Khotbah Eksposisi

I PETRUS 5:5-7

Pdt. Budi Asali, M.Div.

 

Ay 5: “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”.

 

1)   “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua”.

 

a)   Setelah selesai memberikan instruksi kepada pendeta-pendeta / penatua-penatua, sekarang Petrus memberikan instruksi kepada jemaat.

 

b)   ‘orang-orang tua’.

KJV: ‘the elder’ (= tua-tua / orang-orang yang lebih tua).

Kata-kata ‘orang-orang yang tua’ dalam KJV adalah ‘elder’, yang bisa menunjuk kepada orang yang tua dalam hal usia, tetapi bisa juga kepada ‘tua-tua / penatua’. Calvin menganggap bahwa ini bukan menunjuk kepada penatua, tetapi kepada orang-orang yang lebih tua dalam usia.

 

c)   Ini tidak berarti bahwa orang muda harus selalu mengalah / tunduk kepada yang tua.

Bdk. 1Tim 5:1 - “Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu”.

Dari kata-kata Paulus kepada Timotius ini terlihat bahwa Timotius bukan hanya diijinkan, tetapi bahkan diperintahkan, untuk menegur orang-orang yang lebih tua.

Juga bandingkan dengan Miryam dan Harun yang dihukum Tuhan karena iri hati kepada Musa dan ingin menyamai / melebihi Musa (Bil 12:1-16). Jadi dalam kasus ini Tuhan jelas menghendaki Miryam dan Harun tunduk kepada Musa sekalipun mereka lebih tua dari padanya.

 

Juga bandingkan dengan Maz 119:98-100 - “(98) PerintahMu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. (99) Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatanMu kurenungkan. (100) Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titahMu.

 

Pulpit Commentary: “‘A graceless old age,’ Leighton says, ‘is a most despicable and lamentable sight. What gains an unholy man or woman by their scores of years, but the more scores of guiltiness and misery? Their white hairs speak of nothing but ripeness for wrath. But, found in the way of righteousness, the hoary head shines, and has a kind of royalty.’ To such young men should submit themselves” (= belum diterjemahkan ) - hal 213.

 

2)         “Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain”.

KJV: ‘and be clothed with humility’ (= dan hendaklah kamu dipakaiani dengan kerendahan hati).

RSV: ‘Clothe yourselves, all of you, with humility toward one another’ (= Pakaianilah dirimu sendiri, semua kamu, dengan kerendahan hati satu kepada yang lain).

NIV: All of you, clothe yourselves with humility toward one another (= Semua kamu, pakaianilah dirimu sendiri dengan kerendahan hati satu kepada yang lain).

NASB: clothe yourselves with humility toward one another (= pakaianilah dirimu sendiri dengan kerendahan hati satu kepada yang lain).

 

Barclay (hal 270-271) dan beberapa penafsir lain mengatakan bahwa kata yang diterjemahkan ‘pakaianilah dirimu sendiri’ adalah EGKOMBOUSTHAI yang diturunkan dari kata KOMBOS yang menggambarkan apapun yang diikat dengan simpul, dan yang digunakan untuk pakaian seorang budak. Yesus menggunakan pakaian seperti itu pada waktu membasuh kaki para murid dalam Yoh 13. Tetapi Barclay mengatakan bahwa kata EGKOMBOUSTHAI juga digunakan untuk jenis pakaian yang lain, yaitu pakaian kehormatan. Barclay lalu mengatakan bahwa kita harus menggabungkan kedua gambaran ini. Kita harus meniru Yesus dengan mau melakukan pelayanan yang membutuhkan kerendahan hati kepada sesama kita, dan nanti kita akan memakai pakaian kehormatan, karena ia yang mau menjadi pelayan dari semua, akan menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Surga.

Bdk. Mat 20:26-28 - “(26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.’”.

 

3)   “sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”.

 

a)   Kata ‘mengasihani’ seharusnya adalah ‘memberi kasih karunia’.

KJV: ‘for God resisteth the proud, and giveth grace to the humble’ (= karena Allah menentang orang yang congkak, dan memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati).

 

b)   Dalam ayat ini, Petrus mengutip dari Amsal 3:33-34.

Amsal 3:33-34 - “(33) Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkatiNya. (34) Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihaniNya.

Perhatikan bahwa ay 33 berbicara tentang ‘TUHAN’ atau YAHWEH. Jadi kata ‘Ia’ dan ‘Nya’ dalam ay 34, jelas menunjuk kepada YAHWEH juga. Tetapi baik pada waktu Petrus maupun Yakobus mengutip ayat ini mereka menggunakan kata ‘God’ (= Allah) sebagai pengganti ‘YAHWEH’.

1Pet 5:5b - “‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’..

Yak 4:6 - “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkanNya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”.

Kalau begitu, mengapa saat ini ada banyak orang yang mengharuskan penggunaan nama YAHWEH, dan tidak memperkenankan penggantian nama YAHWEH dengan kata ‘God’ (= Allah) atau kata ‘Lord’ / ‘Tuhan’? Mengapa orang-orang ini tidak memprotes Petrus dan Yakobus? Atau memprotes Yesus sendiri, yang juga menggunakan kata ‘Lord’ / ‘Tuhan’ sebagai pengganti nama YAHWEH?

Bdk. Mat 4:7,10 - “(7) Yesus berkata kepadanya: ‘Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan (Yunani: KURION), Allahmu!’ ... (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan (Yunani: KURION), Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.

Bandingkan dengan:

·         Ul 6:16 - “Janganlah kamu mencobai TUHAN (Ibrani: YHWH), Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa”.

·         Ul 6:13 - “Engkau harus takut akan TUHAN (Ibrani: YHWH), Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah”.

 

Catatan: hal-hal seperti ini banyak sekali contohnya dalam Kitab Suci. Mengingat bahwa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, maka tidak mungkin ada kata YAHWEH dalam Perjanjian Baru. Jadi semua ayat Perjanjian Baru yang mengutip ayat Perjanjian Lama pasti mengubah kata YAHWEH itu menjadi ‘Allah’ atau ‘Tuhan’.

 

Ay 6: “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikanNya pada waktunya”.

 

1)         “Tangan Tuhan yang kuat”.

Calvin mengatakan bahwa ‘tangan Tuhan’ menunjuk kepada ‘kuasa Tuhan’.

 

Barclay mengatakan bahwa istilah ‘tangan Tuhan yang kuat’ itu sangat umum dalam Perjanjian Lama, dan paling sering digunakan berhubungan dengan pembebasan Israel dari Mesir. Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

Kel 13:9 - “Hal itu bagimu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, supaya hukum TUHAN ada di bibirmu; sebab dengan tangan yang kuat TUHAN telah membawa engkau keluar dari Mesir”.

Ul 3:24 - “Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hambaMu ini kebesaranMu dan tanganMu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?”.

Ul 9:26 - “dan aku berdoa kepada TUHAN, kataku: Ya, Tuhan ALLAH, janganlah musnahkan umat milikMu sendiri, yang Kautebus dengan kebesaranMu, dan yang Kaubawa keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat.

 

Barclay: “The idea is that God’s mighty hand is on the destiny of his people, if they will humbly and faithfully accept his guidance” (= Gagasannya adalah bahwa tangan Allah yang kuat ada pada nasib dari umatNYa, jika mereka mau dengan rendah hati dan dengan setia menerima pimpinanNya) - hal 271-272.

Bdk. Kej 50:20 - “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”.

 

Barclay: “The Christian never resents the experiences of life and never rebels against them, because he knows that the mighty hand of God is on the tiller of his life and that he has a destiny for him” (= Orang Kristen tidak pernah benci pada pengalaman hidup dan tidak pernah memberontak terhadapnya, karena ia tahu bahwa tangan Allah yang kuat ada pada kemudi kehidupannya dan bahwa Ia mempunyai nasib / takdir untuknya) - hal 272.

 

2)         ‘rendahkanlah dirimu’.

Ini adalah perintah untuk merendahkan diri.

Barnes’ Notes: “They were to be willing to take any place, and to perform any office, however humble, in order to serve and benefit others. ... they were to be willing to occupy any station, however humble, by which they might honor God. It is known that not a few of the early Christians actually sold themselves as slaves, in order that they might preach the gospel to those who were in bondage” (= Mereka harus mau mengambil tempat manapun, dan melakukan tugas apapun, betapapun rendahnya, supaya bisa melayani dan memberi manfaat kepada orang-orang lain. ... mereka harus mau menempati tempat / pos manapun, betapapun rendahnya, dengan mana mereka bisa menghormati Allah. Diketahui bahwa tidak sedikit orang Kristen pada abad-abad awal yang menjual dirinya sendiri sebagai budak, supaya mereka bisa memberitakan Injil kepada mereka yang ada dalam perbudakan).

 

3)         “supaya kamu ditinggikanNya pada waktunya”.

 

Ini merupakan janji untuk orang yang mau merendahkan diri.

Bdk. Fil 2:1-11 - “(1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.

 

Calvin mengatakan (hal 149) bahwa orang-orang mungkin akan kuatir bahwa kerendahan hati akan menjadi sesuatu yang tidak menguntungkan untuk mereka, karena orang-orang lain bisa makin kurang ajar menghadapi kerendahan hati orang-orang kristen. Karena itu, Petrus memberikan janji seperti ini untuk orang Kristen yang mau merendahkan diri. Tetapi supaya orang Kristen itu tidak terlalu terburu-buru, maka ia menambahkan kata-kata ‘pada waktunya’.

 

Matthew Henry: “his hand is almighty, and can easily pull you down if you be proud, or exalt you if you be humble; and it will certainly do it, either in this life, if he sees it best for you, or at the day of general retribution” [= tanganNya maha kuasa, dan bisa dengan mudah menjatuhkanmu jika engkau sombong, atau meninggikanmu jika engkau rendah hati; dan itu pasti akan melakukannya, atau dalam hidup ini, jika Ia melihatnya sebagai sesuatu yang terbaik untukmu, atau pada hari pembalasan umum (hari penghakiman)].

 

Ay 7: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu”.

 

1)         “Serahkanlah segala kekuatiranmu”.

 

a)   ‘Serahkanlah’.

Ini sebetulnya bukan kata perintah.

Vincent: “‘Casting’. epiripsantes. The aorist participle denoting an act once for all; throwing the whole life with its care on him” (= ‘Menyerahkan’. EPIRIPSANTES. Participle bentuk aorist / lampau menunjukkan suatu tindakan untuk selamanya; melemparkan seluruh kehidupan dengan kekuatirannya kepadaNya).

 

b)   Perhatikan kata ‘segala’ di sini.

Matthew Henry mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa kekuatiran orang Kristen itu banyak / bermacam-macam.

 

2)         “kepadaNya”.

 

Matthew Henry: “The best remedy against immoderate care is to cast our care upon God, and resign every event to the wise and gracious determination. A firm belief of the rectitude of the divine will and counsels calms the spirit of man. We ceased, saying, The will of the Lord be done, Acts 21:14.” (= Obat yang terbaik terhadap kekuatiran yang melewati batas adalah menyerahkan kekuatiran kita kepada Allah, dan menyerahkan setiap peristiwa kepada penentuan yang bijaksana dan penuh kasih karunia. Suatu kepercayaan yang teguh tentang kebenaran / kelurusan dari kehendak dan rencana ilahi menenangkan roh manusia. Kita berhenti, dan berkata: ‘Jadilah kehendak Tuhan’, Kis 21:14).

 

Catatan: ini tidak berarti orang Kristen boleh menjadi fatalis, yang tidak berusaha apapun selain berserah kepada Tuhan. Reformed yang sejati, selain mempercayai kedaulatan Allah, juga menekankan tanggung jawab manusia. Jadi, kita tetap harus melakukan apa yang terbaik.

 

3)         “sebab Ia yang memelihara kamu”.

 

Matthew Henry: “He will either avert what you fear, or support you under it” (= Ia akan menghindarkan / mencegah apa yang kamu takuti, atau menopangmu di bawahnya).

 

Barnes’ Notes: “It is one of the glorious attributes of the true God, that he can and will thus notice the needs of the mean as well as the mighty; and one of the richest of all consolations when we are afflicted, and are despised by the world, is the thought that we are not forgotten by our heavenly Father. He who remembers the falling sparrow, and who hears the young ravens when they cry, will not be unmindful of us. ‘Yet the LORD thinketh on me,’ was the consolation of David, when he felt that he was ‘poor and needy,’ (Ps. 40:17). ‘When my father and my mother forsake me, then the Lord will take me up,’ (Ps. 27:10). Compare Isa. 49:15. ... Remember, poor, despised, afflicted child of God, that you will never be forgotten. Friends on earth, the great, the frivilous, the noble, the rich, may forget you; God never will. Remember that you will never be entirely neglected. Father, mother, neighbor, friend, those whom you have loved, and those to whom you have done good, may neglect you, but God never will. You may become poor, and they may pass by you; you may lose your office, and flatterers may no longer throng your path; your beauty may fade, and your admirers may leave you; you may grow old, and be infirm, and appear to be useless in the world, and no one may seem to care for you; but it is not thus with the God whom you serve. When he loves, he always loves; if he regarded you with favor when you were rich, he will not forget you when you are poor; he who watched over you with a parent’s care in the bloom of youth, will not cast you off when you are ‘old and grey-headed,’ (Ps. 71:18). If we are what we should be, we shall never be without a friend as long as there is a God” [= Merupakan satu dari sifat Allah yang benar, bahwa Ia bisa dan akan memperhatikan kebutuhan dari orang yang hina maupun orang yang kuat; dan salah satu penghiburan terkaya pada waktu kita menderita dan dihina oleh dunia, adalah pemikiran bahwa kita tidak dilupakan oleh Bapa surgawi kita. Ia yang mengingat burung pipit yang jatuh, dan yang mendengarkan burung gagak muda pada waktu mereka berteriak, tidak akan tidak mempedulikan kita. ‘Tetapi TUHAN memperhatikan aku’ merupakan penghiburan dari Daud pada waktu ia merasa ‘sengsara dan miskin’, (Maz 40:18). ‘Pada waktu ayahku dan ibuku meninggalkan aku, maka Tuhan akan mengambil / menerima aku’, (Maz 27:10). Bdk. Yes 49:15. Ingatlah, anak Allah yang malang, dihina, dan menderita, bahwa engkau tidak pernah akan dilupakan. Teman-teman di dunia, orang-orang yang besar, orang-orang yang remeh, orang-orang yang mulia, orang-orang kaya, bisa melupakan kamu, tetapi Allah tidak akan pernah. Kamu bisa menjadi miskin, dan mereka bisa melewati engkau; engkau bisa kehilangan jabatanmu, dan para penjilat tidak lagi memenuhi jalanmu; kecantikanmu bisa pudar, dan para pengagummu bisa meninggalkanmu; engkau bisa menjadi tua, dan menjadi lemah, dan kelihatannya tidak berguna dalam dunia ini, dan kelihatannya tidak seorangpun mempedulikanmu; tetapi tidak demikian dengan Allah yang kamu layani / sembah. Kalau Ia mengasihi, Ia selalu mengasihi; jika Ia baik kepadamu pada waktu kamu kaya, Ia tidak akan melupakanmu pada waktu kamu miskin; Ia yang menjagamu dengan kepedulian orang tua pada waktu kamu remaja, tidak akan membuangmu pada waktu kamu tua dan beruban (Maz 71:18). Jika kita adalah sebagaimana kita seharusnya, kita tidak akan pernah tanpa teman selama di sana ada Allah].

 

-o0o-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali