar Kristus, maka tidak mungkin bisa ada berkat rohani / kekal
bagi mereka, tidak peduli mereka berbuat baik kepada orang-orang percaya!
Tetapi Calvin
mempertanyakan: mengapa Bileam tidak diberkati sekalipun ia memberkati bangsa
Israel? Ia menjawab sendiri pertanyaan itu: karena Bileam sebetulnya ingin
mengutuk Israel, tetapi ia dipaksa memberkati Israel oleh Allah.
Tentang Bileam yang
ingin mengutuk tetapi dipaksa memberkati, bandingkan dengan Maz 62:5
- “Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang
tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi
dalam hatinya mereka mengutuki. Sela”.
Sudah tentu kalau yang
seperti ini, Tuhan tidak memberkati mereka. Jadi, keinginan sesungguhnya, maksud
hatinya, dan ketulusan atau kemunafikannya, harus diperhitungkan sebelum Tuhan
mau memberkati mereka yang memberkati orang-orang percaya.
3)
Orang percaya ‘memberkati’ orang percaya.
Contoh:
a)
Janda di Sarfat yang ‘memberkati’ Elia sehingga lalu diberkati oleh
Allah.
1Raja
17:7-16 - “(7) Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering,
sebab hujan tiada turun di negeri itu. (8) Maka datanglah firman TUHAN kepada
Elia: (9) ‘Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan
diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi
engkau makan.’ (10) Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia
sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang
mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: ‘Cobalah
ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.’ (11) Ketika perempuan
itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: ‘Cobalah ambil juga bagiku sepotong
roti.’ (12) Perempuan itu menjawab: ‘Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam
tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang
mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya
bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.’
(13) Tetapi Elia berkata kepadanya: ‘Janganlah takut, pulanglah, buatlah
seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar
kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan
bagi anakmu. (14) Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam
tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan
berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.’ (15) Lalu
pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan
itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. (16)
Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak
berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkanNya dengan perantaraan Elia”.
b)
Mat 10:40-42 - “(40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut
Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41)
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan
barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah
orang benar. (42) Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada
salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’”.
c)
Mat 25:34-40 - “(34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka
yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika
Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang,
kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di
dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah
kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau
telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau
sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan
menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku”.
Jadi,
kita melihat bahwa kalau orang percaya ‘memberkati’ / berbuat baik kepada
orang percaya, maka Tuhan akan memberkati orang percaya yang berbuat baik itu.
Dan dari text yang terakhir kita melihat bahwa berkat Tuhan itu bukan hanya
dalam hal sekuler / sementara, tetapi secara rohani dan kekal!
IV) Orang yang ‘mengutuk’ orang
percaya.
1)
Orang percaya ‘mengutuk’ orang percaya.
Ini
tidak seharusnya terjadi, tetapi dalam dunia ini tak ada yang sempurna / ideal,
sehingga dalam faktanya ini banyak terjadi! Pendeta satu memusuhi / membenci /
memfitnah pendeta lain; dan demikian juga orang Kristen satu dengan yang lain.
Ada banyak pendeta yang justru bersukacita kalau ada berita buruk tentang
saingan mereka, tak peduli berita itu benar / terbukti atau tidak. Kelihatannya
mereka tak pernah membaca 1Tim 5:19, yang berbunyi sebagai berikut: “Janganlah
engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau
tiga orang saksi”.
Sekarang
bagaimana kalau orang percaya ‘mengutuk’ orang percaya? Mari kita melihat
kasus di bawah ini.
Bil 12:1-10
- “(1) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush
yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. (2)
Kata mereka: ‘Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja?
Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?’ Dan kedengaranlah hal itu
kepada TUHAN. (3) Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih
dari setiap manusia yang di atas muka bumi. (4) Lalu berfirmanlah TUHAN dengan
tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: ‘Keluarlah kamu bertiga ke Kemah
Pertemuan.’ Maka keluarlah mereka bertiga. (5) Lalu turunlah TUHAN dalam tiang
awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka
tampillah mereka keduanya. (6) Lalu berfirmanlah Ia: ‘Dengarlah firmanKu ini.
Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diriKu
kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. (7) Bukan
demikian hambaKu Musa, seorang yang setia dalam segenap rumahKu. (8)
Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki,
dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hambaKu
Musa?’ (9) Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.
(10) Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena
kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka
dilihatnya, bahwa dia kena kusta!”.
Dalam
cerita ini ada beberapa hal yang perlu diketahui:
a)
Tidak diragukan bahwa bukan hanya Musa, tetapi juga Miryam dan Harun,
adalah orang-orang percaya yang sejati.
b)
Para penafsir saling bertentangan tentang perempuan Kush yang diambil
istri oleh Musa. Ada yang mengatakan itu bukan Zipora (dengan demikian Musa
melakukan polygamy), tetapi kebanyakan (termasuk Calvin) menganggap perempuan
itu adalag Zipora.
c)
Siapapun perempuan Kush itu, dan tak peduli Musa bersalah atau tidak,
jelas bahwa kritikan yang diberikan oleh Miryam dan Harun didasari oleh rasa iri
hati dan persaingan dengan adik mereka. Ini terlihat dengan jelas dari ay 2a: “Kata
mereka: ‘Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah
dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?’”. Karena itulah Miryam
dihajar dengan berat oleh Allah. Mengapa Harun tidak? Karena Miryam yang
menghasut (terlihat dari namanya disebut dulu dalam ay 1).
Ini
membuat orang Kristen, khususnya para hamba Tuhan, harus sangat berhati-hati
dalam mengkritik / menyerang orang Kristen / hamba Tuhan yang lain. Introspeksi
dulu sebelum mengkritik / menyerang! Apa motivasinya? Kalau motivasinya benar,
itu tidak disalahkan, seperti pada waktu Paulus mengkritik / menegur Petrus
dengan keras di depan umum (Gal 2:11-14). Tetapi kalau motivasinya adalah iri
hati / persaingan, maka itu merupakan tindakan yang membahayakan, karena bisa
mengundang hajaran Tuhan, seperti dalam kasus Miryam dan Harun ini! Kalau ia
memang adalah orang percaya yang sejati, ia tidak akan pernah bisa dihukum atau
dibuang ke dalam neraka oleh Tuhan. Tetapi Tuhan tetap bisa menghajarnya!
2)
Orang kristen KTP ‘mengutuk’ orang percaya.
a)
Kej 31:22-25,29 - “(22) Ketika pada hari ketiga dikabarkan kepada
Laban, bahwa Yakub telah lari, (23) dibawanyalah sanak saudaranya bersama-sama,
dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di
pegunungan Gilead. (24) Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi
kepada Laban, orang Aram itu, serta berfirman kepadanya: ‘Jagalah baik-baik,
supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun.’ (25) Ketika
Laban sampai kepada Yakub, - Yakub telah memasang kemahnya di pegunungan, juga
Laban dengan sanak saudaranya telah memasang kemahnya
di pegunungan Gilead - ... (29) Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu,
tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan
engkau mengatai Yakub dengan sepatah katapun”.
Catatan:
saya menganggap Laban sebagai orang kristen KTP karena kalau dilihat dalam
perjanjian antara Yakub dan Laban, Laban bersumpah demi nama Yahweh / Allah dari
Abraham (Kej 31:48-53). Tetapi dari kehidupannya (ia mempunyai berhala /
terafim), kelihatannya ia bukan orang percaya yang sejati.
b)
Korah, Datan dan Abiram yang dibinasakan oleh Allah karena melawan dan
mengata-ngatai Musa (Bil 16:1-35).
c)
Mat 25:41-46 - “(41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di
sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk,
enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan;
ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing,
kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku
pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu
merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau
lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau
dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk
salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
(46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar
ke dalam hidup yang kekal.’”.
Catatan:
saya menganggap kambing-kambing di sini bukan sebagai orang kafir total, tetapi
sebagai orang kristen KTP, karena mereka menyebut Yesus sebagai ‘Tuhan’ (ay 44).
Juga kata-kata mereka dalam ay 44 kelihatannya menunjukkan bahwa dalam
hidup mereka mereka merasa mereka menghormati / mengasihi Yesus.
3)
Orang kafir ‘mengutuk’ orang percaya.
Saya
akan memberikan beberapa contoh:
a)
Zakh 2:8 - “Sebab beginilah
firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaanNya telah mengutus aku, mengenai
bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu sebab siapa yang menjamah kamu, berarti
menjamah biji mataNya”.
Calvin mengatakan bahwa ayat ini bisa ditafsirkan dengan dua
arti:
1. Orang yang menjamah orang percaya berarti menjamah biji
matanya sendiri (biji mata orang itu).
2. Orang yang menjamah orang percaya berarti menjamah biji
mata Allah.
Calvin setuju dengan penafsiran yang kedua, karena adanya
dukungan dari dua ayat di bawah ini:
·
Ul 32:10 - “DidapatiNya dia di suatu negeri, di
padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara.
DikelilingiNya dia dan diawasiNya, dijagaNya sebagai biji mataNya”.
·
Maz 17:8 - “Peliharalah aku seperti biji mata,
sembunyikanlah aku dalam naungan sayapMu”.
Calvin (tentang Zakh 2:8): “God
cannot otherwise set forth how much and how ardently he loves us, and how
careful he is of our salvation, than by comparing us to the apple of his eye.
There is nothing, as we know, more delicate, or more tender, then this is in the
body of man; for were one to bite my finger, or prick my arm or my legs, or even
severely to wound me, I should feel no such pain as by having my eye or the
pupil of my eye injured. God then by this solemn message declares, that the
Church is to him like the apple of his eye, so that he can by no means bear it
to be hurt or touched”
(= Allah
tidak bisa menyatakan dengan cara lain betapa besar dan bagaimana bergairahnya
Ia mengasihi kita, dan bagaimana hati-hatinya Ia tentang keselamatan kita, dari
pada membandingkan kita dengan biji mataNya. Seperti kita ketahui, tidak ada
apapun yang lebih lembut atau halus dari pada ini dalam tubuh manusia; karena
seandainya ada seseorang menggigit jariku, atau menusuk lengan atau kakiku, atau
bahkan melukai aku dengan hebat, aku tidak akan merasa sesakit seperti kalau
mataku atau biji mataku dilukai. Maka Allah oleh berita / pesan yang khidmat
ini menyatakan bahwa bagi Dia Gereja adalah seperti biji mataNya, sehingga Ia
sama sekali tidak bisa tahan kalau Gereja disakiti atau disentuh).
b)
Kis 9:1-5 - “(1) Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus
untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, (2)
dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi
di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti
Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. (3) Dalam
perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya
memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah
olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah
engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya:
‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu”.
Paulus
/ Saulus pada saat itu belum bertobat, dan karena itu ia jelas adalah orang
kafir. Dan pada saat ia menangkapi / menganiaya / membunuhi orang-orang Kristen,
Yesus menganggap bahwa hal-hal itu dilakukan terhadapNya sendiri!
Calvin (tentang Kis
9:5): “it
is not for nothing that he saith that he suffereth in our person; but he will
have us to be assuredly persuaded of this, that he suffereth together with us,
as if the enemies of the gospel should wound us through his side” (= bukan
dengan sia-sia Ia mengatakan bahwa Ia menderita dalam pribadi kita; tetapi Ia
menghendaki kita diyakinkan dengan pasti tentang hal ini, bahwa Ia menderita
bersama-sama dengan kita, seakan-akan musuh-musuh injil melukai kita melalui
sisiNya / pihakNya).
c)
Sesuatu yang menarik adalah kasus Kej 12:10-20
Kej 20:1-18.
Kedua
text ini mirip. Yang pertama Abraham berdusta dengan mengatakan Sarai sebagai
saudaranya, sehingga Sarai mau diambil istri oleh Firaun. Yang kedua Abraham
lagi-lagi berdusta dengan mengatakan Sarai sebagai saudaranya, sehingga Sarai
mau diambil istri oleh Abimelekh. Dalam kedua kasus itu, Abraham yang adalah
orang percayanya, bersalah dengan berdusta, dan orang kafirnya (Firaun dan
Abimelekh) sebetulnya tidak terlalu bersalah, tetapi tetap saja Allah menimpakan
tulah yang hebat kepada Firaun (Kej 12:17), mengancam untuk membunuh Abimelekh
dan menutup kandungan dari istri maupun semua perempuan di istana Abimelekh (Kej 20:3-7,17-18),
sampai mereka mengembalikan Sarai.
Bdk.
Maz 105:12-15 - “(12) Ketika jumlah mereka tidak seberapa, sedikit saja, dan mereka
orang-orang asing di sana, (13) dan mengembara dari bangsa yang satu ke bangsa
yang lain, dari kerajaan yang satu ke suku bangsa yang lain, (14) Ia tidak
membiarkan seorangpun memeras mereka, raja-raja dihukumNya oleh karena mereka:
(15) ‘Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat
kepada nabi-nabiKu!’”.
d) Maz 109:28 - “Biar
mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu,
tetapi hambaMu ini kiranya bersukacita”.
Calvin (tentang Maz 109:28):
“David,
having already presented his petitions to God, and being secure in his favor,
seems now rather to boast that their cursing will do him no harm; for Thou, says
he, wilt bless me. By this means, he proves how little and how lightly he
regarded the menaces of his enemies, though they might assail him by the
poison of the tongue, and the power of the sword. From the example of
David, let us learn to form the resolution of engaging God on our side, who can
baffle all the designs of our enemies, and inspire us with courage to set at
defiance their malice, wickedness, audacity, power, and fury. ... Therefore,
relying upon the grace of God, boldly setting at nought the machinations and
attacks of his enemies, believing that they could not prevail against God’s
blessing, David raises the shout of triumph even in the midst of the battle”
[= Daud,
setelah menyampaikan permohonannya kepada Allah, dan merasa aman dalam
kebaikanNya, kelihatannya sekarang membanggakan bahwa kutuk mereka tidak akan
merugikan dia, karena Engkau, katanya, akan memberkatiku. Dengan cara ini, ia
membuktikan betapa kecil dan betapa ringannya ia memandang ancaman-ancaman dari
musuh-musuhnya, sekalipun mereka menyerang dia dengan racun dari lidah,
dan kuasa dari pedang. Dari contoh / teladan Daud, hendaklah kita belajar
untuk membentuk keputusan untuk mengajak Allah di pihak kita, yang bisa
membingungkan semua rancangan dari musuh-musuh kita, dan mengilhami kita dengan
keberanian untuk menantang kedengkian / kebencian, kejahatan, keberanian, kuasa,
dan kemarahan mereka. ... Karena itu, dengan bersandar pada kasih karunia Allah,
dengan berani mengabaikan (?) akal bulus dan serangan-serangan dari
musuh-musuhnya, dengan percaya bahwa mereka tak bisa menang terhadap berkat
Allah, Daud menaikkan seruan kemenangan bahkan di tengah-tengah pertempuran].
Penerapan:
karena itu, sekalipun kita tetap harus berdoa dan berusaha, tetapi kita tak usah
takut terhadap peraturan 2 menteri. Mereka memusuhi kita, berarti mereka
memusuhi Yesus / Allah sendiri! Bisa saja Tuhan mengijinkan gereja kita ditutup,
tetapi Dia akan tetap membimbing kita dalam mengikut Dia dan melayani Dia, dan
Ia akan membalas orang-orang brengsek yang memusuhi / menutup gerejaNya!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali