(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 27 Desember 2009, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP: 7064-1331 / 6050-1331)
P H O B I A
MAZMUR 23:1-6
Maz 23:1-6 - “(1) Mazmur
Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia membaringkan aku
di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (3) Ia
menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.
(4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku. (5)
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (6) Kebajikan dan kemurahan
belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN
sepanjang masa”.
Dalam
bahasa Yunani ada kata PHOBIA yang berarti: rasa takut yang berlebih-lebihan dan
yang menetap terhadap sesuatu (orang, binatang, benda, keadaan tertentu).
Misalnya:
·
Acrophobia - rasa takut terhadap
tempat tinggi.
·
Agoraphobia - rasa takut terhadap
tempat terbuka.
·
Claustrophobia - rasa takut
terhadap tempat tertutup.
·
Aichmophobia - rasa takut terhadap
benda tajam / runcing.
·
Anthropophobia - rasa takut
terhadap orang laki-laki / orang laki-laki tertentu.
·
Gynephobia - rasa takut terhadap
orang perempuan / orang perempuan tertentu.
·
Astraphobia - rasa takut terhadap
guruh, petir atau badai.
·
Hematophobia - rasa takut terhadap
darah.
·
Hydrophobia - rasa takut terhadap
air.
·
Pyrophobia - rasa takut terhadap
api.
·
Pathophobia - rasa takut terhadap
penyakit / penyakit tertentu.
·
Thanatophobia - rasa takut terhadap
kematian.
·
Toxiphobia - rasa takut terhadap
racun atau rasa takut untuk diracun.
·
Zoophobia - rasa takut terhadap
binatang / binatang tertentu.
·
Monophobia - rasa takut terhadap
kesendirian.
·
Ochlophobia - rasa takut terhadap
orang banyak.
·
Nyctophobia - rasa takut terhadap
kegelapan / malam.
·
Necrophobia - rasa takut terhadap
mayat.
Semua
rasa takut di atas kelihatannya tidak masuk akal dan tidak beralasan. Tetapi
dalam hidup kita sebagai orang kristen, juga sering ada rasa takut yang lain
seperti:
¨
takut pada kekurangan (uang, makan,
pakaian, rumah, dsb).
¨
takut pada bahaya, penderitaan,
kesukaran.
¨
takut pada masa depan.
¨
takut tersesat secara rohani.
Kita
mungkin beranggapan bahwa, berbeda dengan phobia-phobia di atas, rasa takut
semacam ini adalah rasa takut yang beralasan dan normal. Tetapi ditinjau dari
sudut Kitab Suci dan dari sudut Allah sendiri, semua rasa takut kita itu juga
tidak beralasan dan sebetulnya tidak boleh ada. Mengapa? Karena Tuhan adalah
Gembala kita!
1)
Tuhan menggembalakan kita secara pribadi.
Dalam ay 1 Daud berkata: ‘Tuhan
adalah gembalaku’.
Kitab Suci memang juga
menggambarkan Tuhan sebagai gembala Israel secara kolektif.
Maz 78:52 - “disuruhNya
umatNya berangkat seperti domba-domba, dipimpinNya mereka seperti kawanan hewan
di padang gurun”.
Yes 40:11 - “Seperti
seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan
tanganNya; anak-anak domba dipangkuNya, induk-induk domba dituntunNya dengan
hati-hati”.
Tetapi, dalam ay 1 ini
kelihatan bahwa Ia menggembalakan dombaNya secara pribadi. Ini menunjukkan bahwa
dalam menggembalakan, Tuhan memperhatikan kita satu per satu.
Bdk. Yoh 10:3b - ‘ia
memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya
keluar’.
Kita bisa meninjau ini
secara positif atau secara negatif:
a) Secara positif.
1.
Tidak mungkin ada domba yang ‘kancrit’ (ketinggalan).
2.
Saudara tetap diperhatikan / digembalakan oleh Tuhan, betapapun rendahnya
dan tak berartinya saudara dalam pandangan manusia (orang miskin, tak mempunyai
kedudukan baik dalam dunia maupun dalam gereja).
Karena
itu, apapun yang saudara alami, jangan menganggap bahwa Tuhan tidak mempedulikan
saudara!
b) Secara negatif.
Amsal 15:3
- “Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik”.
2)
Dalam penggembalaan itu, Tuhan mencukupi kebutuhan kita.
Ay 1-2: “(1)
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air
yang tenang”.
a) Ay 1: ‘takkan
kekurangan’.
Perhatikan
bahwa tidak dikatakan ‘kelimpahan’
tetapi ‘takkan kekurangan’. Jadi,
Tuhan tak menjanjikan kekayaan, tetapi kecukupan.
Bandingkan
dengan:
Maz 34:10-11
- “(10) Takutlah akan TUHAN, hai orang-orangNya yang kudus, sebab
tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! (11) Singa-singa muda
merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan
sesuatupun yang baik”.
Maz 37:25 - “Dahulu aku muda,
sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar
ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti”.
Kalau kita betul-betul kekurangan, kita perlu
introspeksi, apakah Mat 6:33 sudah kita lakukan atau tidak.
Mat 6:33 - “Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu”.
b)
Ay 2: ‘rumput’ dan ‘air’. Itu memang merupakan kebutuhan domba. Dan itu pasti
diberikan oleh gembalanya. Tuhan tidak berjanji untuk memberikan semua yang kita
inginkan, tetapi semua yang kita butuhkan (Mat 6:25-34).
Penerapan:
apakah saudara kuatir / takut karena harga-harga akan naik? Jangan takut! Ia
berjanji mencukupi kebutuhan saudara!
3)
Tuhan mempimpin kita (ay 2b,3a,3b).
Ay 2-3: “(2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing
aku ke air yang tenang; (3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang
benar oleh karena namaNya”.
a)
Ay 2b: ‘Ia membimbing aku’.
b)
Ay 3a: ‘Ia menyegarkan
jiwaku’.
NIV:
‘He restores my soul’ (= Ia
memulihkan jiwaku).
Kata
‘menyegarkan’ sebetulnya lebih
tepat diterjemahkan ‘memulihkan’,
seperti dalam terjemahan NIV. Sedangkan kata ‘memulihkan’
bisa diartikan ‘memulihkan dari
kelelahan’ atau ‘memulihkan dari
kesesatan’. Arti yang kedua rasanya lebih cocok dengan kontex, karena
kontex membicarakan pimpinan Tuhan / gembala.
c)
Ay 3b: ‘Ia menuntun aku di jalan
yang benar’.
Penerapan:
jangan takut tersesat! Tuhan memimpin saudara! Ini tidak berarti bahwa kita
boleh mengarahkan hidup kita secara sembarangan. Kita tentu harus berusaha untuk
mengetahui dan mentaati kehendak Tuhan bagi kita. Tetapi kita juga harus percaya
bahwa Tuhan mau / akan / pasti memimpin kita.
4)
Tuhan menolong / melindungi kita dari kesukaran / bahaya.
Kalau melihat ay 1-3,
maka kehidupan domba ini enak terus. Tetapi kalau kita membaca ay 4, maka
ceritanya jadi lain!
Ay 1-4: “(1)
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (3) Ia
menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya. (4)
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku”.
Di situ ada kata-kata ‘lembah
kekelaman’, yang dalam terjemahan lama maupun KJV/RSV/NIV/NASB
diterjemahkan ‘lembah bayang-bayang maut’. Ini jelas menunjukkan sesuatu yang
tidak menyenangkan, bahkan menunjukkan sesuatu yang menakutkan!
Juga kalau kita membaca ay 5
maka ada kata ‘lawan’!
Ay 5: “Engkau
menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah”.
Dalam Kitab Suci bahasa
Inggris kata ‘lawan’ ini ada dalam bentuk jamak (‘enemies’ = musuh-musuh)! Ini menunjukkan bahwa domba memang
banyak sekali musuhnya! Menjadi orang kristen / orang benar tidak berarti bahwa
kita akan dicintai semua orang! Sebaliknya, akan ada banyak orang yang memusuhi
/ menentang kita karena kita mengikuti, mentaati, dan melayani Tuhan!
Contoh: dalam kehidupan
Paulus, sekalipun ia adalah seorang rasul yang sangat saleh, ia mengalami banyak
permusuhan dan pertentangan.
Kis 24:5 - “Telah nyata
kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang
menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab,
dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani”.
Perhatikan
kata-kata ‘penyakit sampar’ dalam
Kis 24:5 ini. Kata Yunani yang dipakai adalah LOIMON, yang bisa berarti penyakit
sampar, wabah, ataupun gangguan. Karena itu NIV menterjemahkan ‘trouble
maker’ (= pembuat kekacauan). Fakta memang menunjukkan bahwa dimanapun
Paulus berada, di situ ada kekacauan (baca Kis 9-28). Tetapi sebetulnya Paulus
tidak menimbulkan kekacauan itu. Ia hanya memberitakan Injil / Firman Tuhan.
Orang-orang yang menolak pemberitaannya itulah yang membuat kekacauan.
Penerapan:
kalau saudara rajin memberitakan Injil / Firman Tuhan atau rajin menegakkan
kebenaran dan karena itu lalu saudara disebut ‘trouble
maker’ / ‘pembuat kekacauan’, maka janganlah malu karena hal itu!
Ingat bahwa Yesus sendiri dianggap gila, kerasukan setan dsb (Mark 3:21,22,30
Yoh 10:20)!
Bdk. Yoh 15:18-20 - “(18)
‘Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci
Aku dari pada kamu. (19) Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi
kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah
memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. (20) Ingatlah apa
yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada
tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu;
jikalau mereka telah menuruti firmanKu, mereka juga akan menuruti perkataanmu”.
Permusuhan itu bisa dari
luar maupun dari dalam. Ingat dalam kelompok Yesus ada Yudas Iskariot! Juga
bandingkan dengan kata-kata Paulus di bawah ini.
Fil 3:18-19 - “(18)
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan
pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib
Kristus. (19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut
mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju
kepada perkara duniawi”.
Calvin mengatakan bahwa
mereka ini bukan orang yang secara terang-terangan menolak Injil / Kristus.
Sebaliknya, mereka pura-pura menjadi teman, tetapi sebetulnya mereka adalah
musuh terbesar dari Injil.
Calvin:
“And unquestionably persons of this
sort, who weaken the influence of the ministry by seeking their own interests,
sometimes do more injury than if they openly laki-lakiposed Christ” (= Dan
tidak perlu diragukan bahwa orang-orang seperti ini, yang melemahkan pengaruh
pelayanan dengan mencari kesenangan mereka sendiri, kadang-kadang lebih
merugikan dari pada kalau mereka terang-terangan menentang Kristus).
Semua ini menunjukkan bahwa
dalam kehidupan domba itu ada banyak hal yang menakutkan. Tetapi domba itu tetap
tidak boleh takut, karena:
a) Tuhan / gembala itu
akan menyertai / melindungi.
Ay
4: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu,
itulah yang menghibur aku”.
b)
Tuhan bahkan bisa memberkati kita di tengah-tengah kesukaran / musuh.
Ay 5:
“Engkau menyediakan hidangan bagiku, di
hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh
melimpah”.
Perlu
diketahui bahwa dalam ay 5, metaphor / kiasan yang dipakai bukan lagi
gembala - domba, tetapi tuan rumah - tamu. Tradisi pada saat itu mengharuskan
tuan rumah untuk bersikap ramah terhadap tamu. Keramahan itu mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1.
Membungkukkan diri untuk menghormati tamu.
2.
Memberikan salam kepada tamu.
3.
Mencium tamu (bdk. Luk 7:45).
4.
Melepaskan sepatu tamu (dilakukan oleh tamu itu sendiri atau oleh hamba
dari tuan rumah).
5.
Mencuci kaki tamu (bdk. Luk 7:44).
6.
Mengurapi kepala tamu dengan minyak (bdk. Luk 7:46
Maz 23:5b).
7.
Memberi minum air (bdk. Mat 10:42).
8.
Mengajak makan (Maz 23:5a).
5)
Tuhan adalah gembala yang setia.
Ay 6: “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa”.
a) Ay 6a: ‘seumur
hidup’!
b) Ay 6b menunjuk ke
surga.
Jadi, Tuhan terus
menggembalakan kita dengan setia sampai kita masuk ke surga!
Penerapan:
jangan takut bahwa Tuhan akan bosan terhadap saudara! Dia adalah gembala yang
setia, yang bahkan akan tetap setia, sekalipun saudara tidak setia (2Tim 2:13).
2Tim 2:12-13 - “(12)
jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita
menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; (13) jika kita tidak setia, Dia
tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya.’”.
Kesimpulan:
dari 5 hal di atas ini bisa disimpulkan bahwa penggembalaan Tuhan itu sempurna!
Karena itulah maka kita tidak boleh takut! Tetapi bagaimanapun juga, kita
mempunyai tanggung jawab untuk menjadi domba yang baik!
1)
Domba.
Saudara harus menjadi
‘domba’ / orang kristen lebih dulu. Maz 23, yang adalah Mazmur
penggembalaan, didahului oleh Maz 22, yang adalah Mazmur tentang salib
(perhatikan Maz 22:2,8-9,16,17,19). Kalau kita belum datang kepada Kristus
yang tersalib (menerima Dia sebagai Juruselamat kita), maka kita tidak bisa
mengharapkan Dia sebagai Gembala kita!
2)
Domba yang baik.
Untuk menjadi domba yang
baik, maka kita harus:
a) Mempunyai
hubungan pribadi dengan gembala (ay 1: ‘gembalaku’).
Penerapan:
·
Apakah saudara memperhatikan /
menekankan hubungan pribadi saudara dengan Tuhan? Saudara mungkin rajin datang
dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab. Itu semua baik! Tetapi bagaimana dengan
persekutuan pribadi saudara dengan Tuhan (Saat Teduh)?
·
Dalam hal dosa, apakah saudara
membiarkan dosa-dosa tertentu dalam hidup saudara? Ingat bahwa dosa-dosa itu
merusak hubungan pribadi saudara dengan Tuhan / gembala.
·
Apakah iman dan kasih saudara
kepada Tuhan bertumbuh?
b) Puas dengan apa yang
diberikan oleh gembalanya.
Tuhan
memberikan kebutuhan saudara. Tetapi kalau saudara adalah orang yang tamak /
cinta uang, saudara tidak akan pernah puas dengan apa yang Tuhan berikan, dan
kata-kata ‘takkan kekurangan aku’
(ay 1) tak akan pernah saudara alami / rasakan.
Pkh 5:9
- “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan
uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya”.
c) Mau dipimpin dan mau
dekat dengan Tuhan.
Ay 3:
‘Ia menuntun aku’. Ini jelas
menunjukkan bahwa kita harus mau dipimpin! Bandingkan juga dengan Yoh 10:3,4,14,27
yang menunjukkan bahwa domba harus mendengar suara gembala dan mengikutinya /
mentaatinya.
Yoh 10:3,4,27
- “(3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan
menuntunnya ke luar. (4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka
mengenal suaranya. ... (27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.
Penerapan:
dengarlah Firman Tuhan (khotbah Kebaktian dan Pemahaman Alkitab) dengan tekun
dan rajin. Ada orang kristen yang mau datang kalau gereja mengadakan pesta,
tetapi tidak mau datang kalau gereja mengadakan Pemahaman Alkitab. Dalam Camp
baru-baru ini ada orang-orang yang ikut Camp tetapi jarang atau bahkan tidak
pernah ikut dalam acara firman!
d) Percaya,
berharap dan bersandar kepada Tuhan.
1.
Saudara mungkin yakin bahwa saudara tidak akan kekurangan. Tetapi mengapa
yakin? Karena orang tua saudara kaya? Karena deposito / tabungan saudara banyak?
Karena saudara mempunyai pekerjaan yang baik? Ini semua salah! Saudara harus
yakin bahwa saudara tidak akan kekurangan karena Tuhan adalah gembala saudara!
Domba dalam Maz 23 ini yakin bahwa ia takkan kekurangan, bukan karena ia
melihat banyak rumput dan air, tetapi karena ia melihat gembalanya.
2.
Saudara mungkin yakin bahwa saudara tak mungkin tersesat. Tetapi mengapa
yakin?
a.
Karena pendeta saudara orang yang hebat? Ini salah! Ay 2-3
memberikan jawaban yaitu: karena Tuhanlah yang membimbing saudara.
b.
Karena saudara adalah orang yang rajin belajar Firman Tuhan dan setia
kepada Tuhan? Ini juga salah! Dalam ay 3 ada kata-kata ‘oleh karena namaNya’. Jadi Tuhan mempimpin kita karena diriNya
sendiri. Alasan mengapa ia memimpin kita terletak bukan pada diri kita, tetapi
pada diriNya sendiri!
3.
Saudara yakin takkan hancur / celaka dalam kesukaran / bahaya. Tetapi
mengapa yakin? Jangan yakin hal itu karena kekuatan saudara sendiri ataupun
kekuatan orang lain. Ay 4 memberikan dasar keyakinan yang benar, yaitu: ‘Engkau’,
‘gada’, ‘tongkat’
- inilah yang melindungi domba.
Kalau
saudara menjadi domba yang matanya terus diarahkan kepada gembala (selalu
bersandar dan berharap kepada Tuhan), maka saudara akan merasa aman! Rasa aman
ini terlihat dari:
a.
Domba itu ‘berjalan’ dalam
lembah bayang-bayang maut (ay 4). Ia bukannya lari terkencing-kencing
karena ketakutan, tetapi berjalan dengan santai! Bdk. Amsal 28:1 - “Orang
fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman
seperti singa muda”.
b.
Ia bisa makan dengan santai padahal ada musuh. Ia merasa aman di
tengah-tengah bahaya / musuh.
Ay 5:
“Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah”.
Semua
rasa takut hilang kalau mata diarahkan kepada gembala! Tetapi maukah saudara
mengarahkan mata saudara kepada gembala / Tuhan mulai saat ini?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali