(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 24 Februari 2008, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(8:
7064-1331 / 6050-1331)
Luk 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan
Aku di dalam Firdaus.’”.
Luk 23:39-43 - “(39) Seorang dari penjahat
yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus?
Selamatkanlah diriMu dan kami!’ (40) Tetapi yang seorang menegor dia, katanya:
‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima
hukuman yang sama? (41) Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima
balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat
sesuatu yang salah.’ (42) Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku,
apabila Engkau datang sebagai Raja.’ (43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus.’”.
1) Text ini menunjukkan
bahwa Kristus disalibkan di antara 2 penjahat.
a) Ini bukan kebetulan,
tetapi diatur oleh Allah untuk menggenapi ketentuan / rencanaNya dan juga nubuat
Firman Tuhan.
Arthur Pink:
“It was no
accident that the Lord of Glory was crucified between two thieves. There are no
accidents in a world that is governed by God. Much less could there have been
any accident on that Day of all days, or in connection with that Event of all
events - a Day and an Event which lie at the very centre of the world’s
history. No; God was presiding over that scene. From all eternity He had decreed
when and where and how and with whom His Son should die. Nothing was left to
chance or the caprice of man. All that God had decreed came to pass exactly as
He had ordained, and nothing happened save as He had eternally purposed.
Whatsoever man did was simply that which God’s hand and counsel ‘determined
to be done’ (Acts 4:28). When Pilate gave orders that the Lord Jesus should be
crucified between the two malefactors, all unknown to himself, he was but
putting into execution the eternal decree of God and fulfilling His prophetic
word. Seven hundred years before this Roman officer gave command, God had
declared through Isaiah that His Son should be ‘numbered with the
transgressors’ (Isa 53:12). ...Not a single word of God can fall to the
ground. ‘Forever, O LORD, Thy word is settled in heaven’ (Ps 119:89). Just
as God had ordained, and just as He had announced, so it came to pass” [= Bukanlah suatu kebetulan bahwa Tuhan Kemuliaan disalibkan di antara
2 pencuri. Tidak ada kebetulan dalam dunia yang diperintah oleh Allah.
Lebih-lebih lagi tidak ada kebetulan pada Hari segala hari, atau dalam
hubungannya dengan Peristiwa di antara segala peristiwa - suatu Hari dan
Peristiwa yang terletak di pusat sejarah dunia. Tidak; Allah mengontrol adegan /
peristiwa itu. Dari kekekalan Allah telah menentukan kapan dan dimana dan
bagaimana dan dengan siapa AnakNya harus mati. Tidak ada yang terjadi karena
kebetulan atau karena perubahan pikiran manusia. Semua yang telah Allah tentukan
terjadi persis seperti yang Ia tentukan, dan tidak ada sesuatupun yang terjadi
kecuali yang sudah Ia rencanakan secara kekal. Apapun yang manusia lakukan
hanyalah apa yang kuasa / tangan dan rencana / kehendak Allah ‘tentukan untuk
terjadi’ (Kis 4:28). Ketika Pilatus memberikan perintah supaya Tuhan Yesus
disalibkan di antara 2 kriminil, tanpa ia sendiri sadari, ia sedang
melaksanakan ketetapan kekal dari Allah dan menggenapi firman nubuatanNya. Tujuh
ratus tahun sebelum pejabat Romawi ini memberikan perintah, Allah telah menyatakan
melalui nabi Yesaya bahwa AnakNya harus ‘diperhitungkan sebagai pemberontak /
pelanggar’ (Yes 53:12). ... Tidak satupun dari firman Allah bisa jatuh ke
tanah / gagal. ‘Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firmanMu ditetapkan di
surga’ (Maz 119:89 - diterjemahkan dari KJV). Persis seperti yang Allah
telah tentukan, dan persis seperti yang Ia beritakan, begitulah hal itu terjadi]
- ‘The Seven
Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 24-25.
Yes 53:12
- “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai
rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai
ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa
banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak”.
Mungkin
saudara bertanya: mengapa digunakan Yes 53:12, dan bukannya Yes 53:9?
Yes 53:9
- “Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam
matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat
kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya”.
Jawabannya
adalah: karena kalimat yang saya garis-bawahi itu salah terjemahan.
Kitab Suci Indonesia: ‘dan dalam
matinya ia ada di antara penjahat-penjahat’.
KJV: ‘and with the rich in
his death’ (= dan dengan / bersama orang kaya dalam matinya).
RSV: ‘and with a rich man
in his death’ (= dan dengan / bersama seorang kaya dalam matinya).
NIV:
‘and with the rich in his death’ (= dan bersama orang
kaya dalam kematiannya).
NASB:
‘Yet He was with a rich man in His death’ (= Tetapi Ia
bersama dengan seorang kaya dalam matiNya).
Jadi,
ayat yang menubuatkan bahwa Yesus akan mati di antara 2 penjahat bukanlah Yes
53:9 tetapi Yes 53:12.
b) Ini menunjukkan
Kristus sebagai Pengganti (substitute) kita!
Arthur Pink:
“Why did God
order it that His beloved Son should be crucified between two criminals?
Certainly God had a reason; a good one, ... was not the Saviour numbered with
transgressors to show us the position He occupied as our Substitute? He had
taken the place which was due us, and what was that but the place of shame, the
place of transgressors, the place of criminals condemned to death!” (= Mengapa Allah mengatur sehingga AnakNya yang kekasih harus
disalibkan di antara 2 penjahat? Pasti Allah mempunyai alasan; suatu alasan yang
baik, ... bukankah sang Juruselamat terhitung di antara pelanggar-pelanggar /
pemberontak-pemberontak untuk menunjukkan kepada kita posisi yang Ia tempati
sebagai Pengganti kita? Ia telah mengambil tempat yang seharusnya adalah milik
kita, dan apakah itu selain tempat yang memalukan, tempat dari
pelanggar-pelanggar / pemberontak-pemberontak, tempat dari penjahat-penjahat
yang dihukum mati!) - ‘The Seven Sayings of the Saviour on the Cross’, hal
25.
Bdk.
Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia
kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya
kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita
mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan
kita sekalian”.
c) Penjahat-penjahat
itu ‘digantung’ (ay 39).
Dari istilah ‘digantung’
ini Adam Clarke menafsirkan bahwa berbeda dengan Kristus yang betul-betul
disalibkan (dipaku pada kayu salib), maka penjahat-penjahat itu hanya diikatkan
pada kayu salib, dan karena itu Kristus mati lebih cepat dari mereka (Yoh
19:31-33).
Tetapi saya tidak
setuju dengan penafsiran Adam Clarke ini karena:
1. Mat 27:44 dan
Mark 15:32 mengatakan bahwa penjahat-penjahat itu ‘disalibkan’.
Mat 27:44 - “Bahkan
penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencelaNya
demikian juga”.
Mark 15:32 -
“Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat
dan percaya.’ Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan
Dia mencela Dia juga”.
2. Dalam Luk 23:33,
kata kerja ‘menyalibkan’ digunakan baik untuk Yesus, maupun untuk
kedua penjahat tersebut.
Luk 23:33 - “Ketika
mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus
di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah
kananNya dan yang lain di sebelah kiriNya”.
3. Dalam Yoh 19:31,
kata ‘tergantung’ digunakan untuk ketiga orang tersebut.
Yoh 19:31 - “Karena
hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal
tergantung pada kayu salib - sebab Sabat itu adalah hari yang besar -
maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya
kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan”.
Kesimpulannya:
kata ‘disalibkan’ dan ‘digantung’ digunakan secara interchangeable
(= bisa dibolak balik).
2) Penjahat
ini menghujat Yesus (ay 39).
Mat 27:44
dan Mark 15:32 menggunakan kata ‘mencela’, tetapi Luk 23:39
ini menggunakan kata yang jauh lebih keras yaitu ‘menghujat’.
Mat 27:44 - “Bahkan
penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencelaNya
demikian juga”.
Mark 15:32 -
“Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat
dan percaya.’ Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela
Dia juga”.
Luk 23:39 - “Seorang
dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah
Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!’”.
Ini menunjukkan
bahwa:
a) Lukas tidak
menceritakan bagian yang persis sama dengan yang diceritakan oleh Matius dan
Markus. Pentingnya hal ini akan kita lihat belakangan.
b) Penjahat ini
betul-betul orang yang keterlaluan. Sudah mau mati masih menghujat orang lain.
Andaikatapun Yesus memang adalah seorang penipu / penjahat, apa perlunya ia
menghujat Yesus? Ini adalah contoh orang yang bertekun dalam dosa sampai mati!
Apakah saudara
adalah orang yang bertekun dalam dosa seperti penjahat ini?
3) Hujatannya.
Ay 39: “Seorang
dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau
adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!’”.
a)
‘Bukankah Engkau adalah Kristus?’.
Ini jelas
diucapkan oleh penjahat itu dengan nada mengejek, dan justru menunjukkan
ketidak-percayaannya bahwa Yesus adalah Kristus / Mesias. Ini juga merupakan
ejekan yang sama dengan yang diberikan oleh para imam kepada Yesus.
Luk 23:35 - “Orang
banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia,
katanya: ‘Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diriNya
sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.’”.
b)
‘Selamatkanlah diriMu dan kami’.
Sekalipun ini
juga bisa diucapkan sebagai ejekan, tetapi mungkin sekali dalam dirinya ada
keinginan untuk betul-betul diselamatkan oleh Yesus.
Barnes’
Notes: “‘Save
thyself and us.’ Save our lives. Deliver us from the cross. This man did not
seek for salvation truly; he asked not to be delivered from his sins; if he had,
Jesus would also have heard him. Men often, in sickness and affliction, call
upon God. They are earnest in prayer. They ask of God to save them, but it is
only to save them from temporal death. It is not to be saved from their sins,
and the consequence is, that when God does raise them up, they forget their
promises, and live as they did before, as this robber would have done if Jesus
had heard his prayer and delivered him from the cross” (= ‘Selamatkanlah
diriMu dan kami’. Selamatkanlah jiwa kami. Bebaskanlah kami dari salib. Orang
ini tidak sungguh-sungguh mencari keselamatan; ia tidak meminta untuk dibebaskan
dari dosa-dosanya; seandainya ia memintanya, Yesus akan sudah mendengarkannya
juga. Manusia dalam keadaan sakit dan menderita, sering memanggil Allah. Mereka
sungguh-sungguh dalam doa. Mereka meminta Allah untuk menyelamatkan mereka,
tetapi hanya menyelamatkan mereka dari kematian sementara. Bukan untuk
menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka, dan konsekwensinya adalah, pada
waktu Allah memang mengangkat mereka, mereka melupakan janji-janji mereka, dan
mereka hidup seperti sebelumnya, seperti yang akan dilakukan oleh perampok ini
seandainya Yesus mendengar doanya dan membebaskannya dari salib).
Penerapan:
bandingkan ini dengan banyak orang Kristen jaman sekarang, yang hanya meminta
kesembuhan dari penyakit, pertolongan dari problem, meminta untuk menjadi kaya,
dan sebagainya.
Dua pernyataan
tersebut di atas adalah dua pernyataan yang kontradiksi! Ia tidak percaya Yesus,
tetapi ia ingin diselamatkan. Itu mustahil bisa terjadi, karena Yesus sendiri
berkata: “Jikalau kamu tidak percaya
bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yoh 8:24b). Mengapa
demikian? Karena tanpa memiliki Yesus sebagai Penebus / Juruselamat dosa
saudara, maka saudara sendirilah yang harus membayar hutang dosa saudara!
Penerapan:
Kalau saudara
tidak percaya kepada Yesus, jangan berharap saudara bisa selamat! Kalau saudara
ingin selamat, percayalah dan datanglah kepada Yesus! Ia adalah satu-satunya
jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12
1Yoh 5:11-12).
4)
Tidak takut kepada Allah, bahkan pada saat mau mati.
Ay 40: “Tetapi
yang seorang menegor dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada
Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?”.
Sebetulnya,
seseorang yang tahu bahwa dirinya akan segera mati, akan takut terhadap Allah
kepada siapa ia harus menghadap dan mempertanggung-jawabkan seluruh hidupnya /
dosa-dosanya. Tetapi penjahat ini, sama sekali tak mempedulikan hal itu, dan
bahkan menggunakan sisa hidupnya yang tinggal sedikit itu untuk terus berbuat
dosa.
Menurut saya, ini
membuktikan adanya reprobation (= penentuan binasa). Atau, setidaknya
membuktikan bahwa manusia tidak mungkin mau ataupun bisa bertobat kalau bukan
karena pekerjaan Tuhan dalam dirinya.
1) Dalam Mat 27:44
/ Mark 15:32 dikatakan bahwa kedua penjahat itu mencela Yesus, tetapi dalam
Luk 23:39-42 dikatakan bahwa hanya satu penjahat yang menghujat Yesus,
sedangkan yang satunya justru menegur temannya itu, dan lalu menyatakan imannya
kepada Yesus.
Bagaimana cara
mengharmoniskan Mat 27:44 / Mark 15:32 dengan Luk 23:39-42? Ada
beberapa cara:
a) Calvin menganggap
bahwa Matius dan Markus menggunakan gaya bahasa synecdoche,
dimana sekalipun mereka menuliskan seluruhnya (kedua penjahat), tetapi yang
mereka maksudkan adalah sebagian (salah satu penjahat).
Gaya bahasa
seperti ini sering dipakai bahkan dalam pembicaraan sehari-hari, misalnya: kalau
kesebelasan sepak bola Indonesia kalah, maka orang berkata ‘Indonesia
kalah’.
b) Dalam Kitab Suci
kadang-kadang plural / jamak bisa
diartikan singular / tunggal.
Contoh:
kata ‘mereka’ dalam Mat 2:20 jelas menunjuk pada satu orang,
yaitu Herodes (Mat 2:19).
Mat 2:19-20
- “(19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf
dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) ‘Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya
dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak
itu, sudah mati.’”.
c) Matius dan Markus
menceritakan bagian yang tidak persis sama dengan yang diceritakan oleh Lukas.
Matius dan Markus hanya menceritakan bagian awalnya, sedangkan Lukas hanya
menceritakan bagian akhirnya.
Jadi, mula-mula
kedua penjahat itu mencela Yesus. Ini yang
diceritakan dalam Mat 27:44 / Mark 15:32. Tetapi belakangan / akhirnya
salah satu dari penjahat-penjahat itu bertobat, tetapi yang satunya bahkan
menjadi bertambah jahat sehingga lalu menghujat
Yesus, dan ini menyebabkan penjahat yang bertobat itu menegur dia. Ini yang
diceritakan dalam Luk 23:39-41.
Saya setuju
dengan penafsiran yang ke 3 ini.
2) Faktor-faktor yang
menghalangi dan mendukung pertobatannya.
a) Faktor yang
menghalangi pertobatannya: Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah, Mesias, Raja,
dan Juruselamat itu, pada saat itu sedang tergantung dengan tidak berdaya di
atas kayu salib. Menurut logika duniawi, ini tentu merupakan suatu hal yang
menggelikan atau merupakan suatu kebodohan!
Bdk. 1Kor 1:18,22,23
- “(18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi
mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu
adalah kekuatan Allah. ... (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan
orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan”.
b) Faktor-faktor yang
mendukung pertobatannya:
1.
Rasa takut kepada Allah pada saat ia mau mati.
Ay 40: “Tetapi
yang seorang menegor dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada
Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?”.
Tegurannya ini
secara implicit menunjukkan bahwa ia sendiri mempunyai rasa takut kepada Allah
pada saat itu.
Ini menunjukkan
bahwa dalam memberitakan Injil kita juga perlu memberitakan tentang keadilan
Allah, hukuman Allah, kengerian neraka dsb, supaya orang yang kita injili itu
menjadi takut dan bertobat.
2. Sikap dan kesucian
Yesus yang terlihat mulai saat Ia dicambuki, digiring, disalibkan dsb.
Ay 41: “Kita
memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan
perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’”.
Mungkin sekali
pertobatannya terjadi karena ia melihat bahwa Yesus sangat berbeda dengan
orang-orang lain pada waktu disalibkan. Perbedaannya:
a. Pada waktu Yesus
diejek, dihina, dsb, Ia tidak membalas.
b. Pada waktu paku
menembus tangan dan kaki, apalagi pada waktu kayu salib yang tadi terbaring di
tanah itu lalu ditegakkan, orang yang tersalib biasanya melontarkan segala macam
kutukan, sumpah serapah dan cacian. Tetapi Yesus justru berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat” (Luk 23:34a).
c. Dalam mengalami
semua penderitaanNya, Yesus tidak takut tetapi tetap tenang dan berserah kepada
BapaNya.
Kalau saja kita
bisa mempunyai sikap dan kesucian seperti ini, maka pasti kitapun akan menarik
banyak orang datang kepada Yesus! Maukah saudara berusaha meneladani sikap dan
kehidupan Yesus?
3. Firman yang pernah
ia dengar, baik secara langsung atau tak langsung, dari Yesus (ay 42
bdk. Mat 24:30 25:31
Yoh 18:33,36-37).
Ay 42: “Lalu
ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai
Raja.’”.
Mungkin ia pernah
mendengar, baik secara langsung atau tidak langsung, ajaran Yesus dalam
ayat-ayat seperti ini.
Mat 24:30 - “Pada
waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan
meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di
langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya”.
Mat 25:31 - “‘Apabila
Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan
Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya”.
Yoh 18:33,36-37
- “(33) Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil
Yesus dan bertanya kepadaNya: ‘Engkau inikah raja orang Yahudi?’ ... (36)
Jawab Yesus: ‘KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini,
pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang
Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.’ (37) Maka kata Pilatus
kepadaNya: ‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan,
bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke
dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang
yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.
Pada saat ia
mendengarnya, ia tidak bertobat. Tetapi sekarang pada saat ia mau mati, ia
menanggapinya dan bertobat!
Ini suatu hal
yang harus selalu kita pikirkan pada saat kita memberitakan Injil dan ditolak.
Sekalipun pada saat itu orang yang kita injili itu menolak, tetapi tetap ada
kemungkinan bahwa dikemudian hari ia bertobat. Jadi, jangan kecewa, putus asa,
apalagi berhenti dalam memberitakan Injil, pada waktu saudara ditolak.
4.
Pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya.
Ini jelas harus
ada karena tanpa ini tidak seorangpun bisa datang kepada Yesus.
Bandingkan
dengan:
·
Yoh 6:44,65
- “(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia
tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada
akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak
ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya.’”.
·
1Kor 12:3
- “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang
berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak
ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh
Kudus”.
3) Imannya.
a) Imannya terlihat
dari:
1. Ia sadar bahwa
kematian bukanlah akhir dari segala-galanya.
Ay 40,42: “(40)
Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak
kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? ... (42) Lalu ia
berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’”.
Apakah saudara
juga menyadari hal ini?
2. Ia sadar bahwa Allah
itu adil dan akan menghukum orang berdosa (ay 40).
Ada banyak orang
hanya menyoroti kasih Allah saja, sehingga mereka mengabaikan keadilan dan
penghukuman Allah! Bagaimana dengan saudara?
3.
Ia sadar dirinya adalah orang yang berdosa dan patut dihukum.
Ay 41: “Kita
memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan
perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’”.
Apakah saudara
menganggap diri saudara baik dan layak masuk surga? Kalau ya, saudara justru
pasti akan masuk neraka!
Orang
ini sadar akan dosanya, dan merasa layak menerima hukuman mati di kayu salib.
Memang kesadaran akan dosa merupakan suatu persyaratan untuk bisa beriman kepada
Kristus. Kalau seseorang tak sadar dosa, untuk apa ia menerima Kristus sebagai
Juruselamat / Penebus? Orang yang tak menyadari bahwa dirinya sakit tak akan
membutuhkan dokter.
4.
Ia percaya bahwa Yesus tidak melakukan sesuatu yang salah.
Ay 41: “Kita
memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan
perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’”.
a.
Penjahat ini lebih melek matanya dari pada para imam!
Matthew
Henry: “The
chief priests would have him crucified between the malefactors, as one of them;
but this thief has more sense than they, and owns he is not one of them. Whether
he had before heard of Christ and of his wonderous works does not appear, but
the Spirit of grace enlightened him with this knowledge, and enabled him to say,
‘This man has done nothing amiss.’” (= Imam-imam kepala menyuruh
menyalibkan Dia di antara penjahat-penjahat, sebagai salah seorang dari mereka;
tetapi pencuri ini lebih mempunyai pengertian dari mereka, dan mengakui bahwa Ia
bukan salah satu dari mereka. Apakah sebelumnya ia telah mendengar tentang
Kristus dan tentang pekerjaan-pekerjaanNya yang ajaib tidak terlihat, tetapi Roh
kasih karunia menerangi dia dengan pengetahuan ini, dan memampukan ia untuk
berkata: ‘Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah’).
b. Dengan demikian ia
pasti juga percaya bahwa claim Yesus,
yang menyatakan diriNya sebagai Mesias dan Anak Allah, pasti juga benar.
Mengapa? Karena kalau claim itu salah, itu berarti Yesus memang berbuat
sesuatu yang salah.
Apakah saudara
percaya akan claim Yesus bahwa Ia adalah Mesias / Anak Allah?
5. Ia percaya bahwa
Yesus akan datang sebagai Raja pada kedatanganNya yang keduakalinya.
Ay 42: “Lalu
ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai
Raja.’”.
Untuk kata ‘ingatlah’
digunakan bentuk aorist imperative (= kata perintah bentuk lampau), yang
menunjukkan bahwa ia hanya minta untuk diingat 1 x saja pada saat Yesus datang
kedua-kalinya itu (Lenski, hal 1144).
Barnes’ Notes: “‘Remember
me.’ This is a phrase praying for favor, or asking him to grant him an
interest in his kingdom, or to acknowledge him as one of his followers. It
implied that he believed that Jesus was what he claimed to be - the Messiah;
that, though he was dying with them, yet he would set up his kingdom; and that
he had full power to bless him, though about to expire” (= ‘Ingatlah
akan aku’. Ini merupakan suatu ungkapan untuk meminta suatu kebaikan /
pertolongan, atau memintaNya untuk memberikan baginya suatu hak dalam
KerajaanNya, atau untuk mengakuinya sebagai salah satu pengikutNya. Secara
implicit ini menunjukkan bahwa ia percaya bahwa Yesus adalah seperti yang Ia
claim, sang Mesias; sehingga, sekalipun Ia sedang sekarat bersama mereka, tetapi
Ia akan mendirikan KerajaanNya; dan bahwa Ia mempunyai kuasa penuh untuk
memberkatinya, sekalipun Ia hampir mati).
Wycliffe Bible Commentary: “This man showed amazing confidence in Jesus; for he saw him
dying on a cross, and yet believed that he would come in a kingdom” (=
Orang ini menunjukkan keyakinan yang mengherankan kepada Yesus; karena ia
melihatNya sekarat di kayu salib, tetapi percaya bahwa Ia akan datang dalam
suatu Kerajaan).
Mengomentari ayat
ini Calvin berkata: kalau penjahat itu bisa menerima Yesus sebagai Raja pada
saat Yesus sedang terpaku di atas kayu salib, maka celakalah kita kalau sekarang
setelah Yesus bangkit, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, kita tidak
menerimaNya sebagai Raja dalam kehidupan kita.
6.
Ia menyerahkan keselamatan jiwanya kepada Yesus.
Ay 42: “Lalu
ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai
Raja.’”.
Perhatikan bahwa
ia tidak mempersoalkan keselamatan jasmaninya seperti penjahat yang pertama (ay 39),
tetapi ia mempersoalkan jiwanya setelah ia mati!
Ia mempunyai
pikiran yang jauh lebih bagus dari temannya itu, dan juga dari banyak gereja /
hamba Tuhan / orang kristen yang hanya menekankan manfaat Yesus bagi hidup
sekarang ini, seperti memberikan kesembuhan, memberikan berkat / kekayaan,
menolong dari problem dsb.
Kalau saudara
adalah hamba Tuhan / orang Kristen seperti ini, maka renungkan kata-kata Paulus
dalam 1Kor 15:19 yang berbunyi: “Jikalau
kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita
adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia”.
Renungkanlah:
apakah saudara sudah percaya kepada Yesus demi keselamatan jiwa saudara pada
hidup yang akan datang?
b) Bukti imannya.
Sekalipun hidup
penjahat ini sudah tinggal sangat singkat, tetapi tetap ada pengudusan, biarpun
sedikit, yang membuktikan kesejatian imannya.
1. Tadi, bersama-sama
penjahat yang satunya, ia mencela Yesus (Mat 27:44
Mark 15:32). Tetapi sekarang, pada waktu penjahat satunya itu
menghujat Yesus, ia bukan saja tidak ikut menghujat, tetapi ia bahkan berani
menegur temannya itu (ay 39-41).
Ada banyak orang
yang tidak berani menegur anaknya yang melakukan kesalahan yang dulu ia sendiri
juga lakukan (misalnya tidak jujur dalam ulangan). Tetapi penjahat ini, baru
saja mencela Yesus, tetapi sekarang berani menegur temannya yang menghujat
Yesus. Ini sesuatu yang luar biasa!
2.
Ia adalah orang yang tahu diri dan rendah hati!
Bandingkan dengan
Yakobus dan Yohanes yang minta duduk di kiri dan kanan Yesus.
Mark 10:35-37
- “(35) Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan
berkata kepadaNya: ‘Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu
permintaan kami!’ (36) JawabNya kepada mereka: ‘Apa yang kamu kehendaki Aku
perbuat bagimu?’ (37) Lalu kata mereka: ‘Perkenankanlah kami duduk dalam
kemuliaanMu kelak, yang seorang lagi di sebelah kananMu dan yang seorang di
sebelah kiriMu.’”.
Tetapi penjahat
ini hanya minta ‘diingat’ oleh Yesus (ay 42). Permintaan yang rendah
hati dan tahu diri seperti ini harus kita tiru, bahkan kalau dalam hidup ini
kita sudah banyak melakukan banyak hal untuk Tuhan.
Bdk. Luk 17:7-10
- “(7) ‘Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak
atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia
pulang dari ladang: Mari segera makan! (8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata
kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan
minum. (9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah
melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? (10) Demikian jugalah kamu. Apabila
kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu
berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa
yang kami harus lakukan.’”.
Matthew
Henry: “All
he begs is, ‘Lord, remember me,’ referring himself to Christ in what way to
remember him. It is a request like that of Joseph to the chief butler, ‘Think
on me.’ (Gen. 40:14), and it sped better; the chief butler forgot Joseph, but
Christ remembered this thief” [= Semua yang ia minta adalah ‘Tuhan,
ingatlah aku’, menyerahkan dirinya sendiri kepada Kristus, dengan cara apa Ia
mau mengingatnya. Ini merupakan suatu permohonan seperti permohonan Yusuf kepada
juru minuman, ‘Ingatlah kepadaku’ (Kej 40:14), dan itu berhasil dengan lebih
baik; juru minuman itu melupakan Yusuf, tetapi Kristus mengingat pencuri ini].
Penerapan:
adanya pengudusan menunjukkan kesejatian iman penjahat itu (bdk. Yak 2:17,26).
Bagaimana dengan iman saudara? Apakah juga disertai dengan pengudusan /
perbuatan baik / ketaatan yang membuktikan kesejatiannya? Kalau tidak, jangan
pernah mimpi bahwa saudara akan diselamatkan!
-bersambung-
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ