Khotbah Eksposisi

1 Petrus 3:18-22(1)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

 

 

Ay 18a: “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah;.

 

1)         Bagian ini berhubungan langsung dengan ay 17, dan menunjukkan 2 hal:

 

a)   Ini memberikan penghiburan dalam penderitaan, dan motivasi untuk mau menderita demi kebaikan, karena kalau kita menderita karena berbuat baik, maka kita menderita menurut teladan Kristus, dan karena itu kita diberkati.

 

Barclay: “Although this passage is one of the most difficult in the New Testament, it begins with something which anyone can understand. The point that Peter is making is that, even if the Christian is compelled to suffer unjustly for his faith, he is only walking the way that his Lord and Saviour has already walked. The suffering Christian must always remember that he has a suffering Lord” (= Sekalipun text ini adalah salah satu text yang paling sukar dalam Perjanjian Baru, text ini dimulai dengan sesuatu yang bisa dimengerti oleh siapapun. Maksud Petrus adalah bahwa jika orang kristen terpaksa menderita secara tidak adil untuk imannya, ia hanya berjalan dalam jalan yang telah dijalani oleh Tuhan dan Juruselamatnya. Orang kristen yang menderita harus selalu mengingat bahwa ia mempunyai Tuhan yang menderita) - hal 233.

 

Pulpit Commentary: “A great saint has said, ‘They feel not their own wounds who contemplate the wounds of Christ” (= Seorang kudus yang agung berkata: ‘Mereka yang merenungkan luka-luka Kristus tidak merasakan luka-luka mereka sendiri) - hal 144.

 

Bdk. Ibr 12:1-4 - “(1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah”.

 

b)   Ini menunjukkan bahwa kalau kita menderita karena berbuat jahat, itu bertentangan dengan kepercayaan kita. Kristus menderita dan mati untuk membawa kita kepada Allah, dan ini tentu tidak menunjukkan bahwa kita boleh hidup jahat, tetapi sebaliknya menunjukkan bahwa kita harus hidup dan mati untuk Dia.

Bdk. 2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

 

2)         Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita.

 

a)   ‘mati’.

RSV/NIV/NASB: ‘died’ (= mati).

KJV: ‘suffered’ (= menderita).

KJV berbeda karena menggunakan manuscript yang berbeda.

A. T. Robertson menganggap bahwa manuscript yang mengatakan ‘mati’ adalah manuscript yang terbaik.

 

Pulpit Commentary: “Two of the oldest manuscripts read ‘died;’ but ‘suffered’ corresponds best with the previous verse. The connexion is - It must be better to suffer for well-doing, because Christ himself, the All-innocent One, thus suffered, and they who so suffer are made most like unto him” (= Dua dari manuscripts yang tertua berbunyi ‘mati’; tetapi ‘menderita’ paling sesuai dengan ayat sebelumnya. Hubungannya adalah - Adalah lebih baik untuk menderita karena perbuatan baik, karena Kristus sendiri, Yang tidak bersalah, menderita seperti itu, dan mereka yang menderita demikian dibuat paling mirip dengan Dia) - hal 132.

 

Pulpit Commentary: “The central truth of the Bible is not that God loves us because Christ died, but that Christ died because God loves” (= Pusat dari Alkitab bukanlah bahwa Allah mengasihi kita karena Kristus telah mati, tetapi bahwa Kristus telah mati karena Allah mengasihi) - hal 161.

Bdk. Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

 

b)   ‘sekali’.

Kata ‘sekali’ bertentangan dengan ‘berulang-ulang’. Kristus memang cukup menderita satu kali saja.

 

Word Biblical Commentary: a{pax can mean ‘once’ in contrast to ‘now’ (like pote in v 20; 2:10; 3:5; see Reicke, Spirits, 214), or ‘once’ in contrast to ‘again and again’ (as e.g., in Heb 9:26, 28; cf. ejfavpax in Rom 6:10; Heb 7:27; 9:12; 10:10). Here, by stressing the uniqueness of Christ’s suffering, it limits the analogy just introduced. Although the specific contrast in Hebrews between the sufficiency of Christ’s sacrifice ‘once for all’ and the inadequacy of the repeated animal sacrifices of the OT priestly system is lacking in 1 Peter, a{pax does connote sufficiency and completeness” [= HAPAX bisa berarti ‘sekali’ sebagai kontras dari ‘sekarang’ (seperti POTE dalam ay 20; 2:10; 3:5; lihat Reicke, Spirits, 214), atau ‘sekali’ sebagai kontras dari ‘berulang-ulang’ (seperti misalnya dalam Ibr 9:26,28; bdk. EPHAPAX dalam Ro 6:10; Ibr 7:27; 9:12; 10:10). Di sini, dengan menekankan keunikan penderitaan Kristus, itu membatasi analogi yang baru diajukan. Sekalipun kontras yang spesifik dalam Ibrani antara kecukupan korban Kristus ‘sekali untuk selama-lamanya’ dan ketidak-cukupan korban-korban binatang yang berulang-ulang dari sistim imamat PL tidak ada dalam 1Petrus, HAPAX memang mengandung arti kecukupan dan kelengkapan / kesempurnaan].

 

Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

Ro 6:10 - “Sebab kematianNya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupanNya adalah kehidupan bagi Allah”.

Ibr 7:27 - “yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukanNya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diriNya sendiri sebagai korban”.

Ibr 9:12 - “dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal”.

Ibr 9:26-28 - “(26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korbanNya. (27) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (28) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.

Ibr 10:10-14 - “(10) Dan karena kehendakNya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. (11) Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. (12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, (13) dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya. (14) Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan”.

 

Alexander Nisbet: “though his sufferings were finite in regard of duration, yet in regard of the worth which the excellency of His person who was God did add to them, they were infinite” (= sekalipun penderitaanNya terbatas berkenaan dengan waktu / lamanya, tetapi berkenaan dengan nilai, yang keunggulan dari pribadiNya yang adalah Allah menambahkan kepadanya, adalah tak terbatas) - hal 143.

 

c)   Kata ‘segala’ seharusnya tidak ada.

Kristus memang mati untuk segala / semua dosa kita, tetapi ayat ini tidak menunjukkan hal itu karena kata ‘segala’ seharusnya tidak ada.

Ayat-ayat yang bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa Kristus mati untuk segala dosa kita adalah:

Yeh 36:25 - “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu”.

Kol 2:13c - “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”.

1Yoh 1:7,9 - “(7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. ... (9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.

Tit 2:14 - “yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik”.

Sebetulnya hanya Tit 2:14 yang menunjukkan secara jelas / explicit bahwa Kristus mati untuk menebus segala dosa kita. Ayat-ayat yang lain hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni segala dosa kita. Tetapi Allah tidak mungkin bisa mengampuni segala dosa kita kalau Kristus tidak menebus segala dosa kita.

 

3)         Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar.

Ini menunjukkan bahwa Kristus mati sebagai ‘substitute’ (= pengganti).

 

Matthew Henry: “In the case of our Lord’s suffering, it was the just that suffered for the unjust; he substituted himself in our room and stead, and bore our iniquities. He that knew no sin suffered instead of those that knew no righteousness” (= Dalam kasus dari penderitaan Tuhan kita, itu adalah yang benar yang menderita untuk yang tidak benar; Ia menggantikan / memasukkan diriNya sendiri di tempat kita, dan memikul kejahatan kita. Ia yang tidak mengenal dosa menderita sebagai ganti dari mereka yang tidak mengenal kebenaran).

 

Dwight L. Moody: “I must die or get somebody to die for me. If the Bible doesn’t teach that, it doesn’t teach anything. And that is where the atonement of Jesus Christ comes in” (= Aku harus mati atau mendapatkan seseorang untuk mati bagiku. Jika Alkitab tidak mengajarkan hal itu, Alkitab tidak mengajarkan apa-apa. Dan di sanalah penebusan Yesus Kristus masuk) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 27.

 

Dalam penginjilan kita harus menekankan hal ini, karena sekarang banyak orang-orang Liberal, dan mungkin juga Katolik, yang mengatakan bahwa Kristus mati hanya sebagai tindakan solider terhadap manusia yang menderita. Ini adalah ajaran sesat, karena kalau kematian Kristus hanya merupakan tindakan solider, dan Ia tidak menggantikan kita dalam memikul hukuman kita, maka kita tidak bisa bebas dari hukuman Allah untuk dosa-dosa kita.

 

4)         supaya Ia membawa kita kepada Allah.

 

a)   Ada problem textual dengan kata ‘kita’.

Ada manuscripts yang menuliskan h[maj / HEMAS (= you / kamu) - ini digunakan oleh NIV; dan ada manuscripts yang menuliskan u[maj / HUMAS (= us / kita) - ini digunakan oleh KJV/RSV/NASB/Kitab Suci Indonesia.

Pulpit Commentary: “The Vatican and other manuscripts read ‘you.’” (= Vatikan dan manuscripts yang lain berbunyi ‘kamu’) - hal 133.

 

b)   Tujuan kematian Kristus adalah untuk membawa kita kepada Allah.

Pulpit Commentary: “St. Peter opens out of the deeper aspects of the death of Christ. The veil that hid the Holiest was then rent in twain, and believers were invited and encouraged to draw near into the immediate presence of God. The verb used here is prosagein; the corresponding substantive (prosagwgh) occurs in Eph. 2:18; 3:12; also in Rom. 5:2. In those places it is rendered ‘access’ - we have access to the Father through our Lord Jesus Christ” (= Santo Petrus membuka aspek yang lebih dalam tentang kematian Kristus. Tirai yang menutup Ruang Maha Suci pada saat itu sobek menjadi dua, dan orang-orang percaya diundang dan didorong untuk mendekat ke dalam kehadiran langsung dari Allah. Kata kerja yang digunakan di sini adalah PROSAGEIN; substantive / kata benda yang sesuai, PROSAGOGE, muncul dalam Ef 2:18; 3:12; juga dalam Ro 5:12. Di tempat-tempat itu, itu diterjemahkan ‘jalan masuk’ - kita mendapat jalan masuk kepada Bapa melalui Tuhan kita Yesus Kristus) - hal 133.

Ro 5:2 - “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah”.

Ef 2:18 - “karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa”.

Ef 3:12 - “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya”.

 

Bdk. Ibr 10:19-22 - “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni”.

 

Matthew Henry: “The blessed end or design of our Lord’s sufferings was to bring us to God, to reconcile us to God, to give us access to the Father, to render us and our services acceptable, and to bring us to eternal glory, (Eph. 2:13,18; 3:12; Heb. 10:21-22)” (= Tujuan atau rencana yang terpuji dari penderitaan Tuhan kita adalah untuk membawa kita kepada Allah, untuk memperdamaikan kita dengan Allah, untuk memberi kita jalan masuk kepada Bapa, untuk membuat kita dan pelayanan / ibadah kita bisa diterima, dan untuk membawa kita kepada kemuliaan yang kekal, Ef 2:13,18; 3:12; Ibr 10:21-22).

Ef 2:13 - “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus”.

Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.

 

Ay 18b-20: “(18b) Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, (19) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, (20) yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.

 

Tidak usah diragukan lagi, ini merupakan suatu bagian Kitab Suci yang sangat sukar, dan bahkan ini merupakan salah satu bagian yang paling sukar dalam Kitab Suci. Sukarnya text ini dinyatakan oleh beberapa penafsir di bawah ini:

 

William Barclay: “this passage is one of the most difficult in the New Testament, ... we are here face to face with one of the most difficult passages, not only in Peter’s letter, but in the whole New Testament” (= text ini adalah salah satu text yang paling sukar dalam Perjanjian Baru, ... di sini kita berhadapan dengan salah satu text yang paling sukar, bukan hanya dalam surat Petrus, tetapi dalam seluruh Perjanjian Baru) - hal 233,236.

 

Pulpit Commentary: “The literature of ver. 19 is a library” (= Literatur tentang ay 19 merupakan suatu perpustakaan) - hal 161.

 

A. T. Robertson: “Luther admits that he does not know what Peter means” (= Luther mengakui bahwa ia tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Petrus) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 6, hal 117.

 

Yang menjadi problem dalam penafsiran text ini adalah:

 

1.         Terjemahannya.

 

a.   3:18 - Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,”.

KJV: ‘being put to death in the flesh, but quickened by the Spirit (= dibunuh dalam daging, tetapi dihidupkan oleh Roh).

RSV: ‘being put to death in the flesh but made alive in the spirit (= dibunuh dalam daging tetapi dihidupkan dalam roh).

NIV: ‘He was put to death in the body but made alive by the Spirit (= Ia dibunuh dalam tubuh tetapi dihidupkan oleh Roh).

NASB: ‘having been put to death in the flesh, but made alive in the spirit (= setelah dibunuh dalam daging, tetapi dihidupkan dalam roh).

 

b.   3:19 - “dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara”.

Berbeda dengan dalam 1Pet 4:6 dimana kata ‘Injil’ itu memang ada, maka di sini sebetulnya kata ‘Injil’ itu tidak ada. TB2-LAI tetap mempertahankan terjemahan ‘memberitakan Injil’ ini.

KJV/RSV/NIV: ‘preached’ (= berkhotbah).

NASB: made proclamation (= membuat proklamasi).

Ini menyebabkan terjadi pertentangan tentang maksud kata ini. Apakah ini menunjuk kepada suatu pemberitaan Injil, yang memungkinkan pendengarnya bertobat dan diselamatkan, atau hanya menunjuk pada suatu proklamasi / pengumuman, yang tidak memungkinkan pendengarnya bertobat dan diselamatkan?

 

2.   Siapa ‘Roh’ pada akhir ay 18 itu? Ia pasti sama dengan ‘Roh’ yang memberitakan Injil pada ay 19a, tetapi kata ‘Roh’ ini menunjuk kepada siapa? Ada bermacam-macam anggapan, yaitu:

a.   ‘roh manusia Yesus’.

b.   ‘Roh ilahi Yesus / Logos’.

c.   ‘Roh Kudus’.

Dan pada waktu ‘Roh’ itu memberitakan Injil, apakah Pemberitaan Injil itu dilakukan melalui Nuh atau tidak?

 

3.   Siapa ‘roh-roh yang di dalam penjara’ yang menerima pemberitaan Injil itu?

 

a.   Tentang kata ‘roh-roh’ ini ada bermacam-macam pandangan, yaitu:

·         Setan / malaikat yang jatuh.

·         manusia. Kalau manusia, manusia yang mana? Lagi-lagi ada macam-macam pandangan:

*        Semua orang yang tidak percaya.

*        Semua orang yang belum pernah mendengar Injil.

*        Semua orang yang tidak percaya pada jaman Perjanjian Lama.

*        Semua orang kudus / beriman jaman Perjanjian Lama.

*        Orang-orang dalam api pencucian / Limbus Patrum (Katolik).

*        Orang-orang yang tidak percaya yang mati karena banjir pada jaman Nuh.

*        Orang-orang yang mati karena banjir Nuh, tetapi bertobat sesaat sebelum mereka mati.

*        Orang-orang yang masih hidup yang seakan-akan hidup dalam penjara.

*        Orang-orang pada jaman Nuh, yang masih hidup pada saat diinjili.

 

b.   Tentang kata ‘penjara’ juga ada bermacam-macam penafsiran:

·         tempat tahanan untuk setan.

·         Hades / tempat penantian orang mati.

·         neraka.

·         penderitaan dari orang-orang yang masih hidup, yang menyebabkan mereka hidup seakan-akan dalam penjara.

·         api pencucian / Limbus Patrum (Katolik).

 

4.   Apakah pemberitaan (Injil) itu terjadi pada saat orang-orang itu sudah mati atau masih hidup? Dimana dan kapan terjadinya pemberitaan (Injil) kepada roh-roh dalam penjara itu? Lagi-lagi ada macam-macam pandangan:

a.   Di dunia pada jaman Nuh; pada saat orang-orang itu masih hidup.

b.   Di api pencucian / Limbus Patrum (Katolik).

c.   Di Hades / dunia orang mati pada masa antara kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.

d.   Di Hades pada saat Yesus bangkit atau naik ke surga.

e.   Di Hades sampai pada saat ini.

Empat yang terakhir ini berarti ada pemberitaan (Injil) terhadap orang-orang yang sudah mati.

 

Karena kesukaran-kesukaran ini maka muncul bermacam-macam penafsiran, bahkan yang aneh-aneh, tentang bagian ini. Ini akan saya bahas dalam bagian yang akan datang.

 

-bersambung-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali