(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 22 November 2009, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP: 7064-1331 / 6050-1331)
2Sam 15:12,30-37 - “(12)
Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel,
orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan
gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom. ...
(30) Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia
berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan
dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis.
(31) Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: ‘Ahitofel ada di antara
orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,’ maka berkatalah Daud:
‘Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN.’ (32) Ketika Daud
sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah
Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah
di atas kepala. (33) Berkatalah Daud kepadanya: ‘Jika engkau turut dengan
aku, maka engkau menjadi beban kepadaku nanti, (34) tetapi jika engkau kembali
ke kota dan berkata kepada Absalom: Aku ini hambamu, ya raja, sejak dahulu aku
hamba ayahmu, tetapi sekarang aku menjadi hambamu, - dengan demikian engkau
dapat membatalkan nasihat Ahitofel demi aku. (35) Bukankah Zadok dan Abyatar,
imam-imam itu, ada bersama-sama engkau di sana? Jadi segala yang kaudengar
dari dalam istana raja, haruslah kauberitahukan kepada Zadok dan Abyatar,
imam-imam itu. (36) Ingatlah, di sana bersama-sama dengan mereka ada kedua
anak mereka, Ahimaas anak Zadok dan Yonatan anak Abyatar; dengan perantaraan
mereka haruslah kamu kirimkan kepadaku segala hal yang kamu dengar.’ (37)
Dan tibalah Husai, sahabat Daud, di Yerusalem tepat pada waktu Absalom masuk
ke kota itu”.
2Sam 16:15-7:23 - “(16:15) Maka
Absalom dan seluruh rakyat, orang-orang Israel, sampailah ke Yerusalem, dan
Ahitofel ada bersama-sama dengan dia. (16:16) Ketika Husai, orang Arki,
sahabat Daud itu, sampai kepada Absalom, berkatalah Husai kepada Absalom:
‘Hiduplah raja! Hiduplah raja!’ (16:17) Berkatalah Absalom kepada Husai:
‘Inikah kesetiaanmu kepada sahabatmu? Mengapa engkau tidak pergi menyertai
sahabatmu itu?’ (16:18) Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Tidak,
tetapi dia yang dipilih oleh TUHAN dan oleh rakyat ini dan oleh setiap orang
Israel, dialah yang memiliki aku dan bersama-sama dengan dialah aku akan
tinggal. (16:19) Lagipula, kepada siapakah aku memperhambakan diri? Bukankah
kepada anaknya? Sebagaimana aku memperhambakan diri kepada ayahmu, demikianlah
aku memperhambakan diri kepadamu.’ (16:20) Kemudian berkatalah Absalom
kepada Ahitofel: ‘Berilah nasihat; apakah yang harus kita perbuat?’
(16:21) Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom: ‘Hampirilah gundik-gundik ayahmu
yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar,
bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang
menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya.’ (16:22) Maka dibentangkanlah
kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik
ayahnya di depan mata seluruh Israel. (16:23) Pada waktu itu nasihat yang
diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada
Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh
Absalom. (17:1) Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: ‘Izinkanlah aku memilih
dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini
juga. (17:2) Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya,
dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan
melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. (17:3) Demikianlah aku
akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai
perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja,
sedang seluruh rakyat tetap selamat.’ (17:4) Perkataan ini disetujui oleh
Absalom dan oleh semua tua-tua Israel. (17:5) Tetapi berkatalah Absalom:
‘Panggillah juga Husai, orang Arki itu, supaya kita mendengar apa yang
hendak dikatakannya.’ (17:6) Ketika Husai datang kepada Absalom, berkatalah
Absalom kepadanya, demikian: ‘Beginilah perkataan yang dikatakan Ahitofel;
apakah kita turut nasihatnya? Jika tidak, katakanlah.’ (17:7) Lalu
berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Nasihat yang diberikan Ahitofel kali ini
tidak baik.’ (17:8) Kata Husai pula: ‘Engkau tahu, bahwa ayahmu dan
orang-orangnya adalah pahlawan, dan bahwa mereka sakit hati seperti beruang
yang kehilangan anak di padang. Lagipula ayahmu adalah seorang prajurit
sejati; ia tidak akan membiarkan rakyat tidur. (17:9) Tentulah ia sekarang
bersembunyi dalam salah satu lobang atau di salah satu tempat. Apabila pada
penyerangan pertama beberapa orang tewas dan ada orang mendengar hal itu, maka
orang akan berkata: Rakyat yang telah mengikut Absalom sudah menderita
kekalahan. (17:10) Maka seorang gagah perkasa sekalipun yang hatinya seperti
hati singa akan tawar hati sama sekali, sebab seluruh Israel tahu, bahwa
ayahmu itu seorang pahlawan dan orang-orang yang bersama-sama dia adalah orang
gagah perkasa. (17:11) Sebab itu kunasihatkan: Suruhlah seluruh Israel dari
Dan sampai Bersyeba berkumpul kepadamu, seperti pasir di tepi laut banyaknya
dan engkau sendiri juga harus turut bertempur. (17:12) Apabila kita mendatangi
dia di salah satu tempat, di mana ia terdapat, maka kita akan menyergapnya,
seperti embun jatuh ke bumi, sehingga tidak ada yang lolos, baik dia maupun
orang-orang yang menyertainya. (17:13) Dan jika ia mengundurkan diri ke suatu
kota, maka seluruh Israel akan mengikat kota itu dengan tali, dan kita akan
menyeretnya sampai ke sungai, hingga batu kecilpun tidak terdapat lagi di
sana.’ (17:14) Lalu berkatalah Absalom dan setiap orang Israel: ‘Nasihat
Husai, orang Arki itu, lebih baik dari pada nasihat Ahitofel.’ Sebab TUHAN
telah memutuskan, bahwa nasihat Ahitofel yang baik itu digagalkan, dengan
maksud supaya TUHAN mendatangkan celaka kepada Absalom. (17:15) Sesudah itu
berkatalah Husai kepada Zadok dan kepada Abyatar, imam-imam itu: ‘Ini dan
itu dinasihatkan Ahitofel kepada Absalom dan kepada para tua-tua Israel,
tetapi ini dan itu kunasihatkan. (17:16) Oleh sebab itu, suruhlah dengan
segera memberitahukan kepada Daud, demikian: Pada malam ini janganlah bermalam
di tempat-tempat penyeberangan ke padang gurun, tetapi menyeberanglah dengan
segera, supaya jangan raja dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia itu
ditelan habis.’ (17:17) Yonatan dan Ahimaas menunggu di En-Rogel, dan setiap
kali ada seorang budak perempuan yang datang membawa kabar kepada mereka; dan
merekapun langsung memberitahu raja Daud, sebab mereka tidak boleh dilihat
memasuki kota. (17:18) Tetapi seorang anak melihat mereka, lalu memberitahu
Absalom. Jadi pergilah keduanya dengan segera, dan sampailah mereka ke rumah
seseorang di Bahurim yang mempunyai sumur di halamannya; maka turunlah mereka
ke dalamnya. (17:19) Kemudian perempuan itu mengambil kain tudungan,
membentangkannya di atas mulut sumur itu dan menaburkan butir-butir gandum di
atasnya, sehingga tidak kelihatan apa-apa. (17:20) Sampailah orang-orang
Absalom kepada perempuan itu di rumahnya, lalu bertanya: ‘Di manakah Ahimaas
dan Yonatan?’ Jawab perempuan itu kepada mereka: ‘Mereka telah
menyeberangi sungai itu.’ Kemudian mereka mencari, tetapi tidak mendapatnya,
lalu pulanglah mereka ke Yerusalem. (17:21) Setelah orang-orang itu pergi,
keluarlah keduanya dari sumur, lalu pergi memberitahu raja Daud, kata mereka
kepada Daud: ‘Bersiaplah dan seberangilah dengan segera sungai ini, sebab
ini dan itu dinasihatkan Ahitofel terhadap kamu.’ (17:22) Lalu bersiaplah
Daud dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dan mereka menyeberangi
sungai Yordan. Pada waktu fajar tidak ada seorangpun yang ketinggalan, yang
tidak menyeberangi sungai Yordan. (17:23) Ketika dilihat Ahitofel, bahwa
nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu
berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya,
kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam
kuburan ayahnya”.
1)
Pemberontakan hanya benar dalam keadaan khusus; pada umumnya
pemberontakan adalah dosa.
Pulpit
Commentary: “Rebellion against existing authority may perhaps be right under
special circumstances. People do not exist for governments, but governments for
the people; and it is possible that the rights of the people may be so
utterly trodden upon that it is the duty of self-preservation to rebel. ...
But rebellion is wicked when, as in this case, it springs from a blending of
conceit, dislike of constituted authority, and lust of power” (= Pemberontakan terhadap penguasa yang ada mungkin bisa
dibenarkan dalam keadaan-keadaan khusus. Bukannya rakyat ada demi pemerintah,
tetapi pemerintah ada demi rakyat; dan adalah mungkin bahwa hak-hak rakyat
begitu diinjak-injak sehingga kewajiban untuk membela diri harus dilakukan
dengan memberontak. ... Tetapi pemberontakan adalah jahat pada waktu,
seperti dalam kasus ini, pemberontakan itu timbul dari suatu campuran dari
kesombongan, ketidaksenangan terhadap penguasa yang ada, dan nafsu terhadap
kekuasaan)
- hal 372-373.
Bandingkan
dengan Ro 13:1-2 - “(1) Tiap-tiap
orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada
pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada,
ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan
ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas
dirinya”.
2)
Pemberontakan Absalom merupakan perwujudan dari hukuman / hajaran Allah
kepada Daud atas dosanya dalam persoalan Uria dan Batsyeba.
Dalam 2Sam 12:10-14 nabi Natan menubuatkan 3 hukuman / hajaran:
a)
Pedang tak akan menyingkir dari keturunan Daud sampai selamanya (2Sam 12:10).
Pemerkosaan oleh Amnon terhadap Tamar yang disusul oleh pembunuhan oleh Absalom
terhadap Amnon (2Sam 13), dan pemberontakan Absalom, jelas menggenapi
hukuman ini.
b)
Istri-istri Daud akan diperkosa orang di depan umum (2Sam 12:11). Apa
yang dilakukan oleh Absalom dalam 2Sam 16:22, untuk menuruti nasehat
Ahitofel (2Sam 16:21), jelas merupakan penggenapan bagian ini.
Pulpit
Commentary: “It is not likely that either Nathan or David proclaimed to the world
the terrible prediction that was to be fulfilled within a few years (ch.
12:7-12). Ahithophel was, therefore, an unconscious instrument in fulfilling the
Word of God when he gave the desperate advice to Absalom (vers. 21,22). It is
thus that, in the perfectly free action of men, God’s purposes are realized”
[= Kecil kemungkinannya bahwa Natan
atau Daud memberitakan kepada dunia ramalan yang mengerikan yang akan digenapi
dalam beberapa tahun (12:7-12). Karena itu, tanpa disadarinya Ahitofel merupakan
alat dalam menggenapi Firman Allah pada waktu ia memberikan nasehat yang sangat
menyedihkan kepada Absalom (ay 21,22). Demikianlah, dalam tindakan yang
sepenuhnya bebas dari manusia, rencana Allah diwujudkan] - hal 408.
c)
Anak yang dilahirkan Batsyeba akan mati (2Sam 12:14).
3) Kesedihan
Daud.
2Sam 15:30 - Daud menangis. Mengapa? Mungkin bukan karena ia terpaksa
berhenti sementara menjadi raja, meninggalkan Yerusalem, dan sebagainya, tetapi
lebih disebabkan karena:
a)
Anaknya memberontak melawannya. Perlu diingat akan cintanya yang begitu
besar kepada Absalom (bdk. 2Sam 13-14).
b)
Semua itu mengingatkan dia kembali akan dosanya berhubungan dengan
Batsyeba dan Uria.
4) Dalam pemberontakan
Absalom itu, Ahitofel memihak kepada Absalom.
a)
Ahitofel memihak Absalom.
2Sam 15:12 - “Ketika Absalom
hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo
itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu
menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom”.
Perhatikan kata-kata ‘disuruhnya
datang’.
KJV/RSV/NASB/NIV:
‘sent for’ (= menyuruh
memanggil).
Footnote
RSV: ‘sent’ (= mengutus).
Pulpit
Commentary (hal 368) mengatakan bahwa bahasa Ibraninya seharusnya adalah ‘sent
Ahithophel’ (= mengutus Ahitofel). Ia menduga bahwa ada kata yang hilang
dalam penyalinan / pengcopyan, dan mungkin sekali kata itu adalah kata depan ‘for’,
karena itu memberikan arti yang baik.
b)
Siapakah Ahitofel ini?
1. Ahitofel
adalah penasehat raja.
1Taw 27:33 - “Ahitofel adalah
penasihat raja; Husai, orang Arki, adalah sahabat raja”.
2. Ahitofel
adalah kakek dari Batsyeba.
Dari 2Sam 23:34 yang berbunyi: “Elifelet
anak Ahasbai orang Maakha; Eliam anak Ahitofel orang Gilo”, kita
bisa mengetahui bahwa Ahitofel adalah ayah dari Eliam. Lalu siapakah Eliam?
2Sam 11:3 - “Lalu Daud
menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: ‘Itu adalah Batsyeba
binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.’”.
Eliam adalah ayah dari Batsyeba.
Tetapi bandingkan dengan 1Taw 3:5 - “Inilah
yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang
dari Batsyua binti Amiel”.
‘Batsyua’ sama dengan ‘Batsyeba’. Di sini dikatakan bahwa Batsyeba
adalah anak dari Amiel. Jadi Batsyeba itu anak Eliam atau Amiel?
Pulpit
Commentary (tentang 2Sam 11:3): “In
1Chron. 3:5 she is called ‘Batshua, the daughter of Ammiel.’ The latter is a
transposition of Eliam, both names being compounded of AM, people, and EL,
God” (= Dalam
1Taw 3:5 ia disebut ‘Batsyua, binti Amiel’. Yang terakhir ini merupakan
perubahan posisi dari Eliam, kedua nama merupakan gabungan dari kata AM, rakyat
/ umat / bangsa, dan EL, Allah)
- hal 265.
Jadi Ahitofel adalah kakek dari Batsyeba!
c)
Mengapa Ahitofel memihak kepada Absalom?
Tidak disebutkan mengapa Ahitofel berpihak kepada Absalom. Ada beberapa
kemungkinan (Pulpit hal 389):
1.
Sebagai orang yang jahat ia tidak tahan dengan kesungguhan Daud dan
pemerintahannya dalam persoalan agama.
2.
Ia berambisi untuk menjadi satu-satunya penasehat raja atau perdana
menteri.
3.
Ia ingin membalas dendam karena apa yang Daud lakukan terhadap cucunya
(Batsyeba) dan Uria.
Barnes’ Notes: “It has been with great
probability supposed that Ahithophel was estranged from David by personal
resentment for his conduct in the matter of Bathsheba and Uriah (see 11:3)”
[= Ada
kemungkinan sangat besar bahwa Ahitofel menjadi jauh dengan Daud karena
kebencian pribadi karena tingkah laku Daud dalam persoalan Batsyeba dan Uria
(lihat 11:3)] - hal 103.
d)
Pengkhianatan Ahitofel itu dikabarkan kepada Daud.
2Sam 15:31 - “Ketika kepada
Daud dikabarkan, demikian: ‘Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat
dengan Absalom,’”.
1.
‘kepada Daud dikabarkan’.
KJV:
‘And one told David’ (= Dan
seseorang memberitahu Daud).
Pulpit
Commentary (hal 371) mengatakan bahwa terjemahan hurufiah dari bahasa Ibraninya
adalah ‘and David told’ (= dan
Daud memberitahu). Tetapi kelihatannya tidak mungkin bahwa Daud tahu /
memberitahu tentang pengkhianatan Ahitofel. Karena itu ia menyimpulkan bahwa
lagi-lagi di sini terjadi kesalahan penyalinan, dan ia menganggap bahwa KJV
memberi arti yang benar.
2.
‘Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,’.
Ini jelas merupakan kabar buruk bagi Daud.
e)
Memihaknya Ahitofel ke pihak Absalom menambah kesedihan Daud.
Kesedihan ini terlihat dari 2 bagian Mazmur di bawah ini:
1.
Maz 55:13-16 - “(13) Kalau
musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang
membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia.
(14) Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang
kepercayaanku: (15) kami yang bersama-sama bergaul dengan baik, dan masuk rumah
Allah di tengah-tengah keramaian. (16) Biarlah maut menyergap mereka,
biarlah mereka turun hidup-hidup ke dalam dunia orang mati! Sebab kejahatan ada
di kediaman mereka, ya dalam batin mereka”.
2.
Maz 41:10 - “Bahkan sahabat
karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap
aku”.
Kata-kata Daud tentang Ahitofel ini lalu dikutip dalam Yoh 13:18 - “Bukan
tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi
haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya
terhadap Aku”.
Pulpit
Commentary (tentang 2Sam 15:12): “In
John 13:18 the words are quoted of Judas Iscariot, of whom Ahithophel was a type
in his treachery and in his death by his own hand” (= Dalam Yoh 13:18
kata-kata ini dikutip untuk Yudas Iskariot, tentang siapa Ahitofel merupakan
TYPE dalam pengkhianatannya dan dalam kematian oleh tangannya sendiri) - hal
368.
Pulpit
Commentary: “The parallel between Ahithophel and the traitor Judas must strike
every one” (= Paralel antara Ahitofel dan pengkhianat Yudas terlihat oleh
setiap orang) - hal 419.
1) ‘Ejaculation’ / doa singkat.
2Sam 15:31 - “Ketika kepada
Daud dikabarkan, demikian: ‘Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat
dengan Absalom,’ maka berkatalah Daud: ‘Gagalkanlah kiranya nasihat
Ahitofel itu, ya TUHAN.’.
Pulpit
Commentary: “Ejaculations are short prayers darted up to God on emergent
occasions. When we are time-bound, place-bound, or person-bound, so that we
cannot compose ourselves to make a large solemn prayer, this is the right
instant for ejaculations, whether orally uttered or only poured forth inwardly
in the heart” (= Ejakulasi
merupakan doa pendek yang ditembakkan kepada Allah pada keadaan darurat. Pada
waktu kita dibatasi oleh waktu, tempat atau orang, sehingga kita tidak bisa
menenangkan diri kita sendiri untuk membuat doa yang panjang dan khidmat, maka
ini merupakan saat yang tepat untuk ejakulasi, baik itu diucapkan dari mulut
atau hanya dicurahkan dalam hati)
- hal 390.
Contoh lain dari doa seperti ini adalah doa Nehemia dalam Neh 2:4 dan doa
Petrus dalam Mat 14:30b.
2) Apa yang diminta oleh
Daud dalam doa singkatnya itu?
2Sam 15:31b - “maka
berkatalah Daud: ‘Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN.’”.
NIV:
“So David prayed, ‘O LORD, turn
Ahithophel’s counsel into foolishness.’” (= Maka Daud berdoa: ‘Ya
TUHAN, balikkanlah nasehat Ahitofel menjadi kebodohan’).
KJV,
RSV, NASB juga menterjemahkan secara sama / serupa dengan NIV.
Jadi, Daud berdoa supaya Tuhan membalikkan nasehat Ahitofel menjadi
kebodohan.
Apa maksud kata-kata Daud ini? Maksudnya adalah: buatlah Ahitofel menjadi
bodoh sehingga memberi nasehat yang bodoh, atau buatlah supaya nasehat Ahitofel
ditolak dan dianggap sebagai kebodohan, atau buatlah supaya nasehatnya menjadi
sia-sia karena pelaksanaan yang bodoh dari nasehat tersebut (Pulpit, hal 389).
3) Doa
ini menunjukkan bahwa Daud yakin bahwa pikiran maupun tindakan manusia ada dalam
tangan Tuhan dan semua diarahkan oleh Tuhan semau Tuhan.
Amsal 16:1 - “Manusia dapat
menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN”.
Amsal 16:9 - “Hati manusia
memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya”.
4) Doa
Daud ini kelihatannya juga dilandasi iman bahwa anak yang akan menggantikan dia
menjadi raja adalah Salomo, bukan Absalom (Pulpit hal 381). Bandingkan dengan
2Sam 7:11-16 dan 2Sam 12:24-25 di bawah ini.
2Sam 7:11-16 - “(11) sejak
Aku mengangkat hakim-hakim atas umatKu Israel. Aku mengaruniakan keamanan
kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan
memberikan keturunan kepadamu. (12) Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah
mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan
membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan
mengokohkan kerajaannya. (13) Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan
Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. (14) Aku akan
menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anakKu. Apabila ia melakukan kesalahan,
maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan
yang diberikan anak-anak manusia. (15) Tetapi kasih setiaKu tidak akan hilang
dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari
hadapanmu. (16) Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di
hadapanKu, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.’”.
2Sam 12:24-25 - “(24)
Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu
dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu
Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini (25) dan
dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena
TUHAN”.
1) Datangnya
Husai kepada Daud.
2Sam 15:32 - “Ketika Daud
sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah
Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah
di atas kepala”.
a)
Ini merupakan jawaban atas doa Daud.
Munculnya Husai ini jelas merupakan jawaban langsung atas doa Daud! Kalau
semua doa selalu dijawab langsung, saya yakin semua kita akan rajin berdoa. Yang
jadi problem, kebanyakan doa tidak dijawab langsung. Ada yang ditunda lama
jawabannya, dan ada yang dijawab: ‘tidak!’.
b)
Usaha Daud melalui Husai.
2Sam 15:33-34 - “(33)
Berkatalah Daud kepadanya: ‘Jika engkau turut dengan aku, maka engkau menjadi
beban kepadaku nanti, (34) tetapi jika engkau kembali ke kota dan berkata kepada
Absalom: Aku ini hambamu, ya raja, sejak dahulu aku hamba ayahmu, tetapi
sekarang aku menjadi hambamu, - dengan demikian engkau dapat membatalkan nasihat
Ahitofel demi aku”.
1.
Mengapa Daud berkata bahwa kalau Husai ikut dengan dia maka Husai akan
menjadi beban baginya. Pulpit mengatakan mungkin karena Husai sudah tua dan
lemah.
Pulpit
Commentary: “the aged Hushai expresses his desire to go with David into exile, but
David suggests that he can render him good service by returning to the city and
living as a servant of Absalom, and he advises him to act in concert with Zadok
and Abiathar” (= Husai
yang sudah tua menyatakan keinginannya untuk pergi dengan Daud ke dalam
pembuangan / pengasingan, tetapi Daud mengusulkan bahwa ia bisa menyumbangkan
pelayanan yang baik kepadanya dengan kembali ke kota dan hidup sebagai pelayan
Absalom, dan Daud menasehatinya untuk bertindak bersama-sama / secara harmonis
dengan Zadok dan Abyatar)
- hal 378.
2.
Dari sudut tertentu apa yang Daud lakukan di sini adalah sesuatu
yang bagus, yaitu sekalipun ia berdoa tetapi ia juga berusaha.
Pulpit
Commentary: “This combination of trust in God and action among men is
characteristic of all true religious life” (= Kombinasi dari kepercayaan kepada Allah dan tindakan di
antara manusia ini merupakan ciri dari semua kehidupan agama yang benar) - hal 379.
Dengan menyuruh Husai bertindak seperti itu, Daud juga percaya bahwa sekalipun Allah bisa mengacaukan nasehat Ahitofel secara langsung, tetapi Allah juga bisa melakukannya dengan menggunakan manusia / Husai.
3.
Tetapi dari sudut yang lain, apa yang Daud perintahkan kepada Husai
merupakan sesuatu yang salah.
Pulpit
Commentary: “David was thus meeting treachery by treachery, and we cannot approve
of it, even granting that Ahithophel’s conduct was base and selfish, while
Hushai was risking his life for his master. Still, he was sent back to tell a
falsehood, and his excuse was necessity; for Ahithophel was so sagacious that,
if his counsel were not upset, David’s cause was lost. It was not Christian
morality, but yet it has a sort of nobleness about it in Hushai’s devotion to
his king. And even now, in war and diplomacy, such acts are not uncommon, and a
distinction is unhappily drawn between political and social morality. ... the
Old Testament must not be taken as approving all that it records” (= Dengan demikian Daud menghadapi pengkhianatan dengan
pengkhianatan, dan kami tidak bisa menyetujuinya, sekalipun kami mengakui bahwa
tingkah laku Ahitofel adalah jelek / hina dan egois, sementara Husai meresikokan
hidupnya untuk tuannya. Tetap, ia dikirim kembali untuk menceritakan sesuatu
yang tidak benar dan alasannya adalah karena terpaksa; karena Ahitofel adalah
begitu cerdik / cerdas sehingga jika nasehatnya tidak dikacaukan, maka Daud akan
kalah. Itu bukan moral Kristen, tetapi itu mempunyai semacam kemuliaan dalam
pembaktian Husai kepada rajanya. Dan bahkan pada jaman ini, dalam perang dan
diplomatik, tindakan-tindakan seperti itu merupakan sesuatu yang umum, dan
secara salah telah dibuat suatu pembedaan antara moral politik dan sosial. ...
Perjanjian Lama tidak boleh dianggap menyetujui semua yang dicatatnya)
- hal 371-372.
Pulpit
Commentary: “Similar blame does not attached to Zadok and Abiathar. They were
known to be David’s friends, and had even tried to go with him, bearing with
them the ark. They professed no friendship for Absalom, and returned for no
covert purpose, looking for protection, not to guile, but to their sacred
office” (= Zadok dan Abyatar tidak bisa
dikecam secara sama. Mereka dikenal sebagai teman-teman Daud, dan bahkan
berusaha untuk pergi dengan dia sambil membawa tabut perjanjian. Mereka tidak
mengaku sebagai sahabat Absalom, dan kembali tanpa suatu tujuan tersembunyi,
mereka mencari perlindungan, bukan kepada akal bulus / tipu muslihat, tetapi
kepada jabatan / tugas mereka yang kudus)
- hal 372.
Catatan: tentang Zadok dan Abyatar ceritanya
terdapat dalam 2Sam 15:22-29.
2) Dibalikkannya
nasehat Ahitofel.
Ahitofel memberi 2 nasehat kepada Absalom, yaitu:
a)
Nasehat untuk meniduri istri-istri ayahnya.
1. Dalam
2Sam 15:16 memang dikatakan bahwa Daud meninggalkan 10 gundik untuk
menunggui istana. Ahitofel lalu menasehati Absalom untuk meniduri para gundik
ini (2Sam 16:20-21).
2. Ini
merupakan nasehat yang sangat terkutuk.
Pulpit Commentary: “Ahithophel’s counsel was
utterly abominable, even though the deed would not be regarded by any of the
Israelites as incestuous. A king inherited his predecessor’s harem, and
Absalom’s act was a coarse and rude assertion that David’s rights were at an
end, and that crown and lands and property, even to his wives, now all belonged
to the usurper. But, while polygamy had thus degraded the wives and concubines
into mere chattels, the harem was the property most jealously guarded by its
owner (ch. 3:7; 1Kings 2:22)” [= Nasehat Ahitofel sama sekali menjijikkan, sekalipun tindakan
itu tidak akan dianggap oleh orang Israel sebagai incest / perzinahan dalam keluarga. Seorang raja mewarisi harem
dari pendahulunya, dan tindakan Absalom merupakan penegasan yang kasar dan tidak
sopan bahwa hak-hak Daud telah berakhir, dan bahwa mahkota dan tanah dan harta,
bahkan istri-istrinya, sekarang menjadi milik dari perebut kekuasaan. Tetapi
sementara poligami telah merendahkan istri-istri dan gundik-gundik menjadi
seperti barang bergerak / budak, harem merupakan milik yang paling dijaga oleh
pemiliknya (2Sam 3:7; 1Raja 2:22)] - hal 399.
Saya tidak setuju dengan bagian yang saya garis bawahi itu, bandingkan dengan kata-kata Adam Clarke di bawah ini.
Adam Clarke: “The wives of the conquered king
were always the property of the conqueror; and in possessing these, he appeared
to possess the right to the kingdom. ... But for a son to take his father’s
wives was the sum of abomination, and was death by the law of God, Lev. 20:11.
This was a sin rarely found, even among the Gentiles” (= Istri-istri dari raja yang kalah selalu
menjadi milik dari raja yang menang; dan dengan memiliki istri-istri ini ia
kelihatan mempunyai hak atas kerajaan. ... Tetapi seorang anak yang mengambil
istri-istri ayahnya merupakan puncak dari hal yang menjijikkan, dan diancam
dengan hukuman mati oleh Hukum Taurat Allah, Im 20:11. Ini merupakan dosa yang
jarang ditemukan, bahkan di antara orang non Yahudi) - hal 354.
Bandingkan nasehat terkutuk dari Ahitofel ini dengan GERHAM (Gerakan
Penghamilan) dari Bambang Noorsena pada waktu ia belum menjadi kristen.
3.
Apa maksud Ahitofel dengan nasehat ini?
Barnes’ Notes: “Taking possession of the harem
was the most decided act of sovereignty (see 1K. 2:22). It was also the greatest
offence and insult that could be offered. Such an act on Absalom’s part made
reconciliation impossible. A further motive has been found in this advice, viz.,
the desire on the part of Ahithophel to make David taste the bitterness of that
cup which he had caused others (Uriah and all Bath-sheba’s family) to drink,
and receive the measure which he had meted withal” [= Mengambil harem merupakan tindakan
yang paling jelas / nyata dari raja (lihat 1Raja 2:22). Itu juga merupakan tindakan
yang paling menyakitkan dan penghinaan terbesar yang bisa dilakukan.
Tindakan seperti itu dari pihak Absalom menyebabkan perdamaian tidak
dimungkinkan. Telah ditemukan motivasi lebih lanjut dari nasehat ini, yaitu keinginan
Ahitofel untuk membuat Daud merasakan pahitnya cawan yang ia minumkan kepada
orang-orang lain (Uria dan keluarga Batsyeba), dan menerima ukuran yang ia
pakai untuk mengukur] - hal 106.
Pulpit
Commentary: “His criminality appears not only in (1) his sanctioning and
promoting rebellion against the authority of the king; but also in (2) his
lawless and shameless advice against his honour (ch. 16:21,22), whereby he
sought to make reconciliation and compromise impossible in the view of all, and
to gratify his revenge in the most effective and significant manner” [= Kekriminilannya terlihat bukan hanya dalam (1) persetujuannya
dan dorongannya untuk memberontak terhadap otoritas raja; tetapi juga dalam (2) nasehatnya
yang tak sesuai dengan hukum dan yang tak tahu malu terhadap kehormatan Daud
(16:21,22), dengan mana ia berusaha supaya perdamaian dan kompromi tidak
dimungkinkan dalam pandangan semua, dan untuk memuaskan pembalasannya dengan
cara yang paling efektif dan penuh arti]
- hal 389.
Pulpit (hal 399) juga mengatakan bahwa dengan dilakukannya hal ini, maka
tidak ada kemungkinan Daud mau mengampuni Absalom, dan memang itulah yang
dikehendaki oleh Ahitofel. Ia takut kalau-kalau suatu waktu Daud berdamai dengan
Absalom, maka Daud bisa mengampuni Absalom, tetapi pasti akan menghukum dia
(Ahitofel).
4.
Absalom menuruti nasehat itu (2Sam 16:22).
2Sam 16:22 - ‘di atas sotoh’. NIV: ‘on the roof’ (= pada atap).
Adam Clarke: “this was probably transacted in
the very same place where David’s eye took the adulterous view of Bathsheba;
see chap. 11:2” (= ini mungkin dilakukan di tempat yang sama dimana mata Daud memandang
dengan pandangan perzinahan kepada Batsyeba; lihat pasal 11:2) - hal 354.
2Sam 11:2 - “Sekali
peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu
berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh
itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya”.
5.
Mengapa Tuhan tidak menggagalkan nasehat itu? Karena seperti dikatakan di
atas, ini merupakan hukuman / hajaran yang sudah dinubuatkan oleh nabi Natan
bagi Daud, karena dosanya dalam persoalan Batsyeba dan Uria (2Sam 12:11).
b)
Menyerbu Daud malam itu juga (2Sam 17:1-3).
1.
Inti nasehat ini adalah: Daud tidak boleh diberi kesempatan untuk pulih /
menyusun kekuatan kembali.
2.
Nasehat itu disetujui oleh Absalom dan semua tua-tua (2Sam 17:4).
3.
Tetapi Absalom tetap menganggap perlu untuk mendengar pandangan Husai
(2Sam 17:5). Ini aneh. Mengapa aneh?
a. Karena mereka
semua menganggap nasehat Ahitofel sebagai nasehat yang baik.
b. Sebagai
penasehat, Husai tidak mempunyai reputasi sebaik Ahitofel.
c. Husai belum
membuktikan kesetiaannya kepada Absalom, seperti yang sudah dilakukan Ahitofel.
Bahkan Husai perlu dicurigai.
Tetapi hal ini toh terjadi. Dan ini pasti merupakan pekerjaan Tuhan. yang
menjawab doa Daud, dan membuat Absalom menjadi bodoh, dan hancur karena
kebodohannya sendiri.
Matthew Poole: “A wonderful effect of Divine
Providence, blinding his mind, and influencing his heart, that he could not rest
in Ahithophel’s counsel, though it was so evidently wise, and good, and
approved by the general counsel of his whole party; and that he should desire
Hushai’s advice, though neither his reputation for wisdom was equal to
Ahithophel’s, nor had he yet given any one proof of his fidelity to Absalom,
as Ahithophel had done; nor was he so fixed by his interest to him as Ahithophel
was; and though there wanted not just cause to suspect him and his counsel too.
But there is no contending with that God who can arm a man against himself, and
destroy him by his own mistakes and passions, without any other help” (= Akibat yang luar biasa dari providensia
ilahi, membutakan pikirannya, dan mempengaruhi hatinya, sehingga ia tidak bisa
bersandar pada nasehat Ahitofel, sekalipun nasehat itu jelas begitu bijaksana
dan baik dan disetujui oleh pandangan umum dari seluruh kelompok; sehingga ia
menginginkan nasehat Husai, sekalipun reputasi Husai untuk hikmat tidaklah
setara dengan reputasi Ahitofel, dan Husai belum memberikan bukti apapun tentang
kesetiaannya kepada Absalom, seperti yang telah dilakukan oleh Ahitofel; dan ia
belum begitu dilekatkan oleh kepentingannya kepada Absalom seperti Ahitofel; dan
sekalipun di sana ada alasan yang benar untuk mencurigai Husai dan juga
nasehatnya. Tetapi tidak ada yang bisa melawan Allah itu, yang bisa
mempersenjatai seorang manusia melawan dirinya sendiri, dan menghancurkan dia
oleh kesalahan-kesalahannya dan nafsu-nafsunya sendiri, tanpa pertolongan lain
manapun) - hal 623.
4.
Pandangan dan nasehat Husai (2Sam 17:7-13). Tujuan dari nasehat Husai ini
adalah memberi Daud dan rombongannya kesempatan untuk pulih / menyusun kekuatan
kembali.
5.
Keputusan Absalom.
2Sam 17:14 - “Lalu
berkatalah Absalom dan setiap orang Israel: ‘Nasihat Husai, orang Arki itu,
lebih baik dari pada nasihat Ahitofel.’ Sebab TUHAN telah memutuskan,
bahwa nasihat Ahitofel yang baik itu digagalkan, dengan maksud supaya TUHAN
mendatangkan celaka kepada Absalom”.
KJV:
‘had appointed’ (= telah
menentukan / menetapkan).
NIV:
‘had determined’ (= telah
menentukan).
RSV/NASB:
‘had ordained’ (= telah
menentukan).
Bandingkan
dengan Amsal 21:1 - “Hati
raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini”.
Pulpit
Commentary mengutip kata-kata Euripides: “When
God is contriving misfortunes for man, he first deprives him of his reason”
(= Pada
waktu Allah merencanakan kesialan untuk manusia, pertama-tama Ia mencabut /
menghilangkan akalnya)
- hal 428.
Ini
jelas merupakan jawaban atas doa Daud!
6.
Dibalikkannya nasehat Ahitofel ini menyebabkan Ahitofel bunuh diri
(2Sam 17:23).
Ahitofel bunuh diri bukan hanya karena ia kesal dengan kebodohan Absalom
yang menolak nasehatnya, tetapi juga karena ia tahu bahwa kalau Daud diberi
waktu, Daud akan bangkit dan mengalahkan Absalom, dan pada saat itu ia pasti
akan dihukum mati.
Perhatikan komentar-komentar tentang bunuh dirinya Ahitofel di bawah ini:
Pulpit Commentary mengutip kata-kata Hall sebagai berikut: “What a mixture do we find here of wisdom and madness!” (= Di sini kita menjumpai suatu
percampuran yang luar biasa dari hikmat dan kegilaan!) - hal 432.
Pulpit Commentary: “all sin is of the nature of
suicide. He who impenitently persists in it destroys the life of his own soul.
All they that hate the Divine wisdom and forsake its ways ‘love death’
(Prov. 8:36)” [= semua dosa mempunyai sifat bunuh diri. Ia yang terus berkanjang di
dalamnya tanpa mau bertobat, menghancurkan kehidupan dari jiwanya sendiri. Semua
mereka yang membenci hikmat ilahi dan meninggalkan jalannya ‘mencintai maut’ (Amsal
8:36)] - hal 434.
Amsal 8:36 - “Tetapi siapa tidak
mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai
maut”.
Betapapun jeleknya
dan menyedihkannya keadaan, kita bisa mengharapkan Tuhan. Doa yang pendekpun
bisa membawa manfaat yang luar biasa. Karena itu dalam keadaan yang bagaimanapun
jeleknya, datanglah kepada Tuhan di dalam doa.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali